Laksmi Pamuntjak: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
RushingBot (bicara | kontrib) |
||
Baris 7: | Baris 7: | ||
| birth_name = |
| birth_name = |
||
| birth_date = {{Birth date and age|1971|12|22}} |
| birth_date = {{Birth date and age|1971|12|22}} |
||
| birth_place = |
| birth_place = [[Kota Jakarta|Jakarta]] |
||
| death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) --> |
| death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) --> |
||
| death_place = |
| death_place = |
||
| nationality = |
| nationality = [[Indonesia]] |
||
| other_names = |
| other_names = |
||
| alma_mater = [[Universitas Murdoch]], [[Perth]], [[Australia]] |
| alma_mater = [[Universitas Murdoch]], [[Perth]], [[Australia]] |
Revisi per 25 Juni 2022 16.07
Laksmi Pamuntjak | |
---|---|
Lahir | 22 Desember 1971 Jakarta |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Universitas Murdoch, Perth, Australia |
Pekerjaan | Novelis, Penyair, Esais, Jurnalis, Penulis Kuliner |
Suami/istri | Djohan Setiawan Kandar
(m. 1995–2002)Kurnya Roesad (m. 2011–2016)Kian Guntur
(m. 2021) |
Anak | Nadia Larasati Djohan |
Penghargaan | 2020 Singapore Book Awards kategori Best Literary Work (Karya Sastra Terbaik) untuk Fall Baby
2016 LiBeraturpreis (Jerman) untuk Amba/Alle Farben Rot 2002 Editorial Merit Winner NOW Magazine USA’s 10th International Graphic Design Award untuk The Jakarta Good Food Guide 2002-2003 |
Laksmi Pamuntjak (lahir 22 Desember 1971) adalah seorang novelis, penyair, esais, jurnalis dan penulis kuliner dwibahasa. Ia kerap menulis untuk sejumlah media Indonesia dan internasional termasuk The Jakarta Post, Frankfurter Allgemeine Zeitung, Die Welt, South China Morning Post dan harian Inggris the Guardian.
Biografi
Laksmi adalah anak dari arsitek Dipl. Ing. Ir. Mustafa Pamuntjak dan Endang Soejono Martowardojo. Bakat menulisnya menurun dari kakeknya Kasuma Sutan Pamuntjak, seorang redaktur Balai Pustaka dan pendiri perusahaan penerbitan CV. Djambatan.[1]
Setelah lulus dari Universitas Murdoch di Perth, Western Australia, dengan gelar BA in Asian Studies (with First Class Honours), Laksmi pulang ke Jakarta pada akhir 1993 dan memulai karier kepenulisannya tahun 1994 dengan menulis untuk majalah TEMPO, jurnal Prisma, dan harian The Jakarta Post.
Pada tahun 2001, ia turut mendirikan Toko Buku Aksara bersama dua sahabatnya, Winfred Hutabarat dan Davy Djohan. Pada tahun yang sama, ia menerbitkan Jakarta Good Food Guide (JGFG), seri buku panduan restoran independen pertama di Indonesia. Seri ini terkenal dengan prinsip independensinya untuk menjaga objektivitas, sehingga buku panduan ini tidak menerima iklan dari restoran.
Semenjak tahun 2004, Laksmi telah menerbitkan tiga himpunan puisi, Ellipsis: Poems and Prose Poems (2005), The Anagram (2007) dan There Are Tears in Things: Collected Prose and Poems by Laksmi Pamuntjak (2001-2015) (2016), sebuah kumpulan fiksi pendek yang diilhami lukisan, The Diary of R.S.: Musings on Art (2006), sebuah esai panjang yang dibukukan, Perang, Langit dan Dua Perempuan (2007) dan dua terjemahan karya penyair dan esais Goenawan Mohamad, Selected Poems (2004) dan On God and Other Unfinished Things (2007).
Laksmi juga aktif di bidang seni rupa. Antara 2009 dan 2011, ia menjabat anggota komite juri internasional Prince Claus Award, sebuah organisasi seni rupa berbasis di Amsterdam.
Pada tahun 2012, Laksmi menerbitkan novelnya yang pertama, Amba. Novel ini merupakan tafsir modern atas cerita Amba dan Bhisma dalam epos Mahabharata. Latar belakangnya pembunuhan masal anti-Komunis 1965 dan Inrehab Pulau Buru. Novel ini masuk dalam 5 Besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2013. Versi bahasa Jermannya, Alle Farben Rot (2015), memenangi penghargaan LiBeraturpreis 2016. Penghargaan ini diberikan bagi terjemahan bahasa Jerman paling baik dari karya sastra dari Asia, Afrika, Karibea, Timur Tengah dan Amerika Latin. Pada tahun yang sama, Laksmi diminta mewakili Indonesia di Poetry Parnassus, festival puisi terbesar di London dalam rangka Olimpiade London 2012.
