Lompat ke isi

Sultan Ahmad Najamuddin III: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pangeranachmad (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan pengguna baru menambah pranala merah kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Pangeranachmad (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 31: Baris 31:
Pada Juli 1821, Palembang akhirnya ditaklukan [[Hindia Belanda]], lalu Beliau dan Keluarga beserta [[Sultan Mahmud Badaruddin II khalifatul mukminin sayidul imam|Ayahnya]] ditahan ke [[Batavia]], lalu dibuang ke [[Ambon]].
Pada Juli 1821, Palembang akhirnya ditaklukan [[Hindia Belanda]], lalu Beliau dan Keluarga beserta [[Sultan Mahmud Badaruddin II khalifatul mukminin sayidul imam|Ayahnya]] ditahan ke [[Batavia]], lalu dibuang ke [[Ambon]].


[[Hindia Belanda]] mengangkat Sepupunya, Pangeran Prabu Anom sebagai [[Ahmad Najamuddin Prabu Anom|Sultan Ahmad Najamuddin IV]] di Palembang, hingga kerajaan dihapuskan tahun [[1825]] oleh belanda namun Pangeran Achmad Bolonson menolak diangkat oleh penjajah Belanda untuk dijadikan Sultan palembang dikarnakan tidak mau berawkutu dengan penjajah, monarki kepemimpinan tetap ada karna tidak mengakui KPD dibubarkan oleh penjajah
[[Hindia Belanda]] mengangkat Sepupunya, Pangeran Prabu Anom sebagai [[Ahmad Najamuddin Prabu Anom|Sultan Ahmad Najamuddin IV]] di Palembang, hingga kerajaan dihapuskan tahun [[1825]] oleh belanda namun Pangeran Achmad Bolonson menolak diangkat oleh penjajah Belanda untuk dijadikan Sultan palembang dikarnakan tidak mau bersekutu dengan penjajah, monarki kepemimpinan tetap ada karna tidak mengakui KPD dibubarkan oleh penjajah


{{S-start}}
{{S-start}}

Revisi per 31 Maret 2022 14.30

Ahmad Najamuddin III alias Pangeran achmad Bolonson
Duli Yang Maha Mulia
Sultan Palembang Ke-9
BerkuasaDesember 1819 - Juli 1821
PendahuluSultan Mahmud Badaruddin II nama aslinya Pangeran Ratu muhamad Tjing Djamaludin (sebagai Susuhunan)
PenerusSultan Ahmad Najamuddin III (Hindia Belanda
Kelahiran1789
Palembang
Kematian1828
Ambon
Keturunan
  • Pangeran Haji muhamad Satibi
Nama lengkap
Sultan Achmad Bolonson wangsa martaradja wijaya negara Pangeran Ratu Bin Sultan Susuhunan Mahmud Badaruddin alias Muhamad Tjing Djamaludin
WangsaPalembang
AyahSusuhunan Mahmud Badaruddin II
IbuRatu Sepuh Asma binti Pangeran Adipati Banjar kutma
Agamaislam Islam


Pangeran Ratu Sultan Achmad Bolonson wangsa martaradja wijaya negara adalah Sultan Palembang (1819-1821), dibawah Ayahnya, Susuhunan Mahmud Badaruddin II khalifatul mukminin sayidul imam selama Perang Menteng (1819 dan 1821) melawan Inggris.

Ketika Perang Menteng (Desember 1819), Pangeran Ratu Achmad Bolonson wangsa martaradja wijaya negara diangkat Ayahnya, Sultan Mahmud Badaruddin II alias Pangeran Ratu Muhamad Tjing Djamaludin menjadi Sultan, sehingga Ayahnya bergelar menjadi Susuhunan.

Pada Juli 1821, Palembang akhirnya ditaklukan Hindia Belanda, lalu Beliau dan Keluarga beserta Ayahnya ditahan ke Batavia, lalu dibuang ke Ambon.

Hindia Belanda mengangkat Sepupunya, Pangeran Prabu Anom sebagai Sultan Ahmad Najamuddin IV di Palembang, hingga kerajaan dihapuskan tahun 1825 oleh belanda namun Pangeran Achmad Bolonson menolak diangkat oleh penjajah Belanda untuk dijadikan Sultan palembang dikarnakan tidak mau bersekutu dengan penjajah, monarki kepemimpinan tetap ada karna tidak mengakui KPD dibubarkan oleh penjajah

Didahului oleh:
Sultan Mahmud Badaruddin II alias Pangeran Ratu Muhamad Tjing Djamaludin
Sultan Palembang
1819 - 1821
Diteruskan oleh:
Sultan Ahmad Bolonson / SAN III