Lompat ke isi

Tanjung Pura, Langkat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 40: Baris 40:


== Demografi ==
== Demografi ==
Penduduk Tanjung Pura banyak berasal dari Siak, Kedah, Selangor, Petani dan dari beberapa daerah di tanah Malaysia, Sehingga lingkungan tradisi budaya Melayu Malaysia masih berhubungan sangat kental dengan kawasan ini, meskipun kini telah banyak sekali perbedaan adat budayanya. Langkat juga didominasi suku Melayu, identik dengan agama Islam. Adat Melayu merupakan Adat bersendikan hukum Syara’ (Islam) dan hukum Syara’ bersendikan Kitabullah (Al-Quran), sehingga “Jadi suku Melayu itu sangat identik dengan agama Islam,”.
Penduduk Tanjung Pura banyak berasal dari suku Melayu yang biasa disebut [[Suku Langkat|Melayu Langkat]] yang memiliki adat-istiadat serta kebudayaan dan bahasa yang mirip dengan orang Melayu di negara tetangga yakni Malaysia (terutama Kedah & Perak), Sehingga lingkungan tradisi budaya Melayu Malaysia masih berhubungan sangat kental dengan kawasan ini, meskipun kini telah ada perbedaan yang cukup signifikan dari adat budayanya.


Berdasarkan hasil [[Sensus Penduduk Indonesia 2000]],<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://jdihn.go.id/files/603/2019-12-12_1576123181_PERDA-No-1---2016-(RPJMD-2014---2019).pdf|title=Komposisi Penduduk Menurut Suku|website=|accessdate=19 Januari 2022|page=17|format=pdf}}</ref> penduduk Tanjung Pura sangat heterogen dengan mayoritas bersuku bangsa [[Suku Melayu|Melayu]]. Adapun besaran penduduk Tanjung Pura menurut suku bangsa ialah suku [[Suku Melayu|Melayu]] sebanyak 42,28%, kemudian [[Suku Jawa|Jawa]] sebanyak 36,49%. Orang [[Suku Batak|Batak]] sebanyak 6,00% dengan mayoritas [[Suku Mandailing|Mandailing]] serta [[Suku Angkola|Angkola]] yakni 3,07%, kemudian [[Suku Batak Toba|Toba]] sebanyak 1,59%, dan [[Suku Karo|Karo]] sebanyak 1,34%.<ref name="SUKU"/> Penduduk Warga [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] sebanyak 3,79%, diikuti orang [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] sebanyak 1,66%, kemudian [[Suku Aceh|Aceh]] sebanyak 1,24%, [[Suku Nias|Nias]] 0,17% dan suku lainnya sebanyak 8,50%.<ref name="SUKU"/>
Berdasarkan hasil [[Sensus Penduduk Indonesia 2020]],<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://jdihn.go.id/files/603/2019-12-12_1576123181_PERDA-No-1---2016-(RPJMD-2014---2019).pdf|title=Komposisi Penduduk Menurut Suku|website=|accessdate=19 Januari 2022|page=17|format=pdf}}</ref> penduduk Tanjung Pura sangat heterogen dengan mayoritas bersuku bangsa [[Suku Melayu|Melayu]]. Adapun besaran penduduk Tanjung Pura menurut etnik/kelompok etnis mayoritas ialah [[Suku Langkat|Melayu Langkat]] serta sebagian kecil sub-suku Melayu lainnya seperti: [[Suku Deli|Melayu Deli]] & [[Suku Tamiang|Melayu Tamiang]] dengan persentase sebanyak 42,28%, kemudian disusul oleh [[Suku Jawa|Jawa]] dengan persentase sebanyak 36,49%, [[Suku Karo|Karo]] dengan persentase 8,30%, Orang [[Suku Batak|Batak]] sebanyak 6,00% dengan mayoritas ([[Suku Mandailing|Mandailing]] 2,04% serta [[Suku Batak Toba|Toba]] sebanyak 1,59%, [[Suku Simalungun|Simalungun]] sebanyak 1,34%, kemudian [[Suku Angkola|Angkola]] 1,03%).<ref name="SUKU"/> Penduduk Warga [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] sebanyak 3,79%, diikuti orang [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] sebanyak 1,66%, kemudian [[Suku Aceh|Aceh]] sebanyak 1,24%, [[Suku Nias|Nias]] 0,17% dan suku lainnya seperti: (Tamil-India, Arab, dan lain-lain) sebanyak 0,07%.<ref name="SUKU"/>

Catatan: Suku Batak Pakpak/Dairi tidak tercatat dalam sensus karena dari jumlah penduduk, suku Batak Pakpak sangat sedikit jumlahnya bahkan hampir tidak ada.


