Lompat ke isi

Statisme Shōwa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 2: Baris 2:


Gerakan [[statisme|statis]] tersebut mendominasi politik Kekaisaran Jepang pada paruh pertama [[zaman Shōwa]] (masa kekuasaan [[Hirohito]]). ia merupakan sebuah perpaduan gagasan-gagasan ideologi seperti [[nasionalisme Jepang|Ultranasionalisme]], [[militerisme Jepang|Militerisme]] dan [[kapitalisme negara|Kapitalisme Statis]] yang dicetuskan oleh sejumlah filsuf dan pemikir politik kontemporer di [[Kekaisaran Jepang]].
Gerakan [[statisme|statis]] tersebut mendominasi politik Kekaisaran Jepang pada paruh pertama [[zaman Shōwa]] (masa kekuasaan [[Hirohito]]). ia merupakan sebuah perpaduan gagasan-gagasan ideologi seperti [[nasionalisme Jepang|Ultranasionalisme]], [[militerisme Jepang|Militerisme]] dan [[kapitalisme negara|Kapitalisme Statis]] yang dicetuskan oleh sejumlah filsuf dan pemikir politik kontemporer di [[Kekaisaran Jepang]].
[[Berkas:Koki2600.jpg|350px|ka|jmpl|Kartu pos Tahun Baru dari tahun 1940 yang merayakan peringatan ke-2600 (二千六百年) daripada basis mistisisme pendirian Kekaisaran Jepang oleh [[Kaisar Jimmu]].]]
[[Berkas:Koki2600.jpg|350px|ka|jmpl|Kartu pos Tahun Baru dari tahun 1940 yang merayakan peringatan ke-2600 (紀元二千六百年) daripada basis mistisisme pendirian Kekaisaran Jepang oleh [[Kaisar Jimmu]].]]


=Sejarah=
=Sejarah=

Revisi per 18 Juli 2022 18.31

Statisme Shōwa (國家主義, Kokka Shugi) adalah sebuah sinkretisme politik atas ideologi-ideologi politik sayap kanan ekstrim di Kekaisaran Jepang, yang berkembang sepanjang periode Restorasi Meiji sampai ke Era Shōwa. Faham Ini terkadang disebut sebagai Nasionalisme Shōwa (昭和國家主義), Fasisme Jepang (日本のファシズム), Fasisme Shōwa (昭和のファシズム) atau Fasisme Sistem Kekaisaran (天皇制ファシズム).

Gerakan statis tersebut mendominasi politik Kekaisaran Jepang pada paruh pertama zaman Shōwa (masa kekuasaan Hirohito). ia merupakan sebuah perpaduan gagasan-gagasan ideologi seperti Ultranasionalisme, Militerisme dan Kapitalisme Statis yang dicetuskan oleh sejumlah filsuf dan pemikir politik kontemporer di Kekaisaran Jepang.

Kartu pos Tahun Baru dari tahun 1940 yang merayakan peringatan ke-2600 (紀元二千六百年) daripada basis mistisisme pendirian Kekaisaran Jepang oleh Kaisar Jimmu.

Sejarah

Dengan kebijakan luar negeri yang lebih agresif, dan kemenangan atas Tiongkok dalam Perang Tiongkok-Jepang Pertama, dan Kemenangan atas Kekaisaran Rusia dalam Perang Rusia-Jepang, Jepang bergabung dengan kekuatan imperialis Barat. dengan keyakinan bahwa hanya melalui kekuatan militer yang kuat, Jepang akan mendapatkan rasa hormat dari negara-negara Barat. dengan demikian untuk mendapatkan revisi dari "perjanjian-perjanjian yang tidak adil" yang diberlakukan pada Jepang di tahun 1800-an oleh negara-negara barat.

Militer Jepang memandang dirinya "bersih secara politik" dalam hal korupsi, dan mengkritik partai-partai politik di bawah demokrasi liberal karena mementingkan diri sendiri dan bersifat mengacaman terhadap keamanan nasional dengan kegagalan mereka untuk menyediakan pengeluaran militer yang memadai atau untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan ekonomi yang mendesak. Keterlibatan politisi dengan monopoli perusahaan zaibatsu juga mendapat kecaman keras. Militer cenderung mendukung dirigisme dan bentuk lain dari kontrol langsung negara atas industri, daripada kapitalisme pasar bebas, serta kesejahteraan sosial yang lebih luas yang disponsori negara, untuk mengurangi pengaruh sosialisme dan komunisme di Jepang.

Hubungan khusus kaum militer dan pemerintah pusat dengan Keluarga Kekaisaran mendukung posisi penting Kaisar sebagai Kepala Negara dengan kekuatan politik dan hubungan dengan gerakan sayap kanan nasionalis. Namun, pemikiran politik Jepang memiliki kontak yang relatif sedikit dengan pemikiran politik eropa sampai abad ke-20.

