Kota Bangun, Kutai Kartanegara: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 31: | Baris 31: | ||
}} |
}} |
||
== Penduduk == |
== Penduduk == |
||
Mayoritas Penduduk di Wilayah Kota Bnagun Adalah Suku Kutai, dan |
Mayoritas Penduduk di Wilayah Kota Bnagun Adalah Suku Kutai yang berjumlah ± 61.5% kemudian Suku Jawa yang berjumlah ± 31.5% dari Penduduk. Sisanya adalah suku Sunda, Banjar, Bugis dan Flores serta suku lainnya. |
||
{{ 70 Persen Penduduk Asli Kutai 10 Persen Suku Banjar 10 Persen Suku Jawa dan sisanya Suku Bugis dan Lain lain |
|||
Agama Islam adalah agama terbesar yang dianut penduduk Kota Bangun yakni sekitar 95% yang dianut secara mayoritas dihampir seluruh desa di Kota Bangun kecuali Kedang Ipil sisanya adalah Agama Kristen (Katolik Roma dan Protestan) yang berjumlah ±5% dari penduduk. Kampung Kedang Ipil adalah satu satunya kampung Mayoritas Kristen di Kota Bangun sekaligus satu satunya rumah bagi Suku Kutai Kristiani di dunia, ada setidaknya 700 penganut Kristiani di Kedang Ipil yang mencakup 65% Penduduknya, selain itu agama Kristen dalam jumlah signifikan ditemukan di Dusun Rajaq (Kedang Murung) dan desa Wonosari. |
|||
Roda Perekonomian di Gerakan dari Sektor Nelayan dan Perkebunan |
|||
}} |
|||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
* [[Jembatan Martadipura]] |
* [[Jembatan Martadipura]] |
Revisi per 19 Juli 2022 13.18
Kota Bangun | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Kalimantan Timur | ||||
Kabupaten | Kutai Kartanegara | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Drs. Mawardi | ||||
Populasi | |||||
• Total | 33,579 jiwa (2.016) jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 64.02.08 | ||||
Kode BPS | 6403080 | ||||
Luas | 1.143,74 km² | ||||
Kepadatan | 29 jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 21/- | ||||
|
Kota Bangun merupakan sebuah kecamatan yang terletak di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Kecamatan ini berjarak sekitar 82 Km perjalanan darat dari Tenggarong, ibu kota kabupaten Kutai Kartanegara ke utara. Pusat pemerintahannya berada di Desa Desa Kota Bangun Ulu.
Sejarah
Kota Bangun merupakan salah satu permukiman tertua di Kabupaten Kutai Kertanegara, selain itu juga ada daerah Kutai (Kutai Lama) dan Bunyut, nama ketiga daerah ini sudah ada disebut di dalam Hikayat Banjar yang bagian terakhirnya ditulis pada tahun 1663. Kota Bangun merupakan asal daerah Raden Aria Dikara ayahanda Gusti Barap, isteri Panembahan di Darat (mangkubumi dari Sultan Inayatullah & Sultan Saidullah).[1]
Geografi
Kecamatan Kota Bangun terletak antara 116º27' BT – 116º46' BT dan 0º07' LS – 0º36' LS dengan luas wilayah mencapai 1.143,74 km2. Sebagian wilayah kecamatan Kota Bangun dibelah oleh Sungai Mahakam dan Sungai Belayan serta terletak di tepi Danau Semayang dan Danau Melintang. Pola penyebaran penduduknya pun terkonsentrasi di sepanjang sungai maupun danau tersebut.
Batas wilayah
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara | Kecamatan Kenohan |
Timur | Kecamatan Muara Kaman dan Kecamatan Sebulu |
Selatan | Kecamatan Loa Kulu |
Barat | Kecamatan Muara Wis |
Penduduk
Mayoritas Penduduk di Wilayah Kota Bnagun Adalah Suku Kutai yang berjumlah ± 61.5% kemudian Suku Jawa yang berjumlah ± 31.5% dari Penduduk. Sisanya adalah suku Sunda, Banjar, Bugis dan Flores serta suku lainnya.
Agama Islam adalah agama terbesar yang dianut penduduk Kota Bangun yakni sekitar 95% yang dianut secara mayoritas dihampir seluruh desa di Kota Bangun kecuali Kedang Ipil sisanya adalah Agama Kristen (Katolik Roma dan Protestan) yang berjumlah ±5% dari penduduk. Kampung Kedang Ipil adalah satu satunya kampung Mayoritas Kristen di Kota Bangun sekaligus satu satunya rumah bagi Suku Kutai Kristiani di dunia, ada setidaknya 700 penganut Kristiani di Kedang Ipil yang mencakup 65% Penduduknya, selain itu agama Kristen dalam jumlah signifikan ditemukan di Dusun Rajaq (Kedang Murung) dan desa Wonosari.
Lihat pula
Galeri
-
Pasar Tambak Sari
-
Jembatan Sungai Pela
Pranala luar
Referensi
- ^ (Melayu)Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.