Lompat ke isi

Sarang Building: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Calonfilolog (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Calonfilolog (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8: Baris 8:
Perkembangan seni rupa kontemporer di Yogyakarta didukung oleh bermunculan ''art world'' yang kondusif seperti banyak ''art space'' alternatif. Hal ini juga didukung dengan hadirnya para penulis dan kurator muda sehingga terjadi banyak kegiatan diskusi untuk mengembangkan wacana seni dan budaya kontemporer. Seni kontemporer Yogyakarta mengajak masyarakat untuk terlibat lebih akrab dengan kegiatan seni rupa.<ref name=":2" /> Persebaran galeri seni yang berada di Yogyakarta dominan banyak dibangun di sekitar tengah kota Yogyakarta hingga menuju selatan dan barat daya Kota Yogyakarta. Galeri seni muncul di Kota Yogyakarta banyak dibangun pada dekade 1980 saat adanya eksistensi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Hal ini disadur dari dokumen Rencana Induk Kawasan Budaya Perkotaan Yogyakarta 2014-2034 tentang peta persebaran ''art space''.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Guspita Sari|first=Marchelia|date=2020|title=IDENTIFIKASI PENDEKATAN WHITE CUBE DAN REGIONALISME KRITIS PADA ARSITEKTUR GALERI SENI DI YOGYAKARTA|url=https://jurnal.untan.ac.id/index.php/lb/article/view/39678/75676587144|journal=Langkau Betang Jurnal Arsitektur|volume=Volume 7|issue=No. 2, Tahun 2020 (E-ISSN2550-1194)|pages=164}}</ref> Dengan berkembangnya eksistensi galeri seni di Yogyakarta, maka pemerintah setempat lewat Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta membentuk Seksi Seni Rupa pada tahun 2016. Dinas Kebudayaan bersama pihak galeri seni melakuka kerja sama dalam bentuk event, residensi, serta penyediaan dana untuk ''art space,'' serta publikasi ''event'' atau kegiatan galeri seni. <ref>{{Cite web|last=Suminar|first=Lintang|date=20170926|title=GALERI SENI SEBAGAI RUANG PUBLIK DAN PENDUKUNG IDENTITAS KOTA YOGYAKARTA|url=https://www.academia.edu/38659720/GALERI_SENI_SEBAGAI_RUANG_PUBLIK_DAN_PENDUKUNG_IDENTITAS_KOTA_YOGYAKARTA|access-date=21 Oktober 2022}}</ref>
Perkembangan seni rupa kontemporer di Yogyakarta didukung oleh bermunculan ''art world'' yang kondusif seperti banyak ''art space'' alternatif. Hal ini juga didukung dengan hadirnya para penulis dan kurator muda sehingga terjadi banyak kegiatan diskusi untuk mengembangkan wacana seni dan budaya kontemporer. Seni kontemporer Yogyakarta mengajak masyarakat untuk terlibat lebih akrab dengan kegiatan seni rupa.<ref name=":2" /> Persebaran galeri seni yang berada di Yogyakarta dominan banyak dibangun di sekitar tengah kota Yogyakarta hingga menuju selatan dan barat daya Kota Yogyakarta. Galeri seni muncul di Kota Yogyakarta banyak dibangun pada dekade 1980 saat adanya eksistensi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Hal ini disadur dari dokumen Rencana Induk Kawasan Budaya Perkotaan Yogyakarta 2014-2034 tentang peta persebaran ''art space''.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Guspita Sari|first=Marchelia|date=2020|title=IDENTIFIKASI PENDEKATAN WHITE CUBE DAN REGIONALISME KRITIS PADA ARSITEKTUR GALERI SENI DI YOGYAKARTA|url=https://jurnal.untan.ac.id/index.php/lb/article/view/39678/75676587144|journal=Langkau Betang Jurnal Arsitektur|volume=Volume 7|issue=No. 2, Tahun 2020 (E-ISSN2550-1194)|pages=164}}</ref> Dengan berkembangnya eksistensi galeri seni di Yogyakarta, maka pemerintah setempat lewat Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta membentuk Seksi Seni Rupa pada tahun 2016. Dinas Kebudayaan bersama pihak galeri seni melakuka kerja sama dalam bentuk event, residensi, serta penyediaan dana untuk ''art space,'' serta publikasi ''event'' atau kegiatan galeri seni. <ref>{{Cite web|last=Suminar|first=Lintang|date=20170926|title=GALERI SENI SEBAGAI RUANG PUBLIK DAN PENDUKUNG IDENTITAS KOTA YOGYAKARTA|url=https://www.academia.edu/38659720/GALERI_SENI_SEBAGAI_RUANG_PUBLIK_DAN_PENDUKUNG_IDENTITAS_KOTA_YOGYAKARTA|access-date=21 Oktober 2022}}</ref>


