Lompat ke isi

Abdullah C.D.: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan fakta
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
H
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3: Baris 3:
Abdullah C.D merupakan seorang keturunan [[Orang Minang|Minangkabau]] yang berjuang dengan senjata di dalam hutan, menentang penjajahan [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] dan [[Imperium Britania|Inggris]] di [[Tanah Melayu]].<ref>Suriani Abdullah(1999), Rejimen Ke-10 dan Kemerdekaan, Nan Dao Publisher</ref> Kariernya dimulai ketika ia bergabung dengan Kesatuan Muda Melayu (KMM), dan menjadi sekretaris KMM di distrik Lambor, Perak pada masa awal pendudukan Jepang. Abdullah CD akhirnya bergabung dengan tentara Rakyat Malaya Anti-Jepang (MPAJA).
Abdullah C.D merupakan seorang keturunan [[Orang Minang|Minangkabau]] yang berjuang dengan senjata di dalam hutan, menentang penjajahan [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] dan [[Imperium Britania|Inggris]] di [[Tanah Melayu]].<ref>Suriani Abdullah(1999), Rejimen Ke-10 dan Kemerdekaan, Nan Dao Publisher</ref> Kariernya dimulai ketika ia bergabung dengan Kesatuan Muda Melayu (KMM), dan menjadi sekretaris KMM di distrik Lambor, Perak pada masa awal pendudukan Jepang. Abdullah CD akhirnya bergabung dengan tentara Rakyat Malaya Anti-Jepang (MPAJA).


Pada bulan Oktober 1945, Abdullah turut mendirikan Parti Kebangsaan Melayu Muda (PKMM) bersama [[Burhanuddin al-Hilmi]], [[Ahmad Boestamam]], [[Mukhtaruddin Lasso]], dan [[Ishak Haji Mohamad]]. Ia bertanggung jawab untuk mengorganisir gerakan buruh Melayu, dan terpilih sebagai Wakil Presiden dari Federasi Serikat Buruh Pan-Melayu (PMFTU).Pada 20 Juni penjajah Inggris melarangkan semua partai yang pro merdeka termasuk partai pro merdeka yang Islam, kecuali UMNO dibiarkan oleh Inggris
Pada bulan Oktober 1945, Abdullah turut mendirikan Parti Kebangsaan Melayu Muda (PKMM) bersama [[Burhanuddin al-Hilmi]], [[Ahmad Boestamam]], [[Mukhtaruddin Lasso]], dan [[Ishak Haji Mohamad]]. Ia bertanggung jawab untuk mengorganisir gerakan buruh Melayu, dan terpilih sebagai Wakil Presiden dari Federasi Serikat Buruh Pan-Melayu (PMFTU).Pada 20 Juni 1948 penjajah Inggris melarangkan semua partai yang pro merdeka termasuk partai pro merdeka yang Islam, kecuali UMNO dibiarkan oleh Inggris


Pada tanggal 12 Mei 1949, dia dilantik menjadi komandan resimen ke-10 PKM, yang mengetuai pasukan komunis Melayu untuk kawasan [[Narathiwat]] di perbatasan [[Malaysia]]-[[Thailand]]. Setelah kemerdekaan, dia terus memberontak terhadap [[pemerintah Malaysia]] hingga tercapai perdamaian pada tanggal 2 Desember 1989.
Pada tanggal 12 Mei 1949, dia dilantik menjadi komandan resimen ke-10 PKM, yang mengetuai pasukan komunis Melayu untuk kawasan [[Narathiwat]] di perbatasan [[Malaysia]]-[[Thailand]]. Setelah kemerdekaan, dia terus memberontak terhadap [[pemerintah Malaysia]] hingga tercapai perdamaian pada tanggal 2 Desember 1989.

Revisi per 3 Oktober 2022 13.39

Che Dat bin Anjang Abdullah atau lebih dikenal dengan Abdullah C.D (lahir 2 Oktober 1923) adalah seorang politikus asal Malaysia. Dia merupakan pemimpin Partai Komunis Malaya (PKM).

Abdullah C.D merupakan seorang keturunan Minangkabau yang berjuang dengan senjata di dalam hutan, menentang penjajahan Jepang dan Inggris di Tanah Melayu.[1] Kariernya dimulai ketika ia bergabung dengan Kesatuan Muda Melayu (KMM), dan menjadi sekretaris KMM di distrik Lambor, Perak pada masa awal pendudukan Jepang. Abdullah CD akhirnya bergabung dengan tentara Rakyat Malaya Anti-Jepang (MPAJA).

Pada bulan Oktober 1945, Abdullah turut mendirikan Parti Kebangsaan Melayu Muda (PKMM) bersama Burhanuddin al-Hilmi, Ahmad Boestamam, Mukhtaruddin Lasso, dan Ishak Haji Mohamad. Ia bertanggung jawab untuk mengorganisir gerakan buruh Melayu, dan terpilih sebagai Wakil Presiden dari Federasi Serikat Buruh Pan-Melayu (PMFTU).Pada 20 Juni 1948 penjajah Inggris melarangkan semua partai yang pro merdeka termasuk partai pro merdeka yang Islam, kecuali UMNO dibiarkan oleh Inggris

Pada tanggal 12 Mei 1949, dia dilantik menjadi komandan resimen ke-10 PKM, yang mengetuai pasukan komunis Melayu untuk kawasan Narathiwat di perbatasan Malaysia-Thailand. Setelah kemerdekaan, dia terus memberontak terhadap pemerintah Malaysia hingga tercapai perdamaian pada tanggal 2 Desember 1989.

Abdullah menikah dengan Suriani Abdullah (Eng Ching Ming), seorang gadis Tionghoa yang juga menjadi pengurus dalam Partai Komunis Malaya.[2]

Sumber

  1. ^ Suriani Abdullah(1999), Rejimen Ke-10 dan Kemerdekaan, Nan Dao Publisher
  2. ^ Abdullah CD(2005), Memoir Abdullah CD: Zaman Pergerakan Sehingga 1948, SIRD

Referensi