Lompat ke isi

Semende: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Deni Yuniardi (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Deni Yuniardi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 138: Baris 138:


== '''Kesenian Semende''' ==
== '''Kesenian Semende''' ==
Kesenian semende di antaranya yaitu:


=== Kuntau Semende ===
Seni Bela Diri:
Kuntau semende adalah seni bela diri khas semende yang dipelajari secara turun temurun dari generasi ke generasi.


=== Pisau Due (Golok Kembar) ===
# Kuntau dengan memainkan senjata khas seperti Pisau due, Lading due, tembung, cabang, dan puntung
Pisau due atau golok kembar adalah senjata khas Semende. Pisau due ini memiliki ciri hanya terdapat satu mata golok, walaupun berjumlah dua, namun serangka atau sarung golok hanya satu. Di gagang golok terdapat pelindung tangan yang terbuat dari besi, dan di atas pelindung tangan terdapat tanduk golok yang berfungsi sebagai pelindung sekaligus penangkis senjata lawan.


=== Puntung ===
Seni tari
Puntung adalah sebutan untuk kayu yang biasa digunakan untuk kayu bakar. Namun dalam seni kuntau, puntung adalah salah satu jenis senjata yang dipelajari cara penggunaannya. Senjata puntung terbuat dari kayu dan tidak terlalu panjang juga tidak terlalu pendek.


=== Tembung atau Tongkat ===
Tembung adalah sebutan untuk senjata yang terbuat dari kayu kecil namun cukup panjang atau dapat juga dikatakan senjaata berupa tongkat panjang.

=== Lading Due (Pisau Kembar) ===
Lading due adalah senjata khas Semende yang terdiri dari dua bilah pisau dengan satu sarung/serangka.

=== Cabang ===
Cabang adalah sebutan lain untuk senjata semacam trisula, namun memiliki gagang yang pendek dan terbuat dari besi yang cukup berat dan kuat.

=== Seni Tari ===
# Tari Kuadai
# Tari Kuadai
# Tari piring
# Tari piring

Revisi per 4 Desember 2022 16.00

Semende adalah nama Suku yang berasal dari daerah Sumatera Selatan. Populasi Suku Semende tersebar di wilayah Sumatera bagian selatan (Sumatera selatan, Bengkulu, dan lampung). Suku ini adalah penutur bahasa Melayu dialek e pepet yang disebut bahasa Semende. Adat istiadat Semende diambil dari Alqur'an dan hadits serta tradisi yang berkembang di masyarakat. Suku Semende berkerabat dengan suku-suku lainnya di daerah uluan, seperti Besemah, Gumay, Penjalang, Semidang, dan lainnya.

Tokoh-tokoh pendiri adat semende salah satunya adalah Syekh Nurqodim Al Baharuddin di Perdipe, Pagaralam sekitar Abadd Ke-16-Abad ke-17 M.

Sejarah Suku Semende

Semende adalah nama Kute/Wilayah pusat pemukiman yang memiliki struktur pemerintahan sekitar antara abad ke-13. Keberadaan Kute Semende diketahui berdasarkan Sumber Sejarah berupa catatan pada Kaghas berhuruf Surat Ulu (aksara Ulu) yang ditemukan di Muara Danau.

Perkembangan berikutnya, di Abad ke-16 hingga abad ke-17 M, Syekh Nurqodim bersama para pemimpin Sumbay di wilayah Uluan mendirikan Pemerintahan Demokrasi Pertama di Nusantara dengan nama Lampik Empat Merdike Due di Djagat Besemah Libagh Semende Panjang.

Pemerintahan Lampik Empat Merdike Due terdiri atas satu orang pemimpin (Mubungan Djagat), Empat Pemimpin Sumbay sebagai dewan permusyawaratan, dan Dua pemimpin Sumbay Sebagai dewan Penasihat.

