Lompat ke isi

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
NexKicks (bicara | kontrib)
k Penambahan informasi dan peringkasan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: mengubah parameter nama di infobox Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3: Baris 3:
|unit_name= Tentara Nasional Indonesia<br>Angkatan Udara
|unit_name= Tentara Nasional Indonesia<br>Angkatan Udara
|image= Insignia of the Indonesian Air Force.svg
|image= Insignia of the Indonesian Air Force.svg
|image_size= 200px
|image_size= 170px
|caption= Lambang TNI Angkatan Udara
|caption= Lambang TNI Angkatan Udara
|start_date= {{start date and age|1946|04|09|df=yes}}
|start_date= {{start date and age|1946|04|09|df=yes}}
Baris 14: Baris 14:
|garrison=Cilangkap, [[Jakarta]]
|garrison=Cilangkap, [[Jakarta]]
|garrison_label=Markas Besar
|garrison_label=Markas Besar
|nickname='''TNI-AU'''
|nickname=
|motto= ''[[Swa Bhuwana Paksa]]''<br />([[Bahasa Sanskerta]]: "Sayap Tanah Airku")
|motto= ''[[Swa Bhuwana Paksa]]''<br />([[Bahasa Sanskerta]]: "Sayap Tanah Airku")
|colors={{color box|#0000FF|'''BIRU'''}}
|colors={{color box|#0000FF|'''BIRU'''}}

Revisi per 11 Agustus 2022 14.46

Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Udara
Lambang TNI Angkatan Udara
Dibentuk9 April 1946; 78 tahun lalu (1946-04-09)
Negara Indonesia
Aliansi Presiden Indonesia
CabangAngkatan Udara
PeranPertempuran Udara
Jumlah personel37,850 personel
224 unit pesawat[1]
Bagian dari Tentara Nasional Indonesia
Markas BesarCilangkap, Jakarta
MotoSwa Bhuwana Paksa
(Bahasa Sanskerta: "Sayap Tanah Airku")
Baret BIRU 
HimneMars Swa Bhuwana Paksa
Ulang tahun9 April
Pertempuran
Situs webwww.tni-au.mil.id
Tokoh
Kepala StafMarsekal TNI Fadjar Prasetyo
Wakil Kepala StafMarsekal Madya TNI Agustinus Gustaf Brugman
Inspektur JenderalMarsekal Muda TNI Raden Agung Handoko
Koordinator Staf AhliMarsekal Muda TNI Hari Mursanto
Insignia
Bendera
Roundel
Fin Flash
Pesawat tempur
Pesawat serbuHawk Mk. 209, KAI T-50i, Embraer EMB-314
Pesawat tempurF-16 Block 15/52ID, Su-30MK2, Su-27SKM, KAI T-50i
Helikopter pengangkutNAS 332, NAS 330J, AW101, H225M, MBB Bo 105
Helikopter latihEurocopter EC120
Pesawat patroli737-2X9 Surveiller, CN235MPA, C-295MPA
Pesawat latihBAE Hawk 109, Grob G 120TP, KAI KT-1 Woongbi, SIAI-Marchetti SF.260, Cessna 182T Skylane, Cessna 172S Skyhawk SP, Cessna T-41D
Pesawat pengangkutBoeing 737, CASA/IPTN CN-235, PTDI NC-212, C-130 Hercules, EADS CASA C-295
Pesawat pengisi bahan bakarKC-130B Hercules

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (atau biasa disingkat TNI Angkatan Udara atau TNI-AU) adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di udara.

TNI Angkatan Udara pada awalnya merupakan bagian dari TNI Angkatan Darat yang dulunya bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR Jawatan Penerbangan). TNI Angkatan Udara dibentuk dan mulai berdiri sendiri pada tanggal 9 April 1946 bersamaan dengan dibentuknya Tentara Republik Indonesia (TRI Angkatan Udara) sesuai dengan Penetapan Pemerintah Nomor 6/SD Tahun 1946.

TNI Angkatan Udara dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) yang menjadi pemimpin tertinggi di Markas Besar Angkatan Udara (MABESAU). KASAU saat ini dijabat oleh Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

Kekuatan TNI-AU saat ini terbagi dalam 2 komando utama (kotama) operasi yaitu Komando Operasi Udara Nasional (Koopsudnas), dan Komando Pemeliharaan Materiil Angkatan Udara (Koharmatau).

