Lompat ke isi

Kontrol semu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5: Baris 5:


=== 1. Observasi perilaku dalam permainan ===
=== 1. Observasi perilaku dalam permainan ===
[[Ellen Langer]] melakukan studi program kontrol semu pertama yaitu mengenai observasi perilaku dalam permainan. Pendekatan ini bertujuan untuk meneliti persepsi masyarakat mengenai kemungkinan untuk meraih hasil yang diinginkan ketika berada dalam kondisi yang melibatkan kebetulan dan disertai dengan elemen keterampilan<ref>{{Cite book|date=2004|url=http://archive.org/details/cognitiveillusio0000unse|title=Cognitive illusions : a handbook on fallacies and biases in thinking, judgement and memory|publisher=New York, NY : Psychology Press|isbn=978-1-84169-351-4|others=Internet Archive}}</ref>. Dalam penelitiannya, beberapa orang diizinkan untuk memilih tiket [[lotre]] mereka sendiri, dan yang lain mendapatkan tiket yang dipilihkan untuk mereka. Kemudian, semua peserta diberi kesempatan untuk menukarkan tiket mereka dengan satu [[lotre]] yang menurut mereka memiliki peluang menang lebih besar. Peserta yang telah memilih nomor tiket lotre sendiri cenderung tidak memilih untuk menukar tiket. Mereka beranggapan bahwa memilih tiket sendiri meningkatkan peluang untuk menang. Melalui tindakan memilih tiket sendiri, partisipan merasa memiliki kendali atas hasil [[lotre]]<ref>{{Cite journal|last=Thompson|first=Suzanne C.|date=1999|title=Illusions of Control: How We Overestimate Our Personal Influence|url=https://www.jstor.org/stable/20182602|journal=Current Directions in Psychological Science|volume=8|issue=6|pages=187–190|issn=0963-7214}}</ref>.
[[Ellen Langer]] melakukan studi program kontrol semu pertama yaitu mengenai observasi perilaku dalam permainan. Pendekatan ini bertujuan untuk meneliti persepsi masyarakat mengenai kemungkinan untuk meraih hasil yang diinginkan ketika berada dalam kondisi yang melibatkan kebetulan dan disertai dengan elemen keterampilan<ref name=":0">{{Cite book|date=2004|url=http://archive.org/details/cognitiveillusio0000unse|title=Cognitive illusions : a handbook on fallacies and biases in thinking, judgement and memory|publisher=New York, NY : Psychology Press|isbn=978-1-84169-351-4|others=Internet Archive}}</ref>. Dalam penelitiannya, beberapa orang diizinkan untuk memilih tiket [[lotre]] mereka sendiri, dan yang lain mendapatkan tiket yang dipilihkan untuk mereka. Kemudian, semua peserta diberi kesempatan untuk menukarkan tiket mereka dengan satu [[lotre]] yang menurut mereka memiliki peluang menang lebih besar. Peserta yang telah memilih nomor tiket lotre sendiri cenderung tidak memilih untuk menukar tiket. Mereka beranggapan bahwa memilih tiket sendiri meningkatkan peluang untuk menang. Melalui tindakan memilih tiket sendiri, partisipan merasa memiliki kendali atas hasil [[lotre]]<ref name=":1">{{Cite journal|last=Thompson|first=Suzanne C.|date=1999|title=Illusions of Control: How We Overestimate Our Personal Influence|url=https://www.jstor.org/stable/20182602|journal=Current Directions in Psychological Science|volume=8|issue=6|pages=187–190|issn=0963-7214}}</ref>.


