Lompat ke isi

Narkolepsi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adi Culture (bicara | kontrib)
k Menambahkan pranala dalam
Fradityam (bicara | kontrib)
Adding the treatment info for Narcolepsy patient based on the neurology professor's quote. I also added the reference of the quote.
Baris 47: Baris 47:


=== Obat-obatan ===
=== Obat-obatan ===
Untuk orang yang memiliki narkolepsi tipe 1 dan tipe 2, kelompok obat yang umum dikonsumsi adalah agen pemicu kesadaran (''wakefullness-promoting agent''). Obat ini hanya di konsumsi 1 - 2 kali dalam sehari. Penderita hanya meminumnya di pagi hari, dan mungkin menelan dosis keduanya di sore hari. Obat ini bukanlah penawar mutlak bagi penderita narkolepsi, terkadang akan dibutuhkan terapi lanjutan pada beberapa kasus. Adapula bagi penderita yang hanya mengantuk pada jam - jam kerja, dan ketika mengemudi, obat methylphenidate saja sudah cukup.
Stimulan, antidepresan, dan obat lainnya dapat membantu.


Bagi penderika narkolepsi dengan gejala kantuk berlebihan di siang hari dan cataplexy yang cukup sering, akan lebih baik diobati dengan sodium oxybate—dan 1 obat lain yang dapat mengatasi berbagai aspek penyakit, dengan dosis kedua di 2 sampai 4 jam kemudian. Khasiat dari obat ini adalah mengurangi rasa kantuk di siang hari serta cataplexy dengan efektif. Penderita narkolepsi yang juga mengidap cataplexy mungkin akan memerlukan pengobatan ini, atau mungkin juga tidak, dengan cukup menghindari situasi yang dapat memicu terjadinya cataplexy tersebut.<ref>{{Cite web|title=Deciding Which Drug to Use in Narcolepsy|url=https://www.neurologylive.com/view/deciding-which-drug-to-use-in-narcolepsy|website=Neurology live|language=en|access-date=2022-02-04}}</ref>


Beberapa obat-obatan yang dapat dikonsumsi penderita narkolepsi, diantaranya adalah: Stimulan, antidepresan, dan obat lainnya dapat membantu.


== Epidemiologi ==
== Epidemiologi ==

Revisi per 4 Februari 2022 11.32

Narkolepsi ( Narcolepsy ) dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur, di mana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang waktu ia mengantuk. Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15 menit, tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali. Sebaliknya di malam hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh tidak dapat tidur. Penyebab narkolepsi tidak dipahami dengan baik, tetapi mungkin melibatkan faktor genetik dan sinyal abnormal dalam otak. Narkolepsi menyebabkan serangan tidur tiba-tiba. Kehilangan tonus otot tiba-tiba dan halusinasi dapat terjadi. Narkolepsi dapat disertai dengan gejala lainnya, seperti katapleksi, yaitu kelemahan atau kehilangan kendali pada otot wajah, leher, dan lutut. Narkolepsi yang disertai dengan katapleksi disebut dengan narkolepsi tipe 1, sedangkan yang tidak disertai dengan katapleksi, disebut dengan narkolepsi tipe 2.

Penyebab

Penyebab narkolepsi belum diketahui secara pasti. Namun, sebagian besar penderita narkolepsi memiliki kadar hipokretin rendah. Hipokretin adalah zat kimia dalam otak yang mengendalikan waktu tidur. Penyebab rendahnya hipokretin diduga akibat penyakit autoimun.

Narkolepsi juga diduga dapat disebabkan oleh penyakit yang merusak bagian otak penghasil hipokretin, seperti:

Selain penyakit di atas, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya narkolepsi atau memicu timbulnya penyakit autoimun hingga menyebabkan narkolepsi, yaitu:

  • Berusia 10–30 tahun
  • Perubahan hormon, terutama pada masa pubertas atau menopause
  • Stres
  • Perubahan pola tidur secara tiba-tiba
  • Infeksi, seperti infeksi bakteri streptokokus atau infeksi flu babi
  • Kelainan genetik keturunan [1]

