Lompat ke isi

Degradasi (geologi): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rrunitis (bicara | kontrib)
k Menambah Kategori:Tenaga eksogen menggunakan HotCat
Rrunitis (bicara | kontrib)
Menyunting artikel
Baris 2: Baris 2:
'''Degradasi''' dalam istilah [[geologi]] mengacu pada proses penurunan permukaan [[fluvial]], seperti halnya dasar sungai atau dataran banjir akibat proses erosi. Degradasi merupakan proses eksogen kebalikan dari [[Agradasi|agradasi.]]<ref>{{Cite journal|date=2021-04-05|title=Degradation (geology)|url=https://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Degradation_(geology)&oldid=1016057616|journal=Wikipedia|language=en}}</ref> Proses degradasi meliputi proses [[erosi]], [[pelapukan]], dan [[perpindahan massa]] (''mass wasting'').<ref>{{Cite web|last=Lugina|first=Izma Maulana Ahmad|date=2020-11-14|title=GEOLOGI : PROSES GEOLOGI EKSOGENIK (BAGIAN EROSI DAN SEDIMENTASI)|url=http://geografi.upi.edu/geosite/?p=880|website=Geosite|access-date=2022-06-05}}</ref>
'''Degradasi''' dalam istilah [[geologi]] mengacu pada proses penurunan permukaan [[fluvial]], seperti halnya dasar sungai atau dataran banjir akibat proses erosi. Degradasi merupakan proses eksogen kebalikan dari [[Agradasi|agradasi.]]<ref>{{Cite journal|date=2021-04-05|title=Degradation (geology)|url=https://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Degradation_(geology)&oldid=1016057616|journal=Wikipedia|language=en}}</ref> Proses degradasi meliputi proses [[erosi]], [[pelapukan]], dan [[perpindahan massa]] (''mass wasting'').<ref>{{Cite web|last=Lugina|first=Izma Maulana Ahmad|date=2020-11-14|title=GEOLOGI : PROSES GEOLOGI EKSOGENIK (BAGIAN EROSI DAN SEDIMENTASI)|url=http://geografi.upi.edu/geosite/?p=880|website=Geosite|access-date=2022-06-05}}</ref>


Degradasi dalam sistem sungai juga dapat diartikan sebagai proses penurunan dasar sungai karena pengikisan aliran sehingga dasar sungai dan muatan sedimennya terhanyut.  Degradasi dasar sungai dapat terjadi ketika suplai sedimen yang datang lebih kecil daripada kemampuan angkutnya, dasar sungai tererosi, serta dasar sungai mengalami penurunan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Suhardjo|first=Imam|date=2008|title=DEGRADASI DASAR SUNGAI|url=http://www.e-journal.unwiku.ac.id/index.php/JT/article/view/34|journal=Journal Teodolita (Jurnal Fakultas Teknik)|volume=9|issue=1|pages=47-57}}</ref>
Degradasi dalam sistem sungai juga dapat diartikan sebagai proses penurunan dasar sungai karena pengikisan aliran sehingga dasar sungai dan muatan sedimennya terhanyut. Degradasi dasar sungai dapat terjadi ketika suplai sedimen yang datang lebih kecil daripada kemampuan angkutnya, dasar sungai tererosi, serta dasar sungai mengalami penurunan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Suhardjo|first=Imam|date=2008|title=DEGRADASI DASAR SUNGAI|url=http://www.e-journal.unwiku.ac.id/index.php/JT/article/view/34|journal=Journal Teodolita (Jurnal Fakultas Teknik)|volume=9|issue=1|pages=47-57}}</ref>


== Proses Terjadinya Degradasi ==
== Proses Terjadinya Degradasi ==

Revisi per 5 Juni 2022 04.51

Degradasi dalam istilah geologi mengacu pada proses penurunan permukaan fluvial, seperti halnya dasar sungai atau dataran banjir akibat proses erosi. Degradasi merupakan proses eksogen kebalikan dari agradasi.[1] Proses degradasi meliputi proses erosi, pelapukan, dan perpindahan massa (mass wasting).[2]

Degradasi dalam sistem sungai juga dapat diartikan sebagai proses penurunan dasar sungai karena pengikisan aliran sehingga dasar sungai dan muatan sedimennya terhanyut. Degradasi dasar sungai dapat terjadi ketika suplai sedimen yang datang lebih kecil daripada kemampuan angkutnya, dasar sungai tererosi, serta dasar sungai mengalami penurunan.[3]

Proses Terjadinya Degradasi

Degradasi merupakan proses jangka panjang evolusi dasar sungai. Aliran sungai pada proses degradasi dasar sungai berupa aliran permanen semu (quasi unsteady) dan tidak seragam (non-uniform flow). Sebaliknya, aliran sungai pada awal dan akhir proses degradasi berupa aliran permanen dan seragam (steady and uniform flow).[3]

Jenis Degradasi

Degradasi progresif dibedakan menjadi dua kategori, yaitu degradasi yang terjadi di hilir dan degradasi yang terjadi di hulu.

Degradasi hilir

Degradasi pada hilir dapat disebabkan oleh penurunan debit material dasar akibat pembangunan bendungan tinggi, pembangunan bendungan rendah, penggalian material dasar, pengalihan material dasar, dan perubahan penggunaan lahan. Selain itu, degradasi ini juga dapat disebabkan oleh peningkatan debit air akibat pengalihan aliran dan banjir. Faktor lain yang dapat menyebabkan degradasi hilir antara lain penurunan ukuran material dasar sungai akibat proses sungai, dan pencairan lapisan es di bawah permukaan.[4]

Degradasi hulu

Degradasi pada daerah hulu dapat terjadi karena penurunan permukaan dasar akibat luruhnya permukaan danau maupun sungai utama, serta penggalian material dasar sungai. Selain itu berkurangnya panjang sungai akibat pemutusan, penyaluran, penangkapan arus, dan penggeseran dasar secara horizontal juga dapat menyebabkan degradasi. Faktor penyebab lainnya yaitu erosi alami, pemindahan bendungan, dan perubahan penggunaan lahan.[4]

Contoh Degradasi

  • Suplai sedimen (solid discharge) di hulu berhenti ataupun berkurang. Contohnya degradasi di hilir akibat pembangunan bendungan.
  • Debit aliran air bertambah, contohnya degradasi akibat banjir yang disebabkan oleh bertambahnya kedalaman air sehingga kecepatan aliran pun meningkat.
  • Degradasi dasar sungai di hilir karena curamnya kemiringan dasar sungai serta aliran yang super kritik.[3]

Referensi

  1. ^ "Degradation (geology)". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2021-04-05. 
  2. ^ Lugina, Izma Maulana Ahmad (2020-11-14). "GEOLOGI : PROSES GEOLOGI EKSOGENIK (BAGIAN EROSI DAN SEDIMENTASI)". Geosite. Diakses tanggal 2022-06-05. 
  3. ^ a b c Suhardjo, Imam (2008). "DEGRADASI DASAR SUNGAI". Journal Teodolita (Jurnal Fakultas Teknik). 9 (1): 47–57. 
  4. ^ a b Galay, V. J. (1983-10). "Causes of river bed degradation". Water Resources Research (dalam bahasa Inggris). 19 (5): 1057–1090. doi:10.1029/WR019i005p01057.