Lompat ke isi

Al-Walid bin al-Walid: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1: Baris 1:
'''Al-Walid bin al-Walid bin al-Mughirah''' ({{lang-ar|الوليد بن الوليد بن المغيرة|al-Walīd b. al-Walīd b. al-Mughīra}}) adalah [[sahabat Nabi]] [[Muhammad]]. Al-Walid berasal dari kabilah [[Bani Makhzum]] dari [[suku Quraisy]] di [[Makkah]] dan merupakan saudara dari panglima Muslim terkenal [[Khalid bin Walid|Khalid bin al-Walid]].{{sfn|Landau-Tasseron|1998|p=67, catatan 311}} Ia bersama dengan kaum Quraisy berperang melawan Nabi Muhammad pada [[Perang Badar]] pada tahun 624,{{sfn|Kister|1981|pp=252–253, catatan 49}} dan banyak anggota kabilahnya yang terbunuh.{{sfn|Hinds|1991|p=138}} Ia ditawan oleh kaum muslimin selama pertempuran, tetapi dibebaskan dan memeluk Islam.{{sfn|Kister|1981|pp=252–253, catatan 49}} Sekembalinya ke Makkah, ia dibelenggu dan dipenjarakan. Menurut sejarah [[Ibnu Jarir ath-Thabari]] (wafat 923), al-Walid dan kerabat Bani Makhzumnya Salamah bin Hisyam (saudara [[Abu Jahal]]) dan Ayyasy bin Abi Rabi'ah hijrah dari Makkah untuk bergabung dengan Nabi dan para sahabatnya di [[Madinah]]. Ia kemudian meninggal karena gagal jantung. Istri Nabi yang bernama [[Ummu Salamah]], yang juga berasal dari Bani Makhzum membacakan sebuah syair duka: <blockquote>Untuk al-Walīd bin al-Walid bin al-Mughīrah, wahai mataku, biarkan air matamu mengalir, <br /> Seperti al-Walīd bin al-Walīd Abū al-Walīd (bapaknya al-Walīd) melindungi kabilahnya [dari musuhnya].</blockquote>
'''Al-Walid bin al-Walid bin al-Mughirah''' ({{lang-ar|الوليد بن الوليد بن المغيرة|al-Walīd b. al-Walīd b. al-Mughīra}}) adalah [[sahabat Nabi]] [[Muhammad]]. Al-Walid berasal dari kabilah [[Bani Makhzum]] dari [[suku Quraisy]] di [[Makkah]] dan merupakan saudara dari panglima Muslim terkenal [[Khalid bin Walid|Khalid bin al-Walid]].{{sfn|Landau-Tasseron|1998|p=67, catatan 311}} Ia bersama dengan kaum Quraisy berperang melawan Nabi Muhammad pada [[Perang Badar]] pada tahun 624,{{sfn|Kister|1981|pp=252–253, catatan 49}} dan banyak anggota kabilahnya yang terbunuh.{{sfn|Hinds|1991|p=138}} Ia ditawan oleh kaum muslimin selama pertempuran, tetapi dibebaskan dan memeluk Islam.{{sfn|Kister|1981|pp=252–253, catatan 49}} Sekembalinya ke Makkah, ia dibelenggu dan dipenjarakan. Menurut sejarah [[Ibnu Jarir ath-Thabari]] (wafat 923), al-Walid dan kerabat Bani Makhzumnya Salamah bin Hisyam (saudara [[Abu Jahal]]) dan Ayyasy bin Abi Rabi'ah hijrah dari Makkah untuk bergabung dengan Nabi dan para sahabatnya di [[Madinah]]. Ia kemudian meninggal karena gagal jantung. Istri Nabi yang bernama [[Ummu Salamah]], yang juga berasal dari Bani Makhzum membacakan sebuah syair duka: <blockquote>Untuk al-Walīd bin al-Walid bin al-Mughīrah, wahai mataku, biarkan air matamu mengalir, <br /> Seperti al-Walīd bin al-Walīd Abū al-Walīd (bapaknya al-Walīd) melindungi kabilahnya [dari musuhnya].{{sfn|Landau-Tasseron|1998|p=68}}</blockquote>