Alfi Chaniago merespons adanya semangat perkembangan eksistensi ''art space'' dengan mendirikan Sarang Building untuk memberikan ruang nyaman bagi para seniman sebagai ruang berkumpul dan berbagi gagasan. Pemberian nama galeri ‘Sarang’ dimaksudkan agar tempat ini dimanfaatkan menjadi tempat diskusi dan mengerami gagasan sehingga gagasan-gagasan tersebut dapat dieksekusi. Harapan pendiri tesebut terealisasi pada tahun 2012. Alfi Chaniago sebagai penggagas dibangunnya Sarang Building sangat terbuka dengan komunitas-komunitas yang membutuhkan ruang untuk mendisuksikan kesenian. <ref>{{Cite web|last=Stefanus|first=Ajie|date=2020-01-27|title=A way with words: Painter Jumaldi Alfi presents solo exhibition in Yogyakarta|url=https://www.thejakartapost.com/life/2020/01/27/a-way-with-words-painter-jumaldi-alfi-presents-solo-exhibition-in-yogyakarta.html|access-date=21 Oktober 2022}}</ref>
Alfi Chaniago merespons adanya semangat perkembangan eksistensi ''art space'' dengan mendirikan Sarang Building untuk memberikan ruang nyaman bagi para seniman sebagai ruang berkumpul dan berbagi gagasan. Pemberian nama galeri ‘Sarang’ dimaksudkan agar tempat ini dimanfaatkan menjadi tempat diskusi dan mengerami gagasan sehingga gagasan-gagasan tersebut dapat dieksekusi. Harapan pendiri tesebut terealisasi pada tahun 2012. Alfi Chaniago sebagai penggagas dibangunnya Sarang Building sangat terbuka dengan komunitas-komunitas yang membutuhkan ruang untuk mendisuksikan kesenian. <ref name=":3">{{Cite web|last=Stefanus|first=Ajie|date=2020-01-27|title=A way with words: Painter Jumaldi Alfi presents solo exhibition in Yogyakarta|url=https://www.thejakartapost.com/life/2020/01/27/a-way-with-words-painter-jumaldi-alfi-presents-solo-exhibition-in-yogyakarta.html|website=TheJakartaPost|access-date=21 Oktober 2022}}</ref>


== Arsitektur Sarang Building ==
== Arsitektur Sarang Building ==
Baris 21: Baris 21:
==== Unit Residensi ====
==== Unit Residensi ====
Sarang Building memiliki tiga unit residensi. Masing-masing residensi terdapat kamar tidur, dapur, dan kamar mandi serta teras yang menghadap area belakang. Adanya pemandangan hijau memberi kesan keamanan dan kehangatan yang ditawarkan Sarang Building kepada para seniman dan pengunjung. <ref name=":1" />
Sarang Building memiliki tiga unit residensi. Masing-masing residensi terdapat kamar tidur, dapur, dan kamar mandi serta teras yang menghadap area belakang. Adanya pemandangan hijau memberi kesan keamanan dan kehangatan yang ditawarkan Sarang Building kepada para seniman dan pengunjung. <ref name=":1" />

== Kegiatan di Sarang Building ==
Berikut contoh kegiatan-kegiatan yang berlangsung di ''art space'' Sarang Building Yogyakarta:

