Bahasa kedua: Perbedaan antara revisi
k Suntingan A88A CPH1923 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot Tag: Pengembalian |
Merapikan tulisan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Bahasa kedua''' adalah [[bahasa]] yang diperoleh oleh [[manusia]] setelah [[Pemerolehan bahasa|pemerolehan]] [[Bahasa ibu|bahasa pertama]] dengan penguasaan bahasa yang relatif sempurna. Kegunaan bahasa kedua hanya pada aspek-aspek tertentu dalam [[kehidupan]] manusia. Fungsinya lebih sedikit dibandingkan dengan bahasa pertama.<ref>{{Cite book|last=Harras, K. A., dan Bachari, A. D.|date=2009|url=http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/198001292005011-ANDIKA_DUTHA_BACHARI/psikolinguistik-andika.pdf|title=Dasar-Dasar Psikolinguistik|publisher=UPI Press|isbn=979-378-906-9|editor-last=Sudana|editor-first=Dadang|pages=72|url-status=live}}</ref> Proses pemerolehan bahasa kedua oleh manusia terjadi dalam keadaan sadar.<ref>{{Cite journal|last=Mislikhah|first=St.|date=2018|title=Pemerolehan Bahasa Kedua pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak Dewi Masyithih I Kraton Kencong Jember|url=https://www.researchgate.net/publication/338542915_PEMEROLEHAN_BAHASA_KEDUA_PADA_ANAK_USIA_DINI_DI_TAMAN_KANAK-KANAK_DEWI_MASYITHOH_I_KRATON_KENCONG_JEMBER/fulltext/5e1b19e8299bf10bc3a7d00b/PEMEROLEHAN-BAHASA-KEDUA-PADA-ANAK-USIA-DINI-DI-TAMAN-KANAK-KANAK-DEWI-MASYITHOH-I-KRATON-KENCONG-JEMBER.pdf|journal=Sastranesia: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia|volume=6|issue=4|pages=2|issn=2598-8271}}</ref> Salah satu proses pemerolehan bahasa kedua ialah dengan kegiatan [[menyimak]].<ref>{{Cite book|last=Karmila, M., dan Purwadi|date=2019|url=https://www.researchgate.net/profile/Mila-Karmila/publication/339642688_PEMBELAJARAN_BAHASA_UNTUK_ANAK_USIA_DINI/links/5e5dde4a4585152ce8013572/PEMBELAJARAN-BAHASA-UNTUK-ANAK-USIA-DINI.pdf|title=Pembelajaran Bahasa untuk Anak Usia Dini|location=Semarang|publisher=UPT Penerbitan Universitas PGRI Semarang Press|isbn=978-602-5784-71-2|pages=82|url-status=live}}</ref> |
|||
'''Bahasa kedua''' (''Language 2'') atau '''L2''' adalah jenis [[bahasa]] yang bukan bahasa ibu (bahasa utama) bagi penutur, akan tetapi sering dipergunakan di lingkungan sekitar dari penutur sebagai media [[komunikasi]] lanjutan. Bahasa kedua berbeda dengan bahasa asing, sebab bahasa asing merupakan bahasa tambahan yang dipelajari penutur, tetapi tidak diterapkan di wilayah penutur tersebut. Beberapa bahasa kedua dipergunakan di berbagai negara sebagai bahasa formal (''[[lingua franca]]''). |
|||
== Pemerolehan == |
|||
[[Bahasa Indonesia]] merupakan salah satu contoh bahasa kedua yang dipergunakan sebagai bahasa percakapan nasional dengan bahasa lokal daerah sebagai bahasa asli (''native''). |
|||
Pemerolehan bahasa kedua dapat dimulai oleh manusia ketika masih dalam usia [[anak]]. Proses pemerolehannya melalui [[pendengaran]]. Kondisi pemerolehan bahasa kedua pada anak dibedakan menjadi bilingual simultan dan bilingual sekuensial. Bilingual simultan merupakan pemerolehan bahasa kedua pada anak dengan mendengar lebih dari satu bahasa sejak lahir. Sementara bilingual sekuensial ialah proses pemerolehan bahasa kedua oleh anak setelah memperoleh bahasa ibu.<ref>{{Cite book|last=Salikin|first=Hairus|date=2014|url=https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/82702/Buku%20Memahami%20Pemikiran.pdf?sequence=1&isAllowed=y|title=Memahami Pemikiran Pasty M. Lightbown dan Nina Spada tentang Bagaimana Bahasa Dipelajari|location=Jember|publisher=Jember University Press|isbn=978-602-9030-56-3|pages=2|url-status=live}}</ref> |
