Lompat ke isi

Wijaya Karya Beton: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Csrwikabeton (bicara | kontrib)
k Penambahan program CSR perusahaan.
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru VisualEditor
Baris 35: Baris 35:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1977 saat [[Wijaya Karya]] mengembangkan beton pracetak untuk teras perumahan. Setahun kemudian, bisnis pencetakan beton dari Wijaya Karya dipisah menjadi sebuah divisi tersendiri dengan nama Divisi Produk Beton, dan saat itu baru memiliki satu pabrik beton, yakni di [[Bogor]]. Antara tahun 1981 hingga 1995, divisi tersebut mendirikan enam pabrik beton baru, yakni di [[Pasuruan]], [[Boyolali]], [[Majalengka]], [[Lampung]], [[Binjai]], dan [[Makassar]]. Pada tanggal 11 Maret 1997, divisi tersebut resmi dipisah menjadi sebuah perusahaan tersendiri dengan nama "PT Wijaya Karya Beton". Hingga tahun 2009, produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah tiang beton, panel PC, balok jembatan, balok drainase, dan beton maritim. Pada tahun 2010, perusahaan ini mulai memproduksi tiang pancang berdiameter 1.000 mm. Pada tahun 2011, perusahaan ini membuka pabrik beton baru di [[Karawang]] dan mulai memproduksi ''box girder''. Pada tahun 2012, bersama PT Komponindo Betonjaya, perusahaan ini mendirikan [[Wijaya Karya Komponen Beton]] untuk memenuhi kebutuhan beton dari proyek-proyek di Indonesia yang didanai oleh Pemerintah Jepang. Perusahaan ini juga membentuk Unit Usaha Beton Pascatekan. Pada tahun 2013, bersama [[Krakatau Engineering]], perusahaan ini mendirikan [[Wijaya Karya Krakatau Beton]] untuk memenuhi kebutuhan beton dari [[Krakatau Steel]]. Perusahaan ini juga membuka pabrik beton baru di [[Lampung Selatan]] dan mulai mengelola [[quarry]] sendiri. Pada tahun 2013 juga, perusahaan ini mulai memproduksi ''hollow core slab'' dan beton pracetak untuk memenuhi kebutuhan pembangunan gedung dan industri. Pada tahun 2014, perusahaan ini resmi melantai di [[Bursa Efek Indonesia]]<ref name="melantai">{{cite web |date=8 April 2014|url = https://m.bisnis.com/market/read/20140408/192/217789/wijaya-karya-beton-resmi-melantai-di-bursa-dengan-kode-wton|title=Wijaya Karya Beton Resmi Melantai di Bursa dengan Kode WTON|publisher =bisnis.com| accessdate = 16 Januari 2020}}</ref> dan mengakuisisi [[Citra Lautan Teduh]]. Perusahaan ini juga mulai memproduksi ''cylinder pile'' berdiameter 800 mm dan 2.000 mm. Pada tahun 2015, perusahaan ini mulai mengoperasikan ''crushing plant'' di Bogor dan membentuk Biro Usaha Jasa Penunjang. Pada tahun 2016, bersama [[Wijaya Karya Gedung]], perusahaan ini mendirikan [[Wijaya Karya Pracetak Gedung]]. Pada tahun 2018, untuk pertama kalinya, perusahaan ini menjadi kontraktor, yakni pada proyek pembangunan [[Jalan Tol Layang A.P. Pettarani]] di Makassar. Pada tahun 2019, perusahaan ini mengirimkan [[bantalan rel]] beton buatannya ke [[Filipina]] untuk diuji coba, serta berhasil menyelesaikan pembangunan jalur rel untuk [[LRT Jakarta]] tahap 1 (Kelapa Gading-Velodrome). Pada tahun 2020, perusahaan ini memperkenalkan ''Structural Health Monitoring System'' (SHMS) untuk memantau kesehatan struktur beton. Sistem tersebut pun pertama kali digunakan pada proyek pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani di Makassar. Perusahaan ini juga mulai membangun pabrik beton bergerak di [[Bangkinang (kota)|Bangkinang]] untuk memenuhi kebutuhan beton dari proyek pembangunan [[Jalan Tol Padang-Pekanbaru]].<ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.wika-beton.co.id/page/Sekilas-Info-Perusahaan/ind|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Wijaya Karya Beton Tbk|language=id|access-date=12 Januari 2022}}</ref><ref name="annual"/>
