Pengguna:Argo Carpathians/Penyimpanan/5: Perbedaan antara revisi
Update. |
Update. |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
Jokowi menerima tanggapan dan respons yang beragam dari para pengamat dan kritikus. Di luar, Jokowi mendapatkan penilaian positif dari Kishore Mahbubani, pengamat Asia Research Institute di [[Universitas Nasional Singapura]]. Ia menyebut Jokowi sebagai sosok yang "jenius".{{sfn|Mahbubani|2021}} Penilaian |
Jokowi menerima tanggapan dan respons yang beragam dari para pengamat dan kritikus. Di luar, Jokowi mendapatkan penilaian positif dari Kishore Mahbubani, pengamat Asia Research Institute di [[Universitas Nasional Singapura]]. Ia menyebut Jokowi sebagai sosok yang "jenius".{{sfn|Mahbubani|2021}} Penilaian tersebut menimbulkan pro-kontra di Indonesia. [[Juru Bicara Presiden Republik Indonesia|Juru Bicara Presiden]], [[Fadjroel Rachman]], berterima kasih atas pujian Mahbubani yang "saintifik dan berdasarkan data",{{sfn|Rizqo|2021}} sementara kritikus pemerintah [[Rocky Gerung]] menyebut argumen Mahbubani hanyalah "semacam jualan dan advertorial" untuk memuji Jokowi.{{sfn|Ardyan|2021}} Rocky juga menyebut Jokowi sebagai presiden yang "gagal dalam segala hal". Felix Nathaniel dari situs ''[[Tirto]]'' mengkritik Mahbubani, dan menilainya melakukan ''[[cherry-picking]]''.{{sfn|Nathaniel|2021}} |
||
Beberapa pengamat menggambarkan Jokowi sebagai sosok presiden [[developmentalis]]. Jacqui Baker (2016) menilainya sebagai sosok yang menunjukkan "ketidaksabaran dengan kompleksitas hukum" dan "kecenderungan iliberal" yang konsisten dengan asal usul kelas borjuis kecilnya.{{sfn|Baker|2016}} Eve Warburton (2016) menyebut pemerintahan Jokowi sebagai pemerintahan "berorientasi ideologis statis-nasionalis". Menurutnya, Jokowi merupakan seseorang yang memandang pemeliharaan negara yang kuat dan lanskap politik yang stabil sebagai hal yang penting untuk pencapaian tujuan ekonomi.{{sfn|Warburton|2016|p=309}} |
Beberapa pengamat menggambarkan Jokowi sebagai sosok presiden [[developmentalis]]. Jacqui Baker (2016) menilainya sebagai sosok yang menunjukkan "ketidaksabaran dengan kompleksitas hukum" dan "kecenderungan iliberal" yang konsisten dengan asal usul kelas borjuis kecilnya.{{sfn|Baker|2016}} Eve Warburton (2016) menyebut pemerintahan Jokowi sebagai pemerintahan "berorientasi ideologis statis-nasionalis". Menurutnya, Jokowi merupakan seseorang yang memandang pemeliharaan negara yang kuat dan lanskap politik yang stabil sebagai hal yang penting untuk pencapaian tujuan ekonomi.{{sfn|Warburton|2016|p=309}} |
Revisi per 8 Mei 2022 03.15
Jokowi menerima tanggapan dan respons yang beragam dari para pengamat dan kritikus. Di luar, Jokowi mendapatkan penilaian positif dari Kishore Mahbubani, pengamat Asia Research Institute di Universitas Nasional Singapura. Ia menyebut Jokowi sebagai sosok yang "jenius".[1] Penilaian tersebut menimbulkan pro-kontra di Indonesia. Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, berterima kasih atas pujian Mahbubani yang "saintifik dan berdasarkan data",[2] sementara kritikus pemerintah Rocky Gerung menyebut argumen Mahbubani hanyalah "semacam jualan dan advertorial" untuk memuji Jokowi.[3] Rocky juga menyebut Jokowi sebagai presiden yang "gagal dalam segala hal". Felix Nathaniel dari situs Tirto mengkritik Mahbubani, dan menilainya melakukan cherry-picking.[4]
Beberapa pengamat menggambarkan Jokowi sebagai sosok presiden developmentalis. Jacqui Baker (2016) menilainya sebagai sosok yang menunjukkan "ketidaksabaran dengan kompleksitas hukum" dan "kecenderungan iliberal" yang konsisten dengan asal usul kelas borjuis kecilnya.[5] Eve Warburton (2016) menyebut pemerintahan Jokowi sebagai pemerintahan "berorientasi ideologis statis-nasionalis". Menurutnya, Jokowi merupakan seseorang yang memandang pemeliharaan negara yang kuat dan lanskap politik yang stabil sebagai hal yang penting untuk pencapaian tujuan ekonomi.[6]
Referensi
Catatan kaki
- ^ Mahbubani 2021.
- ^ Rizqo 2021.
- ^ Ardyan 2021.
- ^ Nathaniel 2021.
- ^ Baker 2016.
- ^ Warburton 2016, hlm. 309.
Sumber
- Jurnal
- Warburton, Eve (2016). "Jokowi and the New Developmentalism". Bulletin of Indonesian Economic Studies (dipublikasikan tanggal 15 Februari 2017): 297–320. doi:10.1080/00074918.2016.1249262.
- Situs web
- Ardyan, Tommy (8 Oktober 2021). "Rocky Gerung Blak-blakan: Itu Menghina Presiden Jokowi". GenPI. Diakses tanggal 8 Mei 2022.
- Baker, Jacqui (5 Agustus 2016). "The middle class president". New Mandala. Diakses tanggal 6 September 2019.
- Mahbubani, Kishore (6 Oktober 2021). "The Genius of Jokowi". Project Syndicate. Diakses tanggal 8 Mei 2022.
- Rizqo, Kanavino Ahmad (7 Oktober 2021). "Jubir Sambut Pujian Profesor Singapura: Jokowi Demokratis Kelola Perbedaan". Detik. Diakses tanggal 8 Mei 2022.