TNI-AU juga memiliki satuan khusus, yang disebut dengan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), Pasukan ini terkenal dengan sebutan Korps Baret Jingga.

TNI-AU saat ini memiliki 37.850 personel dan dilengkapi dengan 110 pesawat tempur. Pesawat tempur tersebut termasuk lima Su-27 dan sebelas Su-30 sebagai pesawat tempur utama (dari Rusia) ditambah dengan 33 F-16 Fighting Falcons (dari Amerika Serikat), Hawk 200, KAI T-50 dan Embraer EMB314.[2]. [3][4]

Sejarah

TNI AU lahir dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada Tanggal 22 Agustus 1945, yang merupakan salah satu dari keputusan yang dihasilkan oleh PPKI. BKR bertugas menjaga terjaminnya keamanan dan ketertiban umum.[5]

Guna memperkuat Armada Udara yang saat itu berkekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya. pada tanggal 5 Oktober 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.

Pada tanggal 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara. Pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, yang kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Agresi Militer Belanda II

Pada 29 Juli 1947 tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Muljono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.

Modal awal TNI AU adalah pesawat-pesawat hasil rampasan dari tentara Jepang seperti jenis Cureng, Nishikoren, serta Hayabusha. Pesawat-pesawat inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya TNI AU. Setelah keputusan Konferensi Meja Bundar tahun 1949, TNI AU menerima beberapa aset Angkatan Udara Belanda meliputi pesawat terbang, hanggar, depo pemeliharaan, serta depot logistik lainnya. Beberapa jenis pesawat Belanda yang diambil alih antara lain C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, AT-6 Harvard, PBY-5 Catalina, dan Lockheed L-12.

TALOA

Tahun 1950, TNI AU mengirimkan 60 orang calon penerbang ke California Amerika Serikat, mengikuti pendidikan terbang pada Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA).

1960

TNI AU mengalami popularitas nasional tinggi saat dipimpin oleh KASAU Kedua Marsekal Madya TNI Omar Dhani awal 1960-an. Beberapa pesawat buatan Uni Soviet mulai berdatangan pada awal 1960-an termasuk MiG-15UTI dari Cekoslowakia, MiG-17F / PF, MiG-19S dan MiG-21F-13, ditambah dengan datangnya Ilyushin Il-28, Mil Mi-4, Mil Mi-6, Antonov An-12 dan Avia 14 juga dari Cekoslowakia. Indonesia juga mendatangkan Lavochkin La-11. Beberapa Tupolev Tu-2 dari Tiongkok juga didatangkan dengan maksud untuk menggantikan B-25, namun pesawat ini tidak pernah mencapai status operasional. Pesawat-pesawat ini dioperasikan secara bersamaan dengan sisa pesawat Amerika seperti North American B-25 Mitchell, Douglas A-26 Invader, Douglas C-47 Dakota, dan North American P-51 Mustang.

Selama periode inilah Angkatan Udara Indonesia menjadi Angkatan Udara pertama di Asia Tenggara yang memperoleh kemampuan pengeboman strategis dengan membeli Tupolev Tu-16 baru pada tahun 1961, sebelum akuisisi Ilyushin Il-28 oleh Angkatan Udara Rakyat Vietnam. Sekitar 25 Tu-16KS dikirim lengkap dengan peluru kendali udara ke permukaan AS-1.

1980

TNI AU memperbarui armadanya pada awal tahun 1980-an dengan kedatangan pesawat OV-10 Bronco, A-4 Sky Hawk, F-5 Tiger, F-16 Fighting Falcon, dan Hawk 100/200.

Organisasi

TNI Angkatan Udara adalah merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia. Organisasi TNI Angkatan Udara disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2019. Markas Besar Tentara Nasional Indonesia membawahi Markas Besar TNI Angkatan Udara.[6]maka pada tanggal 21 Januari 2022 secara resmi Panglima TNI mengumumkan Organisasi baru di TNI AU bernama Komando Operasi Udara Nasional atau (Koopsudnas) TNI AU.