Struktur Lampik Empat Merdike Due

Nama Teritory Wilayah  : Djagat Besemah Libagh Semende Panjang

Prinsip-Prinsip Kehidupan: Semende

Struktur Lampik Empat Merdike Due:

Mubungan Djagat : Tuan Sayyid Syekh Nurqodim Al Baharuddin/ Puyang Awak

Lampik Empat:

  1. Sumbay Besak
  2. Sumbay Ulu Lurah
  3. Sumbay Tanjung Ghaye
  4. Sumbay Mangku Anom

Merdike Due:

  1. Sumbay Semidang
  2. Sumbay Penjalang

Pada perkembangannya, prinsip hidup yang bernama "Semende" di atas, dipegang dan dipertahankan oleh anak cucu keturunan Syekh Nurqodim Al Baharuddin, sehingga di kemudian hari orang menyebutnya sebagai "jeme semende" (Orang semende). Seiring waktu, orang-orang yang memiliki identitas yang sama yang dijuluki "jeme semende" tersebut populasinya semakin banyak dan mendiami wilayah yang semakin luas, lalu berkembang menjadi suku sendiri yang disebut sebagai Suku Semende.

Lambang Adat Semende (Lambang Tunggu Tubang)

1. Tubang artinya penyimpanan segala rasa (baik ataupun buruk)

2. Guci artinya penyimpanan segala rahasia , berfungsi sebagai pendingin dalam rumah

3. Kujur atau tombak artinya kejujuran, nak luhus ati, amanah

4. Kapak atau kampak artinya keadilan, berlaku adil, memisahkan yang haq dan yang bathil

5. Jale atau jala artinyapenghimpunan, dimanapun anggota keluarga tunggu tubang berada dapat dikumpulkan kembali dalam rumah tunggu tubang

6. Tebat atau kolam artinya menampung segale yang diberikan baik suka maupun duka dengan tenang, dan memberikan manfaat.

Tokoh Semende dalam Sejarah

  1. Puyang Tuan Raje Ulie tinggal di Prapau
  2. Puyang Baharuddin di Muara Danau
  3. Puyang Leby (Pengulu Abd. Kohar) di Pulau Panggung
  4. Puyang Nakanadin di Muara Tenang
  5. Puyang Mas Pangeran Bonang di Muara Tenang
  6. Puyang Skin Mande (Sang Diwe) di Muara Tenang
  7. Puyang Raden Singe (asal Majapahit) di Muara Tenang
  8. Puyang Rabbushshamad di Tanjung Raya
  9. Puyang Regan Bumi di Tanjung Raya
  10. Puyang Same Wali di Tanjung Tiga
  11. Puyang Tuan Kecik (Rebiah Sakti) di Tanjung Laut
  12. Puyang Raden Walet di Aremantai
  13. Puyang Rene di Pulau Panggung dari Jepara (Tahun 1800 M)

Tokoh Perjuangan Semende Mengusir Penjajah tahun 1800-an

  1. Tuan Lebi Penghulu
  2. Puyang Raje Mangkute
  3. Depati Kiam Raje
  4. Kiaji Sayyid Umar Perdipe

Ulama Semende

  1. Syekh Nurqodim Al-Baharuddin
  2. K.H Sayyid Umar Perdipe
  3. K.H. Mukhtar (ahli Nahu dan Fiqih) di Pulau Panggung
  4. K.H. Abd Majid (alim membaca Al Quran) di Pulau Panggung
  5. K.H. Abd Karim (hafidz Al Quran) di Muara Tenang
  6. K.H. Abd Jabbar (ahli Nahu Syorof) di Remantai
  7. K.H. Hasan Yusuf (ahli Nahu syorof) di Tanjung Raye
  8. K.H. Zaini (ahli Qira’at Al Quran) di Tanjung Agung
  9. K.H. Burhan (ahli Nahu Syorof) di Pajar Bulan
  10. K.H. Marsid (ahli nahu Syorof) di Muara Tenang
  11. Dan adalagi H.M. Yasin cucu K.H. Majid keluaran Mesir (penulis Qur’an Pusaka Indonesia di Jakarta zaman Presiden R.I pertama: Ir. Soekarno).
  12. K.H Gerentam Bumi Pulau Panggung
  13. Ustad Al Haramain Pulau Panggung

Tokoh Semende Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia

Dalam mempertahankan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, pejuang-pejuang Semende yang terkenal antara lain :

