Lompat ke isi

Buah terlarang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan suntingan oleh 180.243.142.168 (bicara) ke revisi terakhir oleh AABot: suntingan tidak membangun
Tag: Pengembalian SWViewer [1.4]
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 2: Baris 2:
[[Berkas:Jan Brueghel de Oude en Peter Paul Rubens - Het aards paradijs met de zondeval van Adam en Eva.jpg|jmpl|380px|Penggambaran dosa asal karya [[Pieter Paul Rubens]]]]
[[Berkas:Jan Brueghel de Oude en Peter Paul Rubens - Het aards paradijs met de zondeval van Adam en Eva.jpg|jmpl|380px|Penggambaran dosa asal karya [[Pieter Paul Rubens]]]]
'''Buah terlarang''' adalah sebuah frasa yang berasal dari [[Kitab Kejadian]] tentang [[Adam dan Hawa]] dalam {{Alkitab|Kejadian 2:16–17}}. Dalam naratif tersebut, buah baik dan jahat dimakan oleh Adam dan Hawa di [[Taman Eden]], yang merupakan tindakan yang dilarang oleh [[Allah]]. Secara kiasan, frasa tersebut biasanya merujuk kepada buah perbuatan yang tidak sah dan tidak bermoral.
'''Buah terlarang''' adalah sebuah frasa yang berasal dari [[Kitab Kejadian]] tentang [[Adam dan Hawa]] dalam {{Alkitab|Kejadian 2:16–17}}. Dalam naratif tersebut, buah baik dan jahat dimakan oleh Adam dan Hawa di [[Taman Eden]], yang merupakan tindakan yang dilarang oleh [[Allah]]. Secara kiasan, frasa tersebut biasanya merujuk kepada buah perbuatan yang tidak sah dan tidak bermoral.

Allah berfirman dalam (QS al-Baqarah: 35) yang artinya: “Dan kami berfirman: ‘Hai Adam, diambillah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.”

Menurut Ibnu ‘Abbas, alasan Nabi Adam dan Hawa bersedia memakan buah khuldi adalah karena Iblis menjanjikan dua kebaikan berupa kehormatan naik jabatan dan keabadian hidup dengan menyebut nama Allah. Mereka meyakini, janji yang disertai menyebut nama Allah tidak mungkin merupakan sebuah kebohongan. Namun dugaannya salah, Iblis bersifat licik dan telah menipu. (Al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâmil Qur’ân).


== Yunani Kuno ==
== Yunani Kuno ==

Revisi per 15 September 2022 17.11

Penggambaran dosa asal karya Pieter Paul Rubens

Buah terlarang adalah sebuah frasa yang berasal dari Kitab Kejadian tentang Adam dan Hawa dalam Kejadian 2:16–17. Dalam naratif tersebut, buah baik dan jahat dimakan oleh Adam dan Hawa di Taman Eden, yang merupakan tindakan yang dilarang oleh Allah. Secara kiasan, frasa tersebut biasanya merujuk kepada buah perbuatan yang tidak sah dan tidak bermoral.

Allah berfirman dalam (QS al-Baqarah: 35) yang artinya: “Dan kami berfirman: ‘Hai Adam, diambillah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.”

Menurut Ibnu ‘Abbas, alasan Nabi Adam dan Hawa bersedia memakan buah khuldi adalah karena Iblis menjanjikan dua kebaikan berupa kehormatan naik jabatan dan keabadian hidup dengan menyebut nama Allah. Mereka meyakini, janji yang disertai menyebut nama Allah tidak mungkin merupakan sebuah kebohongan. Namun dugaannya salah, Iblis bersifat licik dan telah menipu. (Al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâmil Qur’ân).

Yunani Kuno

Kemiripan cerita tersebut dengan kotak Pandora diidentifikasikan oleh umat gereja perdana seperti Tertullian, Origen, dan Gregorius dari Nazianzus.[1]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Charles W. Durham; Kristin A. Pruitt (ed.). "Reassembling Truth: Twenty-first-century Milton". google.co.uk. hlm. 37. 
  2. ^ Dowling, Curtis F.; Morton, Julia Frances (1987). Fruits of warm climates. Miami, FL: J.F. Morton. ISBN 0-9610184-1-0. OCLC 16947184.