Stupor: Perbedaan antara revisi
k meembuat heading judul subbagian, merapikan spasi |
Bulandari27 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox medical condition (new) |
|||
⚫ | |||
|name=Stupor |
|||
[[Category:Articles with short description]] |
|||
|risks= |
|||
[[Category:Short description is different from Wikidata]] |
|||
|frequency= |
|||
|prognosis= |
|||
|medication= |
|||
|treatment= |
|||
|prevention= |
|||
|differential= |
|||
|diagnosis= |
|||
|causes= |
|||
|synonym= |
|||
|duration= |
|||
|onset= |
|||
|symptoms= |
|||
|specialty=[[Neurologi]], [[Psikiater]] |
|||
|pronounce= |
|||
|caption=Seorang pasien dalam stupor [[Katatonia|katatonik]] |image=Сatatonic stupor3.jpg |
|||
|deaths= |
|||
}} |
|||
⚫ | |||
== Tanda dan gejala == |
|||
Stupor dicirikan dengan terganggunya reaksi kepada rangsangan luar. Mereka yang mengidap keadaan stupor berciri kejat kaku, bisu kelu, dan hanya tampak sadar di luarnya saja sebab mata mereka terbuka dan mengikuti benda-benda di sekeliling mereka. Jika tidak dirangsang secara eksternal, seorang pasien penderita stupor akan terlihat berada dalam keadaan mengantuk sepanjang waktu. Pada beberapa kasus |
Stupor dicirikan dengan terganggunya reaksi kepada rangsangan luar. Mereka yang mengidap keadaan stupor berciri kejat kaku, bisu kelu, dan hanya tampak sadar di luarnya saja sebab mata mereka terbuka dan mengikuti benda-benda di sekeliling mereka. Jika tidak dirangsang secara eksternal, seorang pasien penderita stupor akan terlihat berada dalam keadaan mengantuk sepanjang waktu. Pada beberapa kasus ekstrim gangguan depresif parah, pasien dapat membeku tak bergerak, kehilangan gairah dan selera, serta membisu. Periode singkat responsivitas terbatas dapat dicapai dengan stimulasi intens (misal karena luka, sinar terang, bunyi bising, kekagetan). |
||
⚫ | |||
⚫ | Stupor berkaitan dengan penyakit infeksi, komplikasi keracunan (misal karena logam berat), hipotermia parah, gangguan mental (misal skizofrenia, gangguan depresi berat), epilepsi, gangguan vaskular (misal ensefalopati hipertensi), stress akut, neoplasma (misal karena tumor otak), kekurangan vitamin B12 mengganggu keadaan mental, trauma berat, kelebihan vitamin D serta penyakit lainnya. |
||
⚫ | |||
⚫ | Stupor berkaitan dengan penyakit infeksi, komplikasi keracunan (misal karena logam berat), hipotermia parah, |
||
[[Category:Articles with short description]] |
|||
[[Category:Short description is different from Wikidata]] |
|||
[[Category:Articles with short description]] |
|||
[[Category:Short description is different from Wikidata]] |
|||
[[Category:Articles with short description]] |
|||
[[Category:Short description is different from Wikidata]] |
|||
[[Kategori:Gejala dan tanda: Kelainan mental dan perilaku]] |
[[Kategori:Gejala dan tanda: Kelainan mental dan perilaku]] |
Revisi per 22 Juni 2022 12.50
Stupor | |
---|---|
Seorang pasien dalam stupor katatonik | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Neurologi, Psikiater |
Stupor adalah keadaan kritis kurangnya fungsi mental dan suatu level kesadaran di mana pengidapnya nyaris sepenuhnya tak memberi respon dan merespon hanya kepada rangsangan intens contohnya luka. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin yakni stupor ("mati rasa, insensibilitas")
Tanda dan gejala
Stupor dicirikan dengan terganggunya reaksi kepada rangsangan luar. Mereka yang mengidap keadaan stupor berciri kejat kaku, bisu kelu, dan hanya tampak sadar di luarnya saja sebab mata mereka terbuka dan mengikuti benda-benda di sekeliling mereka. Jika tidak dirangsang secara eksternal, seorang pasien penderita stupor akan terlihat berada dalam keadaan mengantuk sepanjang waktu. Pada beberapa kasus ekstrim gangguan depresif parah, pasien dapat membeku tak bergerak, kehilangan gairah dan selera, serta membisu. Periode singkat responsivitas terbatas dapat dicapai dengan stimulasi intens (misal karena luka, sinar terang, bunyi bising, kekagetan).
Penyebab
Stupor berkaitan dengan penyakit infeksi, komplikasi keracunan (misal karena logam berat), hipotermia parah, gangguan mental (misal skizofrenia, gangguan depresi berat), epilepsi, gangguan vaskular (misal ensefalopati hipertensi), stress akut, neoplasma (misal karena tumor otak), kekurangan vitamin B12 mengganggu keadaan mental, trauma berat, kelebihan vitamin D serta penyakit lainnya.