Al-Walid memiliki putra sulung yang juga bernama al-Walid. Mengingat Bani Makhzum sangat berlebihan dalam menggunakan nama ini, Nabi mengubah nama al-Walid yang lebih muda menjadi Abdullah. Keturunan Abdullah menjadi keluarga terkemuka di Madinah dan mewarisi properti Khalid bin al-Walid setelah kematian keturunan terakhirnya pada {{circa|750}} karena mereka adalah kerabat darah terdekat dari komandan terkenal, dan terus memiliki properti setidaknya sampai akhir abad ke-9.
Al-Walid memiliki putra sulung yang juga bernama al-Walid.{{sfn|Landau-Tasseron|1998|p=68}} Mengingat Bani Makhzum sangat berlebihan dalam menggunakan nama ini, Nabi mengubah nama al-Walid yang lebih muda menjadi Abdullah.{{sfn|Kister|1975|p=15}} Keturunan Abdullah menjadi keluarga terkemuka di Madinah dan mewarisi properti Khalid bin al-Walid setelah kematian keturunan terakhirnya pada {{circa|750}} karena mereka adalah kerabat darah terdekat dari komandan terkenal, dan terus memiliki properti setidaknya sampai akhir abad ke-9.{{sfn|Elad|2016|p=289}}


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 8 Oktober 2022 08.16

Al-Walid bin al-Walid bin al-Mughirah (bahasa Arab: الوليد بن الوليد بن المغيرة, translit. al-Walīd b. al-Walīd b. al-Mughīra) adalah sahabat Nabi Muhammad. Al-Walid berasal dari kabilah Bani Makhzum dari suku Quraisy di Makkah dan merupakan saudara dari panglima Muslim terkenal Khalid bin al-Walid.[1] Ia bersama dengan kaum Quraisy berperang melawan Nabi Muhammad pada Perang Badar pada tahun 624,[2] dan banyak anggota kabilahnya yang terbunuh.[3] Ia ditawan oleh kaum muslimin selama pertempuran, tetapi dibebaskan dan memeluk Islam.[2] Sekembalinya ke Makkah, ia dibelenggu dan dipenjarakan. Menurut sejarah Ibnu Jarir ath-Thabari (wafat 923), al-Walid dan kerabat Bani Makhzumnya Salamah bin Hisyam (saudara Abu Jahal) dan Ayyasy bin Abi Rabi'ah hijrah dari Makkah untuk bergabung dengan Nabi dan para sahabatnya di Madinah. Ia kemudian meninggal karena gagal jantung. Istri Nabi yang bernama Ummu Salamah, yang juga berasal dari Bani Makhzum membacakan sebuah syair duka:

Untuk al-Walīd bin al-Walid bin al-Mughīrah, wahai mataku, biarkan air matamu mengalir,
Seperti al-Walīd bin al-Walīd Abū al-Walīd (bapaknya al-Walīd) melindungi kabilahnya [dari musuhnya].[4]

Al-Walid memiliki putra sulung yang juga bernama al-Walid.[4] Mengingat Bani Makhzum sangat berlebihan dalam menggunakan nama ini, Nabi mengubah nama al-Walid yang lebih muda menjadi Abdullah.[5] Keturunan Abdullah menjadi keluarga terkemuka di Madinah dan mewarisi properti Khalid bin al-Walid setelah kematian keturunan terakhirnya pada ca 750 karena mereka adalah kerabat darah terdekat dari komandan terkenal, dan terus memiliki properti setidaknya sampai akhir abad ke-9.[6]

Referensi

  1. ^ Landau-Tasseron 1998, hlm. 67, catatan 311.
  2. ^ a b Kister 1981, hlm. 252–253, catatan 49.
  3. ^ Hinds 1991, hlm. 138.
  4. ^ a b Landau-Tasseron 1998, hlm. 68.
  5. ^ Kister 1975, hlm. 15.
  6. ^ Elad 2016, hlm. 289.

Daftar pustaka