Lompat ke isi

Djoko Susanto: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
VerenizeSultan (bicara | kontrib)
Saya menambahkan referensi dan informasi
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =
|name = Djoko Susanto
|name = Djoko Susanto
|image =
|imagesize =
|caption =
|order =
|order =
|office1 =
|office1 =
Baris 18: Baris 14:
|death_place =
|death_place =
|party =
|party =
|parent = Kwok Man Toh (ayah)<br>Wong Sat Nyong (ibu)
|spouse =Liliana Tanuwijaya
|spouse =
|children = Hanto Djoko Susanto<br>Budiyanto Djoko Susanto<br> Feny Djoko Susanto
|children = Hanto Djoko Susanto<br>Budiyanto Djoko Susanto<br> Feny Djoko Susanto
|residence =
|residence =
|alma_mater =
|alma_mater =
|occupation = [[Pengusaha]]<br>Pendiri [[Alfamart]] <br> Pendiri Universitas Bunda Mulia
|occupation = [[Pengusaha]]<br>Pendiri [[Alfamart]] <br> Pendiri Universitas Bunda Mulia
}}
|religion =
|net_worth={{gain}} [[US$]]1,45 miliar (Desember 2020)<ref name=Forbes>{{cite web|title=Djoko Susanto|url=https://www.forbes.com/profile/djoko-susanto/|website=Forbes|}}</ref>}}


'''Djoko Susanto''' (lahir '''Kwok Kwie Fo''', [[9 Februari]] [[1950]], [[Jakarta]], [[Indonesia]]) adalah seorang [[pengusaha]] asal [[Indonesia]]. Ia adalah pemilik grup [[Alfamart]], bisnis ritel minimarket. Pada [[2014]], [[Forbes]] menempatkan ia pada urutan 27 dari 50 orang terkaya di Indonesia.<ref>[http://bisnis.liputan6.com/read/2142641/ini-daftar-50-orang-terkaya-di-indonesia Artikel:"Ini Daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia" di Liputan6.com]</ref>
'''Djoko Susanto''' (lahir '''Kwok Kwie Fo''', [[9 Februari]] [[1950]], [[Jakarta]], [[Indonesia]]) adalah seorang [[pengusaha]] asal [[Indonesia]]. Ia adalah pemilik grup [[Alfamart]], bisnis ritel minimarket. Pada 2014, [[Forbes]] menempatkan ia pada urutan 27 dari 50 orang terkaya di Indonesia.<ref>[http://bisnis.liputan6.com/read/2142641/ini-daftar-50-orang-terkaya-di-indonesia Artikel:"Ini Daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia" di Liputan6.com]</ref>


