Lompat ke isi

Felipe Massa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 67: Baris 67:
===Scuderia Ferrari (2006-…)===
===Scuderia Ferrari (2006-…)===
==== Mitra Schumi (2006) ====
==== Mitra Schumi (2006) ====
Pada musim 2006, Massa mendapat sebuah tantangan besar dengan menjadi tandem [[Michael Schumacher]] di tim Ferrari. Berbeda dengan rekan setim Schumi sebelumnya (semacam [[Eddie Irvine]] atau [[Rubens Barrichello]]), kali ini Massa merasa bahwa dia bukan menjadi "pelindung" atau "mengalah untuk Schumi". Diluar dugaan, Michael Schumacher secara terang-terangan membimbing Massa seperti guru pada muridnya. Hasilnya adalah kemenangan pertama di Turki, dan disusul di GP Brazil pada 22 Oktober.
Pada musim 2006, Massa mendapat sebuah tantangan besar dengan menjadi tandem [[Michael Schumacher]] di tim Ferrari. Berbeda dengan rekan setim Schumi sebelumnya (semacam [[Eddie Irvine]] atau [[Rubens Barrichello]]), kali ini Massa merasa bahwa dia bukan menjadi "pelindung" atau "mengalah untuk Schumi". Diluar dugaan, Michael Schumacher secara terang-terangan membimbing Massa seperti guru pada muridnya. Hasilnya adalah kemenangan pertama di Turki. Sebelumnya, secara mengejutkan pula, Felipe Massa mampu meraih pole position di [[Grand Prix F1 Amerika Serikat 2006|GP Amerika Serikat]] di sirkuit [[Indianapolis]], walaupun pada akhirnya ia harus rela menyerahkan posisinya tersebut melalui sebuah ''team order'' halus kepada [[Michael Schumacher]].


Dengan kemenangan gemilang ini, Felipe Massa memecahkan telur yang dierami [[Brazil]] selama 13 tahun. Sebab terakhir kali orang Brazil menang dikandang sendiri adalah pada GP Brazil 1993 yang dimenangi oleh almarhum [[Ayrton Senna]]. Di akhir musim, Michael Schumacher memutuskan pensiun dan posisinya akan digantikan oleh mantan pembalap [[McLaren]] yang pernah bertarung dengan Massa di Formula Renault tahun 2000, [[Kimi Raikkonen]].
Memasuki balapan kandang sendiri di [[Grand Prix F1 Brasil 2006|Interlagos, Brazil]], beban mental menumpuk pada Felipe. Ia mau tidak mau harus mempertunjukan kebolehannya di depan publik sendiri. Namun kematangan Massa terlihat dengan mantapnya ia saat meraih pole position dan kemudian mengubahnya menjadi sebuah kemenangan spektakuler pada balapan besoknya. Dengan kemenangan gemilang ini, Felipe Massa memecahkan telur yang dierami [[Brazil]] selama 13 tahun. Sebab terakhir kali orang Brazil menang dikandang sendiri adalah pada GP Brazil 1993 yang dimenangi oleh almarhum [[Ayrton Senna]]. Di akhir musim, Michael Schumacher memutuskan pensiun dan posisinya akan digantikan oleh mantan pembalap [[McLaren]] yang pernah bertarung dengan Massa di Formula Renault tahun 2000, [[Kimi Raikkonen]]. Massa sendiri finish di P3 dalam klasemen akhir pembalap musim 2006, dengan total 80 poin.

Massa sendiri finish di P3 dalam klasemen akhir pembalap musim 2006, dengan total 80 poin.


==== Bersama Kimi (2007) ====
==== Bersama Kimi (2007) ====

Revisi per 9 Maret 2009 02.56

Felipe Massa
Lahir25 April 1981 (umur 43)
Brasil Sao Paulo, Brazil
Situs webhttp://www.felipemassa.com

Felipe Massa (lahir 25 April 1981), adalah seorang pembalap mobil professional berkebangsaan Brasil. Saat ini ia berlaga di ajang Formula 1 bersama tim Scuderia Ferrari dengan rekan satu timnya, Kimi Raikkonen (Finlandia) yang juga merupakan juara dunia Formula 1 musim 2007. Felipe memulai debutnya di ajang F1 pada GP Australia 2002 bersama tim Swiss, Sauber-Petronas. Prestasi tertinggi Massa di catat di musim 2008 lalu saat ia berhasil menjadi juara kedua dalam klasemen kejuaraan pembalap musim tersebut, di bawah pembalap Inggris dari tim McLaren, Lewis Hamilton.

