Karaeng Galesong: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
Baris 5: Baris 5:


== Peperangan di laut ==
== Peperangan di laut ==
Setelah kekalahan Kesultanan Gowa dari VOC yang bersekutu dengan [[Kerajaan Bone|Kesultanan Bone]], Setelah perjanjian Bongaya, dalam dokumen [[lontara]] Karaeng Galesong berpendapat,"Yang menyerah hanya Raja Gowa, itu tidak berarti peperangan harus berakhir". Jadi Karaeng Galesong bersama rekannya [[Karaeng Bontomarannu]] masih terus berperang dilaut terutama sekitar perairan [[Pulau Jawa]] dengan membantu perlawanan [[Trunojoyo]] dan [[Sultan Ageng Tirtayasa|Sultan Ageng Tirtayasa]].
Setelah kekalahan Kesultanan Gowa dari VOC yang bersekutu dengan [[Kerajaan Bone|Kesultanan Bone]], Setelah perjanjian Bongaya, dalam dokumen [[lontara]] Karaeng Galesong berpendapat,"Yang menyerah hanya Raja Gowa, itu tidak berarti peperangan harus berakhir". Jadi Karaeng Galesong bersama rekannya [[Karaeng Bontomarannu]] masih terus berperang dilaut terutama sekitar perairan [[Pulau Jawa]] dengan membantu perlawanan [[Trunojoyo]] dan [[Sultan Ageng Tirtayasa]].


== Kematian ==
== Kematian ==

Revisi per 13 November 2022 07.09

Karaeng Galesong, yang bernama lengkap I Maninrori I Kare Tojeng Karaeng Galesong (lahir pada 29 Maret 1655 di Bontomajannang Pabbineang, Bontolebang Galesong, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan dan wafat di Ngantang, Malang, Jawa Timur 21 November 1679) adalah seorang laksamana angkatan laut Kesultanan Gowa yang terus melakukan peperangan di laut melawan VOC bahkan setelah Perjanjian Bongaya 1667 ditandatangani.

Silsilah

Dipercaya bahwa Karaeng Galesong adalah pangeran putra dari Sultan Hasanuddin itu sendiri dari permaisurinya yang ke 4.

Peperangan di laut

Setelah kekalahan Kesultanan Gowa dari VOC yang bersekutu dengan Kesultanan Bone, Setelah perjanjian Bongaya, dalam dokumen lontara Karaeng Galesong berpendapat,"Yang menyerah hanya Raja Gowa, itu tidak berarti peperangan harus berakhir". Jadi Karaeng Galesong bersama rekannya Karaeng Bontomarannu masih terus berperang dilaut terutama sekitar perairan Pulau Jawa dengan membantu perlawanan Trunojoyo dan Sultan Ageng Tirtayasa.

Kematian

Karaeng Galesong meninggal karena sakit di Ngantang Malang 21 November 1679, sebelum Trunojoyo menyerah.

Dan kuburannya terdapat di Ngantang, bahkan pernah diziarahi seorang Wakil Presiden Indonesia.

Referensi

  • Perlawanan Karaeng Galesong dan Trunajaya di Malang.

http://www.ngalam.id/read/1231/perlawanan-karaeng-galesong-dan-trunajaya-di-malang