Lompat ke isi

Rangkong: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Addy Mukhziae (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Addy Mukhziae (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Taxobox|color=pink|regnum=[[Animalia]]|phylum=[[Chordata]]|name=Rangkong|genus=13 genus [[#Genus|Lihat teks]]|image=Great hornbill Photograph by Shantanu Kuveskar.jpg|familia=Bucerotidae|familia_authority=[[Constantine Samuel Rafinesque|Rafinesque]], 1815|classis=[[Burung|Aves]]|ordo=[[Bucerotiformes]]|image2=|range_map2=Hornbill distribution map.png|range_map2_caption=Distribusi famili Buceroridae|image_caption=Rangkong Papan|species=59 spesies [[#Genus|Lihat teks]]}}[[Berkas:Sulawesi_trsr_DSCN0301.JPG|jmpl|280px|[[Julang Sulawesi|Rangkong Sulawesi]] (''Rhyticeros cassidix'') di [[Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus]], [[Sulawesi Utara]].]]
{{Taxobox|color=pink|regnum=[[Animalia]]|phylum=[[Chordata]]|name=Rangkong|genus=13 genus [[#Genus|Lihat teks]]|image=Great hornbill Photograph by Shantanu Kuveskar.jpg|familia=Bucerotidae|familia_authority=[[Constantine Samuel Rafinesque|Rafinesque]], 1815|classis=[[Burung|Aves]]|ordo=[[Bucerotiformes]]|image2=|range_map2=Hornbill distribution map.png|range_map2_caption=Distribusi famili Bucerotidae|image_caption=Rangkong Papan|species=59 spesies [[#Genus|Lihat teks]]}}[[Berkas:Sulawesi_trsr_DSCN0301.JPG|jmpl|280px|[[Julang Sulawesi|Rangkong Sulawesi]] (''Rhyticeros cassidix'') di [[Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus]], [[Sulawesi Utara]].]]
'''Enggang''', '''Rangkong, Julang, Kangkareng''' ([[bahasa Inggris]]: ''Hornbill'') adalah sejenis [[burung]] yang mempunyai [[paruh]] berbentuk [[tanduk]] [[sapi]] tetapi tanpa lingkaran. Biasanya paruhnya itu berwarna terang. Nama ilmiahnya "Buceros" merujuk pada bentuk paruh, dan memiliki arti "tanduk sapi" dalam [[Bahasa Yunani]].
'''Rangkong, Enggang, Julang, Kangkareng''' ([[bahasa Inggris]]: ''Hornbill'') adalah sejenis [[burung]] yang mempunyai [[paruh]] berbentuk [[tanduk]] [[sapi]] tetapi tanpa lingkaran. Biasanya paruhnya itu berwarna terang. Nama ilmiahnya "Buceros" merujuk pada bentuk paruh, dan memiliki arti "tanduk sapi" dalam [[Bahasa Yunani]].


Burung Enggang tergolong dalam familia ''Bucerotidae'' yang termasuk 59 [[spesies]]. Sembilan spesies daripadanya berasal endemik di bagian selatan [[Afrika]] dan diantaranya ada 13 jenis Rangkong dapat ditemukan di [[Indonesia]]. Makanannya terutama buah-buahan juga kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis serangga.
Burung Enggang tergolong dalam familia ''Bucerotidae'' yang termasuk 59 [[spesies]]. Sembilan spesies daripadanya berasal endemik di bagian selatan [[Afrika]] dan diantaranya ada 13 jenis Rangkong dapat ditemukan di [[Indonesia]]. Makanannya terutama buah-buahan juga kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis serangga.

Revisi per 16 Agustus 2022 12.27

Rangkong
Rangkong Papan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Bucerotidae

Genus:
13 genus Lihat teks
Spesies:
59 spesies Lihat teks
Distribusi famili Bucerotidae
Rangkong Sulawesi (Rhyticeros cassidix) di Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus, Sulawesi Utara.