== Kehidupan awal ==
== Kehidupan awal ==
Djoko adalah anak keenam dari 10 bersaudara,<ref>[http://finance.detik.com/read/2012/11/29/170519/2105290/4/2/banyak-orang-terkaya-di-indonesia-memulai-bisnis-dari-nol-dan-miskin Artikel:"Banyak Orang Terkaya di Indonesia Memulai Bisnis dari Nol dan Miskin" di detik.com]</ref> ia hanya mencapai kelas 1 dan terpaksa harus putus sekolah karena pemerintah Indonesia melarang siswa dengan nama-nama Cina (ia kemudian mengubah nama terakhir). Pada usia 17 ia mulai mengelola usaha milik orang tuanya 560-kaki kios sederhana dengan nama Sumber Bahagia di dalam Pasar Arjuna,<ref>[http://www.tempo.co/read/news/2011/11/26/089368569/Kisah-Joko-Alfamart-Susanto-Si-Miliarder-Baru Artikel:"Kisah Joko 'Alfamart' Susanto, Si Miliarder Baru" di tempo.co.id]</ref> sebuah pasar tradisional di [[Jakarta]]. Kios tersebut menjual bahan makanan pada saat itu, selanjutnya ia juga menjual rokok dan membuka warung. Kesuksesannya ini menarik perhatian [[Putera Sampoerna]], yang mempunyai salah satu perusahaan rokok tembakau dan cengkih terbesar di Indonesia saat itu. Mereka bertemu pada awal [[1980]] dan bersepakat pada [[1985]] untuk membuat 15 kios di beberapa lokasi di [[Jakarta]]. Pada [[27 Agustus]] [[1989]] Lahirlah [[Transmart Express|Alfa Toko Gudang Rabat]] yang mempunyai konsep supermarket. Nama "Alfa" digunakan karena bersifat netral, tidak mengandung salah satu nama kedua orang pendirinya. Alfa Toko Gudang Rabat inilah cikal bakal kesuksesan Djoko Susanto dengan brand Alfa.
Djoko adalah anak keenam dari sepuluh bersaudara.<ref>[http://finance.detik.com/read/2012/11/29/170519/2105290/4/2/banyak-orang-terkaya-di-indonesia-memulai-bisnis-dari-nol-dan-miskin Artikel:"Banyak Orang Terkaya di Indonesia Memulai Bisnis dari Nol dan Miskin" di detik.com]</ref> Ia mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar Tionghoa Bei Hoa dan kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Tionghoa Pa Chung. Pada tahun 1965, Djoko melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Atas Pa Chung (lokasinya kini menjadi [[SMA Negeri 10 Jakarta]]), namun ketika mencapai kelas satu (tepatnya pada pertengahan 1966), ia terpaksa harus putus sekolah karena pemerintah Indonesia menutup sekolah-sekolah Tionghoa.<ref>{{Cite book|last=Endah|first=Alberthiene|date=2013|url=https://onesearch.id/Record/IOS1.INLIS000000000633765/Description|title=Dari Warung Menuju Alfamart: Perjalanan Inspiratif Djoko Susanto|location=Jakarta|publisher=Gramedia|isbn=9789792298574|url-status=live}}</ref> Pada usia 17 tahun, ia mulai mengelola usaha milik orang tuanya, yaitu sebuah kios sederhana dengan nama Toko Sumber Bahagia di dalam Pasar Arjuna,<ref>[http://www.tempo.co/read/news/2011/11/26/089368569/Kisah-Joko-Alfamart-Susanto-Si-Miliarder-Baru Artikel:"Kisah Joko 'Alfamart' Susanto, Si Miliarder Baru" di tempo.co.id]</ref> sebuah pasar tradisional di [[Jakarta]]. Kios tersebut menjual bahan pokok, selanjutnya ia juga menjual rokok, dan akhirnya berfokus hanya pada penjualan rokok. Kesuksesannya ini menarik perhatian [[Putera Sampoerna]], yang mempunyai salah satu perusahaan rokok tembakau dan cengkih terbesar di Indonesia saat itu. Mereka bertemu pada awal [[1980]] dan bersepakat pada [[1985]] untuk membuat 15 kios di beberapa lokasi di [[Jakarta]]. Pada [[27 Agustus]] [[1989]], lahir produk kerja sama lain mereka, yaitu [[Transmart Express|Alfa Toko Gudang Rabat]] yang mempunyai konsep supermarket. Nama "Alfa" digunakan karena bersifat netral, tidak mengandung salah satu nama kedua orang pendirinya. Alfa Toko Gudang Rabat inilah yang menjadi cikal bakal kesuksesan Djoko Susanto dengan merek dagang Alfa.


