Lompat ke isi

Permen: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
TheSelfish69 (bicara | kontrib)
Menambahkan Sejarha dan Efek
TheSelfish69 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{disambiginfo|Gula-gula|Gula-gula (disambiguasi)}}
{{disambiginfo|Gula-gula|Gula-gula (disambiguasi)}}
[[Berkas:Sugus.jpg|jmpl|Permen]]
[[Berkas:Sugus.jpg|jmpl|Permen]]

{{inuse}}

'''Permen''' atau '''gula-gula''' adalah makanan berkalori tinggi yang pada umumnya berbahan dasar [[gula]], [[air]], dan sirup [[fruktosa]].<ref name="esi">Ensiklopedi Nasional Indonesia. 2004. Bekasi: Delta Pamungkas. ISBN 979-9327-00-8. Hal.336.</ref> Tingginya kadar gula dalam permen membuatnya diklaim sebagai salah satu penyebab [[gigi]] berlubang.<ref name=esi/>
'''Permen''' atau '''gula-gula''' adalah makanan berkalori tinggi yang pada umumnya berbahan dasar [[gula]], [[air]], dan sirup [[fruktosa]].<ref name="esi">Ensiklopedi Nasional Indonesia. 2004. Bekasi: Delta Pamungkas. ISBN 979-9327-00-8. Hal.336.</ref> Tingginya kadar gula dalam permen membuatnya diklaim sebagai salah satu penyebab [[gigi]] berlubang.<ref name=esi/>


Baris 51: Baris 54:


== Tipe-tipe Permen ==
== Tipe-tipe Permen ==
Sedang dibuat..

== Permen dalam Budaya ==
Sedang dibuat..
Sedang dibuat..



Revisi per 23 Januari 2022 07.51

Permen

Permen atau gula-gula adalah makanan berkalori tinggi yang pada umumnya berbahan dasar gula, air, dan sirup fruktosa.[1] Tingginya kadar gula dalam permen membuatnya diklaim sebagai salah satu penyebab gigi berlubang.[1]

Proses pembuatan permen

Tekstur permen sangat ditentukan oleh lamanya campuran bahan dididihkan, suhu pendinginan, dan cara penanganan setelah pendinginan.[1] Bila campuran gula dipanaskan, ada beberapa tahap yang khas, yaitu 116 °C tahap bola-lunak, 132 °C tahap bola-keras, 150-155 °C kertakan keras.[1] Tahap dalam proses pembuatan permen adalah sebagai berikut:[2]

Tahap Temperatur dalam °F Temperatur dalam °C Konsentrasi
thread (e.g., sirup)230–233 °F110–111 °C80%
bola-lunak (e.g., gula-gula)234–240 °F112–115 °C85%
bola-rapat (contoh permen karamel)244–248 °F118–120 °C87%
bola-keras (contoh nugat)250–266 °F121–130 °C92%
kertakan lunak270–290 °F132–143 °C95%
kertakan keras295–310 °F146–154 °C99%
cairan bening320 °F160 °C100%
cairan coklat (contoh karamel)338 °F170 °C100%
gula yang terbakar350 °F177 °C100%

Sejarah perkembangan permen

Sejarah permen pertama kali diduga berasal dari orang-orang zaman kuno yang memakan manisan kacang, bunga, dan buah-buahan yang dilapisi madu. Madu digunakan oleh Tiongkok, Timur Tengah, Mesir, Yunani dan kekaisaran Roma untuk melapisi buah dan bunga untuk diawetkan atau untuk dibuat menjadi semacam permen. Kegemaran yang awalnya hanya iseng belaka ini kemudian mendorong bangsa-bangsa ini untuk membuat racikan manisan madu dengan berbagai macam rasa. Perkembangan pembuatan permen ini juga di pengaruhi oleh kebiasaan makan coklat yang di populerkan suku Indian, Aztec, dan Maya. Proses melapisi bahan makanan dengan madu ini diduga terjadi secara bersamaan dan tidak ada yang tahu pasti siapa yang pertama kali melakukannya, sehingga penemu permen tidak bisa ditentukan.[3][4][5]

Pembuatan permen terus berkembang. Madu tidak lagi menjadi bahan pengawet alami yang digunakan dalam pembuatan permen, dan orang-orang mulai beralih menggunakan gula.[3][6] Bahan makanan, seperti buah, yang ingin dijadikan permen, direndam dalam gula lalu direbus. Gula ini akan meresap kedalam sel-sel buah, memberikan rasa manis. Sebagai sebuah produk makanan yang dapat bertahan dengan sangat lama, permen adalah barang yang sangat cocok untuk didagangkan.[3][4]

Gula yang dulunya memiliki harga yang sangat mahal, dikarenakan sulitnya untuk mendapatkan gula di Eropa, menjadikan permen menjadi sebuah makanan yang hanya dapat dimiliki oleh kalangan kelas atas dan aristokrat.[3][4][7]

Permen dulunya digunakan sebagai obat-obatan. Dengan menjadikan obat-obat biasa dengan gula, dokter pada masa itu berhasil mengurangi sedikit rasa tidak enak pada obat mereka. Permen sebagai obat digunakan untuk menenangkan sistem pencernaan, untuk pemberi energi, atau meredakan sakit tenggorokan.[4][5][7]

Proses pembuatan permen bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan pada awalnya. Gula yang direbus harus selalu dipantau dan selalu diaduk tanpa henti selama berjam-jam. Ketika Revolusi Industri terjadi, mesin mulai membantu pembuatan gula, memungkinkan sebuah bisnis pembuatan permen dibuka dengan hanya dua orang. Produksi gula lalu meningkat dengan sangat tinggi dan lama kelamaan harga permen menurun.[3][4]