Rangkong, Enggang, Julang, Kangkareng (bahasa Inggris: Hornbill) adalah sejenis burung yang mempunyai paruh berbentuk tanduk sapi tetapi tanpa lingkaran. Biasanya paruhnya itu berwarna terang. Nama ilmiahnya "Buceros" merujuk pada bentuk paruh, dan memiliki arti "tanduk sapi" dalam Bahasa Yunani.

Burung Enggang tergolong dalam familia Bucerotidae yang termasuk 59 spesies. Sembilan spesies daripadanya berasal endemik di bagian selatan Afrika dan diantaranya ada 13 jenis Rangkong dapat ditemukan di Indonesia. Makanannya terutama buah-buahan juga kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis serangga.

Deskripsi

Enggang di Indonesia adalah penghuni hutan atau tepi hutan dengan ukuran besar hingga sangat besar, sering kali dengan paruh besar dan penutup yang berlebihan. Kehadiran mereka sering dikenli dengan suara kepakan sayap mereka dalam penerbangan dan panggilan khas mereka yang jauh.[1]

Secara umum, Enggang menunjukkan variasi ukuran yang cukup jelas. Spesies terkecil adalah Horizocerus hartlaubi, dengan panjang 32 cm.[2] Spesies terbesar dan paling masif tampaknya adalah Bucorvus leadbeateri yang memiliki berat rata-rata 3,77 kg, dan beratnya dapat mencapai 6,3 kg dan rentang sayap sekitar 180 cm.[3]

Spesies lain menyaingi Bucorvus leadbeateri, hingga sekitar 130 cm, termasuk Bucorvus abyssinicus, Rangkong Papan (Buceros bicornis) dan, mungkin yang terpanjang dari semuanya (lebih 150 cm berkat bulu ekornya yang memanjang) adalah Rangkong Gading (Rhinoplax vigil).[2][4] Meski demikian, baru-baru ini Bucorvus telah dipisahkan dari famili Bucerotidae dan membentuk famili Bucorvidae pada 2013.[5]

Jantan selalu lebih besar dari betina, meskipun terdapa variasi pada beberapa spesies. Tingkat dimorfisme seksual juga bervariasi dengan bagian tubuh. Misalnya, perbedaan massa tubuh antara jantan dan betina adalah 1-17%, tetapi variasinya adalah 8-30% untuk panjang paruh dan 1-21% untuk panjang sayap.[2]

Distribusi dan Habitat

Famili Bucerotidae terdiri atas 59 spesies hidup meski beberapa masih memiliki kemungkinan untuk berpisah secara taksonomi. Distribusi mereka meliputi Afrika Sub-Sahara dan anak benua India ke Filipina dan Kepulauan Solomon, tetapi tidak ada genus yang ditemukan di Afrika dan Asia. Ditemukan 24 spesies di benua Afrika, 13 diantaranya adalah burung dari hutan dan sabana yang lebih terbuka, dan beberapa bahkan ada di lingkungan yang sangat gersang; spesies yang tersisa ditemukan di hutan lebat.[2]

Ditemukan 10 spesies rangkong di anak benua India, 9 spesies dapat dijumpai di India dan negara sekitarnya, dan 1 spesies hanya dapat ditemukan di pulau Sri Lanka.

Merujuk kepada Yayasan Rangkong Indonesia, kepulauan Indonesia memiliki 13 spesies rangkong: 9 di antaranya ada di Sumatera, dan sisanya ada di Sumba, Sulawesi, Papua, dan Kalimantan. Kalimantan memiliki spesies rangkong yang sama dengan Sumatera, hanya saja Rangkong Papan tidak ditemukan di sana.[6]

Tingkah laku dan Ekologi

Rangkong bersifat diurnal, umumnya bepergian berpasangan atau kelompok keluarga kecil. Kawanan yang lebih besar terkadang terbentuk di luar musim kawin. Kumpulan burung enggang terbesar terbentuk di beberapa tempat bertengger, di mana sebanyak 2.400 ekor burung dapat ditemukan. Distribusi mereka meliputi Afrika Sub-Sahara dan anak benua India ke Filipina dan Kepulauan Solomon, tetapi tidak ada genus yang ditemukan di Afrika dan Asia.

