Lompat ke isi

Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
<marquee direction ="up">onion child band:
-beno (vokal)
-yani (gitar)
-baget (gitar)
-berly (drum)
-betok (bass)</marquee direction ="up">


== Risno Ahaya Pegambus Legendaris Gorontalo ==


Bagi warga Kabupaten Gorontalo di Provinsi Gorontalo, pantun dan gambus adalah kekayaan budaya tak ternilai. Namun wilayah ini patut beruntung. Sebab pegambus tunanetra Risno Ahaya telah melestarikan seni bertutur itu lewat lebih dari 200 lagu karya ciptaannya. Pantun yang didendangkan dia dalam bahasa lokal itu amat akrab dengan kehidupan masyarakat Gorontalo. Petikan alat musik gambus dan lantunan vokal berisi syair tentang kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari cinta, lelucon, kritik sosial, hingga dendang religius.


Di mata warga Gorontalo, suara dan reputasi lelaki yang tunanetra sejak usia dua tahun ini tak dapat disangkal. Kebolehan seniman alam berusia 35 tahun itu kerap mengisi berbagai acara resmi di tanah kelahirannya. Bahkan saking gandrungnya masyarakat, ayah tiga anak ini sempat masuk kandidat Bupati Gorontalo, beberapa waktu silam. Maklum, pemusik gambus yang otodidak ini cukup konsisten dengan budaya leluhur. Buktinya, sampai saat ini sedikitnya ada 200 lagu yang sudah diciptakan Risno.


Ironisnya, kehidupan pelestari budaya gambus Gorontalo itu sungguh memprihatinkan. Bahkan untuk menghidupi anak istrinya, Risno masih harus mengamen dari pasar ke pasar. Namun untunglah, legenda pegambus Gorontalo tak pernah mati.(Rezky Riswanto Mateka)

onion child di bentuk pada tahun....dan tangal....




<math>O+N+I+O+N C+H+I+L+D=onion child</math>
Delete all revisions of this file) (cur) 10:30, 13 December 2005 . . Zetawoof (Talk) . . 152x151 (5558 bytes) (Same thing, plus transparency. Cleans up Template:Behave among others.)
(del) (rev) 18:23, 22 May 2005 . . Sludge (Talk) . . 152x151 (4029 bytes) (Reverted to earlier revision)
(del) (rev) 01:41, 26 April 2005 . . Thecosmos (Talk) . . 200x200 (6959 bytes) (Reverted to earlier revision)
(del) (rev) 21:18, 9 November 2004 . . Sgeo (Talk) . . 152x151 (4029 bytes) (Reverted to earlier revision)
(del) (rev) 18:52, 9 November 2004 . . AmericanFatCat (Talk) . . 200x200 (6959 bytes) (Reverted to earlier revision)
(del) (rev) 22:32, 24 March 2004 . . Robbrown (Talk) . . 152x151 (4029 bytes) (smiley face)
(del) (rev) 07:18, 16 September 2002 . . Bryan Derksen (Talk) . . 200x200 (6959 bytes) (Created this diagram myself. It's public domain.)

Revisi per 4 Februari 2009 07.11

Risno Ahaya Pegambus Legendaris Gorontalo

Bagi warga Kabupaten Gorontalo di Provinsi Gorontalo, pantun dan gambus adalah kekayaan budaya tak ternilai. Namun wilayah ini patut beruntung. Sebab pegambus tunanetra Risno Ahaya telah melestarikan seni bertutur itu lewat lebih dari 200 lagu karya ciptaannya. Pantun yang didendangkan dia dalam bahasa lokal itu amat akrab dengan kehidupan masyarakat Gorontalo. Petikan alat musik gambus dan lantunan vokal berisi syair tentang kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari cinta, lelucon, kritik sosial, hingga dendang religius.

Di mata warga Gorontalo, suara dan reputasi lelaki yang tunanetra sejak usia dua tahun ini tak dapat disangkal. Kebolehan seniman alam berusia 35 tahun itu kerap mengisi berbagai acara resmi di tanah kelahirannya. Bahkan saking gandrungnya masyarakat, ayah tiga anak ini sempat masuk kandidat Bupati Gorontalo, beberapa waktu silam. Maklum, pemusik gambus yang otodidak ini cukup konsisten dengan budaya leluhur. Buktinya, sampai saat ini sedikitnya ada 200 lagu yang sudah diciptakan Risno.

Ironisnya, kehidupan pelestari budaya gambus Gorontalo itu sungguh memprihatinkan. Bahkan untuk menghidupi anak istrinya, Risno masih harus mengamen dari pasar ke pasar. Namun untunglah, legenda pegambus Gorontalo tak pernah mati.(Rezky Riswanto Mateka)