Unsur Pimpinan

Unsur Pembantu Pimpinan

Seluruh pejabat pembantu pimpinan adalah perwira tinggi bintang dua dengan pangkat Marsekal Muda

  • Inspektur Jenderal Angkatan Udara
  • Koordinator Staf Ahli Angkatan Udara
  • Staf Perencanaan dan Anggaran Angkatan Udara
  • Staf Intelijen Angkatan Udara
  • Staf Operasi Angkatan Udara
  • Staf Personalia Angkatan Udara
  • Staf Logistik Angkatan Udara
  • Staf Potensi Dirgantara Angkatan Udara
  • Staf Komunikasi dan Elektronika Angkatan Udara

Unsur Pelayanan

  • Detasemen Markas Besar Angkatan Udara

Komando Utama Pembinaan

Satuan Khusus

Badan Pelaksana Pusat (BALAKPUS)[7]

Dinas Militer (KEDINASAN)[8]

Pangkalan

Kecabangan

Kepala Staf TNI Angkatan Udara

Tanda Kepangkatan

Sebagaimana di kecabangan lainnya, kepangkatan terdiri dari Perwira, Bintara dan Tamtama. Adapun pangkat tertinggi di Angkatan Udara adalah Marsekal Besar dengan bintang lima. Pangkat ini ditandai dengan lima bintang emas di pundak. Pangkat ini sepadan dengan Jenderal Besar di TNI Angkatan Darat dan Laksamana Besar di TNI Angkatan Laut. Sampai saat ini belum ada seorang pun perwira TNI Angkatan Udara yang dianugerahi pangkat tersebut, Marsekal dengan bintang empat, Marsekal Madya dengan bintang tiga, Marsekal Muda dengan bintang dua, Marsekal Pertama dengan bintang satu.

Kekuatan dan alutsista

Penerbang dan teknisi TNI AU
Prajurit TNI AU
Sukhoi Su-30 TNI-AU.

Bila dilihat dari luasnya wilayah udara NKRI membentang dari ujung barat nol kilometer NKRI yaitu Pulau Weh hingga ujung timur NKRI yaitu Merauke yang mana hakekatnya luas wilayah udara NKRI adalah gabungan wilayah udara diatas daratan dan lautan NKRI, maka sangat berbanding terbalik dengan Kekuatan seluruh personel TNI AU saat ini hanya diperkirakan sekitar 37.000 orang. Jumlah tersebut bukan semuanya personel Militer, namun termasuk didalamnya personel PNS TNI AU yang pada hakekatnya hanya untuk dukungan tugas adminstrasi layanan perkantoran bukan untuk tugas tempur. Dihadapkan lagi pemenuhan DSPP disetiap Kotama masih jauh belum terpenuhi. Validasi organisasi TNI AU diharapkan dapat segera mengadakan penyediaan prajurit untuk memenuhi DSPP secara penuh. Prioritas DSPP Kotama Operasi Tempur TNI AU beserta pendukungnya yaitu :

  1. Wing-Wing Udara (Skadron-Skadron Udara didukung Skadron-Skadron Teknik)
  2. Kopasgat (Batalyon2 Pemukul, Batalyon2 Bantuan Tempur, Batalyon2 Hanud, dan Satuan tempur lain)
  3. Wing-Wing Radar (Satuan-Satuan Radar dan Satuan-Satuan Peluru Kendali)

Berdasarkan rencana pengembangan validasi organisasi kekuatan TNI-AU yang telah disusun, masing-masing kekuatan Kotama Operasi Tempur diharapkan segera dilaksanakan pemenuhan sesuai DSPP (Daftar Susunan Personal & Peralatan) Kotamaops baik dari segi jumlah personel maupun Alutsistanya untuk meningkatkan kesiapan tempur setiap saat dalam melaksanakan segala misi.

Kotama Operasional Tempur TNI AU

Kotama Operasional Tempur TNI AU adalah Komando Utama tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Udara memiliki kemampuan khusus, bergerak cepat dalam melaksanakan Operasi Serangan Udara, Pertahanan Udara, Dukungan Udara di setiap medan operasi pertempuran. Merekalah yang pertama dan yang langsung berhadapan dengan musuh dalam melaksanakan pertempuran, baik pertempuran udara ke udara, pertempuran udara ke darat atau laut, pertempuran darat ke udara maupun pertempuran darat ke darat. Korps Penerbang dan Korps Kopasgat adalah pasukan tempur TNI Angkatan Udara yang selalu bersama melaksanakan segala misi secara cepat bergerak dan tepat menjangkau diseluruh wilayah NKRI. Selain Penerbang dan Kopasgat yang melaksanakan operasi Serangan udara dan Pertahanan Udara, maka tugas Pertahanan Udara juga ada di pundak Korps Radar Satrudal TNI AU. Kotama Tempur TNI AU terdiri dari :

