Lompat ke isi

Etika terapan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Spuspita (bicara | kontrib)
Spuspita (bicara | kontrib)
Menambah isi
Baris 19: Baris 19:
== Konflik dan tindakan ==
== Konflik dan tindakan ==
Etika terapan memiliki kolaborasi dan koordinasi dengan disiplin ilmu pengetahun, sebab bila etika berupaya merumuskan secara atis tanpa mendalami menfokuskan pengetahuan dalam bidang yang geluti, dapat menjadi kesalahan atau kesesatan yang dapat menyebabkan konflik. Konflik etika muncul, apabila salah satu pihak yang terlibat untuk mengejar tujuannya dan menimbulkan perilaku yang mempengaruhi cara atau tindakan satu pihak atau pihak lain dalam memenuhi tujuan mereka sendiri.<ref>{{Cite web|last=Yasmin|first=Raihan Amalia|date=2020-05-02|title=Bagaimana Komunikasi Dapat Mengatasi Konflik|url=https://binus.ac.id/malang/2020/05/bagaimana-komunikasi-dapat-mengatasi-konflik/|website=binus.ac.id|access-date=2021-12-28}}</ref> Ketika efek ini positif, dapat dikatakan bahwa tindakan itu patut dicontoh, tetapi ketika efeknya negatif dan dalam beberapa cara mempengaruhi kemampuan pihak lain untuk mencapai tujuannya, tindakan ini diklasifikasikan sebagai "tidak etis" dalam hal-hal atau suatu pekerjaan. Konflik umumnya muncul ketika tindakan salah satu pihak berdampak negatif terhadap pihak lain.<ref>{{cite journal|last=E. Anderson|first=Ronald|last2=G. Johnson|first2=Deborah|last3=D. Gotterbarn|first3=|last4=A Perrolle|first4=Judith|date=1993|title=Using the new ACM code of ethics in decision making|url=https://dl.acm.org/doi/pdf/10.1145/151220.151231|journal=Communications of the ACM|language=en|volume=36|issue=2|pages=98-107|doi=10.1145/151220.151231|issn=|id=}}</ref>
Etika terapan memiliki kolaborasi dan koordinasi dengan disiplin ilmu pengetahun, sebab bila etika berupaya merumuskan secara atis tanpa mendalami menfokuskan pengetahuan dalam bidang yang geluti, dapat menjadi kesalahan atau kesesatan yang dapat menyebabkan konflik. Konflik etika muncul, apabila salah satu pihak yang terlibat untuk mengejar tujuannya dan menimbulkan perilaku yang mempengaruhi cara atau tindakan satu pihak atau pihak lain dalam memenuhi tujuan mereka sendiri.<ref>{{Cite web|last=Yasmin|first=Raihan Amalia|date=2020-05-02|title=Bagaimana Komunikasi Dapat Mengatasi Konflik|url=https://binus.ac.id/malang/2020/05/bagaimana-komunikasi-dapat-mengatasi-konflik/|website=binus.ac.id|access-date=2021-12-28}}</ref> Ketika efek ini positif, dapat dikatakan bahwa tindakan itu patut dicontoh, tetapi ketika efeknya negatif dan dalam beberapa cara mempengaruhi kemampuan pihak lain untuk mencapai tujuannya, tindakan ini diklasifikasikan sebagai "tidak etis" dalam hal-hal atau suatu pekerjaan. Konflik umumnya muncul ketika tindakan salah satu pihak berdampak negatif terhadap pihak lain.<ref>{{cite journal|last=E. Anderson|first=Ronald|last2=G. Johnson|first2=Deborah|last3=D. Gotterbarn|first3=|last4=A Perrolle|first4=Judith|date=1993|title=Using the new ACM code of ethics in decision making|url=https://dl.acm.org/doi/pdf/10.1145/151220.151231|journal=Communications of the ACM|language=en|volume=36|issue=2|pages=98-107|doi=10.1145/151220.151231|issn=|id=}}</ref>

