Lompat ke isi

Xi Shi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 4: Baris 4:
Ia dipanggil Xi Shi karena ia tinggal di dusun bermarga [[Shi (marga)|Shi]] yang letaknya di sebelah [[barat]] dusun tetangga.
Ia dipanggil Xi Shi karena ia tinggal di dusun bermarga [[Shi (marga)|Shi]] yang letaknya di sebelah [[barat]] dusun tetangga.


== Kecantikan ==
== Paras rupa ==
Konon Xi Shi sedemikian moleknya sampai-sampai jika ia melongok dari langkan, melihat ikan-ikan di air kolam, niscaya ikan-ikan terkesima sampai lupa mengibas sirip sehingga tenggelam ke dasar kolam. Uraian semacam ini digunakan untuk menjelaskan makna dua aksara pertama dari peribahasa Tionghoa yang berbunyi 沉魚落雁, 閉月羞花 ({{zh|p=chényú luòyàn, bìyuè xiūhuā}}; makna harfiah: ''ikan karam angsa jatuh, bulan gerhana puspita malu''), yakni peribahasa yang mengacu kepada Empat Adiratna Tiongkok Kuno dan digunakan untuk memuji kecantikan seorang wanita, seakan-akan kecantikannya mampu membuat ikan tenggelam, burung jatuh dari angkasa, purnama mendadak gerhana, dan bunga-bunga tersipu malu.
Konon Xi Shi sedemikian moleknya sampai-sampai jika ia melongok dari langkan, melihat ikan-ikan di air kolam, niscaya ikan-ikan terkesima sampai lupa mengibas sirip sehingga tenggelam ke dasar kolam. Uraian semacam ini digunakan untuk menjelaskan makna dua aksara pertama dari peribahasa Tionghoa yang berbunyi 沉魚落雁, 閉月羞花 ({{zh|p=chényú luòyàn, bìyuè xiūhuā}}; makna harfiah: ''ikan karam angsa jatuh, bulan gerhana puspita malu''), yakni peribahasa yang mengacu kepada Empat Adiratna Tiongkok Kuno dan digunakan untuk memuji kecantikan seorang wanita, seakan-akan kecantikannya mampu membuat ikan tenggelam, burung jatuh dari angkasa, purnama mendadak gerhana, dan bunga-bunga tersipu malu.



Revisi per 8 Desember 2021 16.26

Xi Shi bridge in town of Mudu, Suzhou

Xi Shi (Hanzi: 西施)(560 SM-?) adalah salah satu tokoh dari empat wanita tercantik Tiongkok di penghujung Zaman Musim Semi dan Gugur. Ia dilahirkan di sekitar Kuaiji (會稽), wilayah Zhejiang sekarang dengan nama Shi Yikuang (施夷光).

Ia dipanggil Xi Shi karena ia tinggal di dusun bermarga Shi yang letaknya di sebelah barat dusun tetangga.

Paras rupa

Konon Xi Shi sedemikian moleknya sampai-sampai jika ia melongok dari langkan, melihat ikan-ikan di air kolam, niscaya ikan-ikan terkesima sampai lupa mengibas sirip sehingga tenggelam ke dasar kolam. Uraian semacam ini digunakan untuk menjelaskan makna dua aksara pertama dari peribahasa Tionghoa yang berbunyi 沉魚落雁, 閉月羞花 (Pinyin: chényú luòyàn, bìyuè xiūhuā; makna harfiah: ikan karam angsa jatuh, bulan gerhana puspita malu), yakni peribahasa yang mengacu kepada Empat Adiratna Tiongkok Kuno dan digunakan untuk memuji kecantikan seorang wanita, seakan-akan kecantikannya mampu membuat ikan tenggelam, burung jatuh dari angkasa, purnama mendadak gerhana, dan bunga-bunga tersipu malu.

Perjalanan Hidup

Diceritakan bahwa Xi Shi tinggal Zhuji, ibu kota negara Yue pada zaman musim semi dan musim gugur. Saking cantiknya dia, dikatakan bahwa ikan -ikan juga nenenggelamkan/menyembunyikan diri karena malu saat dia sedang mencuci pakaiannya di sungai.

Di kala itu negara Yue menjadi bawahan negara Wu dan harus membayar upeti karena kalah perang. Raja negara Yue, Gou Jian, yang pernah juga ditawan karena kalah perang, diam-diam merancang rencana pembalasan dengan siasat wanita cantik. Mentri negara Yue, Fan Li, kemudian mempersembahkan Xi Shi dan Zhen Dang (wanita lain) kepada Fu Chai, raja negara Wu pada tahun 490 SM.

Siasat wanita cantik itu berhasil, Fu Chai melupakan urusan pemerintahan negara dan membunuh penasehatnya sendiri, Wu Zixu yang mengkritik Fu Chai. Fu Chai bahkan menghamburkan sumber daya untuk mendirikan sebuah istana khusus untuk wanita-wanita cantiknya yang semakin memperlemah negara Wu. Tahun 473 SM, raja Gou Jian (negara Yue) menaklukkan tentara negara Wu. Fu Chai raja Wu kemudian bunuh diri.

Setelah Wu takluk, Gou Jian raja Wu memerintahkan Xi Shi untuk ditenggelamkan ke dalam danau agar dia tidak mengalami nasib seperti Fu Chai raja Wu yang mabuk akan kecantikan Xi Shi. (masih diperdebatkan kebenaran fakta ini)

Di kisah lain diceritakan bahwa setelah Wu takluk, Fan Li pensiun dan membawa Xi Shi untuk hidup bersama dirinya. Fan Li kemudian mengganti namanya menjadi Tao Zhu Gong dan menjadi pengusaha yang sukses dan kaya raya.