== Kerajaan Bisnis ==
== Kerajaan Bisnis ==
Ia melanjutkan kemitraan dengan Putera Sampoerna. Belakangan, sebuah raksasa rokok internasional, [[Philip Morris International]], membeli saham Putera di [[HM Sampoerna]]. PMI lalu menjual 70% saham HM Sampoerna di usaha ritelnya ke Djoko karena tidak ingin berbisnis yang bukan usaha utamanya. Di bawah kendali penuh Djoko saat itu, ia kemudian mengembangkan bisnis ritel [[Alfamart|PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk]], yang menjalankan lebih dari 5.500 toko di bawah beberapa merek seperti [[Alfamart]], [[Alfa Express]], [[Alfamidi]] dan [[Lawson]].
Ia melanjutkan kemitraan dengan Putera Sampoerna. Belakangan, sebuah raksasa rokok internasional, [[Philip Morris International]], membeli saham Putera di [[HM Sampoerna]]. PMI lalu menjual 70 persen saham HM Sampoerna di bidang usaha ritelnya ke Djoko karena tidak ingin berbisnis dalam bidang non-produk utamanya. Di bawah kendali penuhnya sendiri, ia kemudian mengembangkan bisnis ritel [[Alfamart|PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk]], yang menjalankan lebih dari 5.500 toko di bawah beberapa merek seperti [[Alfamart]], [[Alfa Express]], [[Alfamidi]] dan [[Lawson]].


Pada 2007, ia mendirikan Alfamidi dengan badan hukum bernama PT. Midimart Utama. Ini merupakan salah satu idenya dalam diferensiasi merek yang berakhir sukses. Namun tidak semua usahanya sukses. Alfa Supermarket yang awalnya bernama Alfa Toko Gudang Rabat akhirnya harus dijual kepada [[Carrefour]]. Hal ini karena Alfa Supermarket tidak menghasilkan pendapatan yang signifikan akibat kalah bersaing dengan supermarket lain. Akhirnya ia fokus pada ritel mini market. Langkah Djoko tepat dalam menginvestasikan uangnya ke Alfamart dan Alfamidi. Hal ini ditandai dengan semakin menjamurnya gerai Alfamart di berbagai daerah dan terbentuknya kerja sama Alfamidi dengan Lawson.<ref>[http://www.wartawirausaha.com/2013/02/wirausaha-djoko-susanto-pendiri-alfamart/ Artikel:"Perjalanan Wirausaha Djoko Susanto, Sang Pendiri Aflamart" di www.wartawirausaha.com]</ref>
Pada 2007, ia mendirikan Alfamidi dengan badan hukum bernama PT. Midimart Utama. Ini merupakan salah satu idenya dalam diferensiasi merek yang berakhir sukses. Namun, tidak semua usahanya sukses. Alfa Supermarket yang awalnya bernama Alfa Toko Gudang Rabat akhirnya harus dijual kepada [[Carrefour]]. Hal ini karena Alfa Supermarket tidak menghasilkan pendapatan yang signifikan akibat kalah bersaing dengan supermarket lain. Akhirnya, ia fokus pada ritel minimarket. Langkah Djoko tepat dalam menginvestasikan uangnya ke Alfamart dan Alfamidi. Hal ini ditandai dengan semakin menjamurnya gerai Alfamart di berbagai daerah dan terbentuknya kerja sama Alfamidi dengan Lawson.<ref>[http://www.wartawirausaha.com/2013/02/wirausaha-djoko-susanto-pendiri-alfamart/ Artikel:"Perjalanan Wirausaha Djoko Susanto, Sang Pendiri Aflamart" di www.wartawirausaha.com]</ref>


Bisnis ini pula yang mengantar Djoko menjadi orang terkaya ke-25 di Indonesia pada [[2011]], dan naik ke peringkat ke-17 pada awal [[2012]], menurun menjadi 20 pada bulan [[November]] [[2012]].<ref>{{cite news|url = http: //www.forbes.com/ profil / djoko-susanto /|title = 40 orang terkaya di Indonesia November 2012|tanggal = 2012/11/30|accessdate = 2013/01/31|kerja = Forbes}}</ref> Pada tahun [[2014]], ia berada di urutan 27.<ref>[http://www.forbes.com/indonesia-billionaires/list/#tab:overall Daftar Indonesia’s 50 Richest di Forbes.com]</ref>
Bisnis ini pula yang mengantar Djoko menjadi orang terkaya ke-25 di Indonesia pada [[2011]], dan naik ke peringkat ke-17 pada awal [[2012]], menurun menjadi ke-20 pada bulan [[November]] [[2012]].<ref>{{cite news|url = http: //www.forbes.com/ profil / djoko-susanto /|title = 40 orang terkaya di Indonesia November 2012|tanggal = 2012/11/30|accessdate = 2013/01/31|kerja = Forbes}}</ref> Pada tahun [[2014]], ia berada di urutan ke-27.<ref>[http://www.forbes.com/indonesia-billionaires/list/#tab:overall Daftar Indonesia’s 50 Richest di Forbes.com]</ref>