Sedangkan agama yang dianut penduduk Tanjung Pura, berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] tahun [[2021]] mencatat bahwa mayoritas warga memeluk agama [[Islam]] yakni 96,81%. Selebihnya menganut agama [[Buddha]] yakni 2,27%, diikuti penganut agama [[Kekristenan|Kristen]] sebanyak 0,89% ([[Protestan]] 0,78% dan [[Katolik]] 0,11%), dan sebagian kecil [[Hindu]] yakni 0,03%.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=19 Januari 2022|format=Visual}}</ref> Rumah ibadah yang ada di kecamatan ini terdapat 51 masjid, 91 musala, kemudian 1 viahara dan 1 gereja [[Protestan]] yang terletak di Pekan Tanjung Pura.<ref name="TP">{{cite web|url=https://langkatkab.bps.go.id/publication/2021/09/24/9698b86b0318b8c8e95009de/kecamatan-tanjung-pura-dalam-angka-2021.html|title=Kecamatan Tanjung Pura Dalam Angka 2021|website=langkatkab.bps.go.id|accessdate=19 Januari 2022|page=56|format=pdf}}</ref>
Sedangkan agama yang dianut penduduk Tanjung Pura, berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] tahun [[2021]] mencatat bahwa mayoritas warga memeluk agama [[Islam]] yakni 96,81%. Selebihnya menganut agama [[Buddha]] yakni 2,27%, diikuti penganut agama [[Kekristenan|Kristen]] sebanyak 0,89% ([[Protestan]] 0,78% dan [[Katolik]] 0,11%), dan sebagian kecil [[Hindu]] yakni 0,03%.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=19 Januari 2022|format=Visual}}</ref> Rumah ibadah yang ada di kecamatan ini terdapat 51 masjid, 91 musala, kemudian 1 viahara dan 1 gereja [[Protestan]] yang terletak di Pekan Tanjung Pura.<ref name="TP">{{cite web|url=https://langkatkab.bps.go.id/publication/2021/09/24/9698b86b0318b8c8e95009de/kecamatan-tanjung-pura-dalam-angka-2021.html|title=Kecamatan Tanjung Pura Dalam Angka 2021|website=langkatkab.bps.go.id|accessdate=19 Januari 2022|page=56|format=pdf}}</ref>

Revisi per 13 Mei 2022 01.33

Tanjung Pura
Gapura selamat datang di Kecamatan Tanjung Pura
Gapura selamat datang di Kecamatan Tanjung Pura
Negara Indonesia
ProvinsiSumatra Utara
KabupatenLangkat
Pemerintahan
 • CamatTaufik Reza, S.STP, M. AP[1]
Populasi
 • Total69.018 jiwa
 • Kepadatan384/km2 (990/sq mi)
Kode pos
20853
Kode Kemendagri12.05.11 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1213140 Edit nilai pada Wikidata
Luas179,61 km²
Kepadatan384
Desa/kelurahan18 desa
1 kelurahan
Situs webtanjungpura.langkatkab.go.id
Peta
PetaKoordinat: 3°53′55.08870″N 98°25′14.42352″E / 3.8986357500°N 98.4206732000°E / 3.8986357500; 98.4206732000


Pemandangan tepi sungai di Tanjung Pura (tahun 1888)
Pemandangan jalan di Tanjung Pura (sekitar 1890)

Tanjung Pura adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten Langkat, provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Tanjung Pura merupakan pusat kerajaan lama Kesultanan Langkat.

Budaya Melayu

Mesjid Azizi, dibangun oleh kesultanan Langkat pada tahun 1902 (2018)

Tanjung Pura berlokasi sekitar 60 km dari Kota Medan. Tanjung Pura merupakan salah satu titik yang dilewati oleh Jalan Raya Lintas Sumatra menuju Provinsi Aceh, merupakan sebuah kota kecil yang juga merupakan kota penuh kenangan bagi sebagian orang yang pernah tinggal di sana, selain terkenal sebagai kota pendidikan, sejak zaman dahulu Tanjung Pura juga dikenal sebagai kota budaya.

Kesemuanya itu terbukti dengan adanya pahlawan nasional republik Indonesia, seorang Pujangga besar, dari tanah melayu dengan sastranya yang memaknai arti cinta dan ketuhanan. Bermula dari tanah bertuah ini lah ia mulai mengukir bait-bait goresan pena emasnya, Dialah Pahlawan kita yang dikenal dengan nama Tengku Amir Hamzah. Tengku Amir Hamzah merupakan penyair handal nan sederhana yang kinipun telah dimakamkan Di Kompleks Pemakaman Umum Masjid Azizi Tanjung Pura.

Budayawan Melayu asal Langkat Zaenal AK mengatakan karya sastra penyair asal Langkat, Tengku Amir Hamzah lebih dikenal dan dihargai puisi-puisinya di Malaysia dibanding di tanah kelahirannya sendiri.

"Di Malaysia karya Tengku Amir Hamzah sudah masuk dalam kurikulum wajib pendidikan mulai tingkat dasar hingga universitas," kata Kepala Museum Langkat itu kepada wartawan dalam rangka Peringatan 100 Tahun Tengku Amir Hamzah 28 Februari 1911 – 28 Februari 2011 di Medan.