  1. Wing-Wing Udara. Pemenuhan secara penuh DSPP Skadron Udara dan Skadron Teknik serta Penggelaran Skadron-Skadron Udara (Air Crew & Ground Crew) dan Skadron Teknik secara melekat di tiga komando wilayah udara (Koopsud). Pengembangan kekuatan Wing-Wing Udara di didukung dengan Skadron-Skadron Udara Strategis, Taktis, Intai, Angkut (ringan/sedang/berat), Heli (ringan/sedang/berat)dan UAV (serang/patroli).
  2. Kopasgat. Berdasarkan rencana pengembangan kekuatan TNI AU, rencana validasi organisasi kekuatan Kopasgat hendak ditingkatkan baik dari struktur organisasi, personel maupun alutsista. Kopasgat yaitu Komando Utama (Kotama) Pembinaan dan Operasional. Dalam pembinaan berkedudukan langsung di bawah KASAU, sedangkan dalam operasional berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI. Saat ini personel Kopasgat sekitar 7.000 orang. Pemenuhan secara penuh DSPP Kopasgat diharapkan dapat dilaksanakan, karena Kopasgat sebagai pasukan pemukul NKRI siap diterjunkan disegala misi sesuai perintah Panglima TNI. Dalam rencana pengembangan, Kopasgat terbagi dalam tiga kesatuan induk (Pasgat 1,2,3) didalamnya masing-masing terdapat (Batalyon Matra, Brigade Komando dan Resimen Banpur) yang mana tiap kesatuan induk pasgat melekat di tiap komando wilayah udara (Koopdsud), 1 Satuan Anti Teror, 1 Satwalkol, 1 Brigade Pasgat berdiri sendiri (Ibukota), 1 Komando Latihan Pasgat, 1 Pangkalan Pasgat, Batalyon Hanud Titik di tiap Lanud Tipe A dan B, Satbak Hanud Titik di tiap Satrad, dan Denhanlan Pasgat di Tiap Lanud dan Bandara.
  3. Wing-Wing Radar. Pemenuhan secara penuh DSPP Satuan Radar serta Penggelarannya terbagi dalam tiga Komando Sektor Udara dan satu Komando Sektor Udara Ibukota. Dalam rencana pengembangan, Satuan Radar minimum sebanyak 32 Satrad yang terintegrasi dengan Satuan Rudal Jarak Menengah/Jauh sebagai penindaknya. Pola operasinya bila Radar menangkap sasaran tak dikenal / lasa X maka sekaligus sasaran target akan langsung dilock on atau dikunci oleh Satuan Rudal Radar hingga sasaran tersebut keluar kembali dari wilayah udara NKRI. Satuan Radar terdiri dari Radar Early Warning (EW) dan Radar Ground Control Intercep (GCI).

Kekuatan pasukan

TNI Angkatan Udara saat ini dperkuat oleh 2 Pasukan yang keduanya mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda yaitu terdiri dari:

