PSISa Salatiga: Perbedaan antara revisi
Baris 54: | Baris 54: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
PSISa awalnya dibentuk dengan nama PSIA (saat itu Ambarawa) pada 1934, kemudian menjadi Persatuan Sepak Bola Semarang Selatan (PESISS) pada 1937,<ref>{{Cite web|title=Melacak Jejak Perjalanan Eksistensi Laskar Sambernyawa (6)|url=https://radarsolo.jawapos.com/sport/12/06/2020/melacak-jejak-perjalanan-eksistensi-laskar-sambernyawa-6/|website=Radar Solo|access-date=16 November 2022}}</ref> dan terakhir menjadi PSISa Salatiga (tahun pergantian nama tidak diketahui).{{efn|Tidak ada dokumentasi resmi mengenai keterangan ini. }} Klub ini menjadi ''bond'' PSSI pada 1934 bersama dengan 11 klub lain untuk melawan kesewenang-wenangan{{efn|Menurut Maladi, ada tiga masalah yang dihadapi oleh PSSI saat itu. Pertama, tidak adanya lapangan sepak bola yang representatif untuk sebuah kejuaraan PSSI yang dapat menampung banyak penonton. Kedua, banyak pemain Indonesia yang sudah masuk ke NIVB. Sebagian besar dari mereka bekerja di perusahaan, institusi/tentara, dan sekolah Belanda. Apabila mereka mengikuti pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh PSSI, ada risiko mereka akan dikeluarkan dari perusahaan dan sekolah mereka. Pada 1932, NIVB akhirnya melarang para anggotanya bermain dalam kejuaraan yang diselenggarakan oleh PSSI. Ketiga, masalah keuangan untuk biaya kantor PSSI di Yogyakarta. Dana untuk itu biasanya merupakan sumbangan dari beberapa tokoh pengurus PSSI seperti Ir. Soeratin, H. Anwar bin Noto, dan H.A. Hamid. Dana untuk kejuaraan PSSI yang pertama di Surakarta pada 1931 ditanggung oleh tuan rumah ({{harvnb|Kusuma|2018|pp=7–8}}).}} federasi sepak bola bentukan [[Hindia Belanda|Pemerintah Kolonial Hindia Belanda]] dan etnis Tionghoa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) (berganti nama menjadi [[Nederlandsch Indische Voetbal Unie|Nederlandsche Indische Voetbal Unie]] atau NIVU pada 1935) dan Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB).{{sfnp|Pamungkas|2014|p=223|ps=}}<ref name=":0" /> |
PSISa awalnya dibentuk dengan nama PSIA (saat itu Ambarawa) pada 1934, kemudian menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang Selatan (PESISS) pada 1937,<ref>{{Cite web|title=Melacak Jejak Perjalanan Eksistensi Laskar Sambernyawa (6)|url=https://radarsolo.jawapos.com/sport/12/06/2020/melacak-jejak-perjalanan-eksistensi-laskar-sambernyawa-6/|website=Radar Solo|access-date=16 November 2022}}</ref> dan terakhir menjadi PSISa Salatiga (tahun pergantian nama tidak diketahui).{{efn|Tidak ada dokumentasi resmi mengenai keterangan ini. }} Klub ini menjadi ''bond'' PSSI pada 1934 bersama dengan 11 klub lain untuk melawan kesewenang-wenangan{{efn|Menurut Maladi, ada tiga masalah yang dihadapi oleh PSSI saat itu. Pertama, tidak adanya lapangan sepak bola yang representatif untuk sebuah kejuaraan PSSI yang dapat menampung banyak penonton. Kedua, banyak pemain Indonesia yang sudah masuk ke NIVB. Sebagian besar dari mereka bekerja di perusahaan, institusi/tentara, dan sekolah Belanda. Apabila mereka mengikuti pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh PSSI, ada risiko mereka akan dikeluarkan dari perusahaan dan sekolah mereka. Pada 1932, NIVB akhirnya melarang para anggotanya bermain dalam kejuaraan yang diselenggarakan oleh PSSI. Ketiga, masalah keuangan untuk biaya kantor PSSI di Yogyakarta. Dana untuk itu biasanya merupakan sumbangan dari beberapa tokoh pengurus PSSI seperti Ir. Soeratin, H. Anwar bin Noto, dan H.A. Hamid. Dana untuk kejuaraan PSSI yang pertama di Surakarta pada 1931 ditanggung oleh tuan rumah ({{harvnb|Kusuma|2018|pp=7–8}}).}} federasi sepak bola bentukan [[Hindia Belanda|Pemerintah Kolonial Hindia Belanda]] dan etnis Tionghoa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) (berganti nama menjadi [[Nederlandsch Indische Voetbal Unie|Nederlandsche Indische Voetbal Unie]] atau NIVU pada 1935) dan Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB).{{sfnp|Pamungkas|2014|p=223|ps=}}<ref name=":0" /> |
