Lompat ke isi

Keyakinan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Omahweyy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Omahweyy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 14: Baris 14:


6. Seorang publik figur yakin bahwa publik pasti beraneka macam, aneka sudut pandang, aneka pendapat, dan sebagainya, kemudian dirinya tidak mempermasalahkan adanya perbedaan itu.
6. Seorang publik figur yakin bahwa publik pasti beraneka macam, aneka sudut pandang, aneka pendapat, dan sebagainya, kemudian dirinya tidak mempermasalahkan adanya perbedaan itu.

.
7. Seorang pengurus negara yakin dirinya adalah perwakilan untuk orang banyak.
7. Seorang pengurus negara yakin dirinya adalah perwakilan untuk orang banyak.

.
8. Sekumpulan orang memprotes kebijakan pemerintah dengan cara melakukan demo ataupun dengan cara lain, karena merasa kasihan melihat keadaan orang banyak.
8. Sekumpulan orang memprotes kebijakan pemerintah dengan cara melakukan demo ataupun dengan cara lain, karena merasa kasihan melihat keadaan orang banyak.



Revisi per 15 September 2022 14.20

Keyakinan adalah energi yang terkumpul karena terbukanya perasaan; ada keinginan, ada ketidakinginan, ingatan terasa lebih kuat, energi percaya bertambah menjadi energi yakin, dan ada dorongan memilih rasa tetentu ataupun cara tertentu. Ingatan terasa lebih kuat (ingatan yang enak ataupun yang tidak enak, tidak selalu harus dirasakan). Kemudian energi menuju ke kata kata yang ada di dalam diri, kata kata yang terucap, diam, gerak, gaya, sikap tegas, ataupun melakukan suatu hal.

Contoh Penggunaan Energi Keyakinan.

1. Seorang bayi yang belum bisa berjalan merasa yakin bisa berjalan kemudian mencoba melakukannya, karena ingin bisa berjalan. Ketika belum berhasil berjalan dirinya menangis sedih, keyakinannya pun berubah menjadi percaya, menjadi ragu, tapi menjadi yakin kembali ketika ada keinginan untuk bisa berjalan. Kemudian orangtuanya mengajarinya sedikit demi sedikit hingga bisa berjalan.

2. Seorang pengguna ponsel belum pernah melihat pencipta ponsel, tapi tetap yakin ponsel memiliki manfaat untuk kehidupan. Setelah sebelumnya dirinya belum tahu ponsel kemudian menjadi tahu ponsel, hingga menggunakan ponsel di dalam kehidupan sehari harinya.

3. Seorang pemabuk miras yakin harus memilih rasa benci, kemudian dirinya berkata membenci orang lain, tapi agar dirinya terlihat menjadi korban, karena dirinya ingin uang ataupun miras.

4. Seorang pelaku tawuran yakin tetap memilih rasa dendam, karena dirinya tidak ingin suatu hal dan karena ingin melakukan tawuran.

5. Seorang yang merasa kasihan melihat keadaan orang lain menolongnya tanpa rasa ragu.

6. Seorang publik figur yakin bahwa publik pasti beraneka macam, aneka sudut pandang, aneka pendapat, dan sebagainya, kemudian dirinya tidak mempermasalahkan adanya perbedaan itu.

7. Seorang pengurus negara yakin dirinya adalah perwakilan untuk orang banyak.

8. Sekumpulan orang memprotes kebijakan pemerintah dengan cara melakukan demo ataupun dengan cara lain, karena merasa kasihan melihat keadaan orang banyak.

9. Seseorang yang yakin adanya surga dunia dan neraka dunia, percaya bahwa adanya surga akhirat adalah harapan agar tidak mudah berkecil hati selama menjalani hidup di dunia.

10. Seorang pemabuk cinta yakin apa yang dirasakannya adalah cinta, kemudian dirinya menginginkan hubungan cinta.

11. Seseorang yang menggunakan akal sehat, pikiran, perasaan, sebab dan tujuan :

a. Menyalurkan energi keyakinan ke perbuatan baik, berusaha dan tidak mudah menyerah. Belajar, belajar sambil bermain, ataupun melakukan latihan. Mengerjakan tugas (mengerjakan tugas semampunya minimal masih ada kemauan) ataupun untuk bekerja. Ke kata, kata kata yang ada di dalam diri ataupun kata kata yang akan diucap, kemudian melakukan latihan kata, latihan komunikasi hingga latihan sikap. Dan belajar bertanggungjawab terhadap perbuatan, tugas, ataupun pekerjaan.

b. Berhenti sejenak dengan cara istirahat, makan, minum, hiburan, bermain, ataupun dengan cara agama, misal, melakukan sholat (kata, diam, gerak, doa) oleh penganut agama Islam di rumah ataupun di mesjid, penganut agama Kristen di gereja mendengarkan kata kata renungan dan doa doa, demikian pula dengan penganut agama Budha di wihara, penganut agama Hindu di pura, penganut agama Konghucu di kelenteng, dan agama agama lainnya, yang melakukan kegiatan spiritual perenungan diri, doa doa, pengajian keagamaan, dan sebagainya.

c. Intinya adalah tentang mengatur energi, keinginan tertentu, ketidakinginan tertentu, dan sebagainya.

Pranala luar