Lompat ke isi

Epidemiologi gizi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
-> add section "Ilmu gizi"
-> add section "Penelitian ..."
Baris 8: Baris 8:
[[Berkas:201707_medicine_mix.svg|kiri|jmpl|Berbagai kapsul dan tablet obat]]
[[Berkas:201707_medicine_mix.svg|kiri|jmpl|Berbagai kapsul dan tablet obat]]
Ilmu gizi adalah bidang studi multidisiplin yang berkaitan dengan peran nutrisi dalam kesehatan dan penyakit di sepanjang usia manusia.<ref name=":12" /> Epidemiologi gizi dan ilmu gizi adalah dua bidang yang berbagi pengetahuan tentang interaksi gizi, konsumsi makanan dan tubuh manusia.<ref name=":09">{{Cite journal|last1=Penders|first1=Bart|last2=Wolters|first2=Anna|last3=Feskens|first3=Edith F.|last4=Brouns|first4=Fred|last5=Huber|first5=Machteld|last6=Maeckelberghe|first6=Els L. M.|last7=Navis|first7=Gerjan|last8=Ockhuizen|first8=Theo|last9=Plat|first9=Jogchum|date=September 2017|year=2017|title=Capable and credible? Challenging nutrition science|journal=European Journal of Nutrition|volume=56|issue=6|pages=2009–2012|doi=10.1007/s00394-017-1507-y|issn=1436-6215|pmc=5579200|pmid=28718015|last10=Sikkema|first10=Jan|last11=Stasse-Wolthuis|first11=Marianne|language=en}}</ref> Pemahaman tentang prinsip-prinsip ilmu gizi diperlukan untuk memahami epidemiologi gizi.<ref name=":05" /> Kedua bidang tersebut mengeksplorasi hubungan pola makan dan penyakit untuk memberikan tindakan pencegahan bagi masyarakat.<ref>{{Cite journal|last=Byers|first=Tim|date=1 June 1999|title=The role of epidemiology in developing nutritional recommendations: past, present, and future|url=https://academic.oup.com/ajcn/article/69/6/1304S/4715019|journal=The American Journal of Clinical Nutrition|language=en|volume=69|issue=6|pages=1304S–1308S|doi=10.1093/ajcn/69.6.1304S|issn=0002-9165|pmid=10359230|doi-access=free}}</ref> Penelitian dalam ilmu gizi juga memberikan dasar bagi aturan makan dan [[Diet (nutrisi)|pedoman diet]].<ref name=":09" /> Pengetahuan dari ilmu gizi telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hubungan antara pola konsumsi makanan dan kesehatan.<ref name=":12" /> Beberapa contoh dari keberhasilan ilmu gizi yang telah berkontribusi pada temuan-temuan yang meliputi hubungan antara kekurangan [[asam folat]] dengan risiko yang lebih tinggi atas cacat saraf bawaan, [[Vitamin C|kekurangan vitamin C]] untuk penyakit [[skorbut]], konsumsi [[lemak trans]] dengan risiko yang lebih tinggi terhadap[[penyakit kardiovaskular]] dan menghubungkan konsumsi ikan berlebih untuk mengurangi risiko kelahiran prematur.<ref name=":10">{{Cite journal|date=27 April 2009|title=Diet, Nutrition and the Prevention of Chronic Diseases* A Report of the WHO Study Group on Diet, Nutrition and Prevention of Noncommunicable Diseases**|url=http://dx.doi.org/10.1111/j.1753-4887.1991.tb07370.x|journal=Nutrition Reviews|volume=49|issue=10|pages=291–301|doi=10.1111/j.1753-4887.1991.tb07370.x|issn=0029-6643|pmid=1749527|language=en}}</ref> Kejadian-kejadian ini terus ditemukan seiring dengan meningkatnya informasi dan bukti ilmiah yang mengarah kepada lebih banyak peluang yang berhasil untuk intervensi dan pencegahan.<ref name=":10" />
Ilmu gizi adalah bidang studi multidisiplin yang berkaitan dengan peran nutrisi dalam kesehatan dan penyakit di sepanjang usia manusia.<ref name=":12" /> Epidemiologi gizi dan ilmu gizi adalah dua bidang yang berbagi pengetahuan tentang interaksi gizi, konsumsi makanan dan tubuh manusia.<ref name=":09">{{Cite journal|last1=Penders|first1=Bart|last2=Wolters|first2=Anna|last3=Feskens|first3=Edith F.|last4=Brouns|first4=Fred|last5=Huber|first5=Machteld|last6=Maeckelberghe|first6=Els L. M.|last7=Navis|first7=Gerjan|last8=Ockhuizen|first8=Theo|last9=Plat|first9=Jogchum|date=September 2017|year=2017|title=Capable and credible? Challenging nutrition science|journal=European Journal of Nutrition|volume=56|issue=6|pages=2009–2012|doi=10.1007/s00394-017-1507-y|issn=1436-6215|pmc=5579200|pmid=28718015|last10=Sikkema|first10=Jan|last11=Stasse-Wolthuis|first11=Marianne|language=en}}</ref> Pemahaman tentang prinsip-prinsip ilmu gizi diperlukan untuk memahami epidemiologi gizi.<ref name=":05" /> Kedua bidang tersebut mengeksplorasi hubungan pola makan dan penyakit untuk memberikan tindakan pencegahan bagi masyarakat.<ref>{{Cite journal|last=Byers|first=Tim|date=1 June 1999|title=The role of epidemiology in developing nutritional recommendations: past, present, and future|url=https://academic.oup.com/ajcn/article/69/6/1304S/4715019|journal=The American Journal of Clinical Nutrition|language=en|volume=69|issue=6|pages=1304S–1308S|doi=10.1093/ajcn/69.6.1304S|issn=0002-9165|pmid=10359230|doi-access=free}}</ref> Penelitian dalam ilmu gizi juga memberikan dasar bagi aturan makan dan [[Diet (nutrisi)|pedoman diet]].<ref name=":09" /> Pengetahuan dari ilmu gizi telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hubungan antara pola konsumsi makanan dan kesehatan.<ref name=":12" /> Beberapa contoh dari keberhasilan ilmu gizi yang telah berkontribusi pada temuan-temuan yang meliputi hubungan antara kekurangan [[asam folat]] dengan risiko yang lebih tinggi atas cacat saraf bawaan, [[Vitamin C|kekurangan vitamin C]] untuk penyakit [[skorbut]], konsumsi [[lemak trans]] dengan risiko yang lebih tinggi terhadap[[penyakit kardiovaskular]] dan menghubungkan konsumsi ikan berlebih untuk mengurangi risiko kelahiran prematur.<ref name=":10">{{Cite journal|date=27 April 2009|title=Diet, Nutrition and the Prevention of Chronic Diseases* A Report of the WHO Study Group on Diet, Nutrition and Prevention of Noncommunicable Diseases**|url=http://dx.doi.org/10.1111/j.1753-4887.1991.tb07370.x|journal=Nutrition Reviews|volume=49|issue=10|pages=291–301|doi=10.1111/j.1753-4887.1991.tb07370.x|issn=0029-6643|pmid=1749527|language=en}}</ref> Kejadian-kejadian ini terus ditemukan seiring dengan meningkatnya informasi dan bukti ilmiah yang mengarah kepada lebih banyak peluang yang berhasil untuk intervensi dan pencegahan.<ref name=":10" />

