Lompat ke isi

Paku Alam II: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tanggal bertakhta
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 11: Baris 11:
| succession = [[Kadipaten Pakualaman|Adipati Kadipaten Pakualaman]]
| succession = [[Kadipaten Pakualaman|Adipati Kadipaten Pakualaman]]
| moretext = kedua
| moretext = kedua
| reign = 1813-1829
| reign = 1829-1858
| reign-type = Bertakhta
| reign-type = Bertakhta
| coronation =1814<ref name="bio"/>
| coronation =1814<ref name="bio"/>

Revisi per 14 Mei 2022 01.41

Paku Alam II
ꦦꦏꦸꦄꦭꦩ꧀꧇꧒꧇
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Suryaningrat
Gambar Paku Alam II yang dibuat pada sekitar tahun 1858
Adipati Kadipaten Pakualaman
kedua
Bertakhta1829-1858
Penobatan1814[1]
PendahuluPaku Alam I
PenerusPaku Alam III
KelahiranRaden Tumenggung Natadiningrat
25 Juni 1786
Kraton Yogyakarta Yogyakarta
Kematian23 Juli 1858(1858-07-23) (umur 72)
Pura Pakualaman, Yogyakarta[1]
Pemakaman
Nama takhta
Sampeyandalem Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam ingkang Jumeneng Kaping Kalih
WangsaMataram
AyahPaku Alam I
AgamaIslam

RT Notodiningrat dilahirkan 25 Juni 1786 (versi lain 1785) di Yogyakarta. Ia adalah putera pertama BPH Notokusumo (Paku Alam I). Kiprah RT Notodiningrat dalam kancah politik telah dilakukan ketika masih muda. Ketika terjadi intrik di istana ia sempat diangkat menjadi sekretaris istana oleh pamannya, Sultan Sepuh. Notodiningrat juga turut dibuang bersama ayahnya ke Semarang dan Batavia. Selama pemerintahan Paku Alam I ia sudah mendampingi ayahnya memerintah.

Pada 1814 ia dilantik menjadi Pangeran Suryaningrat. Setelah ayah mangkat, maka pada 31 Desember 1829 sang pangeran ditahtakan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Suryaningrat. Melalui perjanjian politik 1831-1832-1833 dengan Pemerintah Hindia Belanda, KGP Adipati Suryaningrat dikukuhkan menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati (KGPA) Paku Alam II. Dalam masa pemerintahannya ditandai dengan apresiasi yang tinggi terhadap kesenian dan kesusastraan disamping meletakkan dasar pemerintahan Kadipaten Pakualaman. Kebudayaan menemukan wujud yang baru dalam kadipaten walaupun tidak meninggalkan pokoknya.

Perlu dicatat bahwa Paku Alam II dari garwa padmi (permaisuri) mendapat empat orang putra. Sementara keseluruhan putra-putrinya berjumlah 16 orang. Pada waktu ia naik tahta putra sulungnya yang bernama GPH Suryoputro telah wafat. Putra kedua yaitu GPH Suryaningrat terganggu ingatannya karena terlalu mendalami soal mistik. Putra yang ketiga GPH Nataningprang mendampinginya dalam memegang tampuk pemerintahan dan merupakan tulang punggungnya. Namun putra ketiga ini mendahului meninggal dunia pada 1857. Dengan demikian putra terakhirnya, GPH Sasraningrat, yang menggantikan membantu tampuk pemerintahan sekaligus pewaris tahta berikutnya. Akhirnya KGPA Paku Alam II mangkat pada 23 Juli 1858 setelah bertahta sekitar 30 tahun dan dimakamkan di Kota Gede Yogyakarta.

Referensi

Soedarisman Poerwokoesoemo, KPH, Mr (1985) KADIPATEN PAKUALAMAN, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pranala luar

Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Paku Alam I
Adipati Pakualaman
1829-1858
Diteruskan oleh:
Paku Alam III
  1. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama bio