== Pendekatan ==
Etika terapan bekerjasama dengan disiplin ilmu-ilmu lain karena harus membentuk pertimbangan tentang bidang yang sama sekali di luar keahliannya. Contoh : Seorang etikawan akan sulit memberikan pertimbangan moral yang dapat dipertanggungjawabkan untuk suatu masalah medis yang tidak dimengertinya dengan baik. Ia membutuhkan penjelasan lengkap tentang pilihan tindakan medis & berbagai argumen di luarnya, hanya diperoleh dari pihak berkompeten di bidang itu.{{Sfn|Gea|Wulandari|2004|p=24}}


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 31: Baris 34:
* {{Cite book|last=Setyabudi|first=M Nur Prabowo|last2=Hasibuan|first2=Albar Adetary|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pengantar_Studi_Etika_Kontemporer/08hTDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=etika+terapan&pg=PA102&printsec=frontcover|title=Pengantar Studi Etika Kontemporer Teoritis dan Terapan|place=[[Malang]]|publisher=Universitas Brawijaya Press (UB Press)|isbn=978-602-432-412-4|language=|ref={{sfnref | Setyabudi | Hasibuan | 2017}}|url-status=live|coauthors=}}
* {{Cite book|last=Setyabudi|first=M Nur Prabowo|last2=Hasibuan|first2=Albar Adetary|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pengantar_Studi_Etika_Kontemporer/08hTDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=etika+terapan&pg=PA102&printsec=frontcover|title=Pengantar Studi Etika Kontemporer Teoritis dan Terapan|place=[[Malang]]|publisher=Universitas Brawijaya Press (UB Press)|isbn=978-602-432-412-4|language=|ref={{sfnref | Setyabudi | Hasibuan | 2017}}|url-status=live|coauthors=}}
*{{Cite book|last=Prihatminingtyas|first=Budi|date=2019|url=http://repository.unitri.ac.id/282/1/Buku%20etika%20bisnis%20Budi%20Prihatminingtyas.pdf|title=Etika Bisnis Suatu Pendekatan dan Aplikasinya Terhadap Stakeholders|location=Purwokerto|publisher=Penerbit CV IRDH|isbn=978-602-0726-47-2|ref={{sfnref|Prihatminingtyas|2019}}|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Prihatminingtyas|first=Budi|date=2019|url=http://repository.unitri.ac.id/282/1/Buku%20etika%20bisnis%20Budi%20Prihatminingtyas.pdf|title=Etika Bisnis Suatu Pendekatan dan Aplikasinya Terhadap Stakeholders|location=Purwokerto|publisher=Penerbit CV IRDH|isbn=978-602-0726-47-2|ref={{sfnref|Prihatminingtyas|2019}}|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Gea|first=Antonius Atosokhi|last2=Wulandari|first2=Antonina Panca Yuni|date=2004|url=https://www.google.co.id/books/edition/Relasi_Dengan_Dunia/0vuff3hOwkIC?hl=id&gbpv=1&dq=pendekatan+etika+terapan&pg=PA24&printsec=frontcover|title=Relasi Dengan Dunia|place=[[Jakarta]]|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=979-20-5924-5|language=|ref={{sfnref | Gea | Wulandari | 2004}}|url-status=live|coauthors=}}

