Lompat ke isi

Pembingkaian: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Riski Yolanda (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '{{Sedang ditulis}} Dalam ilmu sosial, ''framing'' atau pembingkaian terdiri atas serangkaian sudut pandang konsep dan teoretis tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi masyarakat melihat dan menyampaikan kenyataan. ''Framing'' dapat terwujud dalam komunikasi atau pikiran antarpribadi. ''Kerangka-kerangka dalam pikiran'' terdiri atas penggambaran, interpretasi, dan penyederhanaan kenyataan. ''Kerangka-kerangka dalam komunikasi'' terdiri atas penyampa...'
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
Riski Yolanda (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5: Baris 5:
''Framing'' dapat terwujud dalam komunikasi atau pikiran antarpribadi. ''Kerangka-kerangka dalam pikiran'' terdiri atas penggambaran, interpretasi, dan penyederhanaan kenyataan. ''Kerangka-kerangka dalam komunikasi'' terdiri atas penyampaian rancangan di antara para pelaku yang berbeda. ''Framing'' adalah komponen kunci sosiologi, kajian tentang interaksi sosial di antara para manusia. ''Framing'' adalah bagian utuh dari pemrosesan dan penyampaian data dalam keseharian.Teknik-teknik sukses ''framing'' dapat digunakan untuk mengurangi ambiguitas topik-topik yang tidak dapat dipahami dengan menghubungkan informasi sedemikian rupa sehingga para penerimanya dapat terhubung dengan apa yang sudah mereka ketahui.
''Framing'' dapat terwujud dalam komunikasi atau pikiran antarpribadi. ''Kerangka-kerangka dalam pikiran'' terdiri atas penggambaran, interpretasi, dan penyederhanaan kenyataan. ''Kerangka-kerangka dalam komunikasi'' terdiri atas penyampaian rancangan di antara para pelaku yang berbeda. ''Framing'' adalah komponen kunci sosiologi, kajian tentang interaksi sosial di antara para manusia. ''Framing'' adalah bagian utuh dari pemrosesan dan penyampaian data dalam keseharian.Teknik-teknik sukses ''framing'' dapat digunakan untuk mengurangi ambiguitas topik-topik yang tidak dapat dipahami dengan menghubungkan informasi sedemikian rupa sehingga para penerimanya dapat terhubung dengan apa yang sudah mereka ketahui.


Dalam teori sosial, ''framing'' adalah kerangka interpretasi, sekumpulan anekdot dan stereotipe yang diandalkan oleh para individu untuk memahami dan merespons sebuah peristiwa. Dengan kata lain, orang-orang membangun "saringan" rangkaian-rangkaian kejiwaan melalui pengaruh kebudayaan dan biologis. Kemudian, mereka menggunakan saringan-saringan ini untuk memahami dunia. Pilihan-pilihan yang kemudian mereka buat dipengaruhi oleh penciptaan ''frame'' mereka'''.'''
Dalam teori sosial, ''framing'' adalah kerangka interpretasi, sekumpulan anekdot dan stereotipe yang diandalkan oleh para individu untuk memahami dan merespons sebuah peristiwa. Dengan kata lain, orang-orang membangun "filter" rangkaian-rangkaian kejiwaan melalui pengaruh kebudayaan dan biologis. Kemudian, mereka menggunakan filter-filter ini untuk memahami dunia. Pilihan-pilihan yang kemudian mereka buat dipengaruhi oleh penciptaan ''frame'' mereka'''.'''


