Lompat ke isi

Tatiek Maliyati: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Asphonixm (bicara | kontrib)
k Jangan mengganti tahun lahir yang sudah tertera di dalam source, untuk pengguna Obets kalau anda melakukan vandalisme lagi, akan saya laporkan kepada pengurus!
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Lingga Sinulingga (bicara | kontrib)
Baris 106: Baris 106:
== Filmografi ==
== Filmografi ==
=== Film ===
=== Film ===
{| class="wikitable plainrowheaders sortable" width="
* {{judulfilm|Anakku Sajang||1957}}
! rowspan="2" scope="col"| Tahun
* {{judulfilm|Djendral Kantjil||1958}}
! rowspan="2" scope="col"| Judul
* {{judulfilm|Asrama Dara||1958}}
! colspan="3" scope="col"| Dikreditkan sebagai
* {{judulfilm|Titian Serambut Dibelah Tudjuh||1959}}
! rowspan="2" scope="col" class="unsortable"| Peran
* {{judulfilm|Iseng||1959}}
! rowspan="2" scope="col" class="unsortable"| Keterangan
* {{judulfilm|Mak Tjomblang||1960}}
|-
* {{judulfilm|Balada Kota Besar||1963}}
! [[Aktris]]
* {{judulfilm|Cinta Abadi||1976}}
! [[Penulis naskah|Penulis]]
* {{judulfilm|Rahasia Seorang Ibu||1977}}
! [[Produser film|Produser]]
* {{judulfilm|Gersang Tapi Damai||1977}}
|-
* {{judulfilm|Kemilau Kemuning Senja||1980}}
| rowspan="2"|1958
* {{judulfilm|Jangan Ambil Nyawaku||1981}}
| ''[[Asrama Dara]]''
* {{judulfilm|Penginapan Bu Broto (film)|Penginapan Bu Broto|1987}}
| {{yes}}
* {{judulfilm|Putihnya Duka Kelabunya Bahagia||1989}}
| {{no}}
| {{no}}
|
|
|-
| ''[[Djenderal Kantjil]]''
| {{yes}}
| {{no}}
| {{no}}
|
|
|-
| rowspan="2"|1959
| ''[[Titian Serambut Dibelah Tujuh]]''
| {{yes}}
| {{no}}
| {{no}}
| Istri guru lama
|
|-
| ''[[Iseng (film)|Iseng]]''
| {{yes}}
| {{no}}
| {{no}}
| Tuti
|
|-
| 1960
| ''[[Mak Tjomblang]]''
| {{yes}}
| {{no}}
| {{no}}
| Ambarita
|
|-
| 1963
| ''[[Ballada Kota Besar]]''
| {{yes}}
| {{no}}
| {{yes}}
|
|
|-
| 1976
| ''[[Cinta Abadi]]''
| {{no}}
| {{yes|Cerita dan skenario}}
| {{no}}
| rowspan="8" {{N/A}}
|
|-
| rowspan="2"|1977
| ''[[Gersang tapi Damai]]''
| {{no}}
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|-
| ''[[Rahasia Seorang Ibu]]''
| {{no}}
| {{yes|Cerita dan skenario}}
| {{no}}
|
|-
| 1980
| ''[[Kemilau Kemuning Senja]]''
| {{no}}
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|-
| 1981
| ''[[Jangan Ambil Nyawaku]]''
| {{no}}
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|-
| 1984
| ''[[Dia yang Tercinta]]''
| {{no}}
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|-
| 1985
| ''[[Madu dan Racun (film)|Madu dan Racun]]''
| {{no}}
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|-
| 1987
| ''[[Penginapan Bu Broto]]''
| {{no}}
| {{yes|Cerita dan skenario}}
| {{no}}
|
|-
| 1989
| ''[[Putihnya Duka Kelabunya Bahagia]]''
| {{yes}}
| {{no}}
| {{no}}
|
|
|}


=== Sinetron ===
=== Sinetron ===

Revisi per 14 September 2022 07.49

Tatiek Maliyati
Tatiek pada tahun 1988
Lahir10 November 1931 (umur 92)
Surabaya, Hindia Belanda
KebangsaanIndonesia
Pekerjaan
  • Aktris
  • penulis skenario
Tahun aktif1952–sekarang
Suami/istri
(meninggal 1989)
Anak4, termasuk Danton Sihombing

Tatiek Maliyati (lahir 10 November 1931)[1] adalah seorang aktris dan penulis skenario berkebangsaan Indonesia.