==== Pameran ====

# Pameran solo oleh Jumaldi Alfi. <ref name=":3" />

==== ''Artis Talk'' ====

# BIENNALE JOGJA XII : Pertemuan Indonesia dan Dunia Arab. <ref>{{Cite web|last=Fernandez|first=Noviarizal|date=2013-11-16|title=BIENNALE JOGJA XII : Pertemuan Indonesia dan Dunia Arab|url=https://www.solopos.com/biennale-jogja-xii-pertemuan-indonesia-dan-dunia-arab-465977|access-date=21 Oktober 2022}}</ref>

==== ''Performance Art'' ====

# Festival Kebudayaan Yogyakarta 2022. <ref>{{Cite web|last=FKY 2022|first=Tim Penulis|date=2022|title=Ada FKY di ADA SaRanG|url=https://fky.id/pertunjukan/ada-fky-di-ada-sarang/1/146/829c6b9a97e95e89e84477b154d619b4|website=fky.id|access-date=21 Oktober 2022}}</ref>

==== Diskusi Kritik Seni ====

# Diskusi Nyir-Nyiran Fragmen-Fragmen 10 Tahun BIENNALE JOGJA Seri Equtor dan Sekitarnya.<ref>{{Cite journal|last=R.A.E.Harbie|first=Putri|date=2020|title=FRAGMEN-FRAGMEN 10 TAHUN BIENNALE JOGJA SERI EQUATOR DAN SEKITARNYA|url=file:///C:/Users/User/Downloads/THE_EQUATOR.pdf|journal=The Equator|volume=8|issue=2|pages=32}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 21 Oktober 2022 02.04

Sarang Building merupakan sebuah galeri seni lukis yang dibangun di atas tanah seluas 1.400 meter di Kalipakis, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Galeri seni ini dibangun dengan konsep hijau terbuka seperti oasis di tengah kota. Galeri ini dibangun oleh seorang seniman asal Sumatera Barat yaitu Jumaldi Alfi Chaniago. [1]

Berdirinya Sarang Building sebagai Art Space

Perkembangan seni rupa kontemporer di Yogyakarta didukung oleh bermunculan art world yang kondusif seperti banyak art space alternatif. Hal ini juga didukung dengan hadirnya para penulis dan kurator muda sehingga terjadi banyak kegiatan diskusi untuk mengembangkan wacana seni dan budaya kontemporer. Seni kontemporer Yogyakarta mengajak masyarakat untuk terlibat lebih akrab dengan kegiatan seni rupa.[2] Persebaran galeri seni yang berada di Yogyakarta dominan banyak dibangun di sekitar tengah kota Yogyakarta hingga menuju selatan dan barat daya Kota Yogyakarta. Galeri seni muncul di Kota Yogyakarta banyak dibangun pada dekade 1980 saat adanya eksistensi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Hal ini disadur dari dokumen Rencana Induk Kawasan Budaya Perkotaan Yogyakarta 2014-2034 tentang peta persebaran art space.[3] Dengan berkembangnya eksistensi galeri seni di Yogyakarta, maka pemerintah setempat lewat Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta membentuk Seksi Seni Rupa pada tahun 2016. Dinas Kebudayaan bersama pihak galeri seni melakuka kerja sama dalam bentuk event, residensi, serta penyediaan dana untuk art space, serta publikasi event atau kegiatan galeri seni. [4]

Alfi Chaniago merespons adanya semangat perkembangan eksistensi art space dengan mendirikan Sarang Building untuk memberikan ruang nyaman bagi para seniman sebagai ruang berkumpul dan berbagi gagasan. Pemberian nama galeri ‘Sarang’ dimaksudkan agar tempat ini dimanfaatkan menjadi tempat diskusi dan mengerami gagasan sehingga gagasan-gagasan tersebut dapat dieksekusi. Harapan pendiri tesebut terealisasi pada tahun 2012. Alfi Chaniago sebagai penggagas dibangunnya Sarang Building sangat terbuka dengan komunitas-komunitas yang membutuhkan ruang untuk mendisuksikan kesenian. [5]

Arsitektur Sarang Building

Lokasi Sarang Building berada di tengah permukiman penduduk. Karya seni yang dipamerkan dalam ruang publik menyiratkan banyak pesan tertentu yang telah dikemas secara matang berdasarkan penelitian dengan kontek tertentu baik dalam konteks budaya maupun hingga kontrks kritik global. Ruang publik di Yogyakarta dapat memberikan sebuah tawaran ruang yang lebih utuh dengan bangunan, ekologi di sekitar ruang, dan tentu masyarakatnya.[2]

