Lompat ke isi

Anwar Datuk Madjo Basa Nan Kuning: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Merapikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Gelar Datuk Madjo Basa Nan Kuning.jpg|jmpl|Anwar Gelar Datuk Madjo Basa Nan Kuning]]
[[Berkas:Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Gelar Datuk Madjo Basa Nan Kuning.jpg|jmpl|Anwar Gelar Datuk Madjo Basa Nan Kuning]]
'''Anwar Datuk Madjo Basa Nan Kuning''' ({{lahirmati|Payakumbuh|21|6|1909||25|7|1993}}) adalah birokrat Indonesia yang menjabat [[Daftar Gubernur Sulawesi Tengah|Gubernur Sulawesi Tengah]] pertama. Ia dilahirkan di [[Kota Payakumbuh]], [[Sumatra Barat]], 21 Juni 1909, dari pasangan Radjo Angkat (Ayah) dan Siti Raha (Ibu).<ref name=pe1>https://paluekspres.com/61400/menelusuri-jejak-gubernur-sulteng-pertama/</ref>


Lelaki [[Minangkabau]] ber[[suku Kampai]] ini berasal dari [[Nunang Daya Bangun, Payakumbuh Barat, Payakumbuh|Nunang]], sebuah kelurahan (Jorong) yang terletak dekat Pasar lama dalam Kenagarian Koto Nan IV, Kota Payakumbuh, Sumatra Barat. Ia dibesarkan di kota kelahirannya dalam lingkungan keluarga priayi dengan disiplin yang ketat dari kedua orang tuanya yang memegang teguh adat dan budaya Minangkabau.<ref name=pe1/>
'''Anwar Datuk Madjo Basa Nan Kuning''' adalah [[Daftar Gubernur Sulawesi Tengah|Gubernur Sulawesi Tengah]] . Beliau dilahirkan di kota Payakumbuh (Sumatra Barat) pada tanggal 21 Juni 1909, putra  dari pasangan Radjo Angkat (Ayah) dan Siti Raha (Ibu).

Pada tahun 1932 ia menamatkan pendidikan di Middlebare [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren]] (MOSVIA) di Fort de Kock (sekarang [[Kota Bukittinggi]]).<ref name=pe2>https://paluekspres.com/61400/menelusuri-jejak-gubernur-sulteng-pertama/2/</ref>

Sebelum diangkat menjadi Gubernur Sulawesi Tengah, ia pernah bekerja sabagai Camat Indrapura di [[Pesisir Selatan]] ([[Sumatra Tengah]]), [[Wali Kota Bukittinggi]] (April 1956–1958), dan [[Bupati Lima Puluh Kota]] (1958–1959). Ia kemudian diangkat sebagai Gubernur Sulawesi Tengah periode 1964–1968. Seusai menjabat ia kemudian dipindahkan ke Departemen Dalam Negeri di Jakarta sebagai Pembina Utama Madya.


Ia resmi menjabat Gubernur Sulawesi Tengah sejak tanggal 13 April 1964 setelah serah terima dari Gubernur [[Sulawesi Utara]]-Tengah, [[F.J Tumbelaka]]. Provinsi Sulawesi Tengah adalah pecahan dari provinsi induknya yaitu Sulawesi Utara-Tengah pasca berakhirnya pemberontakan [[Permesta]]. Sebelumnya, ia menjabat sebagai [[Bupati Lima Puluh Kota]], [[Sumatra Barat]] yang kesepuluh periode 1957-1958.<ref>{{cite web|url=https://limapuluhkotakab.go.id/lpk-profil-daerah/sejarah|title=Sejarah|publisher=Situs web resmi Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota|date=27 April 2015|access-date=7 Mei 2020}}</ref>
Ia resmi menjabat Gubernur Sulawesi Tengah sejak tanggal 13 April 1964 setelah serah terima dari Gubernur [[Sulawesi Utara]]-Tengah, [[F.J Tumbelaka]]. Provinsi Sulawesi Tengah adalah pecahan dari provinsi induknya yaitu Sulawesi Utara-Tengah pasca berakhirnya pemberontakan [[Permesta]]. Sebelumnya, ia menjabat sebagai [[Bupati Lima Puluh Kota]], [[Sumatra Barat]] yang kesepuluh periode 1957-1958.<ref>{{cite web|url=https://limapuluhkotakab.go.id/lpk-profil-daerah/sejarah|title=Sejarah|publisher=Situs web resmi Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota|date=27 April 2015|access-date=7 Mei 2020}}</ref>
Baris 7: Baris 12:
Pada tanggal 22 Januari 1968 ia digantikan oleh Moechammad Jasin berdasarkan surat keputusan Pejabat [[Presiden Republik Indonesia]], [[Soeharto]]. Setelah itu ia ditarik ke Departemen Dalam Negeri oleh Menteri Dalam Negeri.<ref>https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/14153/Keppres0241968.htm</ref>
Pada tanggal 22 Januari 1968 ia digantikan oleh Moechammad Jasin berdasarkan surat keputusan Pejabat [[Presiden Republik Indonesia]], [[Soeharto]]. Setelah itu ia ditarik ke Departemen Dalam Negeri oleh Menteri Dalam Negeri.<ref>https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/14153/Keppres0241968.htm</ref>


