Lompat ke isi

Inti Agri Resources: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 17: Baris 17:
'''PT. Inti Agri Resources Tbk''' ({{BEI|IIKP}}) merupakan [[perusahaan multinasional]] yang bergerak di dalam bidang penangkaran [[ikan hias]], khususnya ikan [[arowana]]. Berkantor pusat di [[Jakarta]], [[Indonesia]], perusahaan ini merupakan satu-satunya perusahaan penangkaran dan perdagangan ikan arowana yang tercatat di [[Bursa Efek Indonesia]].
'''PT. Inti Agri Resources Tbk''' ({{BEI|IIKP}}) merupakan [[perusahaan multinasional]] yang bergerak di dalam bidang penangkaran [[ikan hias]], khususnya ikan [[arowana]]. Berkantor pusat di [[Jakarta]], [[Indonesia]], perusahaan ini merupakan satu-satunya perusahaan penangkaran dan perdagangan ikan arowana yang tercatat di [[Bursa Efek Indonesia]].


Kegiatan penangkaran ikan arowana dilakukan oleh anak perusahaan, PT Istana Bahari. Di Jakarta, perusahaan ini memiliki outlet yang menyediakan layanan penyewaan dan perawatan ikan. Shelook RED adalah merek dagang ikan Arowana Super Red yang ditangkar oleh IIKP. Perseroan memiliki 117 kolam yang tersebar di 5 lokasi tambak di [[Pontianak]]. Lokasi tambak berada di daerah Kumpai, Parit Baru, Teluk Lerang, Panepat, dan Landak Lestari dengan total jumlah luas tambak: lebih dari 500.000 meter persegi.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20200123120205-17-132152/saham-disuspen-ini-perusahaan-arwana-yang-terseret-jiwasraya Saham Disuspen, Ini Perusahaan Arwana yang Terseret Jiwasraya]</ref>
Kegiatan penangkaran ikan arowana dilakukan oleh anak perusahaan, PT Bahari Istana Alkausar. Di Jakarta, perusahaan ini memiliki outlet yang menyediakan layanan penyewaan dan perawatan ikan. Shelook RED adalah merek dagang ikan Arowana Super Red yang ditangkar oleh IIKP. Perseroan memiliki 117 kolam yang tersebar di 5 lokasi tambak di [[Pontianak]]. Lokasi tambak berada di daerah Kumpai, Parit Baru, Teluk Lerang, Panepat, dan Landak Lestari dengan total jumlah luas tambak lebih dari 500.000 meter persegi.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20200123120205-17-132152/saham-disuspen-ini-perusahaan-arwana-yang-terseret-jiwasraya Saham Disuspen, Ini Perusahaan Arwana yang Terseret Jiwasraya]</ref> Selain PT Bahari, IIKP juga memiliki 4 anak usaha lainnya yang salah satunya bergerak di penangkaran [[rajungan]].<reF name=daftar/>


