Lompat ke isi

Yoga untuk wanita: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Erdemaju (bicara | kontrib)
Menambahkan materi.
Erdemaju (bicara | kontrib)
Baris 7: Baris 7:
Geeta Iyengar yang merupaka cendekiawan yoga dan ahli yoga mencatat bahwa wanita pada masa [[periode Weda]] kuno memiliki hak yang sama untuk berlatih yoga meditasi. Namun, hak tersebut hilang pada periode selanjutnya.<ref>Hodges, Julie (2007). ''[https://web.archive.org/web/20190325150720if_/https://lismoreyogastudio.com.au/wp-content/uploads/2016/05/juliehodges.phd_.2007.pdf The Practice of Iyengar Yoga by Mid-Aged Women: An Ancient Tradition in a Modern Life]'' (PDF) (PhD thesis). Newcastle, New South Wales: University of Newcastle. hlm. 65-66.</ref> James Mallinson yang merupakan ahli [[Indologi]] menyatakan bahwa aliran yoga Gorakhnati selalu melarang wanita seperti yang diperintahkan oleh teks-teks hatha yoga seperti Amritasiddhi, Hatha Yoga Pradipika, dan Gheranda Samhita, tetapi wanita disebutkan tetap saja berlatih yoga menggunakan vajroli mudra untuk meminimalkan cairan/darah mestruasi dan karenanya wanita memperoleh siddhi.<ref>{{Cite book|date=2017-04-11|url=https://drive.google.com/file/d/15wNu5vGA4qgC8n8Yol_SYeP6cmBT7u9S/view?usp=sharing|title=Roots of Yoga|publisher=Penguin|isbn=978-0-241-25304-5|pages=53-54|language=en|url-status=live}}</ref>
Geeta Iyengar yang merupaka cendekiawan yoga dan ahli yoga mencatat bahwa wanita pada masa [[periode Weda]] kuno memiliki hak yang sama untuk berlatih yoga meditasi. Namun, hak tersebut hilang pada periode selanjutnya.<ref>Hodges, Julie (2007). ''[https://web.archive.org/web/20190325150720if_/https://lismoreyogastudio.com.au/wp-content/uploads/2016/05/juliehodges.phd_.2007.pdf The Practice of Iyengar Yoga by Mid-Aged Women: An Ancient Tradition in a Modern Life]'' (PDF) (PhD thesis). Newcastle, New South Wales: University of Newcastle. hlm. 65-66.</ref> James Mallinson yang merupakan ahli [[Indologi]] menyatakan bahwa aliran yoga Gorakhnati selalu melarang wanita seperti yang diperintahkan oleh teks-teks hatha yoga seperti Amritasiddhi, Hatha Yoga Pradipika, dan Gheranda Samhita, tetapi wanita disebutkan tetap saja berlatih yoga menggunakan vajroli mudra untuk meminimalkan cairan/darah mestruasi dan karenanya wanita memperoleh siddhi.<ref>{{Cite book|date=2017-04-11|url=https://drive.google.com/file/d/15wNu5vGA4qgC8n8Yol_SYeP6cmBT7u9S/view?usp=sharing|title=Roots of Yoga|publisher=Penguin|isbn=978-0-241-25304-5|pages=53-54|language=en|url-status=live}}</ref>