Pak Anwar dikenal sebagai pribadi yang memiliki kepribadian yang sangat kuat, berwibawa, bersuara lantang, tegas, tetapi memiliki jiwa kepemimpinan yang penuh perhatian kepada bawahannnya. Atas jasa-jasanya selama bertugas sebagai Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah<ref>{{Cite book|date=1978|url=https://books.google.co.id/books?id=_xAeAAAAIAAJ&pg=PA839&dq=Jasin+%22sulawesi+tengah%22&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiJ9Z_IrKn3AhWoyTgGHSfMCykQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=Jasin%20%22sulawesi%20tengah%22&f=false|title=Album pembangunan Indonesia masa Orde Baru|publisher=Lembaga Publikasi Pendidikan, Kebudayaan dan Pembangunan Indonesia|language=id}}</ref> ia mendapatkan tanda jasa dan dinobatkan sebagai “WARGA UTAMA DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH" pada tahun 1973 melalui hasil musyawarah DPRD Provinsi Sulawesi Tengah No 2/PM/DPRD/1973 tanggal 3 Mei 1973 yang ditandatangani oleh R. Suyono, Ketua Panitia Musyawarah DPRD Sulawesi Tengah.<ref>https://paluekspres.com/61400/menelusuri-jejak-gubernur-sulteng-pertama/3/</ref>
Anwar Datuk Madjo Basa Nan Kuning berasal dari [[Koto Nan IV, Payakumbuh Barat, Payakumbuh|Koto Nan IV]], [[Kota Payakumbuh]], [[Sumatra Barat]]. Lelaki Minangkabau bersuku Kampai ini  berasal dari Nunang, sebuah kelurahan (Jorong) yang terletak dekat Pasar lama dalam  Kenagarian Koto Nan IV Kota Payakumbuh Sumatra Barat, Beliau dibesarkan di kota kelahirannya dalam lingkungan keluarga priyayi dengan disiplin yang ketat dari kedua orang tuanya yang memegang teguh adat dan budaya Minangkabau.

Pada tahun 1932 beliau menyelesaikan pendidikan di MOSVIA .  (“Middlebare Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren”) di kota Bukit Tinggi. MOSVIA adalah  sebuah Sekolah Pendidikan bagi calon pegawai-pegawai  Pribumi/bumiputra  untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil yang khusus mempelajari soal-soal administrasi pemerintahan. Lulusan dari sekolah ini akan dipekerjakan dalam pemerintahan kolonial sebagai Pamong Praja.  Sebelumnya sekolah ini bernama OSVIA (''Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren'' (OSVIA) yang hanya terdapat di beberapa kota di pulau Jawa seperti Bandung, Serang, Madiun, Blitar dan Probolinggo. Tahun 1918 lembaga pendidikan ini membuka cabang di kota Bukit Tinggi, satu-satunya di luar pulau Jawa. Bukit Tinggi ''' '''waktu itu merupakan ibu kota Sumatra Tengah (pada zaman Belanda kota ini bernama Fort De Kock),

Sebelum diangkat menjadi Gubernur Sulawesi Tengah, beliau pernah bekerja sabagai Camat di Pesisir Selatan (Sumatra Tengah), Walikota Bukit Tinggi (april 1956-1958), Bupati kabupaten 50 Kota Payakumbuh (1958-1959). kemudian diangkat sebagai Gubernur Sulawesi Tengah 1964-1968, kemudian pindah ke Departement Dalam Negeri di Jakarta sebagai Pembina Utama Madya.

