Kota Padangsidimpuan: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 80: | Baris 80: | ||
=== Suku bangsa === |
=== Suku bangsa === |
||
{| class="wikitable" style="float: right; margin: .5em 0 .5em 1em;" |
|||
⚫ | |||
|+'''Komposisi etnis Kota Padang Sidempuan pado taun 2010''' |
|||
!Etnis |
|||
!Jumlah (%) |
|||
|- |
|||
|[[Suku Angkola|Angkola]] |
|||
| align="right" |44,8 |
|||
|- |
|||
|[[Suku Mandailing|Mandailing]] |
|||
| align="right" |20,1 |
|||
|- |
|||
|[[Suku Batak Toba|Batak Toba]] |
|||
| align="right" |14,5 |
|||
|- |
|||
|[[Suku Jawa|Jawa]] |
|||
| align="right" |11,3 |
|||
|- |
|||
|[[Suku Minangkabau|Minangkabau]] |
|||
| align="right" |4,2 |
|||
|- |
|||
|[[Suku Nias|Nias]] |
|||
| align="right" |2,5 |
|||
|- |
|||
|Lain-lain |
|||
| align="right" |2,6 |
|||
|- |
|||
| colspan="2" |<small>Sumber: Sensus Penduduk Tahun 2010</small> |
|||
⚫ | |} Kehadiran orang-orang Jawa di Padangsidimpuan diperkirakan sejak tahun 1970-an disaat pembangunan [[Jalan Raya Lintas Sumatra]]. Sedangkan orang-orang Minang, sudah merantau ke Padangsidimpuan sejak masa [[Perang Paderi]]. Sebelum masa kemerdekaan, banyak ulama dan guru asal Minangkabau yang mengajar di kota ini.<ref>Hamka, Islam dan adat Minangkabau, 1984</ref> |
||
=== Agama === |
=== Agama === |
Revisi per 28 Oktober 2022 08.09
Kota Padang Sidempuan
Padangsidimpuan | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Surat Batak Angkola | ᯇᯑ^ ᯚᯪᯑᯔᯩ᯲ᯇᯮᯀᯉ᯲ |
Julukan: Kota Salak | |
Motto: Salumpat saindege (Batak Angkola) Selangkah seirama, seiya sekata | |
Koordinat: 1°22′00″N 99°16′00″E / 1.3667°N 99.2667°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatra Utara |
Tanggal berdiri | 21 Juni 2001[1] |
Dasar hukum | UU Nomor 4 Tahun 2001[1] |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Irsan Efendi Nasution SH |
• Wakil Bupati | Ir. H. Arwin Siregar M.M. |
Luas | |
• Total | 159,28 km2 (61,50 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 225.105 |
• Kepadatan | 1.963/km2 (5,080/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 90,48% Kristen 9,14% - Protestan 8,47% - Katolik 0,67% Buddha 0,38%[3] |
• Bahasa | Bahasa Indonesia (resmi), Batak Angkola (dominan), Batak Toba |
• IPM | 75,48 (2021) tinggi[4] |
Zona waktu | [[UTC]] (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 634 |
Pelat kendaraan | BB xxxx F*/H* |
Kode Kemendagri | 12.77 |
DAU | Rp 527.226.559.000,- |
Situs web | www |
Padang Sidempuan (surat Batak: ᯇᯑ^ ᯚᯪᯑᯔᯩ᯲ᯇᯮᯀᯉ᯲), terkadang ditulis sebagai Padangsidimpuan, adalah sebuah kota di provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Padang Sidempuan merupakan kota terbesar di wilayah Tapanuli, dan seluruh wilayahnya dikelilingi Kabupaten Tapanuli Selatan. Kota ini dikenal dengan julukan Kota Salak karena kota dikelilingi oleh perbukitan dan gunung, yang menjadi kawasan perkebunan buah Salak. Salah satu gunung utama ialah Gunung Lubukraya. Buah Salak tersebut kemudian dikirim dan dijual di Kota Padang Sidempuan.[5]
Sejarah
Nama kota ini berasal dari "Padang na dimpu", dalam Bahasa Batak Angkola; padang artinya hamparan atau kawasan luas, na artinya yang, dan dimpu artinya tinggi, sehingga dapat diartikan "hamparan yang luas yang berada di tempat yang tinggi." Pada zaman dahulu daerah ini merupakan tempat persinggahan para pedagang dari berbagai daerah, pedagang ikan dan garam dari Sibolga–Padangsidimpuan–Panyabungan, Padang Bolak (Paluta)–Padangsidimpuan–Sibolga.[6]
Seiring perkembangan zaman, tempat persinggahan ini semakin ramai dan kemudian menjadi kota. Kota ini dibangun pertama kali sebagai benteng pada tahun 1821 oleh pasukan Paderi yang dipimpin oleh Tuanku Lelo. Benteng ini membentang dari Batang Ayumi sampai Aek Sibontar. Sisa-sisa benteng peninggalan Perang Paderi saat ini masih ditemukan, walau sudah tidak terawat dengan baik. Salah satu pengaruh pasukan Paderi ini pada kota bentukan mereka ialah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk kota ini, yaitu agama Islam.