''Framing'' melibatkan konstruksi sosial dari fenomena sosial—oleh sumber-sumber media massa, pergerakan-pergerakan sosial atau politik, para pemimpin politik, atau organisasi dan para pelaku lainnya. Keterlibatan dalam komunitas bahasa tentunya memengaruhi persepsi individu mengenai makna yang dikaitkan dengan kata atau frasa. Secara politik, bahasa-bahasa komunitas periklanan, agama, dan media massa sangat diperebutkan, sedangkan ''framing'' dalam komunitas bahasa yang kurang dipertahankan mungkin berkembang tanpa terasa dan secara alami melalui kerangka-kerangka waktu budaya, dengan lebih sedikit bentuk-bentuk perdebatan terbuka.
''Framing'' melibatkan konstruksi sosial dari fenomena sosial—oleh sumber-sumber media massa, pergerakan-pergerakan sosial atau politik, para pemimpin politik, atau organisasi dan para pelaku lainnya. Keterlibatan dalam komunitas bahasa tentunya memengaruhi persepsi individu mengenai makna yang dikaitkan dengan kata atau frasa. Secara politik, bahasa-bahasa komunitas periklanan, agama, dan media massa sangat diperebutkan, sedangkan ''framing'' dalam komunitas bahasa yang kurang dipertahankan mungkin berkembang tanpa terasa dan secara alami melalui kerangka-kerangka waktu budaya, dengan lebih sedikit bentuk-bentuk perdebatan terbuka.

Revisi per 5 Desember 2021 06.04

Dalam ilmu sosial, framing atau pembingkaian terdiri atas serangkaian sudut pandang konsep dan teoretis tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi masyarakat melihat dan menyampaikan kenyataan.

Framing dapat terwujud dalam komunikasi atau pikiran antarpribadi. Kerangka-kerangka dalam pikiran terdiri atas penggambaran, interpretasi, dan penyederhanaan kenyataan. Kerangka-kerangka dalam komunikasi terdiri atas penyampaian rancangan di antara para pelaku yang berbeda. Framing adalah komponen kunci sosiologi, kajian tentang interaksi sosial di antara para manusia. Framing adalah bagian utuh dari pemrosesan dan penyampaian data dalam keseharian.Teknik-teknik sukses framing dapat digunakan untuk mengurangi ambiguitas topik-topik yang tidak dapat dipahami dengan menghubungkan informasi sedemikian rupa sehingga para penerimanya dapat terhubung dengan apa yang sudah mereka ketahui.

Dalam teori sosial, framing adalah kerangka interpretasi, sekumpulan anekdot dan stereotipe yang diandalkan oleh para individu untuk memahami dan merespons sebuah peristiwa. Dengan kata lain, orang-orang membangun "filter" rangkaian-rangkaian kejiwaan melalui pengaruh kebudayaan dan biologis. Kemudian, mereka menggunakan filter-filter ini untuk memahami dunia. Pilihan-pilihan yang kemudian mereka buat dipengaruhi oleh penciptaan frame mereka.

Framing melibatkan konstruksi sosial dari fenomena sosial—oleh sumber-sumber media massa, pergerakan-pergerakan sosial atau politik, para pemimpin politik, atau organisasi dan para pelaku lainnya. Keterlibatan dalam komunitas bahasa tentunya memengaruhi persepsi individu mengenai makna yang dikaitkan dengan kata atau frasa. Secara politik, bahasa-bahasa komunitas periklanan, agama, dan media massa sangat diperebutkan, sedangkan framing dalam komunitas bahasa yang kurang dipertahankan mungkin berkembang tanpa terasa dan secara alami melalui kerangka-kerangka waktu budaya, dengan lebih sedikit bentuk-bentuk perdebatan terbuka.

Seseorang dapat memandang framing dalam komunikasi sebagai hal positif atau negatif tergantung pada hadirin dan jenis informasi yang disajikan. Framing dapat berada dalam bentuk emphasis frames, di mana dua atau lebih alternatif ekuivalen secara logis digambarkan dalam cara-cara (lihat efek framing) atau emphasis frames berbeda yang menyederhanakan kenyataan dengan berfokus pada himpunan bagian aspek-aspek relevan dari suatu situasi atau permasalahan. Dalam kasus equivalence frames, informasi yang dihadirkan berdasarkan fakta-fakta yang sama, tetapi kerangka yang tempat ia disajikan berubah sehingga menciptakan persepsi yang bergantung pada referensi.

Dampak dalam penelitian komunikasi

Dalam komunikasi, framing menjelaskan bagaimana liputan media berita membentuk opini massa.