||
Sebagai ''bond'' baru, klub ini hadir dalam Kongres PSSI yang diselenggarakan di [[Kota Surakarta|Surakarta]] pada 1934 bersama dengan [[PSIS Semarang]], VIT–Voetbalbond Indonesia Tegal (sekarang [[Persekat Tegal]]), PSIM Malang (sekarang [[Persema Malang]]), dan PSTS Tasikmalaya (sekarang [[Persitas Tasikmalaya]]), serta tujuh klub pendiri PSSI, yaitu VIJ–Voetbalbond Indonesia Jacatra (sekarang [[Persija Jakarta]]), BIVB–Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (sekarang [[Persib Bandung]]), PSM–Persatuan Sepakraga Mataram (sekarang [[PSIM Yogyakarta]]), VVB–Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (sekarang [[Persis Solo]]), MVB–Madioensche Voetbal Bond Madiun (sekarang [[PSM Madiun]]), IVBM–Indonesische Voetbal Bond Magelang (sekarang [[PPSM Magelang]]), dan SIVB–Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond Surabaya (sekarang [[Persebaya Surabaya]]).<ref name=":0">{{Cite web|title=Menggugat Tanggal Lahir Persema|url=https://malang-post.com/2020/12/24/menggugat-tanggal-lahir-persema/|website=Malang Pos|access-date=27 Mei 2022}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sejarah PSSI (Bagian 5): NIVU vs PSSI, Perseteruan Dua Federasi|url=https://sport.detik.com/sepakbola/pandit/d-2220544/sejarah-pssi-bagian-5-nivu-vs-pssi-perseteruan-dua-federasi|website=Detik Sport|access-date=24 Mei 2022}}</ref> |
Sebagai ''bond'' baru, klub ini hadir dalam Kongres PSSI yang diselenggarakan di [[Kota Surakarta|Surakarta]] pada 1934 bersama dengan [[PSIS Semarang]], VIT–Voetbalbond Indonesia Tegal (sekarang [[Persekat Tegal]]), PSIM Malang (sekarang [[Persema Malang]]), dan PSTS Tasikmalaya (sekarang [[Persitas Tasikmalaya]]), serta tujuh klub pendiri PSSI, yaitu VIJ–Voetbalbond Indonesia Jacatra (sekarang [[Persija Jakarta]]), BIVB–Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (sekarang [[Persib Bandung]]), PSM–Persatuan Sepakraga Mataram (sekarang [[PSIM Yogyakarta]]), VVB–Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (sekarang [[Persis Solo]]), MVB–Madioensche Voetbal Bond Madiun (sekarang [[PSM Madiun]]), IVBM–Indonesische Voetbal Bond Magelang (sekarang [[PPSM Magelang]]), dan SIVB–Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond Surabaya (sekarang [[Persebaya Surabaya]]).<ref name=":0">{{Cite web|title=Menggugat Tanggal Lahir Persema|url=https://malang-post.com/2020/12/24/menggugat-tanggal-lahir-persema/|website=Malang Pos|access-date=27 Mei 2022}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sejarah PSSI (Bagian 5): NIVU vs PSSI, Perseteruan Dua Federasi|url=https://sport.detik.com/sepakbola/pandit/d-2220544/sejarah-pssi-bagian-5-nivu-vs-pssi-perseteruan-dua-federasi|website=Detik Sport|access-date=24 Mei 2022}}</ref> |
Revisi per 16 November 2022 10.34
Nama lengkap | Persatuan Sepak Bola Indonesia Salatiga | ||
---|---|---|---|
Julukan | Laskar Ganesha | ||
Nama singkat | PSISa | ||
Kota/Kabupaten | Kota Salatiga | ||
Negara | Indonesia | ||
Federasi | Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia | ||
Berdiri |
| ||
Stadion | Stadion Kridanggo (Kapasitas: + 5.000) | ||