Gejala

Gejala narkolepsi dapat muncul dalam beberapa minggu atau berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun. Berikut ini adalah gejala narkolepsi yang umumnya terjadi:

  • Rasa kantuk yang berlebihan pada siang hariPenderita narkolepsi selalu mengantuk pada siang hari, sulit untuk tetap terjaga, dan sulit berkonsentrasi.
  • Serangan tidurSerangan tidur yang menyebabkan penderita narkolepsi tertidur di mana saja dan kapan saja secara tiba-tiba. Jika narkolepsi tidak terkendali, serangan tidur bisa berlangsung selama beberapa kali dalam sehari.
  • KatapleksiKatapleksi atau melemahnya otot secara tiba-tiba ditandai dengan tungkai terasa lemas, penglihatan ganda, kepala lunglai dan rahang turun, serta bicara cadel. Kondisi ini dapat terjadi selama beberapa detik hingga beberapa menit dan biasanya dipicu oleh emosi tertentu, seperti terkejut, marah, senang, atau tertawa. Penderita biasanya mengalami serangan katapleksi 1–2 kali dalam setahun.
  • Ketindihan atau sleep paralysisKondisi ini terjadi ketika penderita tidak mampu bergerak atau berbicara saat hendak terbangun atau mulai tertidur.
  • HalusinasiPenderita narkolepsi kadang dapat melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata, terutama saat akan tidur atau bangun tidur.

Selain gejala umum tersebut, narkolepsi juga dapat disertai gejala lainnya, seperti:

  • Gangguan ingatan
  • Sakit kepala
  • Depresi
  • Keinginan untuk makan secara berlebihan
  • Kelelahan ekstrem dan kekurangan energi yang terjadi secara terus-menerus[1]

Perawatan

Obat-obatan

Untuk orang yang memiliki narkolepsi tipe 1 dan tipe 2, kelompok obat yang umum dikonsumsi adalah agen pemicu kesadaran (wakefullness-promoting agent). Obat ini hanya di konsumsi 1 - 2 kali dalam sehari. Penderita hanya meminumnya di pagi hari, dan mungkin menelan dosis keduanya di sore hari. Obat ini bukanlah penawar mutlak bagi penderita narkolepsi, terkadang akan dibutuhkan terapi lanjutan pada beberapa kasus. Adapula bagi penderita yang hanya mengantuk pada jam - jam kerja, dan ketika mengemudi, obat methylphenidate saja sudah cukup.


Bagi penderika narkolepsi dengan gejala kantuk berlebihan di siang hari dan cataplexy yang cukup sering, akan lebih baik diobati dengan sodium oxybate—dan 1 obat lain yang dapat mengatasi berbagai aspek penyakit, dengan dosis kedua di 2 sampai 4 jam kemudian. Khasiat dari obat ini adalah mengurangi rasa kantuk di siang hari serta cataplexy dengan efektif. Penderita narkolepsi yang juga mengidap cataplexy mungkin akan memerlukan pengobatan ini, atau mungkin juga tidak, dengan cukup menghindari situasi yang dapat memicu terjadinya cataplexy tersebut.[2]


Beberapa obat-obatan yang dapat dikonsumsi penderita narkolepsi, diantaranya adalah: Stimulan, antidepresan, dan obat lainnya dapat membantu.

Epidemiologi

Perkiraan prevalensi/angka kejadian berkisar antara 2 dan 10 per 10.000 orang di Amerika Utara dan Eropa. Sedangkan di Jepang angka kejadian sekitar lima kali lebih tinggi. Gejala-gejala dari narkolepsi biasanya timbul antara usia 12 dan 30 tahun, meskipun ada pula kasus yang dilaporkan dengan onset sejak usia 2 tahun dan hingga akhir 76 tahun. Perbedaan gender tidak terlalu berpengaruh terhadap prevalensi kejadian.[3]

Referensi

  1. ^ a b "Narkolepsi". Alodokter. 2016-01-21. Diakses tanggal 2021-07-22. 
  2. ^ "Deciding Which Drug to Use in Narcolepsy". Neurology live (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-04. 
  3. ^ (Inggris) Rowland, Lewis P. (2005). Merritt's Neurology, 11th Edition. Lippincott Williams & Wilkins. -.