Gesang: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Suntingan 114.122.104.16 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh RaFaDa20631 Tag: Pengembalian |
||
Baris 11: | Baris 11: | ||
| native_name = |
| native_name = |
||
| native_name_lang = |
| native_name_lang = |
||
| birth_name = |
| birth_name = |
||
| alias = |
| alias = |
||
| birth_date = {{birth date|1917|10|1}} |
| birth_date = {{birth date|1917|10|1}} |
||
Baris 41: | Baris 41: | ||
}} |
}} |
||
'''Gesang''' '''Martohartono''' ({{lahirmati|[[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Jawa Tengah]]|1|10|1917|[[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Jawa Tengah]]|20|5|2010}}) adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu asal [[Indonesia]]. Dikenal sebagai "maestro [[keroncong]] Indonesia," ia terkenal lewat lagu "[[Bengawan Solo (lagu)|Bengawan Solo]]" ciptaannya, yang terkenal di [[Asia]], terutama di [[Indonesia]] dan [[Jepang]]. Lagu ini telah diterjemahkan ke dalam, setidaknya, 13 bahasa, termasuk [[bahasa Inggris]], [[bahasa Rusia]], [[bahasa Tionghoa]], dan [[bahasa Jepang]]. |
|||
== Karier == |
== Karier == |
Revisi per 30 Agustus 2022 23.26
Gesang Martohartono | |
---|---|
Lahir | Surakarta, Kasunanan Surakarta, Hindia Belanda | 1 Oktober 1917
Meninggal | 20 Mei 2010 Surakarta, Indonesia | (umur 92)
Pekerjaan | Penyanyi-penulis lagu |
Karier musik | |
Genre | |
Instrumen | Vokal |
Gesang Martohartono (1 Oktober 1917 – 20 Mei 2010) adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia. Dikenal sebagai "maestro keroncong Indonesia," ia terkenal lewat lagu "Bengawan Solo" ciptaannya, yang terkenal di Asia, terutama di Indonesia dan Jepang. Lagu ini telah diterjemahkan ke dalam, setidaknya, 13 bahasa, termasuk bahasa Inggris, bahasa Rusia, bahasa Tionghoa, dan bahasa Jepang.
Karier
Gesang pada awalnya bukanlah seorang pencipta lagu. Dulu, ia hanya seorang penyanyi lagu-lagu keroncong untuk acara dan pesta kecil-kecilan saja di kota Solo. Ia juga pernah menciptakan beberapa lagu, seperti "Keroncong Roda Dunia", "Keroncong si Piatu", dan "Sapu Tangan", pada masa Perang Dunia II. Sayangnya, ketiga lagu ini kurang mendapat sambutan dari masyarakat.
Menciptakan "Bengawan Solo"
Lagu ini diciptakan pada tahun 1940, ketika ia berusia 23 tahun. Gesang muda ketika itu sedang duduk di tepi Bengawan Solo. Ia yang selalu kagum dengan sungai tersebut, terinspirasi untuk menciptakan sebuah lagu. Proses penciptaan lagu ini memakan waktu sekitar 6 bulan.
Lagu "Bengawan Solo" juga memiliki popularitas tersendiri di luar negeri, terutama di Jepang. Bengawan Solo sempat digunakan dalam salah satu film layar lebar Jepang.[1]
Kehidupan pribadi
Gesang tinggal di Jalan Bedoyo Nomor 5 Kelurahan Kemlayan, Serengan, Solo bersama keponakan dan keluarganya, setelah sebelumnya tinggal di rumahnya Perumnas Palur pemberian Gubernur Jawa Tengah tahun 1980 selama 20 tahun. Ia telah berpisah dengan istrinya semenjak tahun 1962. Selepasnya, ia memilih untuk hidup sendiri. Ia tak mempunyai anak.
Warisan dan kematian
Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya terhadap perkembangan musik keroncong, pada tahun 1983 Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat Bengawan Solo. Pengelolaan taman ini didanai oleh Dana Gesang, sebuah lembaga yang didirikan untuk Gesang di Jepang.
Gesang sempat dikabarkan meninggal dunia pada tanggal 18 Mei 2010 setelah kesehatannya dilaporkan memburuk.[2]
Gesang dilarikan ke rumah sakit akibat kesehatannya menurun pada 19 Mei 2010. Selanjutnya, Gesang harus dirawat di ruang ICU karena kesehatannya terus menurun. Rumah sakit membentuk sebuah tim untuk menangani kesehatan yang terdiri dari lima dokter spesialis yang berbeda. Hingga akhirnya ia meninggal pada hari Kamis, 20 Mei 2010 pukul 18.10 WIB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.[3]
Diskografi terpilih
Berbahasa Melayu/Indonesia
- "Bengawan Solo"
- "Jembatan Merah"
- "Saputangan"
- "Dunia Berdamai"
- "Si Piatu"
- "Roda Dunia"
- "Tembok Besar"
- "Seto Ohashi"
- "Pandanwangi"
- "Kalung Mutiara"
- "Pemuda Dewasa"
- "Borobudur"
- "Sebelum Aku Mati"
- "Bumi Emas Tanah Airku"
- "Urung"
- "Kemayoran"
Berbahasa Jawa
Banyak lagu langgam Jawa ciptaan Gesang yang dipopulerkan oleh penyanyi keroncong legendaris, Waljinah.
- "Impenku"
- "Kacu-kacu"
- "Tirtonadi"
- "Sandhang Pangan"
- "Nusul"
- "Nawala"
- "Pamitan"
- "Caping Gunung"
- "Ali-ali"
- "Andheng-andheng"
- "Luntur"
- "Dongengan"
- "Jago Kluruk"
Prestasi
- Diabadikan oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu dari The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa pada tahun 2008
Penghargaan dan nominasi
Tahun | Penghargaan | Kategori | Hasil |
---|---|---|---|
2004 | Anugerah Musik Indonesia | Legend Award | Penerima |
Referensi
- Pesona (2008), bilangan 116. Pustaka Wira Sdh Bhd.
Catatan kaki
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-30. Diakses tanggal 2008-06-17.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-25. Diakses tanggal 2010-05-19.
- ^ http://tempointeraktif.com/hg/profil/2010/05/20/brk,20100520-249289,id.html
Pranala luar
- (Indonesia) "Maestro Kroncong" Bio Gesang di Ensiklopedi Tokoh Indonesia
- (Indonesia) Profil di Tokoh Indonesia
- (Indonesia) Foto-foto prosesi pemakaman Gesang Diarsipkan 2010-05-24 di Wayback Machine.