== Penelitian epidemiologi gizi ==
Penelitian epidemiologi gizi membentuk dasar atas penemuan-penemuan hal yang terkait dengan nutrisi.<ref name=":05" /> Kajian-kajian tersebut mengungkapkan hubungan antara gizi dan kesehatan, dengan fokus pada [[etiologi]] terhadap [[Kronis|penyakit kronis]].<ref name=":05" /> Penelitian tersebut memberikan pandangan yang komprehensif tentang cara pola makan yang mempengaruhi atau mempertahankan kondisi kesehatan dan kesejahteraan pada individu dan penduduk. Kontroversi yang menonjol terletak pada kemampuan untuk mengukur [[Ilmu paparan|eksposur]] secara andal dan akurat karena hal tersebut bergantung kepada [[Kesalahan observasi|kesalahan]] dan variasi pengukuran.<ref name=":12">{{Cite journal|last1=Satija|first1=Ambika|last2=Yu|first2=Edward|last3=Willett|first3=Walter C|last4=Hu|first4=Frank B|date=7 Januari 2015|title=Understanding Nutritional Epidemiology and Its Role in Policy12|journal=Advances in Nutrition|volume=6|issue=1|pages=5–18|doi=10.3945/an.114.007492|issn=2161-8313|pmc=4288279|pmid=25593140|language=en}}</ref> Desain penelitian epidemiologi gizi diperlukan untuk menetapkan hubungan definitif antara pola makan dan penyakit untuk dapat mengembangkan intervensi dan kebijakan yang akan diterapkan terhadap kesehatan masyarakat.<ref name=":12" /> Terdapat penelitian observasional dan eksperimental yang memiliki desain penelitian yang berlaku, termasuk di dalamnya [[Penelitian ekologi|ekologi]], [[Penelitian potong-lintang|''cross-sectional'']], [[kohor]], [[Penelitian kasus-kontrol|kontrol kasus]], [[uji klinis]] dan komunitas.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 31 Januari 2022 16.50