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1977 saat [[Wijaya Karya]] mengembangkan beton pracetak untuk teras perumahan. Setahun kemudian, bisnis pencetakan beton dari Wijaya Karya dipisah menjadi sebuah divisi tersendiri dengan nama Divisi Produk Beton, dan saat itu baru memiliki satu pabrik beton, yakni di [[Bogor]]. Antara tahun 1981 hingga 1995, divisi tersebut mendirikan enam pabrik beton baru, yakni di [[Pasuruan]], [[Boyolali]], [[Majalengka]], [[Lampung]], [[Binjai]], dan [[Makassar]]. Pada tanggal 11 Maret 1997, divisi tersebut resmi dipisah menjadi sebuah perusahaan tersendiri dengan nama "PT Wijaya Karya Beton". Hingga tahun 2009, produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah tiang beton, panel PC, balok jembatan, balok drainase, dan beton maritim. Pada tahun 2010, perusahaan ini mulai memproduksi tiang pancang berdiameter 1.000 mm. Pada tahun 2011, perusahaan ini membuka pabrik beton baru di [[Karawang]] dan mulai memproduksi ''box girder''. Pada tahun 2012, bersama PT Komponindo Betonjaya, perusahaan ini mendirikan [[Wijaya Karya Komponen Beton]] untuk memenuhi kebutuhan beton dari proyek-proyek di Indonesia yang didanai oleh Pemerintah Jepang. Perusahaan ini juga membentuk Unit Usaha Beton Pascatekan. Pada tahun 2013, bersama [[Krakatau Engineering]], perusahaan ini mendirikan [[Wijaya Karya Krakatau Beton]] untuk memenuhi kebutuhan beton dari [[Krakatau Steel]]. Perusahaan ini juga membuka pabrik beton baru di [[Lampung Selatan]] dan mulai mengelola [[quarry]] sendiri. Pada tahun 2013 juga, perusahaan ini mulai memproduksi ''hollow core slab'' dan beton pracetak untuk memenuhi kebutuhan pembangunan gedung dan industri. Pada tahun 2014, perusahaan ini resmi melantai di [[Bursa Efek Indonesia]]<ref name="melantai">{{cite web |date=8 April 2014|url = https://m.bisnis.com/market/read/20140408/192/217789/wijaya-karya-beton-resmi-melantai-di-bursa-dengan-kode-wton|title=Wijaya Karya Beton Resmi Melantai di Bursa dengan Kode WTON|publisher =bisnis.com| accessdate = 16 Januari 2020}}</ref> dan mengakuisisi [[Citra Lautan Teduh]]. Perusahaan ini juga mulai memproduksi ''cylinder pile'' berdiameter 800 mm dan 2.000 mm. Pada tahun 2015, perusahaan ini mulai mengoperasikan ''crushing plant'' di Bogor dan membentuk Biro Usaha Jasa Penunjang. Pada tahun 2016, bersama [[Wijaya Karya Gedung]], perusahaan ini mendirikan [[Wijaya Karya Pracetak Gedung]]. Pada tahun 2018, untuk pertama kalinya, perusahaan ini menjadi kontraktor, yakni pada proyek pembangunan [[Jalan Tol Layang A.P. Pettarani]] di Makassar. Pada tahun 2019, perusahaan ini mengirimkan [[bantalan rel]] beton buatannya ke [[Filipina]] untuk diuji coba, serta berhasil menyelesaikan pembangunan jalur rel untuk [[LRT Jakarta]] tahap 1 (Kelapa Gading-Velodrome). Pada tahun 2020, perusahaan ini memperkenalkan ''Structural Health Monitoring System'' (SHMS) untuk memantau kesehatan struktur beton. Sistem tersebut pun pertama kali digunakan pada proyek pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani di Makassar. Perusahaan ini juga mulai membangun pabrik beton bergerak di [[Bangkinang (kota)|Bangkinang]] untuk memenuhi kebutuhan beton dari proyek pembangunan [[Jalan Tol Padang-Pekanbaru]].<ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.wika-beton.co.id/page/Sekilas-Info-Perusahaan/ind|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Wijaya Karya Beton Tbk|language=id|access-date=12 Januari 2022}}</ref><ref name="annual"/>. PT Wijaya Karya Beton, Tbk juga menjalankan program CSR yang disebut juga Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Salah bentuk program TJSL yang dilakukan adalah program Pasar Senggol, yang merupakan salah bentuk community development.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 25 Mei 2022 06.51