Revisi per 28 Desember 2021 01.55

Etika terapan (applied ethics) adalah cabang etika yang mengacu pada aplikasi praktis dari pertimbangan moral. Etika terapan juga sering kali dikenal sebagai etika praktis (practical ethics).[1] Etika terapan mencakup suatu profesi dan suatu permasalahan.[2] Ini adalah etika sehubungan dengan tindakan dunia nyata yang mencakup berbagai profesi, seperti etika di bidang kehidupan pribadi dan publik, kesehatan, teknologi, hukum, dan bisnis.[3] Misalnya, komunitas bioetika berkaitan dengan mengidentifikasi pendekatan yang benar terhadap masalah moral dalam ilmu kehidupan, seperti eutanasia, alokasi sumber daya kesehatan yang langka, atau penggunaan embrio manusia dalam penelitian.[4][5][6] Etika lingkungan berkaitan dengan isu-isu ekologi seperti tanggung jawab pemerintah dan perusahaan untuk membersihkan polusi.[7] Etika bisnis mencakup pertanyaan mengenai tugas atau kewajiban 'pelapor' kepada masyarakat umum atau kesetiaan mereka kepada majikan mereka.[8]

Prinsip dasar etika terapan

Prinsip dasar etika terapa pada umumnya memiliki keterkaitan dengan pengembangan etika dalam penerapan prinsip etika dalam kehidupan sehari-hari, atau lebih merujuk pada situasi atau studi kasus di masyarakat. Seperti, peneliti berupaya melakukan identifikasi berdasarkan ketentuan moral atau permasalahan (kasus-kasus) secara nyata. Penerapan dalam kesehatan masyakat, para ahli menggunakan teori umum etika dan kemampuan analisis data sebagai alasan yang dipisahkan.[9]

Ranah etika terapan

Etika ilmiah

Etika ilmiah muncul dan merujuk pada cabang etika di bidang sains dan ranah etika terapan. Etika ilmiah adalah cabang dari etika profesional, dimana ketentuan perilaku khusus yang harus dipatuhi oleh seseorang dengan melibatkan profesi. Hal ini berbeda dari, tetapi konsisten atau tetap dengan, baik moralitas maupun teori moral.[10]

Etika media

Etika media merupakan salah satu cabang etika yang masuk kedalam ranah komunikasi massa.[11] Etika media adalah cabang etika terapan dengan bentuk analisis yang prinsip penerapannya, etika digunakan dalam praktik mengikuti norma dan ketentuan berlaku melalui media massa atau berita.[12]

Etika bisnis

Etika bisnis pertama kali muncul dan mulai digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Istilah ini kemudian mulai digunakan di wilayah lain di dunia.[13] Masyarakat dan bisnis saling berkaitan satu sama lain. Kegiatan bisnis selalu berkaitan dengan keberadaan masyarakat disertai dengan seluruh atribut dan simbol yang diyakini oleh masyarakat tersebut. Kondisi ini membuat kegiatan bisnis memiliki nilai moral dan etika tertentu.[14] Etika bisnis bertujuan untuk memberikan kesadaran moral kepada para pelaku bisnis. Kesadaran ini utamanya ditujukan kepada pebisnis untuk konsumen. Bentuknya dapat berupa kegiatan bisnis yang tidak menimbulkan kerugian bagi konsumen.[15]

Konflik dan tindakan

Etika terapan memiliki kolaborasi dan koordinasi dengan disiplin ilmu pengetahun, sebab bila etika berupaya merumuskan secara atis tanpa mendalami menfokuskan pengetahuan dalam bidang yang geluti, dapat menjadi kesalahan atau kesesatan yang dapat menyebabkan konflik. Konflik etika muncul, apabila salah satu pihak yang terlibat untuk mengejar tujuannya dan menimbulkan perilaku yang mempengaruhi cara atau tindakan satu pihak atau pihak lain dalam memenuhi tujuan mereka sendiri.[16] Ketika efek ini positif, dapat dikatakan bahwa tindakan itu patut dicontoh, tetapi ketika efeknya negatif dan dalam beberapa cara mempengaruhi kemampuan pihak lain untuk mencapai tujuannya, tindakan ini diklasifikasikan sebagai "tidak etis" dalam hal-hal atau suatu pekerjaan. Konflik umumnya muncul ketika tindakan salah satu pihak berdampak negatif terhadap pihak lain.[17]