Pak Anwar adalah seorang yang memiliki kepribadian yang sangat kuat, berwibawa, bersuara lantang, tegas tetapi memiliki jiwa kepemimpinan yang penuh perhatian kepada bawahannnya. Selama bertugas sebagai Gubernur Propinsi Sulawesi Tengah<ref>{{Cite book|date=1978|url=https://books.google.co.id/books?id=_xAeAAAAIAAJ&pg=PA839&dq=Jasin+%22sulawesi+tengah%22&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiJ9Z_IrKn3AhWoyTgGHSfMCykQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=Jasin%20%22sulawesi%20tengah%22&f=false|title=Album pembangunan Indonesia masa Orde Baru|publisher=Lembaga Publikasi Pendidikan, Kebudayaan dan Pembangunan Indonesia|language=id}}</ref> tentu banyak hal yang telah beliau torehkan dan ukir di bumi Tadulako ini, sehingga tidaklah mengherankan apabila beliau pernah mendapatkan tanda jasa dan dinobatkan sebagai “WARGA UTAMA DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH pada tahun 1973 melalu hasil musyawarah DPRD Propinsi Sulawesi Tengah No 2/ PM/DPRD/1973 tanggal 3 Mai 1973 yang ditandatangani oleh R. SUYONO , selaku ketua Panitia Musyawarah DPRD Sulawesi Tengah.


== Rujukan ==
== Rujukan ==

Revisi per 23 April 2022 10.02

Anwar Gelar Datuk Madjo Basa Nan Kuning

Anwar Datuk Madjo Basa Nan Kuning (21 Juni 1909 – 25 Juli 1993) adalah birokrat Indonesia yang menjabat Gubernur Sulawesi Tengah pertama. Ia dilahirkan di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat, 21 Juni 1909, dari pasangan Radjo Angkat (Ayah) dan Siti Raha (Ibu).[1]

Lelaki Minangkabau bersuku Kampai ini berasal dari Nunang, sebuah kelurahan (Jorong) yang terletak dekat Pasar lama dalam Kenagarian Koto Nan IV, Kota Payakumbuh, Sumatra Barat. Ia dibesarkan di kota kelahirannya dalam lingkungan keluarga priayi dengan disiplin yang ketat dari kedua orang tuanya yang memegang teguh adat dan budaya Minangkabau.[1]

Pada tahun 1932 ia menamatkan pendidikan di Middlebare Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (MOSVIA) di Fort de Kock (sekarang Kota Bukittinggi).[2]

Sebelum diangkat menjadi Gubernur Sulawesi Tengah, ia pernah bekerja sabagai Camat Indrapura di Pesisir Selatan (Sumatra Tengah), Wali Kota Bukittinggi (April 1956–1958), dan Bupati Lima Puluh Kota (1958–1959). Ia kemudian diangkat sebagai Gubernur Sulawesi Tengah periode 1964–1968. Seusai menjabat ia kemudian dipindahkan ke Departemen Dalam Negeri di Jakarta sebagai Pembina Utama Madya.

Ia resmi menjabat Gubernur Sulawesi Tengah sejak tanggal 13 April 1964 setelah serah terima dari Gubernur Sulawesi Utara-Tengah, F.J Tumbelaka. Provinsi Sulawesi Tengah adalah pecahan dari provinsi induknya yaitu Sulawesi Utara-Tengah pasca berakhirnya pemberontakan Permesta. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Bupati Lima Puluh Kota, Sumatra Barat yang kesepuluh periode 1957-1958.[3]

Pada tanggal 22 Januari 1968 ia digantikan oleh Moechammad Jasin berdasarkan surat keputusan Pejabat Presiden Republik Indonesia, Soeharto. Setelah itu ia ditarik ke Departemen Dalam Negeri oleh Menteri Dalam Negeri.[4]

Pak Anwar dikenal sebagai pribadi yang memiliki kepribadian yang sangat kuat, berwibawa, bersuara lantang, tegas, tetapi memiliki jiwa kepemimpinan yang penuh perhatian kepada bawahannnya. Atas jasa-jasanya selama bertugas sebagai Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah[5] ia mendapatkan tanda jasa dan dinobatkan sebagai “WARGA UTAMA DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH" pada tahun 1973 melalui hasil musyawarah DPRD Provinsi Sulawesi Tengah No 2/PM/DPRD/1973 tanggal 3 Mei 1973 yang ditandatangani oleh R. Suyono, Ketua Panitia Musyawarah DPRD Sulawesi Tengah.[6]

Rujukan

Pranala luar

Didahului oleh:
tidak ada
Gubernur Sulawesi Tengah
1964 - 1968
Diteruskan oleh:
Mohammad Yasin
Didahului oleh:
Akhmad Khatib
Bupati Lima Puluh Kota
1957 - 1958
Diteruskan oleh:
Zainal Abidin St. Sarinado