=== 2. Eksperimen laboratorium ===
=== 2. Eksperimen laboratorium ===
Alloy dan Abramson (1979) memperluas studi tentang kontrol ilusi dengan memanipulasi faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol ilusi dan mengukur penilaian kontrol partisipan. Dalam penelitian mereka, para partisipan mencoba menyalakan lampu dengan menekan sebuah tombol. Para partisipan diberitahu bahwa tombol mungkin dapat mengontrol lampu, tetapi, pada kenyataannya, tidak ada hubungan antara tindakan peserta dengan lampu yang menyala. Lampu diprogram untuk menyala 25% atau 75% dari percobaan. Namun, ketika lampu menyala lebih sering (75%), asumsi kontrol pribadi atas timbulnya lampu lebih tinggi.
Alloy dan Abramson (1979) memperluas studi tentang kontrol ilusi dengan memanipulasi faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol ilusi dan mengukur penilaian kontrol partisipan. Dalam penelitian mereka, para partisipan mencoba menyalakan lampu dengan menekan sebuah tombol. Para partisipan diberitahu bahwa tombol mungkin dapat mengontrol lampu, tetapi, pada kenyataannya, tidak ada hubungan antara tindakan peserta dengan lampu yang menyala. Lampu diprogram untuk menyala 25% atau 75% dari percobaan. Namun, ketika lampu menyala lebih sering (75%), asumsi kontrol pribadi atas timbulnya lampu lebih tinggi<ref name=":0" /><ref name=":1" />.


=== 3. Perilaku yang dilaporkan sendiri ===
=== 3. Perilaku yang dilaporkan sendiri ===
Demontrasi ketiga melalui laporan perilaku yang dilakukan oleh partisipan. Misalnya, McKenna (1993) menggunakan isu keselamatan mengemudi dengan meminta partisipan untuk menilai kemungkinan terjadinya kecelakaan di jalan dengan keterlibatan mereka sebagai penumpang atau pengemudi. Partisipan beranggapan bahwa kemungkinan kecelakaan lebih rendah ketika mereka menjadi pengemudi. Skenario tinggi dan rendahnya kontrol pengemudi akan kecelakaan digunakan dalam studi kasus  kedua. Melalui studi kasus tersebut, partisipan menilai bahwa dengan kontrol pengemudi yang tinggi (misalnya, ketika mengemudikan kendaraan di belakang mobil lain) dapat menghindari kecelakaan, dibandingkan dengan kontrol pengemudi yang rendah (misalnya, ditabrak dari belakang).
Demonstrasi ketiga melalui laporan perilaku yang dilakukan oleh partisipan. Misalnya, McKenna (1993) menggunakan isu keselamatan mengemudi dengan meminta partisipan untuk menilai kemungkinan terjadinya kecelakaan di jalan dengan keterlibatan mereka sebagai [[penumpang]] atau [[pengemudi]]<ref>{{Cite journal|last=Langer|first=Ellen J.|date=1975|title=The illusion of control.|url=https://doi.org/10.1037/0022-3514.32.2.311|journal=Journal of Personality and Social Psychology|language=en|volume=32|issue=2|pages=311–328|doi=10.1037/0022-3514.32.2.311|issn=0022-3514}}</ref>. Partisipan beranggapan bahwa kemungkinan kecelakaan lebih rendah ketika mereka menjadi pengemudi. [[Skenario]] tinggi dan rendahnya kontrol pengemudi akan kecelakaan digunakan dalam studi kasus kedua. Melalui studi kasus tersebut, partisipan menilai bahwa dengan kontrol pengemudi yang tinggi (misalnya, ketika mengemudikan kendaraan di belakang mobil lain) dapat menghindari kecelakaan, dibandingkan dengan kontrol pengemudi yang rendah (misalnya, ditabrak dari belakang).


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 20 April 2022 13.43

Kontrol semu atau ilusi kontrol (illusion of control)merupakan keyakinan bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi hasil yang berada di luar jangkauan seseorang (misalnya, pengaruh yang dirasakan atas hasil yang sebagian besar ditentukan oleh kebetulan)[1]. Istilah ini dicetuskan oleh Ellen Langer, seorang psikolog asal Amerika Serikat. Kontrol semu dianggap berperan dalam bertumbuhnya kepercayaan terhadap takhayul, perilaku perjudian, dan paranormal. Mengenakan sesuatu yang dianggap dapat "membawa" keberuntungan juga merupakan salah satu bentuk dari kontrol semu[2].