Pada zaman penjajahan Belanda, kota Padangsidimpuan dijadikan pusat pemerintahan oleh penjajah Belanda di daerah Tapanuli. Peninggalan bangunan Belanda disana masih dapat dijumpai berupa kantor pos polisi di pusat kota. Sehingga tidak heran, kalau ingin melihat sejarah kota Padangsidimpuan, tersimpan foto-foto zaman dahulu kota Padangsidimpuan di sebuah museum di kota Leiden, Belanda.
Geografis
Secara geografis, kota Padangsidimpuan secara keseluruhan dikelilingi oleh Kabupaten Tapanuli Selatan yang dulunya merupakan kabupaten induknya. Kota ini merupakan persimpangan jalur darat menuju kota Medan, Sibolga, dan Padang (Sumatra Barat) di jalur lintas barat Sumatra.
Topografi wilayahnya yang berupa lembah yang dikelilingi oleh Bukit Barisan, sehingga kalau dilihat dari jauh, wilayah kota Padangsidimpuan tak ubahnya seperti cekungan yang meyerupai danau. Puncak tertinggi dari bukit dan gunung yang mengelilingi kota ini adalah Gunung Lubuk Raya dan Bukit (Tor) Sanggarudang yang terletak berdampingan di sebelah utara kota.
Salah satu puncak bukit yang terkenal di Padangsidimpuan yaitu Bukit (Tor) Simarsayang. Juga terdapat banyak sungai yang melintasi kota ini, antara lain sungai Batang Ayumi, Aek Sangkumpal Bonang (yang sekarang menjadi nama pusat perbelanjaan di tengah kota ini), Aek Rukkare yang bergabung dengan Aek Sibontar, dan Aek Batangbahal, serta Aek Batang Angkola yang mengalir di batas selatan/barat daya kota ini dan dimuarai oleh Aek Sibontar didekat Stadion Naposo.
Pemerintahan
Sejak pemerintahan Hindia Belanda hingga kota ini berubah menjadi Kota Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1982, kota ini terbagi atas enam (6) wek (wijk) yakni Wek I (Kampung Marancar), Wek II (Pasar Julu), Wek III (Kampung Teleng), Wek IV (Kampung Jawa dan Kantin), Wek V (Pasar Siborang dan Sitamiang), dan Wek VI (Kampung Darek).