|||
== Penguasaan == |
|||
Tabel berikut berisi daftar bahasa kedua menurut jumlah penutur.<ref>[http://www.ethnologue.com/ Ethnologue]</ref> |
|||
Penguasaan terhadap bahasa kedua dipengaruhi oleh hubungannya dengan bahasa pertama. Bahasa kedua dapat dikuasai dengan baik ketika hubungannya sangat erat dengan bahasa pertama khususnya pada [[bahasa lisan]]. Selain itu, penguasaan bahasa kedua juga ditentukan oleh tingkat kesempatan penggunaannya. Semakin banyak kesempatan menggunakan bahasa kedua maka proses penguasaannya juga semakin cepat.<ref>{{Cite journal|last=Oktradiksa|first=Ahwy|date=2013|title=Pemerolehan Bahasa Pertama|url=https://www.researchgate.net/profile/Ahwy-Oktradiksa-2/publication/312974807_PEMEROLEHAN_BAHASA_PERTAMA/links/588b7d8545851567c93c93a9/PEMEROLEHAN-BAHASA-PERTAMA.pdf|journal=Tarbiyatuna|volume=4|issue=1|pages=237|issn=2086-0889}}</ref> |
|||
{| class="wikitable sortable" |
|||
⚫ | |||
== Teori == |
|||
|- |
|||
|1. [[Bahasa Inggris]] || 450 juta |
|||
⚫ | |||
|- |
|||
Teori akuisisi bahasa kedua dikemukakan oleh Tracy Terrell dan Stephen Krashen pada tahun 1983. [[Gagasan]] tertulisnya diterbitkan dalam bentuk [[buku]] dengan judul ''Pendekatan Alam''. Teori ini menyatakan bahwa pembelajaran bahasa kedua dapat dilakukan dengan meniru kondisi pemerolehan [[bahasa alami]]. Krashen berperan dalam menyusun teori, sementara Terrell berperan dalam menyiapkan ruang kelas untuk percobaan. Keduanya mengadakan penelitian untuk teori akuisisi bahasa pada akhir peiode tahun 1970-an hingga awal periode tahun 1980-an. Dalam teori ini pembelajaran bahasa dipusatkan pada komunikasi, kesadaran akan tata bahasa dan koreksi kesalahan berbahasa secara terus terang.<ref>{{Cite book|last=Wicaksono, A., dkk.|date=2015|url=https://www.researchgate.net/profile/Muhamad-Nasir-2/publication/341833039_BUKU_TEORI_PEMBELAJARAN_BAHASA_2015/links/5fd9518545851553a0bd6536/BUKU-TEORI-PEMBELAJARAN-BAHASA-2015.pdf|title=Teori Pembelajaran Bahasa: Suatu Catatan Singkat|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Garudhawaca|isbn=978-602-7949-72-0|editor-last=Wicaksono, A., dan Roza, A. S.|pages=314|url-status=live}}</ref> |
|||
|2. [[Bahasa Arab]] || 246 juta |
|||
|- |
|||
|3. [[Bahasa Mandarin]] || 178 juta |
|||
|- |
|||
|4. [[Bahasa Rusia]] || 110 juta |
|||
|- |
|||
|5. [[Bahasa Jerman]] || 28 juta |
|||
|- |
|||
|6. [[Bahasa Spanyol]] || 60 juta |
|||
|- |
|||
|7. [[Bahasa Prancis]] || 50 juta |
|||
|- |
|||
|8. [[Bahasa Portugis]] || 15 juta |
|||
|- |
|||
|9. [[Bahasa Jepang]] || 1 juta |
|||
|} |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
<references /> |
|||
{{reflist}} |
|||
== |
== Pranala luar == |
||
* [http://www.jstor.org/stable/3792350 Billiet, Jaak, Bart Maddens, and Roeland Beerten. "National Identity and Attitude Toward Foreigners in a Multinational State: A Replication". Vol. 24. International Society of Political Psychology] |
* [http://www.jstor.org/stable/3792350 Billiet, Jaak, Bart Maddens, and Roeland Beerten. "National Identity and Attitude Toward Foreigners in a Multinational State: A Replication". Vol. 24. International Society of Political Psychology] |
||
* [http://www.jstor.org/stable/1085750 Brian A. Jacob. "Defining Culture in a Multicultural Environment: An Ethnography of Heritage High School". ''American Journal of Education''] |
* [http://www.jstor.org/stable/1085750 Brian A. Jacob. "Defining Culture in a Multicultural Environment: An Ethnography of Heritage High School". ''American Journal of Education''] |
Revisi per 19 Desember 2021 13.36