Pemilik | Askot PSSI Salatiga | ||
Ketua Umum | Yuliyanto | ||
Manajer | Hartoko Budhiono | ||
Pelatih | |||
Liga | Liga 3 Indonesia | ||
Situs web | Situs web resmi klub | ||
Kelompok suporter |
| ||
|
Persatuan Sepak Bola Indonesia Salatiga atau disingkat menjadi PSISa Salatiga adalah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah dan bermarkas di Stadion Kridanggo. Klub ini menjadi bond Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada 1934 bersama dengan 11 klub lain untuk melawan arogansi Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB). PSISa memiliki kelompok suporter bernama Sagamania dan Salatiga Fans. Saat ini, klub tersebut dikelola oleh manajemen klub dan berlaga di Liga 3 Indonesia. Sebelumnya, klub ini tidak mengikuti kompetisi sepak bola kelompok senior dalam sistem liga Indonesia sejak 2009 karena masalah internal.
Sejarah
PSISa awalnya dibentuk dengan nama PSIA (saat itu Ambarawa) pada 1934, kemudian menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang Selatan (PESISS) pada 1937,[1] dan terakhir menjadi PSISa Salatiga (tahun pergantian nama tidak diketahui).[a] Klub ini menjadi bond PSSI pada 1934 bersama dengan 11 klub lain untuk melawan kesewenang-wenangan[b] federasi sepak bola bentukan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda dan etnis Tionghoa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) (berganti nama menjadi Nederlandsche Indische Voetbal Unie atau NIVU pada 1935) dan Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB).[2][3]
Sebagai bond baru, klub ini hadir dalam Kongres PSSI yang diselenggarakan di Surakarta pada 1934 bersama dengan PSIS Semarang, VIT–Voetbalbond Indonesia Tegal (sekarang Persekat Tegal), PSIM Malang (sekarang Persema Malang), dan PSTS Tasikmalaya (sekarang Persitas Tasikmalaya), serta tujuh klub pendiri PSSI, yaitu VIJ–Voetbalbond Indonesia Jacatra (sekarang Persija Jakarta), BIVB–Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (sekarang Persib Bandung), PSM–Persatuan Sepakraga Mataram (sekarang PSIM Yogyakarta), VVB–Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (sekarang Persis Solo), MVB–Madioensche Voetbal Bond Madiun (sekarang PSM Madiun), IVBM–Indonesische Voetbal Bond Magelang (sekarang PPSM Magelang), dan SIVB–Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond Surabaya (sekarang Persebaya Surabaya).[3][4]
Stadion dan suporter
PSISa bermarkas di Stadion Kridanggo yang berada di berada di Jalan Stadion, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.[5][6][7][8][9] Tempat lain yang digunakan untuk latihan para pemain adalah Lapangan Bulu yang berada di Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo.[10] Klub tersebut memiliki kelompok suporter bernama Sagamania (mania) dan Salatiga Fans (kasual).[11][12]
Lini masa
PSISa saat ini dikelola oleh manajemen klub[13] dan berlaga di Liga 3 Indonesia pada 2021.[14] Sebelumnya, klub tersebut tidak mengikuti kompetisi sepak bola dalam sistem liga Indonesia sejak 2009 karena masalah internal.[15] Keikutsertaannya dalam Liga 3 tidak disokong dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota. Pasalnya, dana itu hanya berhak diterima oleh tim sepak bola amatir sebagai bentuk pembinaan bagi atlet daerah.[16]
PSISa terhenti di babak 10 besar Liga 3 Zona Jawa Tengah dalam kompetisi Liga 3 tahun 2021 setelah kalah 1-2 dari PSIR Rembang. Hasil tersebut membuat klub ini gagal masuk ke semifinal Liga 3 Jawa Tengah.[17]
Berikut lini masa keikutsertaan PSISa dalam kompetisi liga Indonesia yang dapat terdokumentasi.