== Yayasan Pendidikan Bunda Mulia ==
== Yayasan Pendidikan Bunda Mulia ==
Melalui [[Yayasan Pendidikan Bunda Mulia]] yang didirikan pada tahun [[1986]], Djoko Susanto mendirikan [[Universitas Bunda Mulia]] dan [[Sekolah Bunda Mulia]]. Di Yayasan pendidikan Bunda Mulia, ia menjadi Pendiri dan Penasihatnya. Tahun [[2003]], Yayasan Pendidikan Bunda Mulia mengembangkan kampus yang berlokasi di Jl. Lodan Raya No.2, [[Jakarta utara]], dengan luas tanah 45.000 m2 dan pada tahun 2017 mendirikan gedung kampus di Alam Sutera, Tanggerang Selatan.
Melalui [[Yayasan Pendidikan Bunda Mulia]] yang didirikan pada tahun [[1986]], Djoko Susanto mendirikan [[Universitas Bunda Mulia]] dan [[Sekolah Bunda Mulia]]. Di Yayasan Pendidikan Bunda Mulia, ia menjadi pendiri dan penasihatnya. Tahun [[2003]], Yayasan Pendidikan Bunda Mulia mengembangkan kampus yang berlokasi di Jl. Lodan Raya No.2, [[Kota Administrasi Jakarta Utara|Jakarta Utara]], dengan luas tanah 45.000 m<sup>2</sup> dan pada tahun 2017 mendirikan gedung kampus di Alam Sutera, [[Kota Tangerang Selatan|Tanggerang Selatan]].


== Lihat juga ==
== Lihat juga ==
Baris 47: Baris 41:


== Referensi ==
== Referensi ==
<references />

{{Reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 23 Juni 2022 18.38

Djoko Susanto
Informasi pribadi
Lahir
Kwok Kwie Fo

9 Februari 1950 (umur 74)
Jakarta
Suami/istriLiliana Tanuwijaya
AnakHanto Djoko Susanto
Budiyanto Djoko Susanto
Feny Djoko Susanto
PekerjaanPengusaha
Pendiri Alfamart
Pendiri Universitas Bunda Mulia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Djoko Susanto (lahir Kwok Kwie Fo, 9 Februari 1950, Jakarta, Indonesia) adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Ia adalah pemilik grup Alfamart, bisnis ritel minimarket. Pada 2014, Forbes menempatkan ia pada urutan 27 dari 50 orang terkaya di Indonesia.[1]

Kehidupan awal

Djoko adalah anak keenam dari sepuluh bersaudara.[2] Ia mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar Tionghoa Bei Hoa dan kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Tionghoa Pa Chung. Pada tahun 1965, Djoko melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Atas Pa Chung (lokasinya kini menjadi SMA Negeri 10 Jakarta), namun ketika mencapai kelas satu (tepatnya pada pertengahan 1966), ia terpaksa harus putus sekolah karena pemerintah Indonesia menutup sekolah-sekolah Tionghoa.[3] Pada usia 17 tahun, ia mulai mengelola usaha milik orang tuanya, yaitu sebuah kios sederhana dengan nama Toko Sumber Bahagia di dalam Pasar Arjuna,[4] sebuah pasar tradisional di Jakarta. Kios tersebut menjual bahan pokok, selanjutnya ia juga menjual rokok, dan akhirnya berfokus hanya pada penjualan rokok. Kesuksesannya ini menarik perhatian Putera Sampoerna, yang mempunyai salah satu perusahaan rokok tembakau dan cengkih terbesar di Indonesia saat itu. Mereka bertemu pada awal 1980 dan bersepakat pada 1985 untuk membuat 15 kios di beberapa lokasi di Jakarta. Pada 27 Agustus 1989, lahir produk kerja sama lain mereka, yaitu Alfa Toko Gudang Rabat yang mempunyai konsep supermarket. Nama "Alfa" digunakan karena bersifat netral, tidak mengandung salah satu nama kedua orang pendirinya. Alfa Toko Gudang Rabat inilah yang menjadi cikal bakal kesuksesan Djoko Susanto dengan merek dagang Alfa.