Inti Agri Resources berawal dari sebuah perusahaan [[plastik]] yang memproduksi kantung plastik dan didirikan pada 16 Maret 1999. Di tanggal 14 Oktober 2002, perusahaan ''go public'' dengan melepas 60 juta saham dan 48 juta waran di [[Bursa Efek Jakarta]], seharga Rp 450/lembar.<ref>[https://britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-iikp/ Sejarah dan Profil Singkat IIKP (Inti Agri Resources Tbk)]</ref> Perusahaan yang saat itu bernama '''PT Inti Indah Karya Plasindo''' kemudian banting setir ke usaha penangkaran arowana dengan investasi Rp 249 miliar karena kenaikan harga BBM, munculnya pesaing dan keuntungan yang rendah di tahun 2005.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-274669/inti-indah-karya-ubah-bisnis-dari-plastik-ke-ikan-hias Inti Indah Karya Ubah Bisnis dari Plastik ke Ikan Hias]</ref>
Inti Agri Resources berawal dari sebuah perusahaan [[plastik]] yang memproduksi kantung plastik dan didirikan pada 16 Maret 1999. Di tanggal 14 Oktober 2002, perusahaan ''go public'' dengan melepas 60 juta saham dan 48 juta waran di [[Bursa Efek Jakarta]], seharga Rp 450/lembar.<ref>[https://britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-iikp/ Sejarah dan Profil Singkat IIKP (Inti Agri Resources Tbk)]</ref> Perusahaan yang saat itu bernama '''PT Inti Indah Karya Plasindo''' kemudian banting setir ke usaha penangkaran arowana dengan investasi Rp 249 miliar karena kenaikan harga BBM, munculnya pesaing dan keuntungan yang rendah di tahun 2005.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-274669/inti-indah-karya-ubah-bisnis-dari-plastik-ke-ikan-hias Inti Indah Karya Ubah Bisnis dari Plastik ke Ikan Hias]</ref>
Baris 23: Baris 23:
Tersebutlah dalam perubahan ini nama [[Heru Hidayat]], yang kemudian menjabat direktur perusahaan sejak Desember 2004. Mulai Maret 2005, nama perusahaan diganti menjadi '''PT Inti Kapuas Arowana Tbk'''.<ref name=agri>[https://market.bisnis.com/read/20200115/192/1190453/menelisik-jejak-juragan-arwana-di-jiwasraya-dan-asabri Menelisik Jejak Juragan Arwana di Jiwasraya dan Asabri]</ref> Bisnis arowana ini dilakukan di [[Kalimantan Barat]] yang diekspor maupun diperdagangkan dalam negeri. Belakangan, seiring upaya terjun ke bisnis [[kelapa sawit]], nama Inti Kapuas Arowana berganti menjadi '''PT Inti Agri Resources Tbk''' pada April 2008. Terjun ke bisnis sawit dilakukan dengan keberadaan [[perusahaan patungan]] dimana IIKP memiliki 5% saham dan telah memiliki kebun sawit di [[Sumatra Selatan]] dan [[Sumatra Barat]]. Meskipun demikian, bisnis arowana tetap menjadi penopang bisnis utamanya.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=7bbRWU58d_EC&pg=PA22&dq=INTI+INDAH+KARYA+PLASINDO&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwihmZzqmJb4AhXxaGwGHaEqAQoQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=INTI%20INDAH%20KARYA%20PLASINDO&f=false Kompas seratus]</ref><ref name=agri/>
Tersebutlah dalam perubahan ini nama [[Heru Hidayat]], yang kemudian menjabat direktur perusahaan sejak Desember 2004. Mulai Maret 2005, nama perusahaan diganti menjadi '''PT Inti Kapuas Arowana Tbk'''.<ref name=agri>[https://market.bisnis.com/read/20200115/192/1190453/menelisik-jejak-juragan-arwana-di-jiwasraya-dan-asabri Menelisik Jejak Juragan Arwana di Jiwasraya dan Asabri]</ref> Bisnis arowana ini dilakukan di [[Kalimantan Barat]] yang diekspor maupun diperdagangkan dalam negeri. Belakangan, seiring upaya terjun ke bisnis [[kelapa sawit]], nama Inti Kapuas Arowana berganti menjadi '''PT Inti Agri Resources Tbk''' pada April 2008. Terjun ke bisnis sawit dilakukan dengan keberadaan [[perusahaan patungan]] dimana IIKP memiliki 5% saham dan telah memiliki kebun sawit di [[Sumatra Selatan]] dan [[Sumatra Barat]]. Meskipun demikian, bisnis arowana tetap menjadi penopang bisnis utamanya.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=7bbRWU58d_EC&pg=PA22&dq=INTI+INDAH+KARYA+PLASINDO&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwihmZzqmJb4AhXxaGwGHaEqAQoQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=INTI%20INDAH%20KARYA%20PLASINDO&f=false Kompas seratus]</ref><ref name=agri/>