Mark Singleton yang merupakan ahli Yoga telah mencatat bahwa terjadi dikotomi antara aktivitas fisik wanita dan pria sejak awal senam Eropa (dengan sistem Pehr Ling dan Niels Bukh). Pria  berfokus pada kekuatan dan semangat. sementara wanita diharapkan menumbuhkan daya tarik fisik dan gerakan anggun.<ref>{{Cite book|last=Singleton|first=Mark|date=2010-02-25|url=https://books.google.com/books?id=4oAjDgAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA160&dq=isbn:9780195395341&hl=en|title=Yoga Body: The Origins of Modern Posture Practice|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-539534-1|language=en}}</ref> Pendekatan gender ini berlanjut ketika latihan sikap duduk yoga menjadi populer pada pertengahan abad ke-20. Bentuk maskulinitas yoga tumbuh dari [[nasionalisme India]], mendukung kekuatan dan kejantanan, serta kadang-kadang merupakan bentuk nasionalisme agama yang berlanjut hingga ke abad 21 di kalangan nasionalis Hindu seperti [[Rashtriya Swayamsevak Sangh]] yang melanjutkan tradisi senam dan binaraga yang dicontohkan oleh tokoh di awal abad ke-20 yaitu Tiruka dan K.V. Iyer. Bentuk lain dari gerakan ini menekankan peregangan, relaksasi, pernapasan dalam, dan gaya yang lebih "spiritual" yang melanjutkan tradisi olahraga wanita sejak Senam Harmonik Stebbins dan Mary Bagot Stack.<ref>{{Cite book|last=Singleton|first=Mark|date=2010-02-25|url=https://drive.google.com/file/d/13JO0-KZHmpKzkMNwc7Xkw4Zr4uh2LDQ4/view?usp=sharing|title=Yoga Body: The Origins of Modern Posture Practice|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-539534-1|pages=57, 160-162|language=en|url-status=live}}</ref>
Mark Singleton yang merupakan ahli Yoga telah mencatat bahwa terjadi dikotomi antara aktivitas fisik wanita dan pria sejak awal senam Eropa (dengan sistem Pehr Ling dan Niels Bukh). Pria  berfokus pada kekuatan dan semangat. sementara wanita diharapkan menumbuhkan daya tarik fisik dan gerakan anggun.<ref>{{Cite book|last=Singleton|first=Mark|date=2010-02-25|url=https://books.google.com/books?id=4oAjDgAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA160&dq=isbn:9780195395341&hl=en|title=Yoga Body: The Origins of Modern Posture Practice|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-539534-1|pages=160-162|language=en|url-status=live}}</ref> Pendekatan gender ini berlanjut ketika latihan sikap duduk yoga menjadi populer pada pertengahan abad ke-20. Bentuk maskulinitas yoga tumbuh dari [[nasionalisme India]], mendukung kekuatan dan kejantanan, serta kadang-kadang merupakan bentuk nasionalisme agama yang berlanjut hingga ke abad 21 di kalangan nasionalis Hindu seperti [[Rashtriya Swayamsevak Sangh]] yang melanjutkan tradisi senam dan binaraga yang dicontohkan oleh tokoh di awal abad ke-20 yaitu Tiruka dan K.V. Iyer. Bentuk lain dari gerakan ini menekankan peregangan, relaksasi, pernapasan dalam, dan gaya yang lebih "spiritual" yang melanjutkan tradisi olahraga wanita sejak Senam Harmonik Stebbins dan Mary Bagot Stack.<ref>{{Cite book|last=Singleton|first=Mark|date=2010-02-25|url=https://drive.google.com/file/d/13JO0-KZHmpKzkMNwc7Xkw4Zr4uh2LDQ4/view?usp=sharing|title=Yoga Body: The Origins of Modern Posture Practice|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-539534-1|pages=57, 160-162|language=en|url-status=live}}</ref>