Diet

Rangkong adalah burung omnivora, pemakan buah, serangga dan binatang kecil. Mereka tidak bisa menelan makanan yang tersangkut di ujung paruh karena lidah mereka terlalu pendek untuk memanipulasinya, jadi mereka melemparkannya kembali ke tenggorokan dengan sentakan kepala.[2] Di Indonesia kebanyakan rangkong adalah frugivorus dan dianggap sebagai penyebar benih yang penting[1][7]

Berkembang biak

Rangkong jantan memberikan makanan kepada betina di dalam sarang.

Kebanyakan rangkong adalah pasangan monogami, meski beberapa menerapkan cooperative breeding. Ketika waktunya mengeram, rangkong betina akan bertelur sampai enam butir telur berwarna putih dan mengurung di dalam sarang berupa lubang pada pohon atau batu. Lubang ini biasanya alami, atau bisa saja memakai lubang yang ditinggalkan oleh burung lain. Sarang ini akan dipergunakan berulang kali pada setiap musim kawin oleh pasangan yang sama. Sebelum mengerami telur, pasangan induk rangkong akan menutupi lubang sarang mereka dengan lumpur, kotoran, dan kulit buah. Hanya terdapat satu bukaan kecil yang cukup untuk burung jantan mengulurkan makanan kepada anak burung dan burung enggang betina.

Apabila anak burung dan burung betina tidak lagi muat dalam sarang, burung betina akan memecahkan sarang untuk keluar dan membangun lagi dinding tersebut, dan kedua burung dewasa akan mencari makanan bagi anak-anak burung. Dalam sebagian spesies, anak-anak burung itu sendiri membangun kembali dinding yang pecah itu tanpa bantuan burung dewasa.[8]

Genus

Berikut adalah spesies Rangkong yang masih dapat ditemukan dan ditata sesuai urutan taksonomi. Daftar ini terdiri atas 59 spesies dalam 13 genus.[9]

Familia Genus Spesies Author
Bucerotidae

Rafinesque, 1815

Tockus

Lesson, R, 1830

Tockus ruahae Kemp, A & Delport, 2002
Tockus kempi Tréca & Érard, 2000
Tockus damarensis (Shelley, 1888)
Tockus rufirostris (Sundevall, 1850)
Tockus erythrorhynchus (Temminck, 1823)
Tockus monteiri Hartlaub, 1865
Tockus deckeni (Cabanis, 1868)
Tockus jacksoni (Ogilvie-Grant, 1891)
Tockus leucomelas (Lichtenstein, MHK, 1842)
Subspesies
  • Tockus leucomelas elegans
  • Tockus leucomelas leucomelas
  • Hartlaub, 1865
  • (Lichtenstein, MHK, 1842)
Tockus flavirostris (Rüppell, 1835)
Lophoceros

Hemprich & Ehrenberg, 1833

Lophoceros bradfieldi (Roberts, 1930)
Lophoceros alboterminatus Büttikofer, 1889
Lophoceros fasciatus (Shaw, 1812)
Subspesies
  • Lophoceros fasciatus semifasciatus
  • Lophoceros fasciatus fasciatus
  • (Hartlaub, 1855)
  • (Shaw, 1812)
Lophoceros hemprichii (Ehrenberg, 1833)
Lophoceros nasutus (Linnaeus, 1766)
Subspesies
  • Lophoceros nasutus nasutus
  • Lophoceros nasutus epirhinus
  • (Linnaeus, 1766)
  • (Sundevall, 1850)
Lophoceros camurus (Cassin, 1857)
Lophoceros pallidirostris (Hartlaub & Finsch, 1870)
Subspesies
  • Lophoceros pallidirostris pallidirostris
  • Lophoceros pallidirostris neumani
  • (Hartlaub & Finsch, 1870)
  • Reichenow, 1894
Bycanistes