Layaknya bisnis Heru Hidayat lainnya, Inti Agri Resources harus terdampak dengan skandal [[Jiwasraya]] yang melibatkan bisnis Heru. Jiwasraya diketahui menginvestasikan dananya di IIKP, yang kemudian anjlok sehingga Jiwasraya merugi. Heru dituduh bersekongkol dengan pimpinan Jiwasraya seperti Hendrisman Rahim, Syamirwan dan Hary Prasetyo untuk menginvestasikan dananya di saham-saham "gorengan" miliknya. Selain itu, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II [[OJK]] Fakhri Hilmi juga tersangkut masalah karena dengan sengaja diam ketika mengetahui pelanggaran investasi tersebut yang akhirnya merugikan negara.<Ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20200625195003-17-168141/tersangka-jiwasraya-apa-dosa-fakhri-hilmi-versi-kejagung Tersangka Jiwasraya, Apa 'Dosa' Fakhri Hilmi Versi Kejagung?]</ref> Jiwasraya tercatat sempat memiliki 49,26% perusahaan ini sebelum kasusnya terbongkar. Akibatnya, aset Inti Agri Resources harus disita dan dilelang (meskipun ditentang manajemennya)<ref>[https://news.detik.com/berita/d-5988006/pengacara-pt-iar-keberatan-tanah-rp-42-m-dilelang-di-kasus-jiwasraya Pengacara PT IAR Keberatan Tanah Rp 42 M Dilelang di Kasus Jiwasraya]</ref> dan Heru dihukum seumur hidup. Sejak 22 Januari 2020, saham IIKP sudah disuspensi perdagangannya, dan saat ini sudah mencapai 2 tahun yang berarti bisa didepak dari BEI (''delisting'').<Ref>[https://katadata.co.id/lavinda/finansial/619f284fe19fb/aset-disita-atas-kasus-jiwasraya-inti-agri-gugat-balik-kejagung Aset Disita atas Kasus Jiwasraya, Inti Agri Gugat Balik Kejagung]</ref> Hal ini terjadi meskipun manajemen Inti Agri Resources menyebut perusahaan akan tetap beroperasi seperti biasa pasca tersangkutnya Heru.<Ref>[https://cnbcindonesia.com/market/20200810082302-17-178545/terseret-skandal-jiwasraya-begini-nasib-emiten-ikan-arwana Terseret Skandal Jiwasraya, Begini Nasib Emiten Ikan Arwana]</ref>
Layaknya bisnis Heru Hidayat lainnya, Inti Agri Resources harus terdampak dengan skandal [[Jiwasraya]] yang melibatkan bisnis Heru. Jiwasraya diketahui menginvestasikan dananya di IIKP, yang kemudian anjlok sehingga Jiwasraya merugi. Heru dituduh bersekongkol dengan pimpinan Jiwasraya seperti Hendrisman Rahim, Syamirwan dan Hary Prasetyo untuk menginvestasikan dananya di saham-saham "gorengan" miliknya. Selain itu, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II [[OJK]] Fakhri Hilmi juga tersangkut masalah karena dengan sengaja diam ketika mengetahui pelanggaran investasi tersebut yang akhirnya merugikan negara.<Ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20200625195003-17-168141/tersangka-jiwasraya-apa-dosa-fakhri-hilmi-versi-kejagung Tersangka Jiwasraya, Apa 'Dosa' Fakhri Hilmi Versi Kejagung?]</ref> Jiwasraya tercatat sempat memiliki 49,26% perusahaan ini sebelum kasusnya terbongkar. Akibatnya, aset Inti Agri Resources harus disita dan dilelang (meskipun ditentang manajemennya)<ref>[https://news.detik.com/berita/d-5988006/pengacara-pt-iar-keberatan-tanah-rp-42-m-dilelang-di-kasus-jiwasraya Pengacara PT IAR Keberatan Tanah Rp 42 M Dilelang di Kasus Jiwasraya]</ref> dan Heru dihukum seumur hidup. Sejak 22 Januari 2020, saham IIKP sudah disuspensi perdagangannya, dan saat ini sudah mencapai 2 tahun yang berarti bisa didepak dari BEI (''delisting'').<Ref>[https://katadata.co.id/lavinda/finansial/619f284fe19fb/aset-disita-atas-kasus-jiwasraya-inti-agri-gugat-balik-kejagung Aset Disita atas Kasus Jiwasraya, Inti Agri Gugat Balik Kejagung]</ref>
Hal ini terjadi meskipun manajemen Inti Agri Resources menyebut perusahaan akan tetap beroperasi seperti biasa pasca tersangkutnya Heru.<Ref>[https://cnbcindonesia.com/market/20200810082302-17-178545/terseret-skandal-jiwasraya-begini-nasib-emiten-ikan-arwana Terseret Skandal Jiwasraya, Begini Nasib Emiten Ikan Arwana]</ref> Saat ini, perusahaan Heru (PT Maxima Agro Industri) memegang saham 6,3%, [[Asabri]] memegang 12,32% dan publik menguasai 81,38%.<reF name=daftar>[https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/profil-perusahaan-tercatat/detail-profile-perusahaan-tercatat/?kodeEmiten=IIKP Detail Profile Perusahaan Tercatat]</ref>