Demonstrasi

Kontrol semu ditunjukkan melalui tiga demonstrasi berbeda: 1) observasi perilaku dalam permainan, 2) eksperimen laboratorium, dan 3) laporan diri tentang perilaku dunia nyata.

1. Observasi perilaku dalam permainan

Ellen Langer melakukan studi program kontrol semu pertama yaitu mengenai observasi perilaku dalam permainan. Pendekatan ini bertujuan untuk meneliti persepsi masyarakat mengenai kemungkinan untuk meraih hasil yang diinginkan ketika berada dalam kondisi yang melibatkan kebetulan dan disertai dengan elemen keterampilan[3]. Dalam penelitiannya, beberapa orang diizinkan untuk memilih tiket lotre mereka sendiri, dan yang lain mendapatkan tiket yang dipilihkan untuk mereka. Kemudian, semua peserta diberi kesempatan untuk menukarkan tiket mereka dengan satu lotre yang menurut mereka memiliki peluang menang lebih besar. Peserta yang telah memilih nomor tiket lotre sendiri cenderung tidak memilih untuk menukar tiket. Mereka beranggapan bahwa memilih tiket sendiri meningkatkan peluang untuk menang. Melalui tindakan memilih tiket sendiri, partisipan merasa memiliki kendali atas hasil lotre[4].

2. Eksperimen laboratorium

Alloy dan Abramson (1979) memperluas studi tentang kontrol ilusi dengan memanipulasi faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol ilusi dan mengukur penilaian kontrol partisipan. Dalam penelitian mereka, para partisipan mencoba menyalakan lampu dengan menekan sebuah tombol. Para partisipan diberitahu bahwa tombol mungkin dapat mengontrol lampu, tetapi, pada kenyataannya, tidak ada hubungan antara tindakan peserta dengan lampu yang menyala. Lampu diprogram untuk menyala 25% atau 75% dari percobaan. Namun, ketika lampu menyala lebih sering (75%), asumsi kontrol pribadi atas timbulnya lampu lebih tinggi[3][4].

3. Perilaku yang dilaporkan sendiri

Demonstrasi ketiga melalui laporan perilaku yang dilakukan oleh partisipan. Misalnya, McKenna (1993) menggunakan isu keselamatan mengemudi dengan meminta partisipan untuk menilai kemungkinan terjadinya kecelakaan di jalan dengan keterlibatan mereka sebagai penumpang atau pengemudi[5]. Partisipan beranggapan bahwa kemungkinan kecelakaan lebih rendah ketika mereka menjadi pengemudi. Skenario tinggi dan rendahnya kontrol pengemudi akan kecelakaan digunakan dalam studi kasus kedua. Melalui studi kasus tersebut, partisipan menilai bahwa dengan kontrol pengemudi yang tinggi (misalnya, ketika mengemudikan kendaraan di belakang mobil lain) dapat menghindari kecelakaan, dibandingkan dengan kontrol pengemudi yang rendah (misalnya, ditabrak dari belakang).

Referensi

  1. ^ Fast, Nathanael J.; Gruenfeld, Deborah H; Sivanathan, Niro; Galinsky, Adam D. (2009-04). "Illusory Control: A Generative Force Behind Power's Far-Reaching Effects". Psychological Science (dalam bahasa Inggris). 20 (4): 502–508. doi:10.1111/j.1467-9280.2009.02311.x. ISSN 0956-7976. 
  2. ^ "What Is the Illusion of Control?". Verywell Mind (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-16. 
  3. ^ a b Cognitive illusions : a handbook on fallacies and biases in thinking, judgement and memory. Internet Archive. New York, NY : Psychology Press. 2004. ISBN 978-1-84169-351-4. 
  4. ^ a b Thompson, Suzanne C. (1999). "Illusions of Control: How We Overestimate Our Personal Influence". Current Directions in Psychological Science. 8 (6): 187–190. ISSN 0963-7214. 
  5. ^ Langer, Ellen J. (1975). "The illusion of control". Journal of Personality and Social Psychology (dalam bahasa Inggris). 32 (2): 311–328. doi:10.1037/0022-3514.32.2.311. ISSN 0022-3514.