Lompat ke isi

Rusia di sektor energi Eropa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Shinta Jasmen (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Shinta Jasmen (bicara | kontrib)
Baris 14: Baris 14:


==Dampak invasi rusia ke ukraina==
==Dampak invasi rusia ke ukraina==
Beberapa publikasi mengutarakan pendapat bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina yang saat ini sedang terjadi dapat mengganggu pasokan gas ke Eropa dan mengkhawatirkan risiko pengalihan jalur pipa gas, sehingga Uni Eropa perlu berkoordinasi untuk mengelola pasokan energi mereka. Selama bulan-bulan ke belakang, Rusia telah membatasi ekspor gas pada tingkatan volume yang semestinya ke Eropa. Mereka berencana beralih ke Tiongkok untuk menyatukan kerja sama energi dan [[ekonomi]] secara umum dengan meningkatkan ekspor [[batu bara]] menjadi 100 juta ton, di samping sebagai salah satu jalan yang diambil Rusia untuk mengatasi [[Sanksi internasional selama invasi Rusia ke Ukraina 2022|sanksi internasional akibat invasi]].<ref name=":2" />
Beberapa publikasi mengutarakan pendapat bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina yang saat ini sedang terjadi dapat mengganggu pasokan gas ke Eropa dan mengkhawatirkan risiko pengalihan jalur pipa gas, sehingga Uni Eropa perlu berkoordinasi untuk mengelola pasokan energi mereka. Selama bulan-bulan ke belakang, Rusia telah membatasi ekspor gas pada tingkatan volume yang semestinya ke Eropa. Mereka berencana beralih ke Tiongkok untuk menyatukan kerja sama energi dan [[ekonomi]] secara umum,<ref>{{Cite news|last=Bernbaum|first=Michael|last2=Mufson|first2=Steven|title=E.U. will unveil a strategy to break free from Russian gas, after decades of dependence|url=https://www.washingtonpost.com/climate-environment/2022/02/23/russia-ukraine-eu-nordstream-strategy-energy/|newspaper=Washington Post|language=en-US|issn=0190-8286|access-date=2023-01-06}}</ref> dengan meningkatkan ekspor [[batu bara]] menjadi 100 juta ton, di samping sebagai salah satu jalan yang diambil Rusia untuk mengatasi [[Sanksi internasional selama invasi Rusia ke Ukraina 2022|sanksi internasional akibat invasi]].<ref name=":2" />


==Alternatif gas Eropa==
==Alternatif gas Eropa==
Menanggapi dampak yang akan terjadi di sektor energi akibat invasi Rusa, pada Februari 2022 Komisi Eropa menerbitkan serangkaian diskusi untuk menetapkan tujuan Uni Energi Eropa yang salah satunya adalah untuk mengamankan pasokan energi Eropa dan mendiversifikasikan pasokan gas dari Rusia. Diskusi pada Februari menyimpulkan adanya penguatan jalur alternatif dan sumber pasokan gas serta menjalin hub regional untuk menghadapi potensi gangguan mendatang, termasuk di antaranya adalah; mengimpor gas dari Afrika Utara dan Timur Tengah, mengimpor [[Liquefield Natural Gas]] (LNG) dari Amerika Serikat dan [[Afrika Timur]] serta mengoptimalkan proyek Koridor Gas Selatan lewat [[Azerbaijan]], [[Kazakhstan]], dan [[Turkmenistan]]. Beberapa wilayah yang menjadi alternatif sumber minyak dan gas untuk Uni Eropa adalah [[Irak]], [[Iran]], [[Basur|Kurdistan]], [[Aljazair]], [[Libya]], [[Mesir]], [[Israel]], Azerbaijan, Turkmenistan dan Turki.<ref>{{Cite web|last=Tcherneva|first=Chi Kong Chyong, Louisa Slavkova, Vessela|date=2015-04-09|title=Europe’s alternatives to Russian gas – European Council on Foreign Relations|url=https://ecfr.eu/article/commentary_europes_alternatives_to_russian_gas311666/|website=ECFR|language=en-GB|access-date=2023-01-06}}</ref>
Menanggapi dampak yang akan terjadi di sektor energi akibat invasi Rusia, Komisi Eropa berencana untuk membuat proyek induk jangka panjang agar Eropa dapat terbebas dari ekspor gas Rusia sebelum akhir dekade dari tahun 2022.<ref>{{Cite web|last=Weise|first=Zia|last2=Wanat|first2=Zosia|date=2022-03-08|title=Commission plans to get EU off Russian gas before 2030|url=https://www.politico.eu/article/commission-plan-eu-russia-gas-2030/|website=POLITICO|language=en-US|access-date=2023-01-06}}</ref>
Pada Februari 2022 Komisi Eropa menerbitkan serangkaian diskusi untuk menetapkan tujuan Uni Energi Eropa yang salah satunya adalah untuk mengamankan pasokan energi Eropa dan mendiversifikasikan pasokan gas dari Rusia. Diskusi pada Februari tersebut menyimpulkan akan adanya penguatan jalur alternatif dan sumber pasokan gas serta menjalin hub regional untuk menghadapi potensi gangguan mendatang, termasuk di antaranya adalah; mengimpor gas dari Afrika Utara dan Timur Tengah, mengimpor [[Liquefield Natural Gas]] (LNG) dari Amerika Serikat dan [[Afrika Timur]] serta mengoptimalkan proyek Koridor Gas Selatan lewat [[Azerbaijan]], [[Kazakhstan]], dan [[Turkmenistan]]. Beberapa wilayah yang menjadi alternatif sumber minyak dan gas untuk Uni Eropa adalah [[Irak]], [[Iran]], [[Basur|Kurdistan]], [[Aljazair]], [[Libya]], [[Mesir]], [[Israel]], Azerbaijan, Turkmenistan dan Turki.<ref>{{Cite web|last=Tcherneva|first=Chi Kong Chyong, Louisa Slavkova, Vessela|date=2015-04-09|title=Europe’s alternatives to Russian gas – European Council on Foreign Relations|url=https://ecfr.eu/article/commentary_europes_alternatives_to_russian_gas311666/|website=ECFR|language=en-GB|access-date=2023-01-06}}</ref>



== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 6 Januari 2023 03.31

Rusia dalam sektor energi Eropa memiliki peranan penting dalam memasok bahan bakar bakar fosil ke negara-negara Eropa lainnya.[1] Hingga akhir tahun 2021, Uni Eropa memasok kebutuhan minyak bumi dan gas alam mereka utamanya dari Rusia.[2] Teteapi rantai pasok ini menjadi diperparah pasca invasi Rusia ke Ukraina.[3] Ketergantungan Uni Eropa pada impor gas Rusia pada tahun 2021 di antaranya, Uni Eropa mengimpor lebih dari 40% dari total konsumsi gasnya, kemudian 27% impor minyak dan 46% impor batu bara dari Rusia.[2] Setelah insiden invasi Rusia, impor dari Rusia menurun secara substansial karena pemberian sanksi dari Uni Eropa atas tindakan Rusia dan pengaruh perang terhadap perdagangan dan infrastruktur.[4]

Sejarah

Pada akhir abad ke-19 kota-kota pertama yang telah memanfaatkan kehidupan mereka dengan suplai gas adalah Moskow, St. Petesburg, Kharkov, Kiev, Odessa, Vino, Riga, Kazan dan Tver. Pemanfaatan gas tersebut juga digunakan untuk kebutuhan industri seperti, untuk pengerasan logam, peleburan kaca, dan sebagainya. Pada tahun 1917, kota penghasil minyak terbesar di Rusia, Baku, dalam setahunnya menghabiskan total 33 juta meter kubik gas alam. Pada awal 1930-an, gas alam yang dipakai untuk perekonomian Uni Soviet mencapai 10-15 juta meter kubik, kemudian meningkat pada tahun 1940-an menjadi 3.392 juta meter kubik.[5]

Untuk menyalurkan gas ke wilayah lain, Uni Soviet mulai mengoperasikan pipa gas pertama mereka pada tahun 1943 sepanjang 160 kilometer, yang membentang dari Bouguruslan higga ke Kuibyshev. Uni Soviet kemudian juga membangun pipa gas kedua mereka yang melintasi Urengoi di barat laut Siberia hingga ke Uzhhorod di Ukraina pada tahun 1982-1984. Pipa yang bertujuan untuk memasuk kebutuhan gas Eropa Barat tersebut memiliki total panjang sekitar 4.650 kilometer dengan menghabiskan anggaran pembuatannya mencapai 22 miliar dolar. Pada mulanya, salah satu tambang gas Uni Soviet terbesar yang terletak di Okrug Otonomi Yamalia sampai ke Nenetsia Siberia barat laut tersebut dipasok untuk kebutuhan Jerman Barat, Prancis dan Italia dengan volume mencapai 40 miliar meter kubik per tahun. Hal ini secara tidak langsung membuat Jerman dan Prancis memiliki ketergantungan sebanyak 30 persen impor gas dari Unisoviet dan 40 persen bagi Italia. Pipa gas ini pernah disabotase hingga terjadi ledakan pada akhir tahun 1982.[6]

Pada tahun 1989, atas dasar keputusan Kementerian Industri Gas, Uni Soviet mendirikan Perusahaan Gas Negara Gazprom. Perusahaan tersebut kemudian dirombak menjadi perusahaan saham gabungan Rusia "Gazprom" (RAO "Gazprom") pada tahun 1993 dan berganti nama menjadi perusahaan saham gabungan Terbuka "Gazprom" (OAO "Gazprom") pada tahun 1998.[5]

Perkembangan

Salah satu penghasil sumber daya bahan bakar fosil terbesar yang menjadi bagian dari sistem utama energi global adalah Rusia, yang juga merupakan kilang minyak terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Arab Saudi. Selama tiga tahun terakhir, minyak dan gas Uni Eropa bergantung pada