Bahasa kedua adalah bahasa yang diperoleh oleh manusia setelah pemerolehan bahasa pertama dengan penguasaan bahasa yang relatif sempurna. Kegunaan bahasa kedua hanya pada aspek-aspek tertentu dalam kehidupan manusia. Fungsinya lebih sedikit dibandingkan dengan bahasa pertama.[1] Proses pemerolehan bahasa kedua oleh manusia terjadi dalam keadaan sadar.[2] Salah satu proses pemerolehan bahasa kedua ialah dengan kegiatan menyimak.[3]
Pemerolehan
Pemerolehan bahasa kedua dapat dimulai oleh manusia ketika masih dalam usia anak. Proses pemerolehannya melalui pendengaran. Kondisi pemerolehan bahasa kedua pada anak dibedakan menjadi bilingual simultan dan bilingual sekuensial. Bilingual simultan merupakan pemerolehan bahasa kedua pada anak dengan mendengar lebih dari satu bahasa sejak lahir. Sementara bilingual sekuensial ialah proses pemerolehan bahasa kedua oleh anak setelah memperoleh bahasa ibu.[4]
Penguasaan
Penguasaan terhadap bahasa kedua dipengaruhi oleh hubungannya dengan bahasa pertama. Bahasa kedua dapat dikuasai dengan baik ketika hubungannya sangat erat dengan bahasa pertama khususnya pada bahasa lisan. Selain itu, penguasaan bahasa kedua juga ditentukan oleh tingkat kesempatan penggunaannya. Semakin banyak kesempatan menggunakan bahasa kedua maka proses penguasaannya juga semakin cepat.[5]
Teori
Teori akuisisi bahasa kedua
Teori akuisisi bahasa kedua dikemukakan oleh Tracy Terrell dan Stephen Krashen pada tahun 1983. Gagasan tertulisnya diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul Pendekatan Alam. Teori ini menyatakan bahwa pembelajaran bahasa kedua dapat dilakukan dengan meniru kondisi pemerolehan bahasa alami. Krashen berperan dalam menyusun teori, sementara Terrell berperan dalam menyiapkan ruang kelas untuk percobaan. Keduanya mengadakan penelitian untuk teori akuisisi bahasa pada akhir peiode tahun 1970-an hingga awal periode tahun 1980-an. Dalam teori ini pembelajaran bahasa dipusatkan pada komunikasi, kesadaran akan tata bahasa dan koreksi kesalahan berbahasa secara terus terang.[6]
Referensi
- ^ Harras, K. A., dan Bachari, A. D. (2009). Sudana, Dadang, ed. Dasar-Dasar Psikolinguistik (PDF). UPI Press. hlm. 72. ISBN 979-378-906-9.
- ^ Mislikhah, St. (2018). "Pemerolehan Bahasa Kedua pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak Dewi Masyithih I Kraton Kencong Jember" (PDF). Sastranesia: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 6 (4): 2. ISSN 2598-8271.
- ^ Karmila, M., dan Purwadi (2019). Pembelajaran Bahasa untuk Anak Usia Dini (PDF). Semarang: UPT Penerbitan Universitas PGRI Semarang Press. hlm. 82. ISBN 978-602-5784-71-2.
- ^ Salikin, Hairus (2014). Memahami Pemikiran Pasty M. Lightbown dan Nina Spada tentang Bagaimana Bahasa Dipelajari (PDF). Jember: Jember University Press. hlm. 2. ISBN 978-602-9030-56-3.
- ^ Oktradiksa, Ahwy (2013). "Pemerolehan Bahasa Pertama" (PDF). Tarbiyatuna. 4 (1): 237. ISSN 2086-0889.
- ^ Wicaksono, A., dkk. (2015). Wicaksono, A., dan Roza, A. S., ed. Teori Pembelajaran Bahasa: Suatu Catatan Singkat (PDF). Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca. hlm. 314. ISBN 978-602-7949-72-0.
Pranala luar
- Billiet, Jaak, Bart Maddens, and Roeland Beerten. "National Identity and Attitude Toward Foreigners in a Multinational State: A Replication". Vol. 24. International Society of Political Psychology
- Brian A. Jacob. "Defining Culture in a Multicultural Environment: An Ethnography of Heritage High School". American Journal of Education
- Doggett, G. (1994). "Eight Approaches to Language Teaching". Mosaic
- Krashen, Stephen D., Michael A. Long and Robin C. Scarcella. “Age, Rate and Eventual Attainment in Second Language Acquisition”. TESOL Quarterly