Mantat tu' mate: Perbedaan antara revisi
Busu Neneng (bicara | kontrib) ←Membuat halaman berisi 'Mantat Tu' Mate adalah ritual mengantarkan arwah orang yang meninggal yang dilakukan oleh Suku Dayak Taman penganut agama Kaharingan di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Bagi masyarakat Dayak Taman, upacara Mantat Tu' Mate bukan bermakna dukacita, melainkan pesta memperingati bahwa orang yang meninggal telah lepas dari kehidupan duniawi dan berjalan ke kehidupan lain dengan diiringi doa-doa. == Prosesi == Upacara dilakukan selama tujuh hari be...' Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Badak Jawa (bicara | kontrib) Saya menambahkan templat {{Tanpa referensi}} karena tidak adanya referensi. Silakan menyisipkan referensi Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Tanpa referensi}} |
|||
Mantat Tu' Mate adalah ritual mengantarkan arwah orang yang meninggal yang dilakukan oleh Suku Dayak Taman penganut agama [[Kaharingan]] di [[Kabupaten Kapuas Hulu]], [[Kalimantan Barat]]. Bagi masyarakat Dayak Taman, upacara Mantat Tu' Mate bukan bermakna dukacita, melainkan pesta memperingati bahwa orang yang meninggal telah lepas dari kehidupan duniawi dan berjalan ke kehidupan lain dengan diiringi doa-doa. |
Mantat Tu' Mate adalah ritual mengantarkan arwah orang yang meninggal yang dilakukan oleh Suku Dayak Taman penganut agama [[Kaharingan]] di [[Kabupaten Kapuas Hulu]], [[Kalimantan Barat]]. Bagi masyarakat Dayak Taman, upacara Mantat Tu' Mate bukan bermakna dukacita, melainkan pesta memperingati bahwa orang yang meninggal telah lepas dari kehidupan duniawi dan berjalan ke kehidupan lain dengan diiringi doa-doa. |
||
Revisi per 4 Januari 2023 06.42
Mantat Tu' Mate adalah ritual mengantarkan arwah orang yang meninggal yang dilakukan oleh Suku Dayak Taman penganut agama Kaharingan di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Bagi masyarakat Dayak Taman, upacara Mantat Tu' Mate bukan bermakna dukacita, melainkan pesta memperingati bahwa orang yang meninggal telah lepas dari kehidupan duniawi dan berjalan ke kehidupan lain dengan diiringi doa-doa.
Prosesi
Upacara dilakukan selama tujuh hari berturut-turut dengan iringan musik dan tarian sebelum jenazah dikebumikan.
Mandaria’i merupakan salah satu bagian dari upacara Mantat Tu’ Mate. Dalam prosesi Mandaria’i ini, keluarga dan para pengantar menari memutari peti jenazah dari luar masuk ke dalam rumah sebanyak tiga kali dengan diiringi tetabuhan dengan bunyi khusus. Tarian ini juga diikuti doa dan menebas kayu yang nantinya akan dibuang jauh untuk membuang sial dan membuang semua perasaan mendiang di dunia. Setelah upacara selesai, barulah jenazah tersebut akan dimakamkan.