Lompat ke isi

Candi Ngawen: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Bungdito (bicara | kontrib)
k Menambah Informasi Tentang Candhi Ngawen
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis VisualEditor
Baris 22: Baris 22:


[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Candi Ngawen TMnr 10015991.jpg|jmpl|lurus|Candi Ngawen pada tahun 1929]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Candi Ngawen TMnr 10015991.jpg|jmpl|lurus|Candi Ngawen pada tahun 1929]]
'''Candi Ngawen''' ({{lang-jv|ꦕꦤ꧀ꦝꦶ​ꦔꦮꦺꦤ꧀|Candhi Ngawèn}}) adalah candi bercorak [[Buddha|Buddhisme]] yang berada kira-kira 5 km sebelah selatan [[candi Mendut]], tepatnya di Desa Ngawen, Kecamatan [[Muntilan, Magelang|Muntilan]], [[Kabupaten Magelang]]. Menurut perkiraan{{Siapa}}, candi ini dibangun oleh penguasa [[Kerajaan Mataram Kuno]] dari [[wangsa Sailendra]] pada abad ke-8{{Butuh rujukan}}. Menurut [[Soekmono]] keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah bangunan suci yang tersebut dalam [[prasasti Karang Tengah]] pada tahun 824 M, yaitu ''Venuvana'' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]], yang berarti "hutan bambu").
'''Candi Ngawen''' ({{lang-jv|ꦕꦤ꧀ꦝꦶ​ꦔꦮꦺꦤ꧀|Candhi Ngawèn}}) adalah candi bercorak [[Buddha|Buddhisme]] yang berada kira-kira 5 km sebelah selatan [[candi Mendut]], tepatnya di Desa Ngawen, Kecamatan [[Muntilan, Magelang|Muntilan]], [[Kabupaten Magelang]].

Bukti Candi Ngawen berlatar belakang agama Budha berupa temuan arca Dhyani Buddha Ratnasambhawa di Candi II dan arca Dhyani Buddha Amithaba di Candi IV. Berdasarkan gaya arsitektur bangunannya, situs candi di Kabupaten Magelang ini berdiri sekitar abad IX – X Masehi.

Bentuk bangunannya memiliki ciri khas yang menjadi pembeda dengan candi lainnya. Yaitu dengan adanya hiasan patung singa pada keempat sudutnya. Sepintas nyaris mirip dengan bangunan candi Hindu, karena bentuknya yang meruncing. Tetapi jika kalian amati dengan seksama, candi ini memiliki stupa dan teras (undak-undak) yang menjadi simbol dalam candi-candi Buddha.<ref>[https://turisian.com/2022/12/14/berkunjung-ke-candi-ngawen-situs-candi-buddha-di-magelang/ "Berkunjung ke Candi Ngawen, Situs Candi Buddha di Magelang"]</ref>

Menurut perkiraan{{Siapa}}, candi ini dibangun oleh penguasa [[Kerajaan Mataram Kuno]] dari [[wangsa Sailendra]] pada abad ke-8{{Butuh rujukan}}. Menurut [[Soekmono]] keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah bangunan suci yang tersebut dalam [[prasasti Karang Tengah]] pada tahun 824 M, yaitu ''Venuvana'' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]], yang berarti "hutan bambu").

Candi ini terdiri dari lima bangunan candi berukuran kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebentuk patung [[Buddha]] yang sudah tidak berkepala dengan posisi duduk Ratnasambawa tampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa [[relief]] pada sisi candi masih tampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran [[Kinnara]], [[Kinnari]], dan [[Kala makara|kala-makara]].

Penelitian Candi Ngawen salah satunya oleh peneliti asal Belanda, Van Erp yang memulainya pada tahun 1920. Ia memulai ekskavasi candi dengan mengeringkan lahan sawah tempat penemuan pertama kali candi tersebut. Sekarang, sekeliling candi ini terdapat hamparan sawah yang menawarkan keindahan tersendiri.

== Keunikan & Daya Tarik ==
Salah satu keunikan dari benda cagar budaya yang satu ini, yaitu keberadaan 4 buah arca singa di setiap sudut Candi II dan Candi IV. Kompleks candi tersebut terdiri dari 5 buah candi yang berderet sejajar dari utara ke selatan.

Bangunan Candi Ngawen ini semuanya menghadap timur. Berturut dari arah selatan Candi Ngawen I, II, III, IV dan V dengan masing-masing berdenah bujur sangkar. Candi II dan IV memiliki ukuran dan bentuk konstruksi yang sama.