Di bawah kekuasaan militer, Jepang mengembangkan sistem ekonomi aristokrat yang sangat hierarkis dengan keterlibatan negara yang signifikan. Selama Restorasi Meiji, telah terjadi lonjakan penciptaan monopoli. Ini sebagian karena intervensi negara. Negara sendiri memiliki beberapa monopoli, dan yang lainnya dimiliki oleh zaibatsu. Monopoli mengelola inti pusat ekonomi, dengan aspek-aspek lain dikendalikan oleh kementerian pemerintah sesuai dengan pengaturan ekonomi ini dalam banyak hal mirip dengan model korporatis fasis Eropa nantinya.

Referensi

  • Beasley, William G. (1991). Japanese Imperialism 1894-1945. Oxford University Press. ISBN 0-19-822168-1. 
  • Bix, Herbert P. (2001). Hirohito and the Making of Modern Japan. Harper Perennial. ISBN 0-06-093130-2. 
  • Duus, Peter (2001). The Cambridge History of Japan. Palgrave Macmillan. ISBN 0-312-23915-7. 
  • Gordon, Andrew (2003). A Modern History of Japan: From Tokugawa Times to the Present. Oxford University Press. ISBN 0-19-511060-9. 
  • Gow, Ian (2004). Military Intervention in Pre-War Japanese Politics: Admiral Kato Kanji and the Washington System'. RoutledgeCurzon. ISBN 0-7007-1315-8. 
  • Hook, Glenn D (2007). Militarization and Demilitarization in Contemporary Japan. Taylor & Francis. ASIN B000OI0VTI. 
  • Maki, John M (2007). Japanese Militarism, Past and Present. Thomspon Press. ISBN 1-4067-2272-3. 
  • Reynolds, E Bruce (2004). Japan in the Fascist Era. Palgrave Macmillan. ISBN 1-4039-6338-X. 
  • Sims, Richard (2001). Japanese Political History Since the Meiji Renovation 1868-2000. Palgrave Macmillan. ISBN 0-312-23915-7. 
  • Stockwin, JAA (1990). Governing Japan: Divided Politics in a Major Economy. Vintage. ISBN 0-679-72802-3. 
  • Sunoo, Harold Hwakon (1975). Japanese Militarism, Past and Present. Burnham Inc Pub. ISBN 0-88229-217-X. 
  • Wolferen, Karen J (1990). The Enigma of Japanese Power;People and Politics in a Stateless Nation. Vintage. ISBN 0-679-72802-3. 
  • Brij, Tankha (2006). Kita Ikki And the Making of Modern Japan: A Vision of Empire. University of Hawaii Press. ISBN 1-901903-99-0. 
  • Wilson, George M (1969). Radical Nationalist in Japan: Kita Ikki 1883-1937. Harvard University Press. ISBN 0-674-74590-6. 
  • Was Kita Ikki a Socialist?, Nik Howard, 2004.
  • Baskett, Michael (2009). "All Beautiful Fascists?: Axis Film Culture in Imperial Japan" in The Culture of Japanese Fascism, ed. Alan Tansman. Durham: Duke University Press. pp. 212–234. ISBN 0822344521
  • Bix, Herbert. (1982) "Rethinking Emperor-System Fascism" Bulletin of Concerned Asian Scholars. v. 14, pp. 20–32.
  • Dore, Ronald, and Tsutomu Ōuchi. (1971) "Rural Origins of Japanese Fascism. " in Dilemmas of Growth in Prewar Japan, ed. James Morley. Princeton: Princeton University Press, pp. 181–210. ISBN 0-691-03074-X
  • Duus, Peter and Daniel I. Okimoto. (1979) "Fascism and the History of Prewar Japan: the Failure of a Concept, " Journal of Asian Studies, vol. 39, no. 1, pp. 65–76.
  • Fletcher, William Miles. (1982) The Search for a New Order: Intellectuals and Fascism in Prewar Japan. Chapel Hill: University of North Carolina Press. ISBN 0-8078-1514-4
  • Maruyama, Masao. (1963) "The Ideology and Dynamics of Japanese Fascism" in Thought and Behavior in Modern Japanese Politics, ed. Ivan Morris. Oxford. pp. 25–83.
  • McGormack, Gavan. (1982) "Nineteen-Thirties Japan: Fascism?" Bulletin of Concerned Asian Scholars v. 14 pp. 2–19.
  • Morris, Ivan. ed. (1963) Japan 1931-1945: Militarism, Fascism, Japanism? Boston: Heath.
  • Tanin, O. and E. Yohan. (1973) Militarism and Fascism in Japan. Westport, Conn. : Greenwood Press. ISBN 0-8371-5478-2

Pranala luar