Lompat ke isi

Eskapisme: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5: Baris 5:
Eskapisme modern dalam arti yang sehat dapat berupa membaca [[buku]] favorit, menonton program [[olahraga]], atau sekedar bermain.<ref name="wg"/> Akan tetapi, sangat sedikit orang yang melarikan diri dari kenyataan dalam bentuk seperti ini.<ref name="wg"/> Kegiatan normal, seperti makan, tidur atau aktivitas seksual juga dapat dianggap sebagai eskapisme ketika mereka melakukannya secara berlebihan.<ref name="wg"/> Misalnya, tidur lebih dari setengah hari karena seseorang tidak bisa menjalankan kehidupan normalnya.<ref name="wg"/> Tidur tersebut dapat disebabkan karena kelelahan atau gejala dari [[depresi]].<ref name="wg"/>
Eskapisme modern dalam arti yang sehat dapat berupa membaca [[buku]] favorit, menonton program [[olahraga]], atau sekedar bermain.<ref name="wg"/> Akan tetapi, sangat sedikit orang yang melarikan diri dari kenyataan dalam bentuk seperti ini.<ref name="wg"/> Kegiatan normal, seperti makan, tidur atau aktivitas seksual juga dapat dianggap sebagai eskapisme ketika mereka melakukannya secara berlebihan.<ref name="wg"/> Misalnya, tidur lebih dari setengah hari karena seseorang tidak bisa menjalankan kehidupan normalnya.<ref name="wg"/> Tidur tersebut dapat disebabkan karena kelelahan atau gejala dari [[depresi]].<ref name="wg"/>


Bagaimanapun, banyak yang menentang gagasan bahwa eskapisme selalu bersifat negatif.<ref>G. Kainer, ''Grace and the Great Controversy'' (2010) p. 34</ref><ref>{{Cite journal|last=C.E, D, C.G.|first=Shaffer, Bluoin, Pettigrew|date=1985|title=Assessment of prison escape risk|journal=Journal of Police and Criminal Psychology |volume=1 |pages=42–48|doi=10.1007/BF02809199|s2cid=144994751}}</ref> [[J.R.R. Tolkien]] pernah berpendapat eskapisme dalam sastra fantasi adalah ekspresi kreatif dari realitas dalam dunia imajinatif (tetapi ia juga menekankan bahwa eskapisme membutuhkan unsur horor di dalamnya, jika mereka tidak ingin menjadi 'pelarian belaka').<ref>Konzack, Lars. 2018. Escapism. In: Wolf (ed.) ''The Routledge Companion to Imaginary Worlds''. Routledge. pp. 246-55.</ref><ref>T. F. Nicolay, ''Tolkien and the Modernists'' (2014) p. 79 and p. 66</ref> [[Terry Pratchett]] menganggap bahwa pada abad kedua puluh sastra eskapisme memiliki lebih banyak sudut pandang yang lebih positif dari waktu ke waktu. Selain sastra, musik dan video game juga dilihat dan dinilai sebagai media eskapisme artistik.<ref>[[Andreas Dorschel]], ''Der Welt abhanden kommen. Über musikalischen Eskapismus''. In: ''Merkur'' 66 (2012), no. 2, pp. 135–142</ref>
Bagaimanapun, banyak yang menentang gagasan bahwa eskapisme selalu bersifat negatif.<ref>G. Kainer, ''Grace and the Great Controversy'' (2010) p. 34</ref><ref>{{Cite journal|last=C.E, D, C.G.|first=Shaffer, Bluoin, Pettigrew|date=1985|title=Assessment of prison escape risk|journal=Journal of Police and Criminal Psychology |volume=1 |pages=42–48|doi=10.1007/BF02809199|s2cid=144994751}}</ref> [[J.R.R. Tolkien]] pernah berpendapat bahwa eskapisme dalam sastra fantasi adalah ekspresi kreatif dari realitas dalam dunia imajinatif (tetapi ia juga menekankan bahwa eskapisme membutuhkan unsur horor di dalamnya, jika mereka tidak ingin menjadi 'pelarian belaka').<ref>Konzack, Lars. 2018. Escapism. In: Wolf (ed.) ''The Routledge Companion to Imaginary Worlds''. Routledge. pp. 246-55.</ref><ref>T. F. Nicolay, ''Tolkien and the Modernists'' (2014) p. 79 and p. 66</ref> [[Terry Pratchett]] menganggap bahwa pada abad kedua puluh sastra eskapisme memiliki sudut pandang yang lebih positif dari waktu ke waktu. Selain sastra, musik dan video game juga dilihat dan dinilai sebagai media eskapisme artistik.<ref>[[Andreas Dorschel]], ''Der Welt abhanden kommen. Über musikalischen Eskapismus''. In: ''Merkur'' 66 (2012), no. 2, pp. 135–142</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 27 Desember 2021 08.02