Profil

Masa kecil

Felipe Massa lahir dari keluarga imigran di Brazil. Kakeknya adalah seorang Italia, yang kemudian berimigrasi ke Brazil. Massa kecil banyak bermain seperti layaknya anak Brazil kebanyakkan, yaitu sepakbola. Namun karena tinggi badannya terlalu kecil untuk menjadi seorang pemain sepakbola, akhirnya ia pun memutuskan untuk mencari hobi lain. Dan ketika itulah, hobinya untuk kebut-kebutan mulai tumbuh, walaupun hanya sebatas dalam sepeda biasa.

Pada usia 7 tahun, ia kemudian bekerja sampingan sebagai pengantar pizza, di kala waktu senggang sepulang sekolah. Ia lantas mendapatkan perintah untuk mengantarkan pizza ke sirkuit Interlagos, dimana saat itu tengah berlangsung GP F1 Brazil. Diluar dugaan ia tertarik dengan ajang balapan, dan akhirnya ia memutuskan untuk mencoba hobi membalap. Massa lantas mencoba gokart pertamanya pada usia 9 tahun.

Masa sekarang

Diluar Formula 1, Felipe Massa adalah seorang yang rendah hati. Ia sangat santun dan sopan kepada semua orang yang ia temui di paddock. Walaupun ia pernah bersinggungan dengan Fernando Alonso di Nurburgring 2007, nyatanya hingga kini Massa adalah teman baik dari Fernando.

Massa pernah tinggal di Monaco saat ia pertama kali turun di F1 pada 2002. Kemudian setelah ia bergabung sebagai pembalap resmi Ferrari di 2006 (bukan di 2003 saat ia menjadi test driver), Massa lantas pindah ke Swiss. Kini ia menetap di Zurich, berdekatan dengan Kimi Raikkonen. Massa menikah dengan model Brazil, Rafaela Bassi pada tanggal 29 November 2007 di Sao Paulo.[1][2] Lucunya acara pernikahan ini tidak dihadiri oleh Michael Schumacher dan Kimi Raikkonen, hanya Rubens Barrichello dan Antonio Pizzonia-lah yang terlihat hadir saat acara pemberkatan Massa di gereja.

Sahabat dekat Massa saat ini adalah Roberto Carlos (pesepakbola dari klub Fenerbahce).[3] Bersama Carlos dan Schumi, Massa sempat membentuk tim sepakbola amal bersama Valentino Rossi, Roger Federer, dan beberapa atlet lainnya. Selain dengan Carlos, Massa juga bersahabat dengan Lewis Hamilton, sedemikian eratnya, sampai-sampai begitu Felipe Massa gagal menjadi juara dunia F1 2008, Hamilton secara sportif dan rendah hati kemudian mengirimkan sebuah buket bunga khusus untuk Felipe.

Karir awal

Felipe Massa, yang sudah mengenal ajang balapan sejak usia 7 tahun, memulai karir di ajang gokart pada usia 8 tahun. Dia berada di gokart selama 7 tahun, dan malang melintang di ajang nasional Brazil maupun internasional. Pada 1998, dia pindah ke ajang Formula Chevrolet. Dan finish di P5 pada klasemen akhir. Di tahun 2000, dia pindah ke Eropa dan mengikuti Formula Renault Italia dan Formula Renault Eropa. Di ajang Formula Renault-lah ia sempat bertemu dengan Kimi Raikkonen, walaupun saat itu mereka belum akrab sama sekali. Dan siapa yang menyangka, tujuh tahun kemudian, mereka berdua akan berteman di Formula 1, tepatnya sebagai rekan setim di tim Ferrari.

Kemudian Massa pindah ke ajang F3000 Euro Series pada 2001. Dengan meraih 6 kemenangan dari 8 balapan, dia ditawari untuk mengetes mobil F1 Sauber pada akhir 2001, dan menandatangani kontrak F1 untuk musim 2002. Sebelum menandatangani kontrak F1 dengan Sauber, dia sempat ditawari untuk membalap bersama Alfa Romeo di ajang European Touring Car Championship.