Tahun | Keikutsertaan kompetisi |
---|---|
2014 | Tidak mengikuti kompetisi kelompok senior. |
2015 | Liga tidak diselenggarakan karena Indonesia memperoleh sanksi FIFA.[18] |
2016 | Tidak mengikuti kompetisi kelompok senior. |
2017 | Tidak mengikuti kompetisi kelompok senior.[19] |
2018 | Tidak mengikuti kompetisi kelompok senior, tetapi mengikuti Liga Soeratin U-17.[20][21] |
2019 | Tidak mengikuti kompetisi kelompok senior.[22] |
2020 | Liga dibatalkan karena pandemi Covid-19.[23][24] |
2021 | Terhenti di babak 10 besar Liga 3 Zona Jawa Tengah.[25] |
Logo
-
Terakhir digunakan dalam Liga Soeratin U-17 2018.
-
2021–sekarang.
Perangkat tim
Jabatan | Nama |
---|---|
Ketua umum | Yuliyanto |
Manajer | Hartoko Budhiono |
Pelatih kepala | Andreas Tri Widagdo |
Asisten pelatih | Aris Noviandi |
Pelatih kiper | Rudi Ardiansyah |
Medis dan fisioterapis | Bambang Sutejo |
Ervynandinata Iskha A. | |
Tim media | Dian Ade Permana |
Stefanus W. Ardi | |
Ahmat Yondi | |
Rudra A. Nursatya | |
Davin Revata | |
Tim kru | Joko Prasetyo |
Yusuf Taufik Hidayat | |
Mochammad Guntur Fajar | |
Siswadi | |
Arhat Eka Maharta | |
Santo | |
Eko Purnomo | |
Surya Adjie Pamungkas | |
Pemain
Berikut daftar pemain PSISa di Liga 3 Indonesia 2021.