== Rujukan==
== Rujukan==

Revisi per 5 Juni 2022 11.44

PT Inti Agri Resources Tbk
Publik
Kode emitenIDX: IIKP
IndustriPerikanan
Didirikan1999
Kantor
pusat
Jakarta, Indonesia
Tokoh
kunci
Alfian Pramana
ProdukIkan hias
PendapatanRp 84.355 Miliar (2016)
Rp - 27.569 Miliar (2016)
Karyawan
139 (2016)
Situs webwww.iikp.com

PT. Inti Agri Resources Tbk (IDX: IIKP) merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di dalam bidang penangkaran ikan hias, khususnya ikan arowana. Berkantor pusat di Jakarta, Indonesia, perusahaan ini merupakan satu-satunya perusahaan penangkaran dan perdagangan ikan arowana yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Kegiatan penangkaran ikan arowana dilakukan oleh anak perusahaan, PT Bahari Istana Alkausar. Di Jakarta, perusahaan ini memiliki outlet yang menyediakan layanan penyewaan dan perawatan ikan. Shelook RED adalah merek dagang ikan Arowana Super Red yang ditangkar oleh IIKP. Perseroan memiliki 117 kolam yang tersebar di 5 lokasi tambak di Pontianak. Lokasi tambak berada di daerah Kumpai, Parit Baru, Teluk Lerang, Panepat, dan Landak Lestari dengan total jumlah luas tambak lebih dari 500.000 meter persegi.[1] Selain PT Bahari, IIKP juga memiliki 4 anak usaha lainnya yang salah satunya bergerak di penangkaran rajungan.[2]

Inti Agri Resources berawal dari sebuah perusahaan plastik yang memproduksi kantung plastik dan didirikan pada 16 Maret 1999. Di tanggal 14 Oktober 2002, perusahaan go public dengan melepas 60 juta saham dan 48 juta waran di Bursa Efek Jakarta, seharga Rp 450/lembar.[3] Perusahaan yang saat itu bernama PT Inti Indah Karya Plasindo kemudian banting setir ke usaha penangkaran arowana dengan investasi Rp 249 miliar karena kenaikan harga BBM, munculnya pesaing dan keuntungan yang rendah di tahun 2005.[4]

Tersebutlah dalam perubahan ini nama Heru Hidayat, yang kemudian menjabat direktur perusahaan sejak Desember 2004. Mulai Maret 2005, nama perusahaan diganti menjadi PT Inti Kapuas Arowana Tbk.[5] Bisnis arowana ini dilakukan di Kalimantan Barat yang diekspor maupun diperdagangkan dalam negeri. Belakangan, seiring upaya terjun ke bisnis kelapa sawit, nama Inti Kapuas Arowana berganti menjadi PT Inti Agri Resources Tbk pada April 2008. Terjun ke bisnis sawit dilakukan dengan keberadaan perusahaan patungan dimana IIKP memiliki 5% saham dan telah memiliki kebun sawit di Sumatra Selatan dan Sumatra Barat. Meskipun demikian, bisnis arowana tetap menjadi penopang bisnis utamanya.[6][5]

Layaknya bisnis Heru Hidayat lainnya, Inti Agri Resources harus terdampak dengan skandal Jiwasraya yang melibatkan bisnis Heru. Jiwasraya diketahui menginvestasikan dananya di IIKP, yang kemudian anjlok sehingga Jiwasraya merugi. Heru dituduh bersekongkol dengan pimpinan Jiwasraya seperti Hendrisman Rahim, Syamirwan dan Hary Prasetyo untuk menginvestasikan dananya di saham-saham "gorengan" miliknya. Selain itu, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi juga tersangkut masalah karena dengan sengaja diam ketika mengetahui pelanggaran investasi tersebut yang akhirnya merugikan negara.[7] Jiwasraya tercatat sempat memiliki 49,26% perusahaan ini sebelum kasusnya terbongkar. Akibatnya, aset Inti Agri Resources harus disita dan dilelang (meskipun ditentang manajemennya)[8] dan Heru dihukum seumur hidup. Sejak 22 Januari 2020, saham IIKP sudah disuspensi perdagangannya, dan saat ini sudah mencapai 2 tahun yang berarti bisa didepak dari BEI (delisting).[9]

Hal ini terjadi meskipun manajemen Inti Agri Resources menyebut perusahaan akan tetap beroperasi seperti biasa pasca tersangkutnya Heru.[10] Saat ini, perusahaan Heru (PT Maxima Agro Industri) memegang saham 6,3%, Asabri memegang 12,32% dan publik menguasai 81,38%.[2]

Rujukan

Pranala luar