  1. KOMANDO PASUKAN GERAK CEPAT (KOPASGAT). Pasukan baret jingga yang dulu sangat terkenal dengan sebutan PGT (Pasukan Gerak Tjepat) merupakan pasukan berkualifikasi Para Komando adalah pasukan pemukul tempur darat TNI Angakatan Udara yang bersifat ofensif, pasukan ini terdiri dari:
    1. Satbravo 90/Anti Teror
    2. Satwalkol
    3. Dendalpur
    4. Denmatra
    5. Brigade Komando (Yonko 461-469)
    6. Resimen Hanud
    7. Resimen Bantuan Tempur
    8. Pusdiklat Pasgat
  2. KAMHANLAN (Keamanan Pertahanan Pangkalan TNI AU) bersifat defensif, terdiri dari :
    1. Denhanlan Pasgat. Komandan Denhanlan Pasgat dijabat oleh seorang Pamen Kopasgat (sebagai pasukan tempur pangkalan dengan dilengkapi persenjataan berat 12,7 mm, meriam tripple Gun, Rantis, dan kendaraan angkut pasukan). Disetiap Lanud dibentuk Detasemen Pertahanan Pangkalan (Denhanlan) Pasgat. Terutama Lanud Tipe A dan Lanud Tipe B. Sebagai pasukan tempur untuk pertahanan pangkalan, menjadi perisai setiap Lanud dan wilayah teritorial udara (Bandara/Airstrip). Denhanlan Pasgat bertugas melindungi dan mempertahankan semua Pangkalan Udara Militer maupun Bandara/Airstrip NKRI beserta Aset yang ada didalamnya dari segala ancaman dan serangan guna untuk menjamin tetap berlangsung operasi udara. Salah satunya tugas yaitu menempatkan Sniper di tiap Tower Lanud/Bandara guna melaksanakan penindakan langsung terhadap ancaman drone tak berizin maupun obyek tak dikenal di area Runway, Apron, dan area Ring 1 yang membahayakan operasi udara / penerbangan di Lanud dan Bandara NKRI. Denhanlan Pasgat dilengkapi Alutsista berupa Rantis-rantis serbu dengan senjata kaliber 12,7 mm, Meriam tripple Gun, Rantis Patroli dan kendaraan angkut pasukan. Denhanlan adalah Pasukan Kopasgat yang melaksanakan BKO Lanud. Organisasi terdiri dari :
      1. Kompi Senapan
      2. Tim Aksus (Aksi Khusus)
      3. Tonban (Bantuan)
      4. Tonma (Markas)
    2. Kamlan (Keamanan Pangkalan). Komandan Kamlan (Dankamlan) dijabat oleh seorang Pama dari Pomau atau Pama Lanud. Pasukan Kamlan sebelumnya telah ada setiap lanud di seluruh Indonesia yang anggotanya terbentuk dengan mengambil beberapa orang dari tiap staf yang ada di pangkalan dengan dikepalai seorang perwira sebagai Kasi Kamlan yang bertugas melaksanakan pengamanan pangkalan TNI AU yang bersifat protokoler. Organisasi terdiri dari:
      1. Ton Paspam Pomau
      2. Ton Brigan Pomau
      3. Ton Taktis Lanud (Personel Organik Lanud dengan dilengkapi perlengkapan PHH dan kendaraan water canon)

Komando Operasi Udara Nasional

Komando Operasi Udara (Koopsudnas) merupakan penggabungan dua Kotama yaitu Kohanudnas dan Koopsau[9][10] dengan tugas melaksanakan operasi-operasi udara dalam rangka penegakan kedaulatan negara di udara, mendukung penegakan kedaulatan Negara di darat dan laut baik itu operasi pertahanan udara, serangan udara maupun dukungan udara dan melaksanakan pembinaan kemampuan personel di satuannya. Koopsudnas dipimpin oleh perwira tinggi bintang 3 (Marsekal Madya).[11]

Koopsudnas mempunyai fungsi operasi dan fungsi pembinaan dengan kedudukan di Jakarta, dalam pembinaan kesiapan operasi dan administrasi di bawah KASAU, dalam pembinaan kesiagaan dan pelaksanaan operasi di bawah Panglima TNI. Komando Operasi Udara Nasional (Koopsudnas) yang membawahi Komando Pertahanan Udara (Kohanud), Komando Serangan Udara (Koserud), Komando Dukungan Udara (Kodukud), dan Komando Pembinaan Angkatan Udara (Kobinau).[11]

Pemberdayaan wilayah pertahanan udara

Sesuai dengan UU TNI pasal 10, Angkatan Udara salah satunya adalah bertugas melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara di seluruh Indonesia.[12] Dalam konteks ini TNI AU diharapkan mampu melaksanakan pemberdayaan kewilayahan tentang pertahanan udara melalui pembinaan kepada masyarakat tentang potensi dirgantara di seluruh pelosok dan pencegahan secara dini ancaman udara melalui koordinasi aktif dengan satuan samping teritorial daerah, yaitu dengan menempatkan personel sebanyak 25 orang di tiap Korem di seluruh Indonesia.