[[Berkas:Mr-yoga-star-pose.jpg|jmpl|Praktisi yoga didominasi oleh wanita, muda, kaya, bugar, dan berkulit putih. {{Sfn|Pingatore|2016}} <ref name="Murphy 20142">{{Cite web|last=Murphy|first=Rosalie|date=8 July 2014|title=Why Your Yoga Class Is So White|url=http://www.theatlantic.com/national/archive/2014/07/why-your-yoga-class-is-so-white/374002/|publisher=[[The Atlantic]]}}</ref>]]
[[Berkas:Mr-yoga-star-pose.jpg|jmpl|Praktisi yoga didominasi oleh wanita, muda, kaya, bugar, dan berkulit putih.<ref>{{Cite journal|last=Pingatore|first=Kimberley J.|date=2016-07-02|title=Selling Yoga: From Counterculture to Pop Culture by Andrea R. Jain, New York: Oxford University Press, 2014, ix + 244 pp., ISBN 978-019-939024-3, US$19.95 (paperback)|url=https://drive.google.com/file/d/1WA0D3dIKmHJ5e5rXvFdNHKrOB2RPotWL/view?usp=sharing|journal=Religion|volume=46|issue=3|pages=458–461|doi=10.1080/0048721X.2015.1084863|issn=0048-721X}}</ref><ref>{{Cite web|last=Murphy|first=Rosalie|date=2014-07-08|title=Why Your Yoga Class Is So White|url=https://www.theatlantic.com/national/archive/2014/07/why-your-yoga-class-is-so-white/374002/|website=The Atlantic|language=en|access-date=2022-02-19}}</ref>]]
Di samping merek yoga, banyak ahli yoga seperti di inggris yang menawarkan hatha yoga tanpa merek kepada wanita dengan menciptakan kombinasi pose mereka sendiri. Hal ini mungkin merupakan vinyasas dan varian baru dari pose yang sudah sering dibuat. Ketidakseimbangaan gender terkadang ditandai seperti di Inggris pada 1970-an yang mana wanita membentuk 70-90 persen dari sebagian kelas yoga dan juga ahli yoga. Kimberly J. Pingatore juga mencatat bahwa praktisi yoga di Amerika Serikat sebagian besar adalah wanita yang bugar, muda, kaya, dan juga berkulit putih. Pada 2004 di Amerika Serikat, 77 persen praktisi yoga adalah wanita. Pada 2002 di Australia, persentasenya menyentuh 86 persen dengan mayoritas berusia paruh baya dan yang sadar akan kesehatan. Ketidakseimbangan ini mungkin meningkat seperti survei yang dilakukan oleh Yoga Journal pada 1997 menemukan bahwa 80 persen lebih sedikit pembaca adalah perempuan. Pada tahun 2003, halaman iklan jurnal melaporkan 89 persen pembaca adalah wanita. Hal inilah yang menyebabkan yoga berkembang sebagai praktik wanita yang diajarkan oleh wanita kepada wanita.
Di samping merek [[yoga]], banyak ahli yoga seperti di inggris yang menawarkan hatha yoga tanpa merek kepada wanita dengan menciptakan kombinasi pose mereka sendiri. Hal ini mungkin merupakan vinyasas dan varian baru dari pose yang sudah sering dibuat.<ref>{{Cite book|last=Singleton|first=Mark|date=2010-02-25|url=https://books.google.co.id/books?id=4oAjDgAAQBAJ&newbks=0&lpg=PA160&dq=isbn:9780195395341&pg=PA152#v=onepage&q&f=false|title=Yoga Body: The Origins of Modern Posture Practice|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-539534-1|pages=152|language=en|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite web|date=2007-08-28|title=Find Your Match Among the Many Types of Yoga|url=https://www.yogajournal.com/practice/beginners/not-all-yoga-is-created-equal/|website=Yoga Journal|access-date=2022-02-19}}</ref><ref>{{Cite web|date=2014-01-10|title=Yoga: a beginner's guide to the different styles|url=http://www.theguardian.com/lifeandstyle/2014/jan/10/yoga-beginners-guide-different-styles|website=the Guardian|language=en|access-date=2022-02-19}}</ref> Ketidakseimbangaan [[gender]] terkadang ditandai seperti di [[Inggris]] pada 1970-an yang mana wanita membentuk 70-90 persen dari sebagian kelas yoga dan juga ahli yoga.