Lompat ke isi

Krisis identitas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dian (WMID) (bicara | kontrib)
k Menambah Kategori:Psikologi menggunakan HotCat
Kayla Aghita (bicara | kontrib)
menambahkan isi
Tag: menghapus daftar referensi VisualEditor
Baris 1: Baris 1:
'''Krisis identitas''' merupakan peristiwa [[perkembangan]] yang melibatkan seseorang mempertanyakan diri sendiri atau keberadaan mereka di dunia. Konsep ini berasal dari karya psikolog perkembangan [[Erik Erikson]] yang percaya bahwa pembentukan [[identitas]] adalah salah satu konflik terpenting yang dihadapi orang. Faktor-faktor tersebut termasuk masalah kesehatan, [[stres]], dan [[dukungan sosial]]. Memiliki kondisi kesehatan mental seperti [[Depresi (psikologi)|depresi]], [[gangguan bipolar]], dan [[gangguan kepribadian ambang]] juga dapat meningkatkan kemungkinan mengalami krisis identitas.<ref>{{cite news|last=Andryanto|first=S. Dian|date=5 Oktober 2021|title=Cari Tahu Soal Krisis Identitas, Istilah yang Sering Digunakan Milenialis|url=https://gaya.tempo.co/amp/1513890/cari-tahu-soal-krisis-identitas-istilah-yang-sering-digunakan-milenialis|publisher=Tempo.co|accessdate=29 Januari 2022}}</ref>
'''Krisis identitas''' merupakan peristiwa [[perkembangan]] yang melibatkan seseorang mempertanyakan diri sendiri atau keberadaan mereka di dunia. Konsep ini berasal dari karya psikolog perkembangan [[Erik Erikson]] yang percaya bahwa pembentukan [[identitas]] adalah salah satu konflik terpenting yang dihadapi orang. Faktor-faktor tersebut termasuk masalah kesehatan, [[stres]], dan [[dukungan sosial]]. Memiliki kondisi kesehatan mental seperti [[Depresi (psikologi)|depresi]], [[gangguan bipolar]], dan [[gangguan kepribadian ambang]] juga dapat meningkatkan kemungkinan mengalami krisis identitas.


Terdapat empat status identitas :
Masalah [[kepribadian]] ini dapat terjadi terhadap siapa pun, terlepas dari berapa usianya dan apa latar belakang kehidupannya. Masa remaja merupakan [[transisi]] yang bisa dibilang cukup krusial karena ada berbagai hal untuk dipelajari. Dimulai dari masa [[Pubertas|puber]] sehingga terjadi perubahan fisik pada anak remaja. Ada kemungkinan, hal tersebut akan membuat tidak nyaman atau tidak percaya diri. Krisis identitas pada remaja berasal dari [[tekanan]] hidup, sehingga mengakibatkan [[stres]] dan depresi. Penyebab yang bisa terjadinya krisis identitas yang perlu diketahui [[Orang tua|orangtua]] adalah masalah akademik, tekanan karena [[pergaulan]], [[perceraian]] orangtua, mengalami peristiwa traumatis, kehilangan orang yang dicintai, dan kehilangan pekerjaan. Karena masa [[remaja]] merupakan masa dimana anak merasakan perubahan [[suasana hati]] yang tidak menentu. Maka dari itu, [[sensitivitas]]<nowiki/>nya menghadapi suatu hal pun cukup tinggi.<ref>{{cite web|last=Adlina|first=Atifa|date=7 Juni 2021|title=Krisis Identitas, Konflik Diri yang Bisa Dialami Remaja|url=https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-mental-remaja/krisis-identitas-adalah/?amp=1|publisher=hellosehat|accessdate=29 Januari 2022|coauthors=dr. Damar Upahita}}</ref>


# Identity Diffusion, pada status ini individu belum mengalami krisis dan belum membuat komitmen. Remaja dalam status ini belum memutuskan mengenai pilihan pekerjaan atau ideologis dan juga tidak menunjukkan minat terhadap hal tersebut.
==Referensi==
# Identity Foreclosure, pada status ini individu sudah membuat komitmen, tetapi belum mengalami krisis. Hal ini sering terjadi ketika orang tua memaksa komitmen tertentu dengan cara otoriter sementara anak remaja tersebut belum mengeksplorasi berbagai pendekatan [[ideologi]] atau karirnya.
{{Reflist}}
# Identity Moratorium, pada status ini remaja tengah menggalami masa krisis tetapi belum memiliki komitmen yang jelas atau masih kabur.
# Identity Achievement, pada status ini remaja sudah melalui krisis dan sudah sampai pada sebuah komitmen.


==Referensi==
<ref>{{Cite journal|last=Sunuhadi|first=Bani|date=Oktober 2013|title=STATUS IDENTITAS REMAJA DENGAN LATAR BELAKANG KELUARGA
ETNIS JAWA DAN TIONGHOA|url=file:///C:/Users/Thosiba/Downloads/2136-Article%20Text-4260-1-10-20131024.pdf|journal=}}</ref>
[[Kategori:Psikologi]]
[[Kategori:Psikologi]]



Revisi per 9 Februari 2022 14.55

Krisis identitas merupakan peristiwa perkembangan yang melibatkan seseorang mempertanyakan diri sendiri atau keberadaan mereka di dunia. Konsep ini berasal dari karya psikolog perkembangan Erik Erikson yang percaya bahwa pembentukan identitas adalah salah satu konflik terpenting yang dihadapi orang. Faktor-faktor tersebut termasuk masalah kesehatan, stres, dan dukungan sosial. Memiliki kondisi kesehatan mental seperti depresi, gangguan bipolar, dan gangguan kepribadian ambang juga dapat meningkatkan kemungkinan mengalami krisis identitas.

Terdapat empat status identitas :

  1. Identity Diffusion, pada status ini individu belum mengalami krisis dan belum membuat komitmen. Remaja dalam status ini belum memutuskan mengenai pilihan pekerjaan atau ideologis dan juga tidak menunjukkan minat terhadap hal tersebut.
  2. Identity Foreclosure, pada status ini individu sudah membuat komitmen, tetapi belum mengalami krisis. Hal ini sering terjadi ketika orang tua memaksa komitmen tertentu dengan cara otoriter sementara anak remaja tersebut belum mengeksplorasi berbagai pendekatan ideologi atau karirnya.
  3. Identity Moratorium, pada status ini remaja tengah menggalami masa krisis tetapi belum memiliki komitmen yang jelas atau masih kabur.
  4. Identity Achievement, pada status ini remaja sudah melalui krisis dan sudah sampai pada sebuah komitmen.

Referensi

[1]

  1. ^ Sunuhadi, Bani (Oktober 2013). [file:///C:/Users/Thosiba/Downloads/2136-Article%20Text-4260-1-10-20131024.pdf "STATUS IDENTITAS REMAJA DENGAN LATAR BELAKANG KELUARGA ETNIS JAWA DAN TIONGHOA"] Periksa nilai |url= (bantuan) (PDF).  line feed character di |title= pada posisi 55 (bantuan)