Pada tahun 2020, ia dianugerahi Lifetime Achievement dari Festival Film Indonesia berkat kontribusi dan dedikasinya bagi perfilman Indonesia.[2] Sebelumnya pada tahun 2017, ia menerima penghargaan yang sama dari Festival Film Bandung.[3]

Kehidupan awal dan karier

Tatiek lahir di Surabaya, 10 November 1931, beragama Islam. Ia menempuh pendidikan Sekolah Lanjutan (SLA), kemudian melanjutkan ke Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) pada tahun 1956 hingga 1960. Ia juga belajar teater pada Department of Drama-Fine Arts, Carnegie-Tech, Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat pada 1960 hingga 1961. Sebelum terjun ke dunia film, ia dikenal sebagai pemain sandiwara ATNI. Untuk pertama kalinya ia bermain di atas panggung lewat Keluarga Gerilya.[4] Selanjutnya, ia turut membintangi beberapa cerita sandiwara, antara lain Pintu Tertutup, Sang Ajah (1960), dan lain sebagainya.[5]

Dunia film dimasukinya pada tahun 1957, bermain dalam film produksi Safina-Persari bertajuk Anakku Sajang. Pada tahun 1958, ia bermain bersama aktor yang lebih dulu terkenal, Menzano lewat produksi Perfini Djendral Kantjil. Di tahun berikutnya, ia bermain dalam film Titian Serambut Dibelah Tudjuh (1959) dan Balada Kota Besar (1963).[4] Sedang dalam film Asrama Dara (1958), Iseng (1959), Mak Tjomblang (1960), dan Impian Bukit Harapan (1964) ia hanya berperan sebagai Pemeran Pembantu.[5]

Pada tahun 1969, ia memimpin produksi film keempat dari DPFN, Nyi Ronggeng. Dia menulis skenario yang salah satunya adalah dalam film Cinta Abadi (1976). Ia pernah masuk dalam nominasi Piala Citra untuk Skenario Terbaik Festival Film Indonesia 1981 dalam film Jangan Ambil Nyawaku (1981). Tatiek juga merupakan Ketua Dewan Juri pada Festival Film Indonesia 1983 dan Festival Film Indonesia 1992.[4][6] Ia bersama Wahyu Sihombing menciptakan serial televisi Losmen. Serial ini sempat berjaya dengan 31 episode dan juga menjadi cikal bakal sinetron drama di Indonesia.[7]

Di luar dunia film, Tatiek mengajar sebagai dosen Seni Peran dan Penulisan Naskah Drama di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) sejak 1970 hingga sekarang,[8] selain menjabat sebagai Komisaris rumah produksi PT Wahyutama Audio Visual dan PT. Sirapitulas Graha Sinema.[4] Selain mengajar ia memberikan kursus-kursus seni peran, antara lain di Yayasan Artis Film Indonesia sejak tahun 1970-1980. Ia mengisi acara Bina Drama di TVRI tahun 1979 sampai dengan tahun 1990. Tahun 1995 sampai dengan 1999 ia menjadi anggota Lembaga Sensor Film (LSF). Kemudian tahun 1999-2002 ia menjadi ketua merangkap anggota lembaga tersebut.[9]

Penghargaan dan pengakuan

Pada tahun 1990, Tatiek menerima Piagam Penghagaan Direktorat Televisi sebagai Penulis Skenario atas karya serial Dokter Sartika yang ditayangkan TVRI. Serial ini ditayangkan tahun 1989-1990. Di tahun yang sama, ia menerima Penghargaan Perfilman Suryo Sumanto dari Dewan Film Nasional,[4] atas jasa-jasa yang dapat dijadikan suri teladan dalam pembinaan, pembangunan dan pengembangan perfiman Indonesia.[9]

Pada tahun 1992, ia menerima Piagam Penghargaan Menteri Penerangan selaku Ketua Dewan Film Nasional serta sebagai ketua merangkap anggota dewan juri Festival Film Indonesia 1992. Lalu tahun 1993, ia dianugerahi penghargaan Third Asean Awards Cultures, Communication and Literary Works, for Distinguished Achievements in Performing Arts. Penghargaan ini diberikan pada 9 Oktober 1993 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.[9]

Pada tahun 1996, Tatiek menerima Piagam Hadiah Seni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, atas prestasi yang luar biasa dalam bidang seni teater modern berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 7 Mei 1976 No. 23 serta Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 13 Juli 1997 No. 0265/M/1977. Tiga tahun kemudian ia menerima anugerah Panasonic Awards 1999 sebagai Legenda atas karya sinetron Losmen.[9]

Pada tahun 2006, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menanugerahi Tatiek Anugerah Budaya 2006 karena dianggap membantu dalam membina, mengembangkan, dan melestarikan seni budaya di provinsi tersebut.[9]

Pada tahun 2014, Tatiek meraih Anugerah Tanda Kehormatan Kelas Satyalancana Kebudayaan dari Kementerian Kebudayan dan Pariwisata. Di tahun yang sama sebagai hadiah ulang tahun Tatiek ke-80, sejumlah anak didik Tatiek meluncurkan buku berjudul Tatiek Maliyati WS Ibu Para Aktor. Peluncuran buku dilaksanakan pada 22 November 2014, di Teater Luwes, Institut Kesenian Jakarta. Acara ini dihadiri Rektor Institut Kesenian Jakarta Wagiono Soenarto, beberapa pengajar, dan mahasiswa, serta para alumnus yang merupakan seniman atau pekerja seni.[10]

Tahun 2017, Federasi Teater Indonesia menganugerahi Tatiek sebagai Abdi Abadi FTI 2017.[11] Setahun kemudian Tatiek dianugerahi Lifetime Achievement dari Festival Film Bandung bersama aktor dan komedian Indro Warkop.[3][12]