Eskapisme adalah sikap hidup yang bertujuan untuk menghindarkan diri dari segala kesulitan, terutama dalam menghadapi masalah yang seharusnya diselesaikan secara wajar.[1] Banyak gejala gangguan jiwa yang dapat ditafsirkan sebagai usaha yang bersifat eskapisme.[1] Eskapisme juga berarti cara memusatkan perhatian pada hal-hal menyenangkan yang bertentangan dengan realitas keras dari kehidupan sehari-hari.[2] Hal tersebut dapat menjadi sarana agar tidak tertekan dengan kenyataan di kehidupan sehari-hari atau dalam bentuk yang ekstrem dapat mengakibatkan perilaku obsesif (terobsesi / sulit menghentikan) yang membuat orang benar-benar mengabaikan realitas.[2]

Persepsi

Eskapisme modern dalam arti yang sehat dapat berupa membaca buku favorit, menonton program olahraga, atau sekedar bermain.[2] Akan tetapi, sangat sedikit orang yang melarikan diri dari kenyataan dalam bentuk seperti ini.[2] Kegiatan normal, seperti makan, tidur atau aktivitas seksual juga dapat dianggap sebagai eskapisme ketika mereka melakukannya secara berlebihan.[2] Misalnya, tidur lebih dari setengah hari karena seseorang tidak bisa menjalankan kehidupan normalnya.[2] Tidur tersebut dapat disebabkan karena kelelahan atau gejala dari depresi.[2]

Bagaimanapun, banyak yang menentang gagasan bahwa eskapisme selalu bersifat negatif.[3][4] J.R.R. Tolkien pernah berpendapat bahwa eskapisme dalam sastra fantasi adalah ekspresi kreatif dari realitas dalam dunia imajinatif (tetapi ia juga menekankan bahwa eskapisme membutuhkan unsur horor di dalamnya, jika mereka tidak ingin menjadi 'pelarian belaka').[5][6] Terry Pratchett menganggap bahwa pada abad kedua puluh sastra eskapisme memiliki sudut pandang yang lebih positif dari waktu ke waktu. Selain sastra, musik dan video game juga dilihat dan dinilai sebagai media eskapisme artistik.[7]

Referensi

  1. ^ a b Ichtiar Baru Van Hoeve; Hasan Shadily. Ensiklopedia Indonesia, Jilid 7. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve. 
  2. ^ a b c d e f g "What is Escapism?". Diakses tanggal 31 Mei 2014. 
  3. ^ G. Kainer, Grace and the Great Controversy (2010) p. 34
  4. ^ C.E, D, C.G., Shaffer, Bluoin, Pettigrew (1985). "Assessment of prison escape risk". Journal of Police and Criminal Psychology. 1: 42–48. doi:10.1007/BF02809199. 
  5. ^ Konzack, Lars. 2018. Escapism. In: Wolf (ed.) The Routledge Companion to Imaginary Worlds. Routledge. pp. 246-55.
  6. ^ T. F. Nicolay, Tolkien and the Modernists (2014) p. 79 and p. 66
  7. ^ Andreas Dorschel, Der Welt abhanden kommen. Über musikalischen Eskapismus. In: Merkur 66 (2012), no. 2, pp. 135–142