Kemudian sejak tanggal 21 Juni 2001, berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2001, Kota Padang Sidempuan ditetapkan sebagai Daerah Otonom dan merupakan hasil penggabungan dari Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru, dan Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara yang sebelumnya masuk wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan. Pada tanggal 17 Oktober 2001, Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno meresmikan Pemerintah Kota Padangsidimpuan di Jakarta. Gubernur provinsi Sumatra Utara kemudian melantik Drs. Zulkarnain Nasution sebagai Pejabat Wali kota Padangsidimpuan pada tanggal 9 November 2001 di Padang Sidempuan.[1]
Daftar Wali Kota
No | Wali Kota | Awal menjabat | Akhir menjabat | Prd. | Ket. | Wakil Wali Kota | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Zulkarnaen Nasution | Ali Umar Tanjung | |||||||
Andar Amin Harahap | ||||||||
Sarmadan (Pejabat) |
||||||||
Irsan Efendi Nasution | ||||||||
Letnan Dalimunthe (Pejabat) |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Padangsidimpuan dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[11] | 2019–2024[12] | 2024–2029 | ||
PKB | 3 | 1 | 2 | |
Gerindra | 3 | 4 | 2 | |
PDI-P | 5 | 3 | 3 | |
Golkar | 3 | 6 | 10 | |
NasDem | 1 | 0 | 2 | |
PKS | 0 | 2 | 2 | |
Hanura | 5 | 3 | 2 | |
PAN | 3 | 4 | 2 | |
PBB | 2 | 1 | 1 | |
Demokrat | 3 | 3 | 2 | |
Perindo | (baru) 0 | 2 | ||
PPP | 1 | 2 | 0 | |
PKPI | 1 | 1 | ||
Jumlah Anggota | 30 | 30 | 30 | |
Jumlah Partai | 11 | 11 | 11 |
Kecamatan
Kota Padangsidimpuan atau Kota Padang Sidempuan terdiri dari 6 kecamatan, 37 kelurahan, dan 42 desa dengan luas wilayah mencapai 114,66 km² dan jumlah penduduk sekitar 228.429 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 1.992 jiwa/km².[13][14]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Padangsidimpuan, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
12.77.06 | Padangsidimpuan Angkola Julu | - | 8 | Desa | |
12.77.03 | Padangsidimpuan Batunadua | 2 | 13 | Desa | |
Kelurahan | |||||
12.77.04 | Padangsidimpuan Hutaimbaru | 5 | 5 | Desa | |
Kelurahan | |||||
12.77.02 | Padangsidimpuan Selatan | 12 | Kelurahan | ||
12.77.05 | Padangsidimpuan Tenggara | 2 | 16 | Desa | |
Kelurahan | |||||
12.77.01 | Padangsidimpuan Utara | 16 | Kelurahan | ||
TOTAL | 37 | 42 |
Demografi
Suku bangsa
Etnis | Jumlah (%) |
---|---|
Angkola | 44,8 |
Mandailing | 20,1 |
Batak Toba | 14,5 |
Jawa | 11,3 |
Minangkabau | 4,2 |
Nias | 2,5 |
Lain-lain | 2,6 |
Sumber: Sensus Penduduk Tahun 2010 |
Kehadiran orang-orang Jawa di Padangsidimpuan diperkirakan sejak tahun 1970-an disaat pembangunan Jalan Raya Lintas Sumatra. Sedangkan orang-orang Minang, sudah merantau ke Padangsidimpuan sejak masa Perang Paderi. Sebelum masa kemerdekaan, banyak ulama dan guru asal Minangkabau yang mengajar di kota ini.[15]
Agama
Mayoritas penduduk kota Padang sidimpuan beragama Islam, dan sebagian lagi beragama Kristen, Katolik dan Buddha. Berdasarkan Sensus 2010, penduduk yang beragama Islam berjumlah 89.95%, Kristen: 8.94%, Katolik: 0.46%, Buddha: 0.35%, dan lainnya: 0.29%.
Pendidikan
Saat ini aset pendidikan berupa sekolah di kota Padangsidimpuan tercatat TK sebanyak 13 unit negeri dan swasta. Tingkat SD, MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri) dan swasta sebanyak 91 unit. setingkat SMP, MTs negeri dan swasta 34 unit dan SMA, MA, dan SMK negeri dan swasta sebanyak 37 unit. Sedangkan Perguruan Tinggi negeri dan swasta sebanyak 10 unit. Satu-satunya perguruan tinggi negeri di kota Padangsidmpuan adalah IAIN Padangsidimpuan dan satu perguruan tinggi swasta Universitas Graha Nusantara sedang tahap proses menjadi universitas negeri. UGN berada di Simarsayang. Satu sekolah tinggi Swasta yaitu STKIP Kota Padangsidimpuan atau Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kota Padangsidimpuan. Sedangkan salah satu perguruan tinggi swasta lainnya yaitu Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) yang merupakan universitas swasta terbesar di daerah Tabagsel bahkan terbesar di daerah Sumut setelah kota Medan.
