Lompat ke isi

Hihid: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan vandalisme oleh anonim
Wagino Bot (bicara | kontrib)
 
Baris 1: Baris 1:
{{Yatim|Oktober 2022}}
'''Hihid''' (aksara Sunda ᮠᮤᮠᮤᮓ᮪) adalah [[alat]] untuk mengipasi [[nasi]] pada waktu ''diakeul'' (nasi panas yang diaduk-aduk).<ref name="sumber1">[Tim Peneliti Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Jawa Barat.2000. ''Kebudayaan Masyarakat Sunda di Kabupaten Lebak Jawa Barat''. Bandung: CV. MANFADA UTAMA kaca 114]</ref> Bentuknya [[persegi empat]], terbuat dari [[bambu]] yang [[dianyam]] dan salah satu sisi panjang diberi [[bingkai]] bilah [[bambu]] sebagai pegangan.<ref name="sumber1"/> Selain dipakai untuk mengipasi [[nasi]] yang sedang ''diakeul'', hihid juga dipakai untuk mengipasi [[bara api]] waktu [[membakar]] makanan seperti [[sate]], [[jagung]] dan sebagainya.<ref name="sumber1"/>
'''Hihid''' (aksara Sunda ᮠᮤᮠᮤᮓ᮪) adalah [[alat]] untuk mengipasi [[nasi]] pada waktu ''diakeul'' (nasi panas yang diaduk-aduk).<ref name="sumber1">[Tim Peneliti Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Jawa Barat.2000. ''Kebudayaan Masyarakat Sunda di Kabupaten Lebak Jawa Barat''. Bandung: CV. MANFADA UTAMA kaca 114]</ref> Bentuknya [[persegi empat]], terbuat dari [[bambu]] yang [[dianyam]] dan salah satu sisi panjang diberi [[bingkai]] bilah [[bambu]] sebagai pegangan.<ref name="sumber1"/> Selain dipakai untuk mengipasi [[nasi]] yang sedang ''diakeul'', hihid juga dipakai untuk mengipasi [[bara api]] waktu [[membakar]] makanan seperti [[sate]], [[jagung]] dan sebagainya.<ref name="sumber1"/>



Revisi terkini sejak 28 Oktober 2022 10.37

Hihid (aksara Sunda ᮠᮤᮠᮤᮓ᮪) adalah alat untuk mengipasi nasi pada waktu diakeul (nasi panas yang diaduk-aduk).[1] Bentuknya persegi empat, terbuat dari bambu yang dianyam dan salah satu sisi panjang diberi bingkai bilah bambu sebagai pegangan.[1] Selain dipakai untuk mengipasi nasi yang sedang diakeul, hihid juga dipakai untuk mengipasi bara api waktu membakar makanan seperti sate, jagung dan sebagainya.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c [Tim Peneliti Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Jawa Barat.2000. Kebudayaan Masyarakat Sunda di Kabupaten Lebak Jawa Barat. Bandung: CV. MANFADA UTAMA kaca 114]