Peter Sauber, orang yang pertama kali menemukan Massa sempat berkata:

[butuh rujukan]

Dan melihat prestasi serta kontribusi Felipe Massa (plus Kimi Raikkonen) bagi pembangunan tim Ferrari kini sepeninggal sang legenda Michael Schumacher, rasanya omongan Peter Sauber mulai terbukti tepat, apalagi setelah melihat Kimi Raikkonen menjadi juara dunia 2007, dan Felipe Massa yang menjadi runner-up dunia tahun 2008.

Formula 1

Sauber-Petronas (2002, 2004-05)

Felipe Massa sedang bersantai di GP Indianapolis 2005.

Debut F1 Felipe Massa dimulai di GP Australia 2002, bersama rekan setimnya yang lebih berpengalaman, Nick Heidfeld. Dimusim awalnya ini, Felipe hanya mampu mengumpulkan 4 poin, selebihnya dia sering terlibat insiden dan kecelakaan. Bahkan dia dijuluki ‘Si Liar’ karena gaya mengemudinya yang amburadul. Massa sempat terkena penalti akibat gaya mengemudinya itu di GP Italia. Tim Sauber lalu mengganti Massa dengan pembalap senior Heinz-Harald Frentzen di GP AS dan di musim 2003.

Sementara Massa, yang sebelumnya banyak dikaitkan dengan Ferrari, akhirnya ditarik oleh Jean Todt selaku bos Ferrari untuk menjadi test driver pada musim 2003, dengan opsi membalap bagi Ferrari pada masa mendatang. Sebelumnya, tim-tim lain seperti Jordan sempat menawarkan kursi kepada Massa, namun iming-iming kursi Ferrari di masa mendatang akhirnya membuat Massa berlabuh ke Maranello. Selama musim 2003, Massa belajar banyak di Ferrari sebagai test driver. Gaya membalapnya yang semua kasar, perlahan mulai menunjukkan kemajuan. Tentu semua itu berkat petuah dari sang master Michael Schumacher. Atas perubahan gaya membalapnya tersebut, tim Sauber memutuskan kembali menarik Massa untuk musim 2004. Kali ini dia berpasangan dengan Giancarlo Fisichella.

Pada musim 2004, Felipe kembali ke 'rumah' asalnya, Sauber Petronas. Sebelumnya, banyak yang kaget pada keputusan Peter Sauber memilih Massa untuk memperkuat timnya di 2004. Pasalnya, waktu Felipe memulai debut F1 dengan Sauber Petronas musim 2002 sangat tidak konsisten, bila tak ingin disebut mengecewakan. Kendati demikian banyak yang melihat kembalinya Felipe Massa ke tim Swiss ini tak lepas dari pengaruh Ferrari -tim di mana Massa menjadi test driver selama musim 2003. Dan Sauber pada saat itu adalah konsumen setia mesin (juga girboks) Ferrari. Apalagi antara Peter dan bos Ferrari Jean Todt memiliki hubungan mesra. Tampaknya, pengalaman Massa ‘sekolah’ di Ferrari dianggap sebagai bekal yang cukup untuk menggeber kembali mobil Sauber. Di musim keduanya bersama Sauber ini, dia mencetak 12 poin (dari total 34 poin konstruktor Sauber). Posisi tertingginya adalah finish di P4 pada GP Belgia.

Di musim 2005, dia mendapat rekan setim yang baru, yaitu mantan juara dunia F1 musim 1997 asal Kanada, Jacques Villeneuve (JV). Villeneuve, yang sebelum musim balapan dimulai sudah menyombongkan diri akan mengalahkan Massa, terpaksa harus mengakui bahwa dia kalah bagus dibanding rekan setimnya yang masih muda tersebut. Momen paling unik antara JV-Massa adalah ketika di GP Monaco. Saat itu keduanya berebut masuk tikungan Ste-Devote. Akhirnya yang terjadi adalah kecelakaan. Sejak saat itu pulalah, pertemanan JV-Massa sedikit renggang.

Akhir 2005, Ferrari secara tiba-tiba memutus kontrak Rubens Barrichello yang sedianya akan berakhir musim 2006, dan memenuhi janjinya untuk menarik Felipe Massa. Sebetulnya, Massa disarankan oleh Peter Sauber agar tetap tinggal di Sauber (yang kemudian dibeli BMW). Namun Massa menolak dengan alasan kesempatan untuk menjadi juara dunia di Ferrari lebih besar ketimbang jika dirinya tetap bertahan di Sauber.

