Lompat ke isi

Alkalosis respiratorik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nurullen (bicara | kontrib)
Pranala dalam
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
Nurullen (bicara | kontrib)
Pranala dalam
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
Baris 27: Baris 27:


* rasa nyeri
* rasa nyeri
* sirosis hati
* [[sirosis]] hati
* kadar oksigen darah yang rendah
* kadar oksigen darah yang rendah
* demam
* [[demam]]
* overdosis aspirin.
* overdosis [[aspirin]].


== Gejala ==
== Gejala ==

Revisi per 21 April 2022 11.13

Alkalosis respiratorik
Davenport diagram
Informasi umum
SpesialisasiPulmonologi, Kedokteran perawatan intensif, Penyakit dalam Sunting ini di Wikidata

Alkalosis respiratorik adalah suatu keadaan saat darah menjadi basa karena pernapasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah (atau disebut juga Alkalosis).

Latar Belakang

Pernapasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.

Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.

Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:

Gejala

Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa kesemutan disekitar bibir dan wajah.

Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri. pH darah juga sering meningkat.

Pengobatan

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernapasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernapasan bisa meredakan penyakit ini.

Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.

Menghembuskan napas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan napasnya selama mungkin, kemudian menarik napas dangkal dan menahan kembali napasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.

Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.