Tengku Azwar Aziz (Ketua Umum Acara Peringatan 100 Tahun Tengku Amir Hamzah) juga mengakui kalau Amir Hamzah sangat dikenal di Malaysia. Bahkan beberapa negara lain seperti Belanda, Jerman, London dan Amerika Serikat sudah terbentuk komunitas Amir Hamzah.

Juga Banyak terdapat peninggalan bersejarah di tempat ini, seperti makam raja-raja penguasa Langkat (Sultan Langkat) terdahulu yang masih terawat baik di kompleks perkuburan Masjid Azizi Tanjung Pura, yang juga merupakan kompleks pemakaman masyarakat umum.

Tanjung Pura adalah pusat kerajaan lama. Berdiri sebuah bangunan Masjid yaitu Masjid Azizi yang merupakan simbol kejayaan serta kekayaan yang dahulu pernah dimilikinya pada masa silam, terdapat pula Lembaga Permasyarakatan (LP), Rumah Sakit Umum dan Kantor Pos yang merupakan sisa-sisa masa pemerintahan kolonial Belanda, serta bersemanyam pula Makam Syeikh Rokan, maha guru dari Tariqah Nasbandiah didesa Besilam (diambli dari kata Babussalam). Dalam perayaan tahunannya, Masjid Azizi dihadiri oleh ribuan jamaah dari seluruh pelosok negeri di dunia yang sengaja jauh-jauh datang untuk memperingati haul Tariqah Nasbandiah.

Demografi

Penduduk Tanjung Pura banyak berasal dari suku Melayu yang biasa disebut Melayu Langkat yang memiliki adat-istiadat serta kebudayaan dan bahasa yang mirip dengan orang Melayu di negara tetangga yakni Malaysia (terutama Kedah & Perak), Sehingga lingkungan tradisi budaya Melayu Malaysia masih berhubungan sangat kental dengan kawasan ini, meskipun kini telah ada perbedaan yang cukup signifikan dari adat budayanya.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia 2020,[3] penduduk Tanjung Pura sangat heterogen dengan mayoritas bersuku bangsa Melayu. Adapun besaran penduduk Tanjung Pura menurut etnik/kelompok etnis mayoritas ialah Melayu Langkat serta sebagian kecil sub-suku Melayu lainnya seperti: Melayu Deli & Melayu Tamiang dengan persentase sebanyak 42,28%, kemudian disusul oleh Jawa dengan persentase sebanyak 36,49%, Karo dengan persentase 8,30%, Orang Batak sebanyak 6,00% dengan mayoritas (Mandailing 2,04% serta Toba sebanyak 1,59%, Simalungun sebanyak 1,34%, kemudian Angkola 1,03%).[3] Penduduk Warga Tionghoa sebanyak 3,79%, diikuti orang Minangkabau sebanyak 1,66%, kemudian Aceh sebanyak 1,24%, Nias 0,17% dan suku lainnya seperti: (Tamil-India, Arab, dan lain-lain) sebanyak 0,07%.[3]

Catatan: Suku Batak Pakpak/Dairi tidak tercatat dalam sensus karena dari jumlah penduduk, suku Batak Pakpak sangat sedikit jumlahnya bahkan hampir tidak ada.

Sedangkan agama yang dianut penduduk Tanjung Pura, berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021 mencatat bahwa mayoritas warga memeluk agama Islam yakni 96,81%. Selebihnya menganut agama Buddha yakni 2,27%, diikuti penganut agama Kristen sebanyak 0,89% (Protestan 0,78% dan Katolik 0,11%), dan sebagian kecil Hindu yakni 0,03%.[4] Rumah ibadah yang ada di kecamatan ini terdapat 51 masjid, 91 musala, kemudian 1 viahara dan 1 gereja Protestan yang terletak di Pekan Tanjung Pura.[2]

Tokoh terkenal

Tokoh Melayu dan Nasional di antaranya adalah Prof. Dr. Ir. H. Djohar Arifin Husin Ketua PSSI, Guru besar Pertanian UISU, Staf Ahli Menpora, Anggota Ahli Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) dan Alm. Prof. Ing. H. Muhammad Immaduddin Abdurrahim, PhD, MSc pendiri ICMI, Bank Muamalat, Guru Besar Teknik Elektro ITB, Pengajar Ilmu Tauhid, Penasihat Presiden B.J. Habibie dan mendapat gelar Pahlawan Nasional.

Referensi

  1. ^ "Camat dan Sekretaris Camat di Langkat". www.langkatkab.go.id. Diakses tanggal 19 Januari 2022. 
  2. ^ a b "Kecamatan Tanjung Pura Dalam Angka 2021" (pdf). langkatkab.bps.go.id. hlm. 56. Diakses tanggal 19 Januari 2022. 
  3. ^ a b c "Komposisi Penduduk Menurut Suku" (pdf). hlm. 17. Diakses tanggal 19 Januari 2022. 
  4. ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 19 Januari 2022.