Cabanis & Heine, 1860

Bycanistes fistulator (Cassin, 1850)
Subspesies
  • Bycanistes fistulator fistulator
  • Bycanistes fistulator sharpii
  • Bycanistes fistulator duboisi
  • (Cassin, 1850)
  • (Elliot, DG, 1873)
  • Sclater, WL, 1922
Bycanistes bucinator (Temminck, 1824)
Bycanistes cylindricus (Temminck, 1831)
Bycanistes albotibialis (Cabanis & Reichenow, 1877)
Bycanistes subcylindricus (Sclater, PL, 1871)
Subspesies
  • Bycanistes subcylindricus subcylindricus
  • Bycanistes subcylindricus subquadratus
  • (Sclater, PL, 1871)
  • Cabanis & Schütt, 1881
Bycanistes brevis Friedmann, 1929
Ceratogymna

Bonaparte, 1854

Ceratogymna atrata (Temminck, 1835)
Ceratogymna elata (Temminck, 1831)
Horizocerus

Oberholser, 1899

Horizocerus hartlaubi (Gould, 1861)
Subspesies
  • Horizocerus hartlaubi hartlaubi
  • Horizocerus hartlaubi granti
  • (Gould, 1861)
  • (Hartert, E, 1895)
Horizocerus albocristatus (Cassin, 1848)
Subspesies
  • Horizocerus albocristatus albocristatus
  • Horizocerus albocristatus macrourus
  • Horizocerus albocristatus cassini
  • (Cassin, 1848)
  • (Bonaparte, 1850)
  • (Finsch, 1903)
Berenicornis

Bonaparte, 1850

Berenicornis comatusID: Enggang Jambul[10] (Raffles, 1822)
Buceros

Linnaeus, 1758

Buceros rhincerosID: Enggang Cula,[10] Rangkong Badak Linnaeus, 1758
Subspesies
  • Buceros rhinceros borneoensis
  • Buceros rhinceros rhinoceros
  • Buceros rhinceros silvestris
  • Schlegel & Müller, S, 1845
  • Linnaeus, 1758
  • Vieillot, 1816
Buceros bicornisID: Enggang Papan,[10] Rangkong Papan Linnaeus, 1758
Buceros hydrocorax Linnaeus, 1766
Subspesies:
  • Buceros hydrocorax hydrocorax
  • Buceros hydrocorax semigaleatus
  • Buceros hydrocorax mindanensis
  • Linnaeus, 1766
  • Tweeddale, 1878
  • Tweeddale, 1877
Rhinoplax

Gloger, 1841

Rhinoplax vigil

ID: Rangkong Gading[10]

(Pennant, 1781)
Anthracoceros

Reichenbach, 1849

Anthracoceros marchei Oustalet, 1885
Anthracoceros albirostrisID: Kangkareng Perut-putih[10] (Shaw, 1808)
Subspesies
  • Anthracoceros albirostris albirostris
  • Anthracoceros albirostris convexus
  • (Shaw, 1808)
  • (Temminck, 1832)
Anthracoceros coronatus (Boddaert, 1783)
Anthracoceros montani (Oustalet, 1880)
Anthracoceros malayanusID: Kangkareng Hitam[10] (Raffles, 1822)
Ocyceros

Hume, 1873

Ocyceros griseus (Latham, 1790)
Ocyceros gingalensis (Shaw, 1812)
Ocyceros birostris (Scopoli, 1786)
Anorrhinus

Reichenbach, 1849

Anorrhinus tickelli (Blyth, 1855)
Anorrhinus austeni Jerdon, 1872
Anorrhinus galeritusID: Enggang Klihingan[10] (Temminck, 1831)
Rhyticeros

Reichenbach, 1849

Rhyticeros plicatusID: Julang Papua[10] (Pennant, 1781)
Rhyticeros narcondami Hume, 1873
Rhyticeros undulatusID: Julang Emas[10] (Shaw, 1812)
Rhyticeros everettiID: Julang Sumba[10] Rothschild, 1898
Rhyticeros subruficollis (Blyth, 1843)
Rhyticeros cassidixID: Julang Sulawesi[10] (Temminck, 1823)
Rhabdotorrhinus