Novel kedua Laksmi berjudul Aruna dan Lidahnya terbit tahun 2014. Berkisah tentang seorang ahli epidemiologi yang suka makan, novel ini masuk 5 Besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2015. Pada 2017, versi bahasa Inggrisnya terbit di Amerika dengan judul Birdwoman’s Palate. Pada 2018, film berdasarkan novel ini ditayangkan di Indonesia. Disutradarai Edwin dan dibintangi Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Hannah al Rashid dan Oka Saputra, film Aruna dan Lidahnya memenangi dua penghargaan pada Festival Film Indonesia (FFI) 2018, untuk aktor pendukung terbaik dan naskah adaptasi terbaik.
Akhir tahun 2015, Laksmi menetap di Berlin untuk merampungkan novel ketiganya. Pada 2018, novel diterbitkan pertama kali dalam bahasa Jerman oleh Ullstein Verlag dengan judul Herbstkind. Versi aslinya dalam bahasa Inggris, Fall Baby, diterbitkan pada September 2019 oleh Penguin Random House SEA. Pada 13 Agustus 2020, Fall Baby memenangi Best Literary Work (Karya Sastra Terbaik) pada Singapore Book Awards 2020. Pada bulan yang sama, versi bahasa Indonesianya, Kekasih Musim Gugur, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.
Saat ini, Laksmi tinggal di Jakarta dan masih aktif menulis. Ia juga aktif sebagai editor dan konsultan bahasa.
Bibliografi
Novel
- Kekasih Musim Gugur (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2020)
- Fall Baby (Singapore: Penguin Random House SEA, 2019)
- Herbstkind (Berlin: Ullstein Verlag, 2018; terjemahan Corinna Rodewald)
- The Birdwoman’s Palate (Seattle: Amazon Crossing, 2018; terjemahan: Tiffany Tsao)
- The Question of Red (Seattle: Amazon Crossing, 2016)
- Alle Farben Rot (Berlin: Ullstein Verlag, 2015; terjemahan Dr. Martina Heinschke)
- Amba Of De Kleur van Rood (Amsterdam: Xander Uitgevers, 2015)
- Aruna dan Lidahnya (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014)
- Amba (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012)
Puisi
- There Are Tears and Things: Collected Poetry and Prose (2001-2016) by Laksmi Pamuntjak (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2016)
- The Anagram (Jakarta: KataKita, 2007)
- Ellipsis: Poems and Prose Poems (Jakarta: KataKita, 2005)
Cerpen
- There Are Tears and Things: Collected Poetry and Prose (2001-2016) by Laksmi Pamuntjak (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2016)
- The Diary of R.S.: Musings on Art (Jakarta: KataKita, 2006)
Esai Panjang
- Perang, Langit dan Dua Perempuan (Jakarta: Freedom Institute and Penerbit Nalar, 2006)
Tulisan Kuliner
- The Jakarta Good Food Guide 2009-2010 (Supplement to the Jakarta Good Food Guide 2008-2009 (Jakarta: Pena Gaia Klasik, 2008)
- The Jakarta Good Food Guide 2008-2009 (Jakarta: Pena Gaia Klasik, 2008)
- The Jakarta Good Food Guide 2002-2003 (Jakarta: Pena Gaia Klasik, 2002)
- The Jakarta Good Food Guide 2001 (Jakarta: Pena Gaia Klasik, 2001)
Terjemahan
- On God and Other Unfinished Things: Aphorisms by Goenawan Mohamad (Jakarta: KataKita, 2007)
- Goenawan Mohamad: Selected Poems (Jakarta: KataKita, 2004)
Referensi
- ^ Ajip Rosidi, Mengenang Hidup Orang Lain: Sejumlah Obituari, 2010
Pranala luar
- 2019 Keynote Address, Australian National University, Canberra, pada pembukaan Indonesia Council Open Conference. Judul pidato kunci: Claiming Ownership of One’s Freed Selves: Freedom, Art and Morality in Indonesia
- 2017 Keynote Address, University of Oxford, pada pembukaan Konferensi ke -9 European Southeast Asian Association (EuroSEAS). Judul pidato kunci: Between Hope and Despair: On Living with Difference in Today’s Indonesia
- Podcast: "Living with Difference in Today's Indonesia": 17 August 2017
- Situs pribadi