Posisi | Nama | Nomor punggung | Negara |
---|---|---|---|
Kiper | Muhammad Firman Pambudi | 1 | Indonesia |
Kiper | Muhammad Lutfi Setiawan | 30 | Indonesia |
Kiper | Bima Dwi Ramadhan | 20 | Indonesia |
Bek | Wahyu Wijiastanto | 13 | Indonesia |
Bek | Muhammad Slamet Hariyanto | 5 | Indonesia |
Bek | Aditya Wisnu Harjanto | 16 | Indonesia |
Bek | Rio Anggi Saputra | 12 | Indonesia |
Bek | Rizky Aldi Nurcahya | 19 | Indonesia |
Bek | Muhammad Rafli Purwastya | 35 | Indonesia |
Bek | Fandy Aminin A. | 25 | Indonesia |
Gelandang | Yuseftyo Ladjar | 21 | Indonesia |
Gelandang | Zenifer Victor Lumbangaol | 25 | Indonesia |
Gelandang | Tri Wahyudi | 6 | Indonesia |
Gelandang | Maura Hamin N. | 4 | Indonesia |
Gelandang | Ilham Rosyid Marwan | 31 | Indonesia |
Gelandang | Rifki Desta Ramadhan | 11 | Indonesia |
Gelandang | Ragil Pramudya Santoso | 9 | Indonesia |
Gelandang | Faisal Bayu Prasetya | 7 | Indonesia |
Gelandang | Eduardus Aditya Prasetya | 18 | Indonesia |
Gelandang | Agung Ardyanto | 8 | Indonesia |
Gelandang | Henry Setyawan | 22 | Indonesia |
Penyerang | Husain | 10 | Indonesia |
Penyerang | Bremora Anzes D. | 29 | Indonesia |
Penyerang | Ragita Pangga K. | 14 | Indonesia |
Sponsor dan kostum
Sponsor
Musim | Nama sponsor |
---|---|
2020 | tidak ada kompetisi resmi |
2021 | Kinarya Beton • Total Sportswear • Tirta Dharma Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga • Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga • PD Bank Perkreditan Rakyat Kota Salatiga • Klinik Fisioterapi Griya Sehat Kota Salatiga • RJM Source of Fortune • Inoac • Iin Widodo Catering • Jegg Boy and Girl Salatiga Delivery • Waroeng Tiga Enam • Any Katering • Griya Furniture • Waroeng Lada Hitam |
2022 | Kinarya Beton • What Would Jo Do Sport • Griya Furniture • NN Trans • UD. Bolo Dewe • RJM Source of Fortune • Klinik Fisioterapi Griya Sehat Kota Salatiga • Elekgen • BG Trucking Service • Ardy Stephant • Iin Widodo Catering • Waroeng Poci Blirik |
*) Sponsor klub, bukan sponsor kompetisi | |
Sumber: Instagram PSISa Salatiga |
Kostum
Musim | Nama kostum |
---|---|
2020 | tidak ada kompetisi resmi |
2021 | Total Sportswear |
2022 | What Would Jo Do Sport |
Lihat pula
Catatan
- ^ Tidak ada dokumentasi resmi mengenai keterangan ini.
- ^ Menurut Maladi, ada tiga masalah yang dihadapi oleh PSSI saat itu. Pertama, tidak adanya lapangan sepak bola yang representatif untuk sebuah kejuaraan PSSI yang dapat menampung banyak penonton. Kedua, banyak pemain Indonesia yang sudah masuk ke NIVB. Sebagian besar dari mereka bekerja di perusahaan, institusi/tentara, dan sekolah Belanda. Apabila mereka mengikuti pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh PSSI, ada risiko mereka akan dikeluarkan dari perusahaan dan sekolah mereka. Pada 1932, NIVB akhirnya melarang para anggotanya bermain dalam kejuaraan yang diselenggarakan oleh PSSI. Ketiga, masalah keuangan untuk biaya kantor PSSI di Yogyakarta. Dana untuk itu biasanya merupakan sumbangan dari beberapa tokoh pengurus PSSI seperti Ir. Soeratin, H. Anwar bin Noto, dan H.A. Hamid. Dana untuk kejuaraan PSSI yang pertama di Surakarta pada 1931 ditanggung oleh tuan rumah (Kusuma 2018, hlm. 7–8).
Rujukan
- ^ "Melacak Jejak Perjalanan Eksistensi Laskar Sambernyawa (6)". Radar Solo. Diakses tanggal 16 November 2022.
- ^ Pamungkas (2014), hlm. 223
- ^ a b "Menggugat Tanggal Lahir Persema". Malang Pos. Diakses tanggal 27 Mei 2022.
- ^ "Sejarah PSSI (Bagian 5): NIVU vs PSSI, Perseteruan Dua Federasi". Detik Sport. Diakses tanggal 24 Mei 2022.