Kerajaan Bisnis

Ia melanjutkan kemitraan dengan Putera Sampoerna. Belakangan, sebuah raksasa rokok internasional, Philip Morris International, membeli saham Putera di HM Sampoerna. PMI lalu menjual 70 persen saham HM Sampoerna di bidang usaha ritelnya ke Djoko karena tidak ingin berbisnis dalam bidang non-produk utamanya. Di bawah kendali penuhnya sendiri, ia kemudian mengembangkan bisnis ritel PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, yang menjalankan lebih dari 5.500 toko di bawah beberapa merek seperti Alfamart, Alfa Express, Alfamidi dan Lawson.

Pada 2007, ia mendirikan Alfamidi dengan badan hukum bernama PT. Midimart Utama. Ini merupakan salah satu idenya dalam diferensiasi merek yang berakhir sukses. Namun, tidak semua usahanya sukses. Alfa Supermarket yang awalnya bernama Alfa Toko Gudang Rabat akhirnya harus dijual kepada Carrefour. Hal ini karena Alfa Supermarket tidak menghasilkan pendapatan yang signifikan akibat kalah bersaing dengan supermarket lain. Akhirnya, ia fokus pada ritel minimarket. Langkah Djoko tepat dalam menginvestasikan uangnya ke Alfamart dan Alfamidi. Hal ini ditandai dengan semakin menjamurnya gerai Alfamart di berbagai daerah dan terbentuknya kerja sama Alfamidi dengan Lawson.[5]

Bisnis ini pula yang mengantar Djoko menjadi orang terkaya ke-25 di Indonesia pada 2011, dan naik ke peringkat ke-17 pada awal 2012, menurun menjadi ke-20 pada bulan November 2012.[6] Pada tahun 2014, ia berada di urutan ke-27.[7]

Yayasan Pendidikan Bunda Mulia

Melalui Yayasan Pendidikan Bunda Mulia yang didirikan pada tahun 1986, Djoko Susanto mendirikan Universitas Bunda Mulia dan Sekolah Bunda Mulia. Di Yayasan Pendidikan Bunda Mulia, ia menjadi pendiri dan penasihatnya. Tahun 2003, Yayasan Pendidikan Bunda Mulia mengembangkan kampus yang berlokasi di Jl. Lodan Raya No.2, Jakarta Utara, dengan luas tanah 45.000 m2 dan pada tahun 2017 mendirikan gedung kampus di Alam Sutera, Tanggerang Selatan.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Artikel:"Ini Daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia" di Liputan6.com
  2. ^ Artikel:"Banyak Orang Terkaya di Indonesia Memulai Bisnis dari Nol dan Miskin" di detik.com
  3. ^ Endah, Alberthiene (2013). Dari Warung Menuju Alfamart: Perjalanan Inspiratif Djoko Susanto. Jakarta: Gramedia. ISBN 9789792298574. 
  4. ^ Artikel:"Kisah Joko 'Alfamart' Susanto, Si Miliarder Baru" di tempo.co.id
  5. ^ Artikel:"Perjalanan Wirausaha Djoko Susanto, Sang Pendiri Aflamart" di www.wartawirausaha.com
  6. ^ [http: //www.forbes.com/ profil / djoko-susanto / "40 orang terkaya di Indonesia November 2012"] Periksa nilai |url= (bantuan). Diakses tanggal 2013/01/31. 
  7. ^ Daftar Indonesia’s 50 Richest di Forbes.com

Pranala luar