Ruang Pameran

Ruang pameran Sarang Building memiliki langit-langit berkubah. Aula pameran dilengkapi dengan sistem pencahayaan untuk memberikan paparan pada karya seni selama pameran.[6]

Pendopo

Terdapat pendopo dengan gaya joglo sebagai atapnya. Hal ini menunjukkan bahwa referensi arsitektur masa lalu berdampingan dengan masa kini. [3] Area pendopo menjadi ruang favorit bagi para seniman atau pengunjung untuk tempat nongkrong dan diskusi. Area ini juga dapat dimanfaatkan untuk sekadar bersantai. [7]

Unit Residensi

Sarang Building memiliki tiga unit residensi. Masing-masing residensi terdapat kamar tidur, dapur, dan kamar mandi serta teras yang menghadap area belakang. Adanya pemandangan hijau memberi kesan keamanan dan kehangatan yang ditawarkan Sarang Building kepada para seniman dan pengunjung. [6]

Kegiatan di Sarang Building

Berikut contoh kegiatan-kegiatan yang berlangsung di art space Sarang Building Yogyakarta:

Pameran

  1. Pameran solo oleh Jumaldi Alfi. [5]

Artis Talk

  1. BIENNALE JOGJA XII : Pertemuan Indonesia dan Dunia Arab. [8]

Performance Art

  1. Festival Kebudayaan Yogyakarta 2022. [9]

Diskusi Kritik Seni

  1. Diskusi Nyir-Nyiran Fragmen-Fragmen 10 Tahun BIENNALE JOGJA Seri Equtor dan Sekitarnya.[10]

Referensi

  1. ^ Tauvani, Erik (2020-02-23). "Sarang Building dan Peluang Seni-Budaya di Muhammadiyah". IBTimes.ID. Diakses tanggal 2022-10-20. 
  2. ^ a b H.B.Raditya, Michael (2016). Mata Jendela (PDF). Yogyakarta: Taman Budaya Yogyakarta. hlm. 13. ISSN 0126-1401. 
  3. ^ a b Guspita Sari, Marchelia (2020). "IDENTIFIKASI PENDEKATAN WHITE CUBE DAN REGIONALISME KRITIS PADA ARSITEKTUR GALERI SENI DI YOGYAKARTA". Langkau Betang Jurnal Arsitektur. Volume 7 (No. 2, Tahun 2020 (E-ISSN2550-1194)): 164. 
  4. ^ Suminar, Lintang (20170926). "GALERI SENI SEBAGAI RUANG PUBLIK DAN PENDUKUNG IDENTITAS KOTA YOGYAKARTA". Diakses tanggal 21 Oktober 2022. 
  5. ^ a b Stefanus, Ajie (2020-01-27). "A way with words: Painter Jumaldi Alfi presents solo exhibition in Yogyakarta". TheJakartaPost. Diakses tanggal 21 Oktober 2022. 
  6. ^ a b Luthfiyanto, Anis (2019-01-01). "SALATIGA CONTEMPORAR ART SPACE DENGAN PENDEKATAN TEORI URBAN KONTEMPORER LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR" (PDF). Diakses tanggal 21 Oktober 2019. 
  7. ^ Hahijary, Barbara (2018-12-02). "SaRanG Building: A Nest for Artists". Diakses tanggal 21 Oktober 2022. 
  8. ^ Fernandez, Noviarizal (2013-11-16). "BIENNALE JOGJA XII : Pertemuan Indonesia dan Dunia Arab". Diakses tanggal 21 Oktober 2022. 
  9. ^ FKY 2022, Tim Penulis (2022). "Ada FKY di ADA SaRanG". fky.id. Diakses tanggal 21 Oktober 2022. 
  10. ^ R.A.E.Harbie, Putri (2020). [file:///C:/Users/User/Downloads/THE_EQUATOR.pdf "FRAGMEN-FRAGMEN 10 TAHUN BIENNALE JOGJA SERI EQUATOR DAN SEKITARNYA"] Periksa nilai |url= (bantuan) (PDF). The Equator. 8 (2): 32.