Lompat ke isi

Erol Iba: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BurningHill (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k →‎Pranala luar: merapikan templat stub
Baris 105: Baris 105:
{{DEFAULTSORT:Iba, Erol FX}}
{{DEFAULTSORT:Iba, Erol FX}}
{{lifetime|1979||}}
{{lifetime|1979||}}
{{Pemain-sb-stub|Indonesia}}
[[Kategori:Pemain sepak bola Indonesia]]
[[Kategori:Pemain sepak bola Indonesia]]
[[Kategori:Pemain Arema Malang]]
[[Kategori:Pemain Arema Malang]]
Baris 116: Baris 115:
[[Kategori:Pemain Gresik United]]
[[Kategori:Pemain Gresik United]]
[[Kategori:Pemain Sriwijaya FC]]
[[Kategori:Pemain Sriwijaya FC]]

{{Pemain-sb-stub|Indonesia}}

Revisi per 3 Februari 2022 04.12

Erol FX Iba
Informasi pribadi
Nama lengkap Erol Franciscus Xaverius Iba
Tanggal lahir 6 Agustus 1979 (umur 44)
Tempat lahir Jayapura, Indonesia
Tinggi 170 m (557 ft 9 in)
Posisi bermain Bek, Gelandang
Karier junior
1994 - 1997 Diklat Papua
1997 - 1998 Diklat Ragunan
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
1998–2002 Semen Padang
2002–2004 PSPS Pekanbaru
2005–2006 Arema Malang
2007–2008 Persik Kediri 32 (1)
2008–2009 Pelita Jaya
2009–2010 Persipura Jayapura 14 (0)
2010–2012 Persebaya 1927 38 (2)
2012–2013 Persegres Gresik United 17 (1)
2013–2014 Sriwijaya FC 16 (0)
2014–2015 Persepam Madura Utama 17 (0)
Tim nasional
2001 Indonesia Indonesia U-23
2006-2009 Indonesia Indonesia 17 (0)
Kepelatihan
2020 Persiba Balikpapan (Asisten)
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik dan akurat per 9 Januari 2015

Erol Iba (lahir 6 Agustus 1979) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia yang telah pensiun. Sebelumnya ia sempat di minati oleh klub Liga Australia Newcastle Jets setelah tidak memperpanjang kontrak dengan Pelita Jaya. Sekarang ia menjadi asisten pelatih di Persiba Balikpapan.

Biografi

Bek sayap asal klub Arema ini adalah salah satu pemain yang mendapat nilai A dari pelatih Peter Withe. Kontribusinya dari sisi sayap kiri dinilai dominan sepanjang turnamen. Walaupun timnas akhirnya gagal di laga puncak Merdeka Games Malaysia 2006. Namun, pujian layak diberikan kepada sejumlah pemain yang tampil menawan di sepanjang turnamen. Salah satunya adalah Erol Iba. Pemain ini mampu menutup kelemahan Boaz Solossa, yang bermain kurang cemerlang sebagai gelandang sayap. Dengan kelebihan tersebut Erol bisa mengancam keberadaan Ortizan Solossa dan Mahyadi Panggabean, dua pemain yang selama ini menjadi pilihan utama. “Kehadiran Erol membuat saya punya banyak stok pemain. Jika ada yang cedera saya tak perlu repot mencari pengganti karena masing-masing punya kualitas setara,” kata Withe. Erol bahkan dinilai lebih punya poin dari sisi kecepatan beradaptasi dibanding kedua kompetitornya. Persiapan sebelum ajang Merdeka Games menjadi pembuktian. Dibanding pemain lain yang berkumpul dan berlatih selama tiga pekan, Erol baru ikut latihan persiapan satu hari sebelum timnas berangkat ke Malaysia. “Sebelumnya saya sempat bergabung satu hari, tetapi langsung pergi untuk memperkuat Arema di Copa Indonesia. Begitu kembali saya malah tak sempat berlatih karena tim langsung berangkat,” cerita suami Lisa Fitri Yani ini. Toh Erol langsung bisa padu dengan pemain lain sekaligus masuk dalam daftar starter di empat partai Merdeka Games. Sayang, walau tampil bagus Erol gagal mengantarkan timnas memuncaki Merdeka Games. “Rasa kecewa jelas ada, tetapi mau bagaimana lagi? Keberuntungan tak berpihak pada kita. Sekalipun mengendalikan permainan kita malah dikalahkan Myanmar,” ungkap Erol dengan raut muka murung. Prestasi bersama timnas amat penting artinya. Soalnya walau matang pengalaman di kompetisi lokal, Erol jarang menjadi pilihan timnas. “Tak tahu kenapa saya jarang masuk timnas. Terakhir kali bermain di ajang internasional saat SEA Games 2001,” tambah ayah dua anak tersebut.

Problem klasik datang saat kesempatan membela timnas kembali terbuka. Erol menghadapi dilema, memilih kepentingan pribadi sebagai pemain profesional atau negara. “Sudah ada beberapa klub menawari saya kontrak untuk musim depan. Nilainya jelas jauh dibanding bayaran yang mungkin saya dapatkan jika bergabung dengan timnas,” ungkap Erol. Kontribusinya mengantarkan Arema menjadi kampiun Copa Indonesia 2005 membuat namanya mencuat ke jajaran pemain elite. Persik, Persmin, dan Sriwijaya FC termasuk klub yang tertarik. Nilai nominal yang disodorkan jelas tak kecil, Rp 800 juta. “Bukan saya materialistis. Sebagai pemain profesional saya juga ingin punya penghasilan besar yang bisa dijadikan bekal pada hari tua,” ucap Erol, yang mengaku sudah bulat ingin meninggalkan Arema musim depan. Sekalipun tawaran mengantre, Erol tak mau gegabah mengambil keputusan. “Saya juga harus profesional menghargai kontrak saya dengan Arema. Kepastiannya menunggu kontrak saya berakhir,” kata pemain yang mengawali karier di Semen Padang ini. Itu pun dengan catatan namanya tak masuk daftar pelatnas jangka panjang ke Birmingham. “Kalau nanti akhirnya saya jadi pilihan utama timnas, semua tawaran bisa saja saya tampik,” ujarnya.

Karier

Karier timnas

  • 1999 Seleksi Pra-Piala Asia
  • 2001 Seleksi Pra-Piala Dunia
  • 2001 SEA Games
  • 2003 Seleksi Pra-Piala Asia
  • 2006 Timnas Selection vs Afsel
  • 2006 Merdeka Games Malaysia
  • 2007 AFF Cup, Piala Asia

Prestasi

Arema Malang

Tim nasional U-23

Pranala luar