Pakubuwana V: Perbedaan antara revisi
Inayubhagya (bicara | kontrib) k Membalikkan revisi 19227383 oleh 110.137.100.167 (bicara) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Lihat pula: Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 77: | Baris 77: | ||
{{DEFAULTSORT:Pakubuwana 05}} |
{{DEFAULTSORT:Pakubuwana 05}} |
||
{{ |
{{Bio-stub}} |
||
[[Kategori:Susuhunan Surakarta]] |
[[Kategori:Susuhunan Surakarta]] |
||
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]] |
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]] |
Revisi per 10 Februari 2022 15.27
Pakubuwana V | |
---|---|
Sri Susuhunan Pakubuwana V | |
Susuhunan Surakarta | |
Berkuasa | 1820 – 1823 |
Pendahulu | Pakubuwana IV |
Penerus | Pakubuwana VI |
Patih | Sasradiningrat II |
Kelahiran | Raden Mas Sugandi 13 Desember 1784 Karaton Surakarta, Surakarta Hadiningrat |
Kematian | 5 September 1823 Surakarta, Hindia Belanda |
Wangsa | Mataram |
Ayah | Pakubuwana IV |
Ibu | GKR. Pakubuwana |
Agama | Islam |
Sri Susuhunan Pakubuwana V (13 Desember 1784 – 5 September 1823) adalah susuhunan keempat Surakarta yang memerintah tahun 1820 – 1823.
Biografi
Sunan Pakubuwana V memiliki nama asli Raden Mas Sugandi, putra Pakubuwana IV yang lahir dari permaisuri KRAy. Handaya (setelah wafat bergelar GKR. Pakubuwana), putri Adipati Cakraningrat dari Madura Barat. Ia naik takhta pada tanggal 10 Februari 1820, selang delapan hari setelah kepergian ayahnya.
Pakubuwana V juga dikenal dengan sebutan Sinuhun Ngabehi atau Sunan Sugih, yang artinya baginda yang kaya harta dan kesaktian. Ia pernah membuat keris pusaka dengan tangannya sendiri, bernama Kyai Kaget yang berasal dari pecahan meriam pusaka Kyai Guntur Geni saat terjadinya Geger Pacinan atau pemberontakan orang-orang Tionghoa pada tahun 1740.
Pakubuwana V juga memerintahkan ditulisnya Serat Centhini berdasarkan pengalaman pribadinya semasa menjabat sebagai Adipati Anom, dan yang menjadi juru tulis serat tersebut ialah Raden Ngabehi Ranggasutrasna.
Pakubuwana V hanya memerintah selama tiga tahun. Ia meninggal dunia pada tanggal 5 September 1823. Pengganti selanjutnya adalah putranya, yaitu Pakubuwana VI, Namun ia bernasib tragis dibuang dan meninggal di Ambon karena bersekutu dengan Pangeran Diponegoro dan memberikan perlawanan terhadap Belanda.
Kepustakaan
- Miksic, John (general ed.), et al. (2006) Karaton Surakarta. A look into the court of Surakarta Hadiningrat, central Java (First published: 'By the will of His Serene Highness Paku Buwono XII'. Surakarta: Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta, 2004) Marshall Cavendish Editions Singapore ISBN 981-261-226-2
- Andjar Any. 1980. Raden Ngabehi Ronggowarsito, Apa yang Terjadi? Semarang: Aneka Ilmu
- Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu
Lihat pula
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Pakubuwana IV |
Susuhunan Surakarta 1820-1823 |
Diteruskan oleh: Pakubuwana VI |