Lompat ke isi

Islam di Kalimantan Barat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Phuenstsling (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi 'Islam di Kalimantan Barat adalah agama mayoritas. Menurut Kementerian Dalam Negeri (2021), terdapat 3.290.000 Muslim di provinsi tersebut, membentuk 60.14% dari total populasi provinsi tersebut<ref>{{Cite web|title=Sebanyak 60% Penduduk Kalimantan Barat Beragama Islam pada Juni 2021 {{!}} Databoks|url=https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/05/sebanyak-60-penduduk-kalimantan-barat-beragama-islam-pada-juni-2021|website=databoks.katadata.co.id|language=...'
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 6 Januari 2022 05.17

Islam di Kalimantan Barat adalah agama mayoritas. Menurut Kementerian Dalam Negeri (2021), terdapat 3.290.000 Muslim di provinsi tersebut, membentuk 60.14% dari total populasi provinsi tersebut[1].

Sejarah

Terdapat berbagai versi tentang sejarah masuknya Islam ke provinsi ini. Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa Islam pertama kali masuk ke Kalimantan Barat pada abad ke-15 hingga abad ke-16. Pendapat lain mengemukakan bahwa Islam dibawa melalui jalur Timur.

Islamisasi pesisir Barat dan Selatan

Informasi tentang keberadaan Muslim yang pertama kali datang pada abad ke-15 adalah orang Tionghoa. Pada tahun 1407, sebuah komunitas Tionghoa didirikan di Sambas dan memiliki hubungan dengan Tiongkok hingga terjadilah penyusutan komunitas ini yang terjadi pada tahun 1450-1475. Cheng Ho kemudian melakukan ekspedisi ke Nanyang dan anak buahnya menetap di Kalimantan Barat, berbaur dengan masyarakat setempat hingga membawa ajaran Islam.

Informasi lain adalah tentang berdirinya Kesultanan Sambas yang memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Kalimantan Barat. Islamisasi Kalimantan Barat dimulai dari kedatangan keturunan Raja Brunei ke Sambas (Raja Tengah). Saat dewasa, ia diberi amanah untuk memerintah Sarawak. Ia merupakan raja yang berani dalam memperluas kerajaanya dan gigih menyebarkan Islam di Kalimantan Barat. Setelah memerintah, ia pergi ke Johor untuk menziarahi ibunya. Setelah 2 tahun disana, ia akhirnya kembali ke Sarawak. Namun, kapal tersebut diterpa angin kencang sehingga ia terdampar di Sukadana.

Kedatangannya di Sukadana disambut baik oleh Raja Sukadana. Setelah menetap disana, ia berniat untuk pergi kembali ke Sambas yang masih diperintah Kerajaan Hindu.

Ia juga disambut baik oleh ratu setempat. Perilaku baik Raja Tengah membuat Ratu tersebut ingin menjalin hubungan dengannya. Hal tersebut ditandai dengan menikahkan putra sulung Raja Tengah dengan adik bungsu Raden Sepudak. Dalam waktu yang singkat, banyak orang yang telah memeluk Islam.

Pada bagian lain di Kalimantan Barat (pantai Selatan), mereka sudah menganut Islam yang diislamkan di Sukadana. Sukadana diislamkan oleh orang Arab, Melayu dari Palembang.

  1. ^ "Sebanyak 60% Penduduk Kalimantan Barat Beragama Islam pada Juni 2021 | Databoks". databoks.katadata.co.id. Diakses tanggal 2022-01-06.