Pada tahun 2020, ia dianugerahi Lifetime Achievement dari Festival Film Indonesia berkat kontribusi dan dedikasinya bagi perfilman Indonesia. Penghargaan ini disampaikan oleh aktris Christine Hakim, yang dalam pengantarnya menyebut Tatiek sebagai "Ibu dan Guru dari Para Aktor dan Aktris".[2][13]

Kehidupan pribadi

Tatiek menikah dengan sutradara Wahyu Sihombing. Dari pernikahannya tersebut, ia dikaruniai 4 orang anak yakni Ronggur Sihombing, Jonggi Sihombing, Danton Sihombing dan Tiur Sihombing.[4] Ronggur dan Jonggi berprofesi sebagai sutradara, sementara Danton merupakan perancang grafis yang juga menjabat sebagai ketua Dewan Kesenian Jakarta 2020-2023.[14]

Filmografi

Film

Tahun Judul Dikreditkan sebagai Peran Keterangan
Aktris Penulis Produser
1958 Asrama Dara Ya Tidak Tidak
Djenderal Kantjil Ya Tidak Tidak
1959 Titian Serambut Dibelah Tujuh Ya Tidak Tidak Istri guru lama
Iseng Ya Tidak Tidak Tuti
1960 Mak Tjomblang Ya Tidak Tidak Ambarita
1963 Ballada Kota Besar Ya Tidak Ya
1976 Cinta Abadi Tidak Cerita dan skenario Tidak
1977 Gersang tapi Damai Tidak Skenario Tidak
Rahasia Seorang Ibu Tidak Cerita dan skenario Tidak
1980 Kemilau Kemuning Senja Tidak Skenario Tidak
1981 Jangan Ambil Nyawaku Tidak Skenario Tidak
1984 Dia yang Tercinta Tidak Skenario Tidak
1985 Madu dan Racun Tidak Skenario Tidak
1987 Penginapan Bu Broto Tidak Cerita dan skenario Tidak
1989 Putihnya Duka Kelabunya Bahagia Ya Tidak Tidak

Sinetron

Penghargaan dan nominasi

Tahun Penghargaan Kategori Hasil
2017 Festival Film Bandung Lifetime Achievement Award Penerima
2020 Festival Film Indonesia Penghargaan Seumur Hidup Penerima

Referensi

  1. ^ "Sedjam dengan Tatiek Malijati". Varia. 1960-04. 
  2. ^ a b Awaliyah, Gumanti (6 Desember 2020). "Tatiek Maliyati Dianugerahi Penghargaan Lifetime Achievement". Republika. Diakses tanggal 17 Januari 2021. 
  3. ^ a b "Selamat Ibu Tatiek Maliyati mendapatkan penghargaan Lifetime Achievement di #PuncakFFB2017". SCTV on Facebook. 22 Oktober 2017. Diakses tanggal 17 Januari 2021. 
  4. ^ a b c d e f "Tatiek Maliyati". Encyclopedia Jakarta Tourism. 6 Juli 2018. Diakses tanggal 17 Januari 2021. 
  5. ^ a b "Film info - Tatiek Maliyati W. S." Indonesian Film Center. Diakses tanggal 17 Januari 2021. 
  6. ^ "Tatiek Maliyati Berkiprah di Film Sepanjang Hayat". nu.or.id. 27 Maret 2014. Diakses tanggal 17 Januari 2021. 
  7. ^ Rantung, Revi C. Setiawan, Tri Susanto, ed. "Serial Legendaris "Losmen" Diangkat ke Layar Lebar". Kompas.com. 
  8. ^ "Profil Dosen - Tatiek Maliyati". profildosen.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-22. Diakses tanggal 17 Januari 2021. 
  9. ^ a b c d e "Tatiek Maliyati: Sineas Berbakti". nu.or.id. 29 Maret 2014. Diakses tanggal 17 Januari 2021. 
  10. ^ Yuliastuti, Dian (24 November 2014). "Ultah ke-80, Buku Tatiek Maliyati W.S. Dirilis". Tempo.co. Diakses tanggal 17 Januari 2021. 
  11. ^ Sudarwan, Ilman A. (28 Desember 2017). "FTI XII 2017 Anugrahkan Penghargaan Kepada Empat Tokoh Perempuan". Bisnis.com. Diakses tanggal 17 Januari 2021. 
  12. ^ Soejoethi, Istihanah (22 Oktober 2017). "Dapat Penghargaan di FFB 2017, Indro Warkop: Ini Bukan untuk Saya". Liputan6.com. Diakses tanggal 17 Januari 2021. 
  13. ^ "FFI 2020 Alhamdulillah Lifetime Achievement Award untuk Ibu Mertuaku Malam Anugerah Piala Citra 2020". Tia Monica family on Youtube. 5 Desember 2020. Diakses tanggal 17 Januari 2021. 
  14. ^ "Pengukuhan Anggota DKJ Periode 2020-2023". Dewan Kesenian Jakarta. Diakses tanggal 17 Januari 2021. 

Pranala luar