Kusni Kasdut: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 24: | Baris 24: | ||
Sebelum dieksekusi mati, beberapa hal yang diminta Kusni dipenuhi. Ia menikmati sembilan jam terakhirnya di ruang kebaktian Katolik LP Kalisosok, dikelilingi anggota keluarganya: Sunarti (istri keduanya), Ninik dan Bambang (anak dari istri pertama), Edi (menantu, suami Ninik) dan dua cucunya, anak Ninik. Kusni juga menikmati jamuan makan terakhir dengan lauk capcai, mie dan ayam goreng.--> |
Sebelum dieksekusi mati, beberapa hal yang diminta Kusni dipenuhi. Ia menikmati sembilan jam terakhirnya di ruang kebaktian Katolik LP Kalisosok, dikelilingi anggota keluarganya: Sunarti (istri keduanya), Ninik dan Bambang (anak dari istri pertama), Edi (menantu, suami Ninik) dan dua cucunya, anak Ninik. Kusni juga menikmati jamuan makan terakhir dengan lauk capcai, mie dan ayam goreng.--> |
||
Pada tahun 1981, Nurmiadi H, komikus |
Pada tahun 1981, Nurmiadi H, komikus berdarah Minangkabau membuat komik biografi Kusni Kasdut setahun pasca wafatnya Kusni Kasdut pada tahun 1980. |
||
== Sumber == |
== Sumber == |
Revisi per 31 Mei 2022 23.03
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Februari 2017) |
Kusni Kasdut (meninggal pada 16 Februari 1980) adalah seorang penjahat Indonesia yang dikenal karena melakukan perampokan 11 permata di Museum Gajah pada 31 Mei 1961. Bernama asli Waluyo, ia lahir sebagai pemuda miskin, anak seorang petani miskin di Blitar, Jawa Timur. Pada masa revolusi kemerdekaan ia tergabung tak resmi sebagai laskar rakyat yang bahu membahu bersama TNI.
Pada tahun 1981, Nurmiadi H, komikus berdarah Minangkabau membuat komik biografi Kusni Kasdut setahun pasca wafatnya Kusni Kasdut pada tahun 1980.