Pendekatan

Etika terapan bekerjasama dengan disiplin ilmu-ilmu lain karena harus membentuk pertimbangan tentang bidang yang sama sekali di luar keahliannya. Contoh : Seorang etikawan akan sulit memberikan pertimbangan moral yang dapat dipertanggungjawabkan untuk suatu masalah medis yang tidak dimengertinya dengan baik. Ia membutuhkan penjelasan lengkap tentang pilihan tindakan medis & berbagai argumen di luarnya, hanya diperoleh dari pihak berkompeten di bidang itu.[18]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Setyabudi & Hasibuan 2017, hlm. 102.
  2. ^ Bertens, K (2007). Etika (edisi ke-10). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 270. ISBN 978-979-511-744-5. 
  3. ^ "Applied Ethics" Oxford Bibliographies. Diakses tanggal 2021-12-18.
  4. ^ "Disability and Health Care Rationing" Stanford Encyclopedia of Philosophy. Diakses tanggal 2021-12-18.
  5. ^ "Voluntary Euthanasia" Stanford Encyclopedia of Philosophy. Diakses tanggal 2021-12-18
  6. ^ "Ethics of Stem Cell Research" Stanford Encyclopedia of Philosophy. Diakses tanggal 2021-12-18
  7. ^ "Environmental Ethics" Internet Encyclopedia of Philosophy. Diakses tanggal 2021-12-18
  8. ^ "Business Ethics" Stanford Encyclopedia of Philosophy. Diakses tanggal 2021-12-18
  9. ^ Rasyid, Harun Al; Zuhriyah, Lilik; Dwicahyani, Safitri; Alamsyah, Arief; Rahmah, Shofi Nur; Purwaningtyas, Nuretha Hevy; Rakhmani, Alidha Nur; Siswanto; Holipah; Hariyanti, Tita; Ratri, Devita Rahmani; Andarini, Sri; Barasabha, Thareq; Setijowati, Nanik (2021). Diagnosis Komunitas untuk Intervensi Kesehatan. Malang: Universitas Brawijaya Press (UB Press). hlm. 209. ISBN 978-623-296-333-7. 
  10. ^ Widyananda, Rakha Fahreza (2020). "12 Macam-Macam Etika Beserta Contohnya, Jaga Sikap dan Perbuatan". merdeka.com. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  11. ^ Choiriyati, Wahyuni; Windarsih, Ana (2019). "Etika Media dalam Kultur New Technology (Mengkaji Etika Internet versus Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik)". Jurnal Masyarakat dan Budaya. 21 (2): 1–8. doi:10.14203/jmb.v21i2.763. 
  12. ^ Febri, Nurrahmi (2021). Book Series Jurnalisme Kontemporer: Etika dan Bisnis dalam Jurnalisme (edisi ke-1). Banda Aceh, Aceh: Syiah Kuala University Press. hlm. 5. ISBN 978-623-264-260-7. 
  13. ^ Nugroho, A., dan Arijanto, A. (2015). Etika Bisnis (Business Ethic): Pemahaman Teori secara Komprehensif dan Implementasinya (PDF). Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 2. 
  14. ^ Prihatminingtyas 2019, hlm. 27.
  15. ^ Budiono, Gatut L. (2008). Laruhun, Lamansu, ed. Etika Bisnis Pendekatan Teoritis dan Praktis (PDF). Jakarta: Poliyama Widya Pustaka. hlm. 40. ISBN 978-979-15721-3-2. 
  16. ^ Yasmin, Raihan Amalia (2020-05-02). "Bagaimana Komunikasi Dapat Mengatasi Konflik". binus.ac.id. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  17. ^ E. Anderson, Ronald; G. Johnson, Deborah; D. Gotterbarn; A Perrolle, Judith (1993). "Using the new ACM code of ethics in decision making". Communications of the ACM (dalam bahasa Inggris). 36 (2): 98–107. doi:10.1145/151220.151231. 
  18. ^ Gea & Wulandari 2004, hlm. 24.

Daftar pustaka