Pelaksanaan UU TNI pasal 10 implementasinya di antaranya adalah BINPOTDIRGA melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara di seluruh Bandara Indonesia karena Bandara merupakan wilayah teritorial udara. Binpotdirga dalam melaksanakan tugasnya di setiap Bandara dibentuk Satuan Tugas Aksi Khusus Pengamanan Bandara (Satgas Aksus Pam Bandara) sebagai wujud tanggung jawab TNI AU melaksanakan tugas keamanan pertahanan wilayah pertahanan udara dari segala aspek gangguan, ancaman, bahkan teror kegiatan penerbangan. Satgas Aksus Pam Bandara ditempatkan di beberapa bandara di Indonesia. Organisasi Satgas Aksus Pam Bandara dipimpin oleh Dan Binpotdirga Bandara, terdiri dari:

  1. Unit Intelijen
  2. Unit anti bajak udara dan anti teror
  3. Unit Hanlan Paskhas
  4. Unit Pomau (Brigan dan Penyidik)
  5. Unit Babinpotdirga

Kecelakaan dan insiden tercatat

  • Sebuah MiG-17 F-1112 menghantamkan kanon 23 mmnya ke beberapa lokasi vital di Jakarta dan Bogor pada tanggal 9 Maret 1960. Pesawat tempur itu kemudian jatuh mendarat di area persawahan di Garut. Pesawat diawaki oleh Letnan Daniel Maukar, seorang pilot AURI (TNI-AU di masa sekarang) yang bersengkokol dengan Permesta. Dia ditugaskan untuk menyerang tanki bensin BPM di Pelabuhan Tanjung Priok, sebelum mencoba membunuh Presiden Sukarno dengan menembaki Istana Merdeka dan Istana Bogor.[13][14]
  • Sebuah Lockheed L-100-30 Hercules A-1322 jatuh di Gunung Sibayak pada tanggal 20 November 1985, menewaskan seluruk 10 awak dalam pesawat. Pesawat kala itu sedang melakukan patroli udara rutin di langit Sumatra.[15]
  • Sebuah Lockheed C-130 Hercules A-1324 jatuh di Jakarta pada tanggal 5 Oktober 1991, menewaskan 132 orang yang terdiri dari 119 penumpang, 11 awak, dan 2 lainnya di darat. Hanya satu yang selamat.[16]
  • Sebuah F-16 TS-1604 jatuh di Tulungagung pada tanggal 15 Juni 1992, tetapi pilot berhasil selamat melontarkan diri.[17]
  • Sebuah F-16 TS-1607 jatuh di Lanud Halim Perdana Kusuma pada tanggal 10 Maret 1997, menewaskan sang pilot Kapten Dwi Sasongko yang kala itu bersama dengan tim akrobatik Elang Biru,[18] akibat kegagalan kursi lontar.[17][19]
  • Sebuah Hawk Mk. 53 T-5311 diawaki oleh Mayor Syahbudin Nur Hutasuhut dan Kapten Masrial beserta pesawat Hawk lainnya T-5310 yang diawaki oleh Kapten Andis Solichin dan Kapten Weko Nartomo dari Skadron Udara 15 mengalami tabrakan di udara ketika sedang melakukan latihan akrobatik di Lanud Iswahjudi pada tanggal 28 Maret 2002. Keempat pilot gugur.[20]
  • Sebuah Fokker F-27 A-2703 jatuh pada tanggal 6 April 2009, menewaskan seluruh 24 penumpang yang terdiri dari 6 awak, seorang instruktur, dan 17 rekrut pasukan khusus dalam pesawat.[21]
  • Sebuah Lockheed L-100-30 Hercules (model 382G-57C) A-1325 c/n 4917[22][23] jatuh pada tanggal 20 Mei 2009, menewaskan setidaknya 97 orang dan melukai 15 lainnya, termasuk mereka yang di darat.[23][24] Kala itu pesawat tengah membawa 98 penumpang dan 14 awak[25] ketika sedang melakukan perjalanan dari Lanud Halim Perdana Kusuma di Jakarta menuju Papua Barat melalui Sulawesi.[24] Beberapa narasumber menyatakan bahwa pesawat jatuh sekitar pukul 6.30 pagi dengan jarak 5–7 km dari Lanud Iswahjudi.[24] Rilis resmi belum dikeluarkan.[23]
  • Sebuah Fokker F-27 A-2708 jatuh pada tanggal 21 Juni 2012, menewaskan 10 orang yang terdiri dari seluruh 7 awak dalam pesawat dan 3 orang di darat. Pesawat jatuh di kompleks perumahan militer dekat dengan Lanud Halim Perdana Kusuma, dimana delapan bangunan mengalamai kerusakan atau hancur. Kala itu pesawat tengah melakukan latihan rutin.[26]