Meyer, AB & Wiglesworth, 1898

Rhabdotorrhinus waldeni (Sharpe, 1877)
Rhabdotorrhinus leucocephalus (Vieillot, 1816)
Rhabdotorrhinus exarhatusID: Kangkareng Sulawesi[10] (Temminck, 1823)
Subspesies
  • Rhabdotorrhinus exarhatus exarhatus
  • Rhabdotorrhinus exarhatus sanfordi
  • (Temminck, 1823)
  • Stresemann, 1932
Rhabdotorrhinus corrugatusID: Julang Jambul-hitam[10] (Temminck, 1832)
Penelopides

Reichenbach, 1849

Penelopides manillae (Boddaert, 1783)
Subspesies:
  • Penelopides manillae manillae
  • Penelopides manillae subniger
  • (Boddaert, 1783)
  • McGregor, 1910
Penelopides mindorensis Steere, 1890
Penelopides affinis Tweeddale, 1877
Subspesies
  • Penelopides affinis affinis
  • Penelopides affinis basilanicus
  • Tweeddale, 1877
  • Steere, 1890
Penelopides samarensis Steere, 1890
Penelopides panini (Boddaert, 1783)
Subspesies
  • Penelopides panini ticaensis
  • Penelopides panini panini
  • Hachisuka, 1930
  • (Boddaert, 1783)

Galeri

  1. ^ a b Eaton, James A. (2016). Birds of the Indonesian archipelago : Greater Sundas and Wallacea. Bas van Balen, Nicholas Brickle, Frank E. Rheindt, Richard Allen, Norman Arlott, Hilary Burn (edisi ke-First edition: November 2016). Barcelona. ISBN 978-84-941892-6-5. OCLC 965193483. 
  2. ^ a b c d e Handbook of the birds of the world. Josep del Hoyo, Andrew Elliott, Jordi Sargatal, José. Cabot. Barcelona: Lynx Edicions. ©1992-©2013. ISBN 84-87334-10-5. OCLC 861071869. 
  3. ^ CRC handbook of avian body masses. John B. Dunning (edisi ke-2nd ed). Boca Raton: CRC Press. 2008. ISBN 978-1-4200-6444-5. OCLC 144331624. 
  4. ^ MacKinnon, John Ramsay (1993). A field guide to the birds of Borneo, Sumatra, Java, and Bali, the Greater Sunda Islands. Karen Phillipps. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-854035-3. OCLC 26542511. 
  5. ^ Gonzalez, Juan-Carlos T.; Sheldon, Ben C.; Collar, Nigel J.; Tobias, Joseph A. (2013-05-01). "A comprehensive molecular phylogeny for the hornbills (Aves: Bucerotidae)". Molecular Phylogenetics and Evolution (dalam bahasa Inggris). 67 (2): 468–483. doi:10.1016/j.ympev.2013.02.012. ISSN 1055-7903. 
  6. ^ "Rangkong Indonesia - Enggang di Indonesia". rangkong.org. Diakses tanggal 2022-08-16. 
  7. ^ Holbrook, Kimberly M.; Smith, Thomas B.; Hardesty, Britta D. (2002-12). "Implications of long-distance movements of frugivorous rain forest hornbills". Ecography (dalam bahasa Inggris). 25 (6): 745–749. doi:10.1034/j.1600-0587.2002.250610.x. 
  8. ^ Kalina, Jan (2008-04-03). "Nest intruders, nest defence and foraging behaviour in the Black-and-white Casqued Hornbill Bycanistes subcylindricus". Ibis (dalam bahasa Inggris). 131 (4): 567–571. doi:10.1111/j.1474-919X.1989.tb04791.x. 
  9. ^ "Mousebirds, Cuckoo Roller, trogons, hoopoes, hornbills – IOC World Bird List" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-16. 
  10. ^ a b c d e f g h i j k l m Sukmantoro W.; M. Irham; W. Novarino; F. Hasudungan; N. Kemp; M. Muchtar (2007). Daftar Burung Indonesia No. 2. Bogor: Indonesian Ornithologists Union. ISBN 9789793143279.