Daya tarik lainnya, terletak pada seni arsitektur candi ini dari temuan arca singa yang menopang empat sisi bangunan candi yang berhasil direkonstruksi dari 5 bangunan yang ada. Gaya ukiran arca singa ini menyerupai lambang singa pada negara Singapura dan berfungsi mengaliri air hujan yang keluar lewat mulut arca.

Dari kelima candi yang terdapat di kompleks Candi Ngawen, hanya Candi II yang telah selesai pemugaran pada tahun 1927. Sehingga mempunyai komponen yang paling lengkap. Empat candi yang lain hanya tinggal Khaki. Dari semuanya, ada yang terparah yakni Candi I, hanya tinggal pondasi.


Candi ini terdiri dari lima bangunan candi berukuran kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebentuk patung [[Buddha]] yang sudah tidak berkepala dengan posisi duduk Ratnasambawa tampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa [[relief]] pada sisi candi masih tampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran [[Kinnara]], [[Kinnari]], dan [[Kala makara|kala-makara]].<ref>[https://channelnasional.com/index.php/2017/03/13/candi-ngawen-candi-abad-ke-8/"Candi Ngawen, Candi Abad ke-8"]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 15 Desember 2022 16.57

Candi Ngawen
Candi Ngawen dilihat dari sudut timur laut
Candi Ngawen di Jawa
Candi Ngawen
Location within Jawa
Informasi umum
Gaya arsitekturCandi Jawa Tengahan
KotaKecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah.
NegaraIndonesia
Candi Ngawen pada tahun 1929

Candi Ngawen (bahasa Jawa: ꦕꦤ꧀ꦝꦶ​ꦔꦮꦺꦤ꧀, translit. Candhi Ngawèn) adalah candi bercorak Buddhisme yang berada kira-kira 5 km sebelah selatan candi Mendut, tepatnya di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

Bukti Candi Ngawen berlatar belakang agama Budha berupa temuan arca Dhyani Buddha Ratnasambhawa di Candi II dan arca Dhyani Buddha Amithaba di Candi IV. Berdasarkan gaya arsitektur bangunannya, situs candi di Kabupaten Magelang ini berdiri sekitar abad IX – X Masehi.

Bentuk bangunannya memiliki ciri khas yang menjadi pembeda dengan candi lainnya. Yaitu dengan adanya hiasan patung singa pada keempat sudutnya. Sepintas nyaris mirip dengan bangunan candi Hindu, karena bentuknya yang meruncing. Tetapi jika kalian amati dengan seksama, candi ini memiliki stupa dan teras (undak-undak) yang menjadi simbol dalam candi-candi Buddha.[1]

Menurut perkiraan[siapa?], candi ini dibangun oleh penguasa Kerajaan Mataram Kuno dari wangsa Sailendra pada abad ke-8[butuh rujukan]. Menurut Soekmono keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah bangunan suci yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M, yaitu Venuvana (Sanskerta, yang berarti "hutan bambu").

Candi ini terdiri dari lima bangunan candi berukuran kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebentuk patung Buddha yang sudah tidak berkepala dengan posisi duduk Ratnasambawa tampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih tampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran Kinnara, Kinnari, dan kala-makara.

Penelitian Candi Ngawen salah satunya oleh peneliti asal Belanda, Van Erp yang memulainya pada tahun 1920. Ia memulai ekskavasi candi dengan mengeringkan lahan sawah tempat penemuan pertama kali candi tersebut. Sekarang, sekeliling candi ini terdapat hamparan sawah yang menawarkan keindahan tersendiri.

Keunikan & Daya Tarik

Salah satu keunikan dari benda cagar budaya yang satu ini, yaitu keberadaan 4 buah arca singa di setiap sudut Candi II dan Candi IV. Kompleks candi tersebut terdiri dari 5 buah candi yang berderet sejajar dari utara ke selatan.

Bangunan Candi Ngawen ini semuanya menghadap timur. Berturut dari arah selatan Candi Ngawen I, II, III, IV dan V dengan masing-masing berdenah bujur sangkar. Candi II dan IV memiliki ukuran dan bentuk konstruksi yang sama.

Daya tarik lainnya, terletak pada seni arsitektur candi ini dari temuan arca singa yang menopang empat sisi bangunan candi yang berhasil direkonstruksi dari 5 bangunan yang ada. Gaya ukiran arca singa ini menyerupai lambang singa pada negara Singapura dan berfungsi mengaliri air hujan yang keluar lewat mulut arca.

Dari kelima candi yang terdapat di kompleks Candi Ngawen, hanya Candi II yang telah selesai pemugaran pada tahun 1927. Sehingga mempunyai komponen yang paling lengkap. Empat candi yang lain hanya tinggal Khaki. Dari semuanya, ada yang terparah yakni Candi I, hanya tinggal pondasi.


Referensi