  • Sebuah F-16 TS-1643 hancur pada tanggal 16 April 2015 ketika kegagalan rem hidrolik memicu percikan api dan membakar habis pesawat di Lanud Halim Perdana Kusuma. Pilot Letnan Kolonel Firman Dwi Cahyono berhasil menyelamatkan diri dengan luka-luka bakar.[17][27]
  • Sebuah F-16 TS-1609 jatuh pada tanggal 24 Juni 2015 ketika roda pendaratan di bawah hidung pesawat ambruk sesaat mendarat di Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.[17]
  • Sebuah Lockheed C-130B Hercules A-1310 jatuh pada tanggal 30 Juni 2015 di dekat area pemukiman, menewaskan 143 orang yang terdiri dari seluruh 12 awak dan 109 penumpang dalam pesawat, beserta 22 orang di darat.
  • Sebuah T-50i Golden Eagle TT-5007 jatuh pada tanggal 20 Desember 2015 ketika melakukan demonstrasi udara dalam ajang airshow di Lanud Adisutjipto di Yogyakarta, menewaskan dua pilot Letnan Kolonel Sarjono dan Kapten Dwi Cahyadi.[28]
  • Sebuah Lockheed C-130 Hercules A-1334 jatuh pada tanggal 18 Desember 2016 ketika mendarat di Bandara Wamena, menewaskan seluruh 13 awak dan penumpang dalam pesawat.
  • Sebuah F-16 TS-1603 tergelincir di landasan pacu pada tanggal 14 Maret 2017 ketika mendarat di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau dan menghantam tarmac kedua pilot Mayor Andri Setiawan dan Letnan Pertama Marko Henderson berhasil menyelamatkan diri dengan luka-luka.[17][29]
  • Sebuah Hawk 200 TT-0209 jatuh pada tanggal 15 Juni 2020 sekitar 5 km dari Lanud Roesmin Nurjadi, tetapi pilot berhasil selamat melontarkan diri. Pesawat kala itu sedang melakukan latihan rutin.[30]
  • Sebuah T-50i Golden Eagle TT-5006 tergilincir di landasan pacu pada tanggal 10 Agustus 2020 ketika lepas landas di Lanud Iswahjudi, kedua pilot Mayor Luluk Teguh Prabowo sebagai instruktur dan Letnan Kedua Muhammad Zacky sebagai kadet, selamat dengan luka-luka. Pesawat mengalami kerusakan berat akibat peristiwa tersebut.[31][32] Sang instruktur pilot gugur pada tanggal 2 September 2020.[33]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Flightglobal – World Air Forces 2015" (PDF). Flightglobal.com. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 19 December 2014. Diakses tanggal 21 April 2020. 
  2. ^ Tempo English Edition magazine, 19–25 October 2011 hal.17
  3. ^ Jon, Grevatt. "Indonesia reportedly negotiating price of Russian Su-35 fighters". IHS Janes 360. IHS Jane's Defence Weekly. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 February 2017. Diakses tanggal 21 April 2020. 
  4. ^ "Value of Indonesian Su-35 buy pegged at $1.14 billion". 23 August 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 September 2017. Diakses tanggal 21 April 2020. 
  5. ^ "Sejarah". TNI Angkatan Udara. Diakses tanggal 2019-07-31. 
  6. ^ "Pasal 154 Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2019" (PDF). sipuu.setkab.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-06-19. Diakses tanggal 22 April 2020. 
  7. ^ "BALAKPUS". TNI Angkatan Udara. 09 Januari 2018. Diakses tanggal 19 Juli 2020. 
  8. ^ "KEDINASAN". TNI Angkatan Udara. 09 Januari 2018. Diakses tanggal 19 Juli 2020. 
  9. ^ Adrian, Beny (03 Juni 2019). "TNI AU Akan Bentuk Koopsudnas, Kotama Gabungan Kohanudnas dan Koopsau". Angkasa News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-29. Diakses tanggal 23 April 2020. 
  10. ^ Puspita, Ratna (26 Juli 2018). "Panglima: Komando Operasi Nasional Terus Dikaji". nasional.republika.co.id. Republika Online. Diakses tanggal 23 April 2020. 
  11. ^ a b Karsono, A. Karyanto (11 Februari 2019). "57 Tahun Kohanudnas, Menanti Realisasi Renstra TNI". rmol.id. Republik Merdeka. Diakses tanggal 23 April 2020. 