Scuderia Ferrari (2006-…)

Mitra Schumi (2006)

Pada musim 2006, Massa mendapat sebuah tantangan besar dengan menjadi tandem Michael Schumacher di tim Ferrari. Berbeda dengan rekan setim Schumi sebelumnya (semacam Eddie Irvine atau Rubens Barrichello), kali ini Massa merasa bahwa dia bukan menjadi "pelindung" atau "mengalah untuk Schumi". Diluar dugaan, Michael Schumacher secara terang-terangan membimbing Massa seperti guru pada muridnya. Hasilnya adalah kemenangan pertama di Turki. Sebelumnya, secara mengejutkan pula, Felipe Massa mampu meraih pole position di GP Amerika Serikat di sirkuit Indianapolis, walaupun pada akhirnya ia harus rela menyerahkan posisinya tersebut melalui sebuah team order halus kepada Michael Schumacher.

Memasuki balapan kandang sendiri di Interlagos, Brazil, beban mental menumpuk pada Felipe. Ia mau tidak mau harus mempertunjukan kebolehannya di depan publik sendiri. Namun kematangan Massa terlihat dengan mantapnya ia saat meraih pole position dan kemudian mengubahnya menjadi sebuah kemenangan spektakuler pada balapan besoknya. Dengan kemenangan gemilang ini, Felipe Massa memecahkan telur yang dierami Brazil selama 13 tahun. Sebab terakhir kali orang Brazil menang dikandang sendiri adalah pada GP Brazil 1993 yang dimenangi oleh almarhum Ayrton Senna. Di akhir musim, Michael Schumacher memutuskan pensiun dan posisinya akan digantikan oleh mantan pembalap McLaren yang pernah bertarung dengan Massa di Formula Renault tahun 2000, Kimi Raikkonen. Massa sendiri finish di P3 dalam klasemen akhir pembalap musim 2006, dengan total 80 poin.

Bersama Kimi (2007)

Massa di GP Inggris 2007.

Di awal musim 2007, banyak orang yang menggunjingkan bahwa Kimi dan Massa tidak akur. Banyak yang menganggap bahwa keduanya itu ibarat api dan es. Yang satu dingin (Raikkonen), yang satunya panas karena Latino (Massa). Namun ternyata fakta dilapangan berbalik 180 derajat. Justru malah di tim lawan (McLaren) yang seperti itu. Sudah bukan rahasia umum, bahwa Fernando Alonso dan Lewis Hamilton tidak harmonis. Sementara di Ferrari, walaupun status pembalap utama dihapus oleh Luca Montezemolo selaku presiden Ferrari, namun hubungan Massa dan Kimi tetap harmonis dan saling membantu demi membawa Ferrari kembali ke tahta juara dunia.

Massa memenangi lomba secara spektakuler di Bahrain dan Spanyol. Di GP Eropa dia bersitegang dengan Alonso yang dari rekaman video TV terlihat mengolok-olok Massa yang dianggap Alonso sebagai pembalap amatir. Kontan Massa marah, namun berhasil diredam oleh Michael Schumacher yang menjadi tamu istimewa GP Eropa di sirkuit Nurburgring.

Di GP Turki, 26 Agustus 2007, Massa kembali mengulangi apa yang ia raih tahun 2006. Memenangi lomba dengan posisi 1-2 untuk Ferrari. Setelah balapan, ia berkata bahwa sirkuit Istanbul Park adalah salah satu sirkuit keramat baginya, karena disinilah ia meraih kemenangan pertamanya di musim 2006, dan kemudian mengulanginya lagi di 2007.

Namun harapan Massa untuk menjadi kampiun dunia 2007 kandas di GP Jepang setelah dia gagal merangsek kedepan akibat hujan deras. Massa akhirnya memutuskan untuk membantu Kimi semaksimal mungkin demi meraih gelar juara dunia pembalap 2007 (gelar konstruktor diperoleh Ferrari tanpa perjuangan setelah McLaren didiskualifikasi akibat kasus ‘Stepney-gate’).

