Lompat ke isi

Intifadah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EnsiklopediaXylon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
EnsiklopediaXylon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 8: Baris 8:
Periode Intifadah pertama dimulai pada tanggal 9 Desember 1987<ref>{{Cite book|title=The Intifada - Its Impact on Israel, the Arab World, and the Superpowers.|last=Freedman|first=Robert O.|publisher=University press of Florida|year=1991|isbn=9780813010403|location=Miami|pages=XI|language=English}}</ref><ref name=":22">{{Cite journal|last1=Naser-Najjab|first1=Nadia|last2=Khatib|first2=Ghassan|date=2019|title=The First Intifada, Settler Colonialism, and 21st Century Prospects for Collective Resistance|url=https://muse.jhu.edu/article/730231|journal=The Middle East Journal|volume=73|issue=2|pages=187–206|doi=10.3751/73.2.11 |s2cid=200032600 |issn=1940-3461}}</ref> dan berakhir dengan [[Persetujuan Damai Oslo]] ({{lang-en|Oslo Accords}}) pada tahun 1993. Intifadah ini berlangsung selama enam tahun.
Periode Intifadah pertama dimulai pada tanggal 9 Desember 1987<ref>{{Cite book|title=The Intifada - Its Impact on Israel, the Arab World, and the Superpowers.|last=Freedman|first=Robert O.|publisher=University press of Florida|year=1991|isbn=9780813010403|location=Miami|pages=XI|language=English}}</ref><ref name=":22">{{Cite journal|last1=Naser-Najjab|first1=Nadia|last2=Khatib|first2=Ghassan|date=2019|title=The First Intifada, Settler Colonialism, and 21st Century Prospects for Collective Resistance|url=https://muse.jhu.edu/article/730231|journal=The Middle East Journal|volume=73|issue=2|pages=187–206|doi=10.3751/73.2.11 |s2cid=200032600 |issn=1940-3461}}</ref> dan berakhir dengan [[Persetujuan Damai Oslo]] ({{lang-en|Oslo Accords}}) pada tahun 1993. Intifadah ini berlangsung selama enam tahun.


Kerusuhan Palestina yang berujung pada pecahnya intifadah pertama dimulai dengan pemukiman Israel di wilayah Palestina, memaksa warga Palestina untuk meninggalkan tanah mereka. Alasan lain pemberontakan Palestina ialah memburuknya ekonomi dan terbatasnya lapangan pekerjaan.<ref name=":02">{{Cite web|title=intifada {{!}} History, Meaning, Cause, & Significance {{!}} Britannica|url=https://www.britannica.com/topic/intifadah|access-date=2022-05-09|website=www.britannica.com|language=en}}</ref> Other reasons for the Palestinian rebellion were the worsening economy and the limited access to jobs.<ref name=":12">{{Cite journal|last=Lesch|first=Ann M.|date=Autumn 1990|title=Prelude to the Uprising in the Gaza Strip|url=https://www.jstor.org/stable/2537319|journal=Journal of Palestine Studies|volume=20, nr. 1|issue=1 |pages=12|doi=10.2307/2537319 |jstor=2537319 }}</ref>
Kerusuhan Palestina yang berujung pada pecahnya intifadah pertama dimulai dengan pemukiman Israel di wilayah Palestina, memaksa warga Palestina untuk meninggalkan tanah mereka. Alasan lain pemberontakan Palestina ialah memburuknya ekonomi dan terbatasnya lapangan pekerjaan.<ref name=":02">{{Cite web|title=intifada {{!}} History, Meaning, Cause, & Significance {{!}} Britannica|url=https://www.britannica.com/topic/intifadah|access-date=2022-05-09|website=www.britannica.com|language=en}}</ref><ref name=":12">{{Cite journal|last=Lesch|first=Ann M.|date=Autumn 1990|title=Prelude to the Uprising in the Gaza Strip|url=https://www.jstor.org/stable/2537319|journal=Journal of Palestine Studies|volume=20, nr. 1|issue=1 |pages=12|doi=10.2307/2537319 |jstor=2537319 }}</ref>


== Intifadah Kedua (Intifadah Al-Aqsa) ==
== Intifadah Kedua (Intifadah Al-Aqsa) ==

Revisi per 2 Oktober 2022 04.41

Intifadah (dari bahasa Arab: انتفاضة intifāḍah "melepaskan diri"[1]) adalah sebuah istilah Islam yang berarti perlawanan.

Dalam konflik Israel-Palestina, Intifadah mencakup seluruh gerakan perlawanan untuk merebut kembali tanah Palestina pra-Israel, aksi ini didorong oleh rasa tertindas dan kehilangan yang dirasakan oleh para penduduk Palestina sejak peristiwa pengusiran paksa oleh tentara Yahudi setelah perang 6 hari.

Intifadah Palestina pertama dimulai pada 1987 dan berakhir pada 1993 dengan ditandatanganinya Persetujuan Oslo dan pembentukan Otoritas Nasional Palestina.

Intifadah Pertama

Periode Intifadah pertama dimulai pada tanggal 9 Desember 1987[2][3] dan berakhir dengan Persetujuan Damai Oslo (bahasa Inggris: Oslo Accords) pada tahun 1993. Intifadah ini berlangsung selama enam tahun.

Kerusuhan Palestina yang berujung pada pecahnya intifadah pertama dimulai dengan pemukiman Israel di wilayah Palestina, memaksa warga Palestina untuk meninggalkan tanah mereka. Alasan lain pemberontakan Palestina ialah memburuknya ekonomi dan terbatasnya lapangan pekerjaan.[4][5]

Intifadah Kedua (Intifadah Al-Aqsa)

Intifadah Al-Aqsa (juga disebut Intifadah Palestina kedua) adalah konflik berdarah Israel-Palestina yang dimulai pada 30 September 2000 ketika Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dan rombongan sekitar 1.000 pihak bersenjata memasuki lingkungan Masjid Al-Aqsa. Intifadah ini berakhir pada 8 Februari 2005 setelah kedua pihak setuju berdamai.

Referensi

  1. ^ "intifada | History, Meaning, Cause, & Significance | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-02. 
  2. ^ Freedman, Robert O. (1991). The Intifada - Its Impact on Israel, the Arab World, and the Superpowers (dalam bahasa English). Miami: University press of Florida. hlm. XI. ISBN 9780813010403. 
  3. ^ Naser-Najjab, Nadia; Khatib, Ghassan (2019). "The First Intifada, Settler Colonialism, and 21st Century Prospects for Collective Resistance". The Middle East Journal. 73 (2): 187–206. doi:10.3751/73.2.11. ISSN 1940-3461. 
  4. ^ "intifada | History, Meaning, Cause, & Significance | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-09. 
  5. ^ Lesch, Ann M. (Autumn 1990). "Prelude to the Uprising in the Gaza Strip". Journal of Palestine Studies. 20, nr. 1 (1): 12. doi:10.2307/2537319. JSTOR 2537319.