Perkembangan pembuatan permen dan manisan yang signifikan dapat disingkat sebagai berikut:

  1. Pada tahun 1828, Permen coklat pertama didunia diciptakan oleh seorang Belanda, Conrad J. Van Houten yang memeras biji coklat yang dimasaknya yang kemudian dicampur gula hingga menjadikannya permen.[8]
  2. Pada tahun 1869, Thomas Adams, seorang Amerika yang menciptakan permen dari bahan karet.Penemuannya tak sengaja karena awalnya ia ingin membuat mainan hingga ban sepeda namun percobaannya selalu gagal.Ketika ia memasukan karet kedalam mulutnya timbulah ide untuk menambahkan rasa di karet itu hingga terciptalah permen karet. Kemudian,pada tahun 1871 temuannya itu dipatenkan.[9]
  3. Pada tahun 1875, Henry Nestle,seorang pembuat susu kental manis dan Daniel Peter, seorang pembuat coklat yang memadukan dua unsur ini menjadi satu dan mendirikan perusahaan coklat susu pertama didunia.[10]
  4. Pada tahun 1908, Lolly Pop, permen bertangkai ini diberinama oleh George Smith H, berdasarkan nama kuda balapnya.[6] Tak banyak diketahui awal dari keberadaan permen lollipop ini. Nanum mesin pembuat permen Lolly Pop diciptakan oleh Samuel Born warga Amerika keturunan Rusia.[11]
  5. Pada tahun 1912, Clarence Crene menciptakan permen mint, ia sendiri sebelumnya membuat permen coklat, tetapi karena permen coklat mudah meleleh pada saat musim panas akhirnya ia mencoba membuat permen dari bahan yang lain. Keberadaan permen mint itu sendiri sebenarnya sudah ada di daratan Eropa namun kebanyakan berbentuk persegi. Crene akhirnya mencoba membuat permen mint dengan bentuk yang lain yaitu bulat dan bolong ditengahnya. “Life saver” itulah nama awal permen ini disebut karena memang bentuknya mirip seperti pelampung atau ban menyelamat, dan sekarang permen ini lebih dikenal orang dengan sebutan permen polo.[butuh rujukan]

Tipe-tipe Permen

Sedang dibuat..

Permen dalam Budaya

Sedang dibuat..

Kandungan Nutrisi

Sedang dibuat..

Efek pada Kesehatan

Bahan pembuatan permen, seperti gula, coklat, karamel, kacang, dan nougat adalah bahan yang mengandung banyak kalori. Mengkonsumsi kalori terlalu banyak dalam sehari akan menaikkan berat badan jika tidak dikurangi. Tidak hanya kalori yang tinggi, permen juga seringkali mengandung lemak dan gula yang tinggi. Lemak tidak hanya meningkatkan kemungkinan terserang obesitas, tetapi juga depresi, dan serangan jantung. Terlalu banyak gula juga bukanlah hal yang sehat. Gula mengurangi kandungan kalsium di dalam tubuh, karena kalsium dibutuhkan untuk mencerna gula. Kadar kalsium yang rendah juga akan mengurangi nutrisi zat besi, vitamin A dan C, yang dapat mengakibatkan anemia dan imunitas badan yang rendah, juga meningkatkan kemungkinan terserang Osteoporosis. [12][13][14]

Gula juga merupakan tempat tinggal bakteri-bakteri yang dapat merusak gigi. Bakteri-bakteri ini memiliki sifat korosif, ditambah dengan bahan lain seperti karamel yang biasanya melekat pada gigi, secara perlahan gigi akan mulai rusak jika tidak ditangani. Efek dari bakteri ini antara lain gigi bolong, gusi berdarah, dan hilangnya gigi.[13]

Untuk mengurangi efek dari memakan permen atau manisan lainnya, hal yang dianjurkan adalah untuk mengurangi asupan gula setipa hari. Maksimal gula yang dianjurkan dalam sehari adalah 100 Kalori untuk Wanita atau 150-160 Kalori untuk Pria. Untuk melindungi gigi, menyikat gigi setelah memakan manisan dan sebelum tidur adalah praktik yang baik.[12][14][15]

Referensi

  1. ^ a b c d Ensiklopedi Nasional Indonesia. 2004. Bekasi: Delta Pamungkas. ISBN 979-9327-00-8. Hal.336.
  2. ^ (Inggris) The Cold Water Candy Test, Exploratorium; Sugar Syrup Chart Diarsipkan 2007-01-28 di Wayback Machine. at Baking911
  3. ^ a b c d e Socik, Dariusz. "The History of Candy Making". kandy.pl. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  4. ^ a b c d e Bellis, Mary (19 Maret 2018). "The History of Candy and Desserts". thoughtco.com. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  5. ^ a b "The First Sweets - Who Invented First Candy". candyhistory.net. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  6. ^ a b "History of Candy". candyhistory.net. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  7. ^ a b "The Sweet History of Sweets". candyhistory.net. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  8. ^ "Coenraad Van Houten". exhibits.library.cornell.edu. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  9. ^ Rogers, Kara. "chewing gum". britannica.com. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  10. ^ Stradley, Linda (3 November 2015). "Milk Chocolate History". What's Cooking America (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 January 2020. 
  11. ^ "Lollipop History". spanglercandy.com. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  12. ^ a b Martinez, Eliza. "The Effects of Candy on the Body". livestrong.com. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  13. ^ a b "Candy Health Risks". candyhistory.net. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  14. ^ a b "The sweet danger of sugar". health.harvard.edu. 6 Januari 2022. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  15. ^ "Children and Candy". moh.gov.sa. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 

Lihat juga

Pranala luar