Di GP kandang, Brazil, Massa memainkan perannya dengan sempurna. Start dari pole, Massa akhirnya mengalah pada Kimi dalam strategi pit. Publik Brazil juga menerima apa yang Massa lakukan dan turut bergembira saat Kimi menang dan dinyatakan ‘sah’ sebagai juara dunia F1 2007 (walaupun gelar Kimi baru sah pada tanggal 15 November 2007).

Massa mengakhiri musim 2007 dengan finish di P4 klasemen pembalap (total poinnya 94 pts).

Penantang gelar (2008)

Berkas:Massa turkey.jpg
Felipe Massa di podium GP Turki 2008.

Felipe Massa mengawali musim 2008 dengan buruk. Ia dua kali gagal finish di dua balapan awal (Australia dan Malaysia). Namun ia berhasil bangkit dengan menang di Bahrain, dan (lagi-lagi) Turki. Namun ambisi Massa untuk bisa menguasai klasemen teratas pembalap juga terhalangi oleh beberapa kesalahan konyol dari timnya sendiri. Di Monaco, tim Ferrari salah menerapkan strategi, dan akhirnya mengakibatkan Massa yang start dari pole harus rela finish di P2. Meski begitu ia berhasil bangkit dan menang di Prancis, itu pun setelah Kimi Raikkonen mengalami masalah dengan knalpotnya.

Setelah menang secara spektakuler di Valencia, walaupun sempat terancam akan di DQ akibat ulahnya yang nyaris menyebabkan Adrian Sutil celaka di pit exit, Massa kembali menang di Belgia. Kali ini kemenangannya sedikit berbau kontroversial, karena Lewis Hamilton yang sebelumnya dinyatakan menang, harus terkena penalti 25 detik akibat bersenggolan dengan Kimi. Massa yang start dari P2, dan kemudian turun ke P3, dan tidak menyalip siapapun akhirnya dinyatakan sebagai pemenang, tiga jam seusai balapan.

Di Singapura, Massa start dari pole, sayangnya ia kembali gagal menang akibat insiden pit yang salah dari Ferrari. Memasuki China, ia adalah satu-satunya pembalap yang masih mempunyai peluang untuk menjadi juara dunia. Menjelang akhir balapan, Kimi Raikkonen yang sudah tidak punya peluang menjadi juara kemudian memberikan jalan kepada Massa untuk duduk di P2.

Felipe Massa sebenarnya bisa saja menjadi juara dunia, karena ia menang secara spektakular di kandangnya sendiri di Brazil. Sayang beberapa ratus meter dibelakangnya, Lewis Hamilton secara baik mampu mengambil kesempatan saat Timo Glock yang berada di P5 mengalami masalah. Hamilton berhasil finish di P5, dan memupus impian Massa untuk jadi juara dunia. Saat Massa masuk parc ferme, ia menangis, tetapi ia pun tidak kecewa, karena sudah berusaha memberikan hasil yang baik bagi para pendukungnya di Sao Paulo. Massa berjanji akan tampil lebih baik lagi di tahun 2009 untuk mewujudkan impiannya menjadi juara dunia F1 pertama dari Brazil sejak Ayrton Senna pada 1991.

Hasil akhir bagi Felipe Massa di tahun 2008 adalah dengan menjadi runner up dengan total poin 97 pts.

Statistik

Massa merayakan kemenangan di kandang sendiri pada GP Brazil 2006.

Karir

Debut F1: 2002 Foster’s Australian Grand Prix
Tampil: 110 kali
Start GP: 109 kali (mengundurkan diri di GP AS 2005)

Musim ke musim

  • 2002: Sauber-Petronas, 4 poin – posisi 13
  • 2003: Ferrari, test driver
  • 2004: Sauber-Petronas, 12 poin – posisi 12
  • 2005: Sauber-Petronas, 11 poin – posisi 13
  • 2006: Ferrari, 80 poin – posisi 3
  • 2007: Ferrari, 94 poin – posisi 4
  • 2008: Ferrari, 97 poin – runner up

Catatan kaki

  1. ^ "Massa ties the knot". f1technical.com. 2007-12-02. Diakses tanggal 2007-12-02. 
  2. ^ Felipe Massa menikah di Brazil
  3. ^ I'm a fan of Fenerbahçe, Sabah.Com.tr, 24 Agustus 2007.

Pranala luar