Pao An Tui: Perbedaan antara revisi
k Memperbaiki Kesalahan Ketik |
koreksi Revolusi Nasional Indonesia berlangsung selama 4 tahun 1945-1949, bukan sampai 1950. Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 29: | Baris 29: | ||
| url = |
| url = |
||
}} |
}} |
||
'''Pao An Tui (PAT)''' ([[Bahasa Mandarin]]: 保安隊) sering di miskonsepsi sebagai "''Po An Tui''" atau "''Poh An Tui''" adalah sebuah pasukan pertahanan oleh komunitas [[Tionghoa Indonesia]] saat [[Sejarah Indonesia (1945–1949)|Revolusi Indonesia]] (1945- |
'''Pao An Tui (PAT)''' ([[Bahasa Mandarin]]: 保安隊) sering di miskonsepsi sebagai "''Po An Tui''" atau "''Poh An Tui''" adalah sebuah pasukan pertahanan oleh komunitas [[Tionghoa Indonesia]] saat [[Sejarah Indonesia (1945–1949)|Revolusi Indonesia]] (1945-1949).<ref name="Chee Kiong Tong (2010)">{{cite book|last1=Tong|first1=Chee Kiong|title=Identity and ethnic relations in Southeast Asia racializing Chineseness|date=2010|publisher=Springer|location=Dordrecht|isbn=9789048189090|url=https://books.google.co.id/books?id=8bXnUL46_X0C&dq=Pao+An+Tui&source=gbs_navlinks_s|accessdate=16 December 2016}}</ref><ref name="Donald E. Willmott (2009)">{{cite book|last1=Willmott|first1=Donald E|title=The national status of the Chinese in Indonesia 1900-1958|date=2009|publisher=Equinox Publishing|location=Jakarta|isbn=9786028397285|edition=First Equinox ed.|url=https://books.google.co.id/books?id=rKuw1yShGDYC&dq=Pao+An+Tui&source=gbs_navlinks_s|accessdate=16 December 2016}}</ref> Kelompok tersebut sering kali dituduh simpatisan pro-Belanda saat perjuangan kemerdekaan Indonesia dari kekuasaan kolonial Belanda.<ref name="Muhammad Subarkah (2016)">{{cite news|last1=Subarkah|first1=Muhammad|title=Pao An Tui, Sisi Kelam Masyarakat Cina di Indonesia|url=http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/02/28/o36za3385-pao-an-tui-sisi-kelam-masyarakat-cina-di-indonesia|accessdate=16 December 2016|work=Republika Online|publisher=Koran Republika|date=February 28, 2016}}</ref> |
||
Pasukan tersebut didirikan oleh para pemimpin komunitas setelah pecahnya kekerasan Anti-Tionghoa di Indonesia, yang dimana beberapa revolusioner nasional menuduh PAT berpihak pada Belanda.<ref name="Donald E. Willmott (2009)" /> Unit-unit dibuat di [[Medan]], [[Sumatra Utara]] pada 1946, kemudian di [[Jawa]] pada 1947, tetapi Komite Pusat Pao An Tui bermarkas besar di [[Batavia]], ibu kota kolonial Indonesia.<ref name="Chee Kiong Tong (2010)" /><ref name="Donald E. Willmott (2009)" /> Pasukan tersebut mengklaim netralitas saat revolusi, meraih dukungan untuk pendiriannya dari [[Sutan Syahrir|Sutan Sjahrir]], [[Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri]] Indonesia revolusioner pertama.<ref name="Benny G. Setiono (2003)">{{cite book|last1=Setiono|first1=Benny G.|title=Tionghoa dalam pusaran politik|date=2003|publisher=Elkasa|location=Jakarta|isbn=9799688744|url=https://books.google.co.id/books?id=0A1wAAAAMAAJ&q=inauthor:%22Benny+G.+Setiono%22&dq=inauthor:%22Benny+G.+Setiono%22&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjs68zO5ffQAhUQTY8KHVmxDKYQ6AEIIDAA|accessdate=16 December 2016}}</ref> Pao An Tui dibubarkan pada 1949 seiring berakhirnya kekerasan dan penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia.<ref name="Donald E. Willmott (2009)" /> |