Piramida gizi yang juga dikenal dengan piramida makanan.

Epidemiologi gizi adalah bidang penelitian medis yang relatif baru dalam mempelajari hubungan antara nutrisi dan kesehatan,[1] yang mengkaji faktor-faktor makanan dan gizi dalam hubungannya dengan peristiwa penyakit pada tingkat populasi.[2] Hal ini merupakan disiplin ilmu yang masih baru dalam bidang epidemiologi yang terus berkembang dalam relevansinya dengan masalah-masalah kesehatan masa kini.[1] Untuk penyakit dalam epidemiologi, nutrisi kurang mendapatkan perhatian bila dibandingkan dengan faktor risiko lainnya karena pola makan dan aktivitas fisik sulit diukur secara akurat.[2] Epidemiologi gizi menggunakan kajian dari ilmu gizi untuk menunjang pemahaman gizi manusia dan penjelasan tentang mekanisme pokok yang mendasarinya.[3] Informasi ilmu gizi juga diberdayakan dalam pengembangan studi epidemiologi gizi dan intervensi atau upaya untuk meningkatkan kesehatan, termasuk penelitian klinis, kasus-kontrol dan kohor.[4] Metode epidemiologi gizi telah dikembangkan untuk mempelajari hubungan antara pola makan dan penyakit. Temuan-temuan dari studi ini berdampak pada kesehatan masyarakat karena menjadi panduan dalam pengembangan rekomendasi pola makan, termasuk yang dirancang khusus untuk pencegahan penyakit, kondisi dan kanker tertentu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh para peneliti barat[1][5] bahwa epidemiologi gizi harus menjadi komponen inti dalam pelatihan semua profesi layanan sosial dan kesehatan karena peningkatan relevansinya dan keberhasilan pada masa lalu dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di seluruh dunia.[4] Namun, juga dikemukakan bahwa studi epidemiologi gizi menghasilkan temuan yang tidak dapat selalu diandalkan karena tergantung kepada peran pola makan dalam kesehatan dan penyakit, yang diketahui sebagai paparan yang rentan terhadap kesalahan pengukuran yang cukup besar.[6]

Sejarah

Sebelum berkembang menjadi ilmu pokok dalam bidang epidemiologi, epidemiologi gizi pada awalnya sebagai cabang dari ilmu epidemiologi tahun 1980-an.[7] Ilmu ini berkaitan dengan peran paparan nutrisi dalam terjadinya gangguan terhadap kondisi kesehatan. Epidemiologi gizi terbentuk dari penilaian atas paparan ini dan penelitian hubungan antara paparan dan hasilnya.[7] Epidemiologi gizi menjadi lebih mapan, melalui pemahaman tentang bagaimana nutrisi dan vitamin mempengaruhi defisiensi dan penyakit pada awal abad kedua puluh.[8] Kemudian pada abad kedua puluh tersebut, epidemiologi gizi menjadi lebih penting ketika peran paparan penyakit kronis dapat dipahami dengan baik.[8] Sejak saat itu, penerapan informasi dari epidemiologi gizi telah menghasilkan terobosan sosial dan ilmiah yang signifikan.[9] Metode epidemiologi telah digunakan selama berabad-abad untuk mempelajari hubungan antara pola makan dan keterkaitannya dengan penyakit,[10] tetapi tidak dianggap sebagai hal yang definitif. Kemajuan cara-cara ketika paparan pola makan diukur untuk memunculkan keandalan data. Dimasukkannya faktor risiko genetik dalam model hubungan sebab akibat, telah membuat epidemiologi gizi menjadi bidang yang semakin interdisipliner atau antar disiplin ilmu.[11]