Kesehatan
Ekonomi
Penghasilan masyarakat Padangsidimpuan sebagian besar bertani. meliputi persawahan dan perkebunan. Praroduksi perkebunan yang utama adalah salak. Dahulu, kebun salak hanya terpusat di kaki Tor Sanggarudang (di antaranya, Hutakoje, Hutalambung, Sibakkua) dan pada akhir 1970-an perkebunan salak kemudian meluas ke kaki Gunung Lubukraya (seperti Lobu Layan, Sitaratoit, Pintu Langit), dan wilayah barat kota ini. Hasil perkebunan lainnya ialah karet, kopi, kelapa, kakao, cengkih, kemiri dan kulit manis.
Sarana dan Prasarana
Tepat di pusat kota, terdapat alun-alun yang disebut dengan Alaman Bolak (Halaman Luas), Plaza Anugerah yang berdampingan dengan Pasar Sangkumpal Bonang, dan Masjid Raya al-Abror. Masjid ini dibangun pada lapangan sepak bola yang bersamaan dengan pembangunan masjid ini dibangun juga sebuah stadion baru. Kota ini juga memiliki klub sepak bola yang bernama PSKPS (Persatuan Sepak bola Kota Padangsidimpuan) yang bermarkas di Stadion Naposo (sekarang bernama Stadion "M. Nurdin Nasution," sebagai penghormatan kepadanya yang ketika menjabat bupati Tapanuli Selatan dia membangun stadion ini pada 1962). Untuk pengelolaan air bersih di Kota Padangsidimpuan dikelola oleh PDAM Kota Padangsidimpuan dengan menggunakan sistem BNA, dengan sumber air bersih dari sumber air permukaan.[16]
Pariwisata
Tugu Salak
Tugu Salak adalah sebuah ikon kota dan banyak warga Padangsidimpuan yang menjadikannya sebagai taman wisata atau tempat bersantai, biasanya mulai dari sore hingga dengan larut malam.
Referensi
- ^ a b c "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 14 Februari 2022.
- ^ "Kota Padang Sidempuan Dalam Angka 2021" (pdf). www.padangsidimpuankota.bps.go.id. hlm. 8, 51, 133. Diakses tanggal 9 Maret 2021.
- ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (pdf). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 14 Februari 2022.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 2 Desember 2021.
- ^ "Tempat Wisata di Padang Sidimpuan". www.pariwisatasumut.net. Diakses tanggal 28 Oktober 2021.
- ^ "Sejarah Padang Sidempuan". diskominfo.padangsidimpuankota.go.id. Diakses tanggal 28 Oktober 2021.
- ^ Batubara, Nanda Fahriza (12 Januari 2018). Tarigan, Salomo, ed. "Tengku Erry Lantik Sarmadan Hasibuan sebagai Penjabat Wali Kota Padangsidempuan". TribunNews Medan. Diakses tanggal 24 Januari 2018.
- ^ Sugito, Irvan (12 Januari 2018). "Tengku Erry Lantik 2 Pejabat Daerah". Medan Bisnis Daily. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-24. Diakses tanggal 24 Januari 2018.
- ^ Simbolon, Rafael; Pangaribuan, Peter (2015-07-14). "Gubsu Lantik Walikota Padangsidimpuan Irsan Efendi Nasution". Target 24 Jam. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-30. Diakses tanggal 2018-09-30.
- ^ "Lantik Pj Walikota Padangsidimpuan, Pj Gubernur Hassanudin Minta Agar Bekerja Lebih Cepat". sumutprov.go.id. Diakses tanggal 2023-12-21.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Padangsidempuan 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Padangsidempuan 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Hamka, Islam dan adat Minangkabau, 1984
- ^ ciptakarya.pu.go.id Profil Kota Padang Sidempuan
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Sumatra Utara