  12. ^ "Potdirga Untuk Pemberdayaan Dan Pertahanan Udara". tni.mil.id. Puspen Markas Besar Tentara Nasional Indonesia. 17 Desember 2017. Diakses tanggal 24 April 2020. 
  13. ^ "Saat Maukar Mengincar Bung Besar". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2015-06-05. Diakses tanggal 2022-08-09. 
  14. ^ Jusuf, Windu. "Kisah Daniel Maukar, Pilot AURI yang Nekat Menembaki Istana Negara". tirto.id. Diakses tanggal 2022-08-09. 
  15. ^ "Napak Tilas Empat Tragedi Kecelakaan Hercules di Indonesia - National Geographic". nationalgeographic.grid.id. Diakses tanggal 2022-08-09. 
  16. ^ Media, Kompas Cyber (2018-10-05). "5 Oktober 1991, Hercules C-130 Jatuh Seusai Upacara HUT ke-46 ABRI". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-08-09. 
  17. ^ a b c d e "F-16 Accidents & Mishaps for the Indonesian Air Force". www.f-16.net. Diakses tanggal 2022-08-09. 
  18. ^ "TS-1607_002.jpg photos | F-16.net". www.f-16.net. Diakses tanggal 2022-08-09. 
  19. ^ Ranter, Harro. "Accident General Dynamics F-16A TS-1607, 11 Mar 1997". aviation-safety.net. Diakses tanggal 2022-08-09. 
  20. ^ Puspen TNI (30 March 2010). "Peringati Gugurnya Penerbang Lanud Iswahjudi Tabur Bunga". Website Tentara Nasional Indonesia. Diakses tanggal 26 February 2020. 
  21. ^ Ranter, Harro. "ASN Aircraft accident Fokker F-27 Friendship 400M A-2703 Bandung-Husein Sastranegara International Airport (BDO)". aviation-safety.net. Diakses tanggal 2022-08-09. 
  22. ^ Olausson, Lars, "Lockheed Hercules Production List – 1954–2005, 22nd ed.", self-published, page 104.
  23. ^ a b c "93 killed in military plane crash". News.ninemsn.com.au. 13 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 April 2010. Diakses tanggal 25 November 2011. 
  24. ^ a b c Rondonuwu, Olivia (20 May 2009). "'97 killed' as Hercules crashes into homes". The Independent. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 May 2009. Diakses tanggal 5 May 2010. 
  25. ^ "97 dead in Indonesian Hercules crash – ABC News (Australian Broadcasting Corporation)". Abc.net.au. 20 May 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 February 2010. Diakses tanggal 25 November 2011. 
  26. ^ "ASN Aircraft accident Fokker F-27 Friendship 400M A-2708 Jakarta". aviation-safety.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 February 2021. 
  27. ^ "Pesawat Jet Tempur F-16 Terbakar di Halim Perdana Kusuma". VOA Indonesia. Diakses tanggal 2020-02-20. 
  28. ^ "Two pilots die in terrifying plane crash at air show in Yogyakarta, Indonesia". News.com.au. 20 December 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 December 2015. Diakses tanggal 20 December 2015. 
  29. ^ Media, Kompas Cyber. "Rem Rusak Sebabkan F-16 TNI AU Kecelakaan di Pekanbaru". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-02-26. 
  30. ^ Media, Kompas Cyber (2020-06-15). "Pesawat Hawk yang Jatuh di Pekanbaru". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-08-09. 
  31. ^ "Indonesian Air Force KAI T-50i Golden Eagle Skidded Off The Runway During Takeoff". fighterjetsworld.com. 11 August 2020. Diakses tanggal 3 March 2021. 
  32. ^ "Pesawat Tempur T-50 Golden Eagle Tergelincir di Lanud Iswahyudi". kompas.tv. 11 August 2020. Diakses tanggal 3 March 2021. 
  33. ^ "Tak Cuma Tergelincir, Pesawat Tempur TNI AU T-50i Golden Eagle Pernah Jatuh pada 2015 Silam". kompas.com. 3 September 2020. Diakses tanggal 3 March 2021. 

Kepustakaan

Sumber lebih lanjut

  • Carlo Kopp, 'Indonesia's Air Capacity of Critical Concern to Australia,' Australian Aviation magazine, April 1993, hlm. 32–41

Pranala luar