Ilmu gizi

Berbagai kapsul dan tablet obat

Ilmu gizi adalah bidang studi multidisiplin yang berkaitan dengan peran nutrisi dalam kesehatan dan penyakit di sepanjang usia manusia.[12] Epidemiologi gizi dan ilmu gizi adalah dua bidang yang berbagi pengetahuan tentang interaksi gizi, konsumsi makanan dan tubuh manusia.[13] Pemahaman tentang prinsip-prinsip ilmu gizi diperlukan untuk memahami epidemiologi gizi.[6] Kedua bidang tersebut mengeksplorasi hubungan pola makan dan penyakit untuk memberikan tindakan pencegahan bagi masyarakat.[14] Penelitian dalam ilmu gizi juga memberikan dasar bagi aturan makan dan pedoman diet.[13] Pengetahuan dari ilmu gizi telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hubungan antara pola konsumsi makanan dan kesehatan.[12] Beberapa contoh dari keberhasilan ilmu gizi yang telah berkontribusi pada temuan-temuan yang meliputi hubungan antara kekurangan asam folat dengan risiko yang lebih tinggi atas cacat saraf bawaan, kekurangan vitamin C untuk penyakit skorbut, konsumsi lemak trans dengan risiko yang lebih tinggi terhadappenyakit kardiovaskular dan menghubungkan konsumsi ikan berlebih untuk mengurangi risiko kelahiran prematur.[15] Kejadian-kejadian ini terus ditemukan seiring dengan meningkatnya informasi dan bukti ilmiah yang mengarah kepada lebih banyak peluang yang berhasil untuk intervensi dan pencegahan.[15]

Penelitian epidemiologi gizi

Penelitian epidemiologi gizi membentuk dasar atas penemuan-penemuan hal yang terkait dengan nutrisi.[6] Kajian-kajian tersebut mengungkapkan hubungan antara gizi dan kesehatan, dengan fokus pada etiologi terhadap penyakit kronis.[6] Penelitian tersebut memberikan pandangan yang komprehensif tentang cara pola makan yang mempengaruhi atau mempertahankan kondisi kesehatan dan kesejahteraan pada individu dan penduduk. Kontroversi yang menonjol terletak pada kemampuan untuk mengukur eksposur secara andal dan akurat karena hal tersebut bergantung kepada kesalahan dan variasi pengukuran.[12] Desain penelitian epidemiologi gizi diperlukan untuk menetapkan hubungan definitif antara pola makan dan penyakit untuk dapat mengembangkan intervensi dan kebijakan yang akan diterapkan terhadap kesehatan masyarakat.[12] Terdapat penelitian observasional dan eksperimental yang memiliki desain penelitian yang berlaku, termasuk di dalamnya ekologi, cross-sectional, kohor, kontrol kasus, uji klinis dan komunitas.