- ^ Endarto (2010), hlm. 17–18
- ^ "PSISa Salatiga Ditawarkan ke Investor, Ini Syarat dari Yuliyanto". Suara Merdeka. Diakses tanggal 8 Oktober 2021.
- ^ "Mantapkan Tim Jelang Liga 3, PSISa Salatiga Rencanakan Uji Coba". Suara Merdeka. Diakses tanggal 8 Oktober 2021.
- ^ "26 Pemain Ikuti Latihan Perdana PSISa Salatiga". Tribun Jateng. Diakses tanggal 8 Oktober 2021.
- ^ "Pemain PSISa Digembleng Hadapi Putaran 10 Besar Liga 3 Jateng". Harian Merapi. Diakses tanggal 25 Mei 2022.
- ^ "Seleksi Jelang Liga 3 Jawa Tengah, PSISa Salatiga Jaring 21 Pemain". Ayo Semarang. Diakses tanggal 13 Oktober 2022.
- ^ "Tuntut Bangkitkan PSISa Salatiga, Ratusan Suporter Geruduk DPRD". Suara Baru. Diakses tanggal 27 Juli 2022.
- ^ "Salatiga Fans Sambut Kepulangan Punggawa PSISa di Batas Kota". Mata Lensa. Diakses tanggal 27 Juli 2022.
- ^ "11 Tahun Vakum, Ratusan Suporter PSISa Salatiga Demo Tuntut Pemkot Perhatikan Klub". Tribun Jateng. Diakses tanggal 24 Mei 2022.
- ^ "Mati Suri 12 Tahun, Ini Target PSISa Salatiga". Gatra. Diakses tanggal 25 Mei 2022.
- ^ "PSISa Salatiga Siap Tampil di Liga 3 2020 Setelah Vakum 11 Tahun". Tribun Jateng. Diakses tanggal 25 Mei 2022.
- ^ "PSISa Salatiga Pastikan Tampil di Liga 3 Tanpa Bantuan APBD". Solopos. Diakses tanggal 25 Mei 2022.
- ^ "Kalah Atas PSIR, PSISa Gagal Melaju Semifinal". Jawa Pos Radar Semarang. Diakses tanggal 25 Mei 2022.
- ^ "Sebelum Liga 1 2020, Kompetisi Sepak Bola Indonesia Pernah Dua Kali Dihentikan". Indosport. Diakses tanggal 27 Mei 2022.
- ^ "Tanpa Pesaing, Johar Kembali Pimpin Asprov PSSI Jateng". Bola. Diakses tanggal 25 Mei 2022.
- ^ "PSISa Dihidupkan Lagi". KONI Salatiga. Diakses tanggal 27 Mei 2022.
- ^ "PSISa Daftar Liga Soeratin U-17 Jateng". KONI Salatiga. Diakses tanggal 27 Mei 2022.
- ^ "PSISa Vakum Ada HBFC". PSSI Jawa Tengah. Diakses tanggal 27 Mei 2022.
- ^ "Daftar Liga Sepak Bola di Dunia yang Terhenti Karena Virus Corona". Tempo. Diakses tanggal 27 Mei 2022.
- ^ "Ekonomi Rugi Rp 3 Triliun Dampak Kompetisi Sepak Bola Terhenti". Okezone. Diakses tanggal 27 Mei 2022.
- ^ "PSISa Gagal ke Semifinal Liga 3 Jateng Setelah Dikalahkan PSIR". Solopos. Diakses tanggal 25 Mei 2022.
Daftar pustaka
- Endarto, Yoke S. (2010). Prediksi Statistik Pesta Bola 2010. Jakarta: Grasindo. ISBN 978-979-0811-89-8.
- Kusuma, Ketut Chandra Adinata (2018). Kepelatihan Sepak Bola: Teori dan Praktik. Depok: Rajawali Press. ISBN 978-602-4253-66-0.
- Pamungkas, Bambang (2014). Bepe 20 Pride. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-602-0305-74-5.