Pasukan tersebut didirikan oleh para pemimpin komunitas setelah pecahnya kekerasan Anti-Tionghoa di Indonesia, yang dimana beberapa revolusioner nasional menuduh PAT berpihak pada Belanda.<ref name="Donald E. Willmott (2009)" /> Unit-unit dibuat di [[Medan]], [[Sumatra Utara]] pada 1946, kemudian di [[Jawa]] pada 1947, tetapi Komite Pusat Pao An Tui bermarkas besar di [[Batavia]], ibu kota kolonial Indonesia.<ref name="Chee Kiong Tong (2010)" /><ref name="Donald E. Willmott (2009)" /> Pasukan tersebut mengklaim netralitas saat revolusi, meraih dukungan untuk pendiriannya dari [[Sutan Syahrir|Sutan Sjahrir]], [[Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri]] Indonesia revolusioner pertama.<ref name="Benny G. Setiono (2003)">{{cite book|last1=Setiono|first1=Benny G.|title=Tionghoa dalam pusaran politik|date=2003|publisher=Elkasa|location=Jakarta|isbn=9799688744|url=https://books.google.co.id/books?id=0A1wAAAAMAAJ&q=inauthor:%22Benny+G.+Setiono%22&dq=inauthor:%22Benny+G.+Setiono%22&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjs68zO5ffQAhUQTY8KHVmxDKYQ6AEIIDAA|accessdate=16 December 2016}}</ref> Pao An Tui dibubarkan pada 1949 seiring berakhirnya kekerasan dan penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia.<ref name="Donald E. Willmott (2009)" /> |
Revisi per 23 November 2022 05.45
Pao An Tui | |
---|---|
Pemimpin | Loa Sek Hie (Ketua) Oey Kim Sen (Deputi-Ketua) Khouw Joe Tjan (Sekretaris) Cong Fai-kim (Bendahara) |
Waktu operasi | 1946-1949 |
Markas | Batavia, Hindia Belanda |
Wilayah operasi | berbagai area di Jawa, Sumatra dan Borneo (Kalimantan) |
Sekutu |
|
Pao An Tui (PAT) (Bahasa Mandarin: 保安隊) sering di miskonsepsi sebagai "Po An Tui" atau "Poh An Tui" adalah sebuah pasukan pertahanan oleh komunitas Tionghoa Indonesia saat Revolusi Indonesia (1945-1949).[2][1] Kelompok tersebut sering kali dituduh simpatisan pro-Belanda saat perjuangan kemerdekaan Indonesia dari kekuasaan kolonial Belanda.[3]
Pasukan tersebut didirikan oleh para pemimpin komunitas setelah pecahnya kekerasan Anti-Tionghoa di Indonesia, yang dimana beberapa revolusioner nasional menuduh PAT berpihak pada Belanda.[1] Unit-unit dibuat di Medan, Sumatra Utara pada 1946, kemudian di Jawa pada 1947, tetapi Komite Pusat Pao An Tui bermarkas besar di Batavia, ibu kota kolonial Indonesia.[2][1] Pasukan tersebut mengklaim netralitas saat revolusi, meraih dukungan untuk pendiriannya dari Sutan Sjahrir, Perdana Menteri Indonesia revolusioner pertama.[4] Pao An Tui dibubarkan pada 1949 seiring berakhirnya kekerasan dan penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia.[1]
Komite Sentral Pao An Tui berkantor pusat di Batavia, ibu kota kolonial Indonesia, dan terdiri dari Loa Sek Hie (Ketua), Oey Kim Sen (Wakil Ketua), Khouw Joe Tjan (Sekretaris) dan Cong Fai-kim (Bendahara) .[4] Unit-unit lain diciptakan di Medan, Sumatra Utara pada tahun 1946, kemudian di Jawa pada tahun 1947.[2][1]
Referensi
- ^ a b c d e f Willmott, Donald E (2009). The national status of the Chinese in Indonesia 1900-1958 (edisi ke-First Equinox ed.). Jakarta: Equinox Publishing. ISBN 9786028397285. Diakses tanggal 16 December 2016.
- ^ a b c Tong, Chee Kiong (2010). Identity and ethnic relations in Southeast Asia racializing Chineseness. Dordrecht: Springer. ISBN 9789048189090. Diakses tanggal 16 December 2016.
- ^ Subarkah, Muhammad (February 28, 2016). "Pao An Tui, Sisi Kelam Masyarakat Cina di Indonesia". Republika Online. Koran Republika. Diakses tanggal 16 December 2016.
- ^ a b Setiono, Benny G. (2003). Tionghoa dalam pusaran politik. Jakarta: Elkasa. ISBN 9799688744. Diakses tanggal 16 December 2016.