Referensi

  1. ^ a b c Mccullough, Marjorie; Giovannucci, Edward (2006). Heber, David, ed. Nutritional Oncology (dalam bahasa Inggris). Academic Press. hlm. 85–96. doi:10.1016/B978-0-12-088393-6.X5054-4. ISBN 978-0-12-088393-6. OL 9449667M. 
  2. ^ a b Michels, Karen (1 Agustus 2003). "Nutritional epidemiology—past, present, future". International Journal of Epidemiology (dalam bahasa Inggris). 32 (4): 486–488. doi:10.1093/ije/dyg216alt=Dapat diakses gratis. PMID 12913011. 
  3. ^ Wilett, Walter (2012). Nutritional Epidemiology (dalam bahasa Inggris). New York: Oxford University Press. hlm. 1–13. ISBN 0-1997-5403-9. ISSN 0740-0845. OL 25253263M. 
  4. ^ a b Alpers, David H.; Bier, Dennis M.; Carpenter, Kenneth J.; McCormick, Donald B.; Miller, Anthony B.; Jacques, Paul F. (1 September 2014). "History and Impact of Nutritional Epidemiology123". Advances in Nutrition (dalam bahasa Inggris). 5 (5): 534–536. doi:10.3945/an.114.006353. ISSN 2161-8313. PMC 4188224alt=Dapat diakses gratis. PMID 25469385. 
  5. ^ Thornton, Kathryn; Villamor, Eduardo (2016). "Nutritional Epidemiology". Encyclopedia of Food and Health (dalam bahasa Inggris). Academic Press: 104–107. doi:10.1016/B978-0-12-384947-2.00494-3. ISBN 978-0-12-384953-3. OL 34493367M. 
  6. ^ a b c d Margetts, Barrie M; Nelson, Michael (1997). Design Concepts in Nutritional Epidemiology (dalam bahasa Inggris). New York: Oxford University Press. doi:10.1093/acprof:oso/9780192627391.001.0001. ISBN 978-0-19-262739-1. OL 1003766M. 
  7. ^ a b Boeing, H. (2013). "Nutritional epidemiology: New perspectives for understanding the diet-disease relationship?". European Journal of Clinical Nutrition (dalam bahasa Inggris). 67 (5): 424–429. doi:10.1038/ejcn.2013.47alt=Dapat diakses gratis. ISSN 1476-5640. PMID 23443832. 
  8. ^ a b Lilienfeld, David E.; Stolley, Paul D. Foundations of Epidemiology (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. ISBN 978-0-19-505035-6. OL 21072487M. 
  9. ^ Jenab, Mazda; Slimani, Nadia; Bictash, Magda; Ferrari, Pietro; Bingham, Sheila A. (June 2009). "Biomarkers in nutritional epidemiology: applications, needs and new horizons". Human Genetics (dalam bahasa Inggris). 125 (5–6): 507–525. doi:10.1007/s00439-009-0662-5. ISSN 1432-1203. PMID 19357868. 
  10. ^ Selby, Joseph; Fitz-Simmons, Stacey; Newman, Jeffrey; Katz, Patricia; Sepe, Stephen; Showstack, Jonathan (1990). "The Natural History and Epidemiology of Diabetic Nephropathy: Implications for Prevention and Control". Journal American Medical Association (dalam bahasa Inggris). 263 (14): 1954–1960. doi:10.1001/jama.1990.03440140080036. PMID 2179596. 
  11. ^ Kumanyika, Shiriki K.; Obarzanek, Eva; Stettler, Nicolas; Bell, Ronny; Field, Alison E.; Fortmann, Stephen P.; Franklin, Barry A.; Gillman, Matthew W.; Lewis, Cora E.; Poston, Walker Carlos; Stevens, June (22 July 2008). "Population-based prevention of obesity: the need for comprehensive promotion of healthful eating, physical activity, and energy balance: a scientific statement from American Heart Association Council on Epidemiology and Prevention, Interdisciplinary Committee for Prevention (formerly the expert panel on population and prevention science)". Circulation (dalam bahasa Inggris). 118 (4): 428–464. doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.108.189702alt=Dapat diakses gratis. ISSN 1524-4539. PMID 18591433. 
  12. ^ a b c d Satija, Ambika; Yu, Edward; Willett, Walter C; Hu, Frank B (7 Januari 2015). "Understanding Nutritional Epidemiology and Its Role in Policy12". Advances in Nutrition (dalam bahasa Inggris). 6 (1): 5–18. doi:10.3945/an.114.007492. ISSN 2161-8313. PMC 4288279alt=Dapat diakses gratis. PMID 25593140. 
  13. ^ a b Penders, Bart; Wolters, Anna; Feskens, Edith F.; Brouns, Fred; Huber, Machteld; Maeckelberghe, Els L. M.; Navis, Gerjan; Ockhuizen, Theo; Plat, Jogchum; Sikkema, Jan; Stasse-Wolthuis, Marianne (September 2017). "Capable and credible? Challenging nutrition science". European Journal of Nutrition (dalam bahasa Inggris). 56 (6): 2009–2012. doi:10.1007/s00394-017-1507-y. ISSN 1436-6215. PMC 5579200alt=Dapat diakses gratis. PMID 28718015. 
  14. ^ Byers, Tim (1 June 1999). "The role of epidemiology in developing nutritional recommendations: past, present, and future". The American Journal of Clinical Nutrition (dalam bahasa Inggris). 69 (6): 1304S–1308S. doi:10.1093/ajcn/69.6.1304Salt=Dapat diakses gratis. ISSN 0002-9165. PMID 10359230. 
  15. ^ a b "Diet, Nutrition and the Prevention of Chronic Diseases* A Report of the WHO Study Group on Diet, Nutrition and Prevention of Noncommunicable Diseases**". Nutrition Reviews (dalam bahasa Inggris). 49 (10): 291–301. 27 April 2009. doi:10.1111/j.1753-4887.1991.tb07370.x. ISSN 0029-6643. PMID 1749527.