<ref>{{Cite journal|last=Newcombe|first=Suzanne|date=2007-10-16|title=Stretching for Health and Well-Being: Yoga and Women in Britain, 1960-1980|url=https://brill.com/downloadpdf/journals/asme/3/1/article-p37_5.pdf?pdfJsInlineViewToken=830193274&amp;inlineView=true|journal=Asian Medicine|volume=3|issue=1|pages=37–63|doi=10.1163/157342107x207209|issn=1573-420X}}</ref> Kimberly J. Pingatore juga mencatat bahwa praktisi yoga di Amerika Serikat sebagian besar adalah wanita yang bugar, muda, kaya, dan juga berkulit putih.<ref>{{Cite journal|last=Pingatore|first=Kimberley|title=(M.A. Thesis) Bodies Bending Boundaries: Religious, Spiritual, and Secular Identities of Modern Postural Yoga in the Ozarks|url=https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/41270177/Pingatore.Thesis.GCFinal_archival-libre.pdf?1452960981=&response-content-disposition=attachment%3B+filename%3DM_A_Thesis_Bodies_Bending_Boundaries_Re.pdf&Expires=1645279983&Signature=FksYeQqn1FKZcrcq2gZwgBVu6nUlb2RPmvrZbqq4YxnYSgZwbqAMKxA5MnNLA0z8LMwvH5KZevUX5TSLs6aw8hlvqeXiQr7ZAoEbaGVxLOTatDx-zd~cCZDD5X4swQef2arXrS~S~apLR2aDZyzZsA9IO1yRFBSQnayJ1QJZO5Ngi8VGi~mriU5zSTsBmAGzXPP5siv0wsLs~-UlDvMDQdkv~zJ5FKoTzZf24lvS45UogqZTo6pUuVdmADToiv9j15MN4XWzFRTKaG3Kk~dKEhwjktOjJprJavD-8sbhvrAikbBxh89qB0Bcz3KcWA11URKcWfKU1lyEBaw9~v3Eyg__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA|journal=|language=en}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Pingatore|first=Kimberley J.|date=2016-07-02|title=Selling Yoga: From Counterculture to Pop Culture by Andrea R. Jain, New York: Oxford University Press, 2014, ix + 244 pp., ISBN 978-019-939024-3, US$19.95 (paperback)|url=https://drive.google.com/file/d/1WA0D3dIKmHJ5e5rXvFdNHKrOB2RPotWL/view?usp=sharing|journal=Religion|volume=46|issue=3|pages=458–461|doi=10.1080/0048721X.2015.1084863|issn=0048-721X}}</ref> Pada 2004 di Amerika Serikat, 77 persen praktisi yoga adalah wanita. Pada 2002 di Australia, persentasenya menyentuh 86 persen dengan mayoritas berusia paruh baya dan yang sadar akan kesehatan.<ref>Hodges, Julie (2007). ''[https://web.archive.org/web/20190325150720/https://lismoreyogastudio.com.au/wp-content/uploads/2016/05/juliehodges.phd_.2007.pdf The Practice of Iyengar Yoga by Mid-Aged Women: An Ancient Tradition in a Modern Life]'' (PDF) (PhD thesis). Newcastle, New South Wales: University of Newcastle. hlm. 66-67.</ref> Ketidakseimbangan ini mungkin meningkat seperti survei yang dilakukan oleh Yoga Journal pada 1997 menemukan bahwa 80 persen lebih sedikit pembaca adalah perempuan. Pada tahun 2003, halaman iklan jurnal melaporkan 89 persen pembaca adalah wanita.<ref>{{Cite book|last=Strauss|first=Sarah|date=2020-06-03|url=https://books.google.com/books?id=uUMHEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PP1&dq=Positioning+Yoga+Balancing+Acts+Across+Cultures&q=Positioning+Yoga+Balancing+Acts+Across+Cultures&hl=en|title=Positioning Yoga: Balancing Acts Across Cultures|publisher=Routledge|isbn=978-1-000-18064-0|pages=78|language=en|url-status=live}}</ref> Hal inilah yang menyebabkan yoga berkembang sebagai praktik wanita yang diajarkan oleh wanita kepada wanita.<ref>Hodges, Julie (2007). ''[https://web.archive.org/web/20190325150720/https://lismoreyogastudio.com.au/wp-content/uploads/2016/05/juliehodges.phd_.2007.pdf The Practice of Iyengar Yoga by Mid-Aged Women: An Ancient Tradition in a Modern Life]'' (PDF) (PhD thesis). Newcastle, New South Wales: University of Newcastle. hlm. 70.</ref>