  1. Kapten Idham dari Pulau Panggung
  2. Kapten H. M. Ichsan dari Tanjung Laut
  3. Letnan Muis dari Pulau Panggung
  4. Kol. TNI. (Purn) H. A. Zaidin dari Muara Tenang
  5. Letkol. TNI (Purn) H. M. Badri dari Pulau Panggung
  6. Gori dari Pulau Panggung
  7. Rudi dari Pulau Panggung
  8. Ibid H.Kohapa
  9. Yazid Kenaru dari Pajar Bulan
  10. H.M. Djamili dari Muara Tenang, yang dijuluki Gajah Miri dan ditakuti Belanda
  11. Mayor Mingsur Panji Alam dari Bayur Kisam cucu Rentul P. Alam dari Ma. Tenang
  12. Kuris dari Tanjung Raya
  13. Letnan Aziz Kontar dari Pulau Panggung
  14. Sersan Bachtiar dari Pulau Panggung
  15. Sersan Matseroh dari Muara Tenang
  16. Laskar Ibnu Hasyim dari Pulau Panggung
  17. Tentara Pelajar Drs. H. Barmawi HMS dari Muara Tenang
  18. Tentara Pelajar Drs. H. Fuad Bahyien dari Pulau Panggung
  19. Hj. Kawimah Zaidin dari Tanjung Raya.
  20. Hj. Badiyah Dahnan dari Tanjung Raya

Daerah Persebaran Suku Semende

  1. Semende Darat Ulu
  2. Semende Darat Tengah
  3. Semende Darat Laut
  4. Kinal
  5. Perdipe Pagaralam
  6. Mekakau Ilir Ogan Komering Ulu Selatan
  7. Banding Agung Ogan Komering Ulu Selatan
  8. Muara Dua Ogan Komering Ulu Selatan
  9. Pulau Beringin Ogan Komering Ulu Selatan
  10. Sindang Danau Ogan Komering Ulu Selatan
  11. Sungai Are Ogan Komering Ulu Selatan
  12. Lahat
  13. Kaur, Bengkulu
  14. Rebang, Way Kanan Lampung
  15. Way Tenong, Lampung Barat
  16. Sumber Jaya, Lampung Barat
  17. Kebun Tebu, Lampung Barat
  18. Gedung Surian, Lampung Barat
  19. Ulu Semong, Tanggamus, Lampung
  20. Talang Padang, Tanggamus, Lampung
  21. Ulu Belu, Tanggamus, Lampung
  22. Sinar Semende, Bandar Lampung
  23. Kedaton, Bandar Lampung
  24. Palas, Lampung Selatan
  25. Tanjung Raja, Lampung Utara

Kesenian Semende

Kuntau Semende

Kuntau semende adalah seni bela diri khas semende yang dipelajari secara turun temurun dari generasi ke generasi.

Pisau Due (Golok Kembar)

Pisau due atau golok kembar adalah senjata khas Semende. Pisau due ini memiliki ciri hanya terdapat satu mata golok, walaupun berjumlah dua, namun serangka atau sarung golok hanya satu. Di gagang golok terdapat pelindung tangan yang terbuat dari besi, dan di atas pelindung tangan terdapat tanduk golok yang berfungsi sebagai pelindung sekaligus penangkis senjata lawan.

Puntung

Puntung adalah sebutan untuk kayu yang biasa digunakan untuk kayu bakar. Namun dalam seni kuntau, puntung adalah salah satu jenis senjata yang dipelajari cara penggunaannya. Senjata puntung terbuat dari kayu dan tidak terlalu panjang juga tidak terlalu pendek.

Tembung atau Tongkat

Tembung adalah sebutan untuk senjata yang terbuat dari kayu kecil namun cukup panjang atau dapat juga dikatakan senjaata berupa tongkat panjang.

Lading Due (Pisau Kembar)

Lading due adalah senjata khas Semende yang terdiri dari dua bilah pisau dengan satu sarung/serangka.

Cabang

Cabang adalah sebutan lain untuk senjata semacam trisula, namun memiliki gagang yang pendek dan terbuat dari besi yang cukup berat dan kuat.

Seni Tari

  1. Tari Kuadai
  2. Tari piring
  3. Bedana Semende

Seni Musik dan Seni Suara

  1. Rejung dan gambus
  2. Rebana/ amanatak


Kecamatan Semende Darat

Semende saat ini juga menjadi nama daerah yang berada di kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia . Semende terbagi menjadi 3 kecamatan yaitu:

Semende merupakan daerah dataran tinggi dan dilalui perbukitan Bukit Barisan.


Disunting oleh: Deni Yuniardi,S.Pd.

Referensi