PT Wijaya Karya Beton Tbk
Wika Beton
Perseroan terbatas
Kode emitenIDX: WTON
IndustriKonstruksi
Didirikan11 Maret 1997; 27 tahun lalu (1997-03-11)
Kantor
pusat
Jakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh
kunci
Hadian Pramudita[1]
(Direktur Utama)
Ade Wahyu[1]
(Komisaris Utama)
ProdukBeton pracetak
PendapatanRp 4,803 triliun (2020)[2]
Rp 120,990 milyar (2020)[2]
Total asetRp 8,509 triliun (2020)[2]
Total ekuitasRp 3,391 triliun (2020)[2]
PemilikWijaya Karya
Karyawan
1.444 (2020)[2]
Anak
usaha
PT Wijaya Karya Komponen Beton
PT Wijaya Karya Krakatau Beton
PT Citra Lautan Teduh
Situs webwww.wika-beton.co.id

PT Wijaya Karya Beton Tbk (berbisnis dengan nama Wika Beton) adalah anak usaha Wijaya Karya yang bergerak di bidang pencetakan beton. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memiliki 14 pabrik beton, 1 pabrik beton bergerak, 5 quarry, dan 7 kantor penjualan.[2][3]

Sejarah

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1977 saat Wijaya Karya mengembangkan beton pracetak untuk teras perumahan. Setahun kemudian, bisnis pencetakan beton dari Wijaya Karya dipisah menjadi sebuah divisi tersendiri dengan nama Divisi Produk Beton, dan saat itu baru memiliki satu pabrik beton, yakni di Bogor. Antara tahun 1981 hingga 1995, divisi tersebut mendirikan enam pabrik beton baru, yakni di Pasuruan, Boyolali, Majalengka, Lampung, Binjai, dan Makassar. Pada tanggal 11 Maret 1997, divisi tersebut resmi dipisah menjadi sebuah perusahaan tersendiri dengan nama "PT Wijaya Karya Beton". Hingga tahun 2009, produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah tiang beton, panel PC, balok jembatan, balok drainase, dan beton maritim. Pada tahun 2010, perusahaan ini mulai memproduksi tiang pancang berdiameter 1.000 mm. Pada tahun 2011, perusahaan ini membuka pabrik beton baru di Karawang dan mulai memproduksi box girder. Pada tahun 2012, bersama PT Komponindo Betonjaya, perusahaan ini mendirikan Wijaya Karya Komponen Beton untuk memenuhi kebutuhan beton dari proyek-proyek di Indonesia yang didanai oleh Pemerintah Jepang. Perusahaan ini juga membentuk Unit Usaha Beton Pascatekan. Pada tahun 2013, bersama Krakatau Engineering, perusahaan ini mendirikan Wijaya Karya Krakatau Beton untuk memenuhi kebutuhan beton dari Krakatau Steel. Perusahaan ini juga membuka pabrik beton baru di Lampung Selatan dan mulai mengelola quarry sendiri. Pada tahun 2013 juga, perusahaan ini mulai memproduksi hollow core slab dan beton pracetak untuk memenuhi kebutuhan pembangunan gedung dan industri. Pada tahun 2014, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia[4] dan mengakuisisi Citra Lautan Teduh. Perusahaan ini juga mulai memproduksi cylinder pile berdiameter 800 mm dan 2.000 mm. Pada tahun 2015, perusahaan ini mulai mengoperasikan crushing plant di Bogor dan membentuk Biro Usaha Jasa Penunjang. Pada tahun 2016, bersama Wijaya Karya Gedung, perusahaan ini mendirikan Wijaya Karya Pracetak Gedung. Pada tahun 2018, untuk pertama kalinya, perusahaan ini menjadi kontraktor, yakni pada proyek pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani di Makassar. Pada tahun 2019, perusahaan ini mengirimkan bantalan rel beton buatannya ke Filipina untuk diuji coba, serta berhasil menyelesaikan pembangunan jalur rel untuk LRT Jakarta tahap 1 (Kelapa Gading-Velodrome). Pada tahun 2020, perusahaan ini memperkenalkan Structural Health Monitoring System (SHMS) untuk memantau kesehatan struktur beton. Sistem tersebut pun pertama kali digunakan pada proyek pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani di Makassar. Perusahaan ini juga mulai membangun pabrik beton bergerak di Bangkinang untuk memenuhi kebutuhan beton dari proyek pembangunan Jalan Tol Padang-Pekanbaru.[3][2]. PT Wijaya Karya Beton, Tbk juga menjalankan program CSR yang disebut juga Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Salah bentuk program TJSL yang dilakukan adalah program Pasar Senggol, yang merupakan salah bentuk community development.

Referensi

  1. ^ a b "Komisaris & Direksi". PT Wijaya Karya Beton Tbk. Diakses tanggal 12 Januari 2022. 
  2. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2020" (PDF). PT Wijaya Karya Beton Tbk. Diakses tanggal 12 Januari 2022. 
  3. ^ a b "Sejarah Perusahaan". PT Wijaya Karya Beton Tbk. Diakses tanggal 12 Januari 2022. 
  4. ^ "Wijaya Karya Beton Resmi Melantai di Bursa dengan Kode WTON". bisnis.com. 8 April 2014. Diakses tanggal 16 Januari 2020.