Revisi per 19 Februari 2022 13.24

Kelas yoga untuk wanita di Los Angeles

Yoga modern sebagai bentuk latihan sering diajarkan oleh wanita ke kelas yang mayoritas diikuti oleh wanita. Hal ini merupakan lanjutan tradisi dari aktivitas fisik gender yang dimulai sejak awal abad ke-20 dengan Senam Harmonik Genevieve Stebbins di Amerika dan Mary Bagot Stack di Inggris. Indra Devi yang merupakan murid dari Krishnamacharya dan juga merupakan salah satu pelopor yoga modern di kalangan wanita Amerika Serikat menggunakan klien selebriti Hollywood sebagai pendongkrak popularitas yoga untuk wanita.

Mayoritas praktisi yoga di dunia barat adalah wanita. Yoga telah dipasarkan ke wanita sebagai bentuk dari promosi mengenai kecantikan, kesehatan, dan sebagai salah satu kegiatan yang dapat dilakukan hingga usia tua. Karena ini, pasar yang besar telah terbuka untuk penjualan pakaian yoga yang modis. Sekarang, yoga juga dianjurkan untuk ibu hamil.

Aktivitas yang dibatasi karena jenis kelamin

Geeta Iyengar yang merupaka cendekiawan yoga dan ahli yoga mencatat bahwa wanita pada masa periode Weda kuno memiliki hak yang sama untuk berlatih yoga meditasi. Namun, hak tersebut hilang pada periode selanjutnya.[1] James Mallinson yang merupakan ahli Indologi menyatakan bahwa aliran yoga Gorakhnati selalu melarang wanita seperti yang diperintahkan oleh teks-teks hatha yoga seperti Amritasiddhi, Hatha Yoga Pradipika, dan Gheranda Samhita, tetapi wanita disebutkan tetap saja berlatih yoga menggunakan vajroli mudra untuk meminimalkan cairan/darah mestruasi dan karenanya wanita memperoleh siddhi.[2]

Mark Singleton yang merupakan ahli Yoga telah mencatat bahwa terjadi dikotomi antara aktivitas fisik wanita dan pria sejak awal senam Eropa (dengan sistem Pehr Ling dan Niels Bukh). Pria  berfokus pada kekuatan dan semangat. sementara wanita diharapkan menumbuhkan daya tarik fisik dan gerakan anggun.[3] Pendekatan gender ini berlanjut ketika latihan sikap duduk yoga menjadi populer pada pertengahan abad ke-20. Bentuk maskulinitas yoga tumbuh dari nasionalisme India, mendukung kekuatan dan kejantanan, serta kadang-kadang merupakan bentuk nasionalisme agama yang berlanjut hingga ke abad 21 di kalangan nasionalis Hindu seperti Rashtriya Swayamsevak Sangh yang melanjutkan tradisi senam dan binaraga yang dicontohkan oleh tokoh di awal abad ke-20 yaitu Tiruka dan K.V. Iyer. Bentuk lain dari gerakan ini menekankan peregangan, relaksasi, pernapasan dalam, dan gaya yang lebih "spiritual" yang melanjutkan tradisi olahraga wanita sejak Senam Harmonik Stebbins dan Mary Bagot Stack.[4]

Praktisi yoga didominasi oleh wanita, muda, kaya, bugar, dan berkulit putih.[5][6]

Di samping merek yoga, banyak ahli yoga seperti di inggris yang menawarkan hatha yoga tanpa merek kepada wanita dengan menciptakan kombinasi pose mereka sendiri. Hal ini mungkin merupakan vinyasas dan varian baru dari pose yang sudah sering dibuat.[7][8][9] Ketidakseimbangaan gender terkadang ditandai seperti di Inggris pada 1970-an yang mana wanita membentuk 70-90 persen dari sebagian kelas yoga dan juga ahli yoga.[10] Kimberly J. Pingatore juga mencatat bahwa praktisi yoga di Amerika Serikat sebagian besar adalah wanita yang bugar, muda, kaya, dan juga berkulit putih.[11][12] Pada 2004 di Amerika Serikat, 77 persen praktisi yoga adalah wanita. Pada 2002 di Australia, persentasenya menyentuh 86 persen dengan mayoritas berusia paruh baya dan yang sadar akan kesehatan.[13] Ketidakseimbangan ini mungkin meningkat seperti survei yang dilakukan oleh Yoga Journal pada 1997 menemukan bahwa 80 persen lebih sedikit pembaca adalah perempuan. Pada tahun 2003, halaman iklan jurnal melaporkan 89 persen pembaca adalah wanita.[14] Hal inilah yang menyebabkan yoga berkembang sebagai praktik wanita yang diajarkan oleh wanita kepada wanita.[15]


Referensi

  1. ^ Hodges, Julie (2007). The Practice of Iyengar Yoga by Mid-Aged Women: An Ancient Tradition in a Modern Life (PDF) (PhD thesis). Newcastle, New South Wales: University of Newcastle. hlm. 65-66.
  2. ^ Roots of Yoga (dalam bahasa Inggris). Penguin. 2017-04-11. hlm. 53–54. ISBN 978-0-241-25304-5. 
  3. ^ Singleton, Mark (2010-02-25). Yoga Body: The Origins of Modern Posture Practice (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. hlm. 160–162. ISBN 978-0-19-539534-1. 
  4. ^ Singleton, Mark (2010-02-25). Yoga Body: The Origins of Modern Posture Practice (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. hlm. 57, 160–162. ISBN 978-0-19-539534-1. 
  5. ^ Pingatore, Kimberley J. (2016-07-02). "Selling Yoga: From Counterculture to Pop Culture by Andrea R. Jain, New York: Oxford University Press, 2014, ix + 244 pp., ISBN 978-019-939024-3, US$19.95 (paperback)". Religion. 46 (3): 458–461. doi:10.1080/0048721X.2015.1084863. ISSN 0048-721X. 
  6. ^ Murphy, Rosalie (2014-07-08). "Why Your Yoga Class Is So White". The Atlantic (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-19. 
  7. ^ Singleton, Mark (2010-02-25). Yoga Body: The Origins of Modern Posture Practice (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. hlm. 152. ISBN 978-0-19-539534-1. 
  8. ^ "Find Your Match Among the Many Types of Yoga". Yoga Journal. 2007-08-28. Diakses tanggal 2022-02-19. 
  9. ^ "Yoga: a beginner's guide to the different styles". the Guardian (dalam bahasa Inggris). 2014-01-10. Diakses tanggal 2022-02-19. 
  10. ^ Newcombe, Suzanne (2007-10-16). "Stretching for Health and Well-Being: Yoga and Women in Britain, 1960-1980" (PDF). Asian Medicine. 3 (1): 37–63. doi:10.1163/157342107x207209. ISSN 1573-420X. 
  11. ^ Pingatore, Kimberley. "(M.A. Thesis) Bodies Bending Boundaries: Religious, Spiritual, and Secular Identities of Modern Postural Yoga in the Ozarks" (PDF) (dalam bahasa Inggris). 
  12. ^ Pingatore, Kimberley J. (2016-07-02). "Selling Yoga: From Counterculture to Pop Culture by Andrea R. Jain, New York: Oxford University Press, 2014, ix + 244 pp., ISBN 978-019-939024-3, US$19.95 (paperback)". Religion. 46 (3): 458–461. doi:10.1080/0048721X.2015.1084863. ISSN 0048-721X. 
  13. ^ Hodges, Julie (2007). The Practice of Iyengar Yoga by Mid-Aged Women: An Ancient Tradition in a Modern Life (PDF) (PhD thesis). Newcastle, New South Wales: University of Newcastle. hlm. 66-67.
  14. ^ Strauss, Sarah (2020-06-03). Positioning Yoga: Balancing Acts Across Cultures (dalam bahasa Inggris). Routledge. hlm. 78. ISBN 978-1-000-18064-0. 
  15. ^ Hodges, Julie (2007). The Practice of Iyengar Yoga by Mid-Aged Women: An Ancient Tradition in a Modern Life (PDF) (PhD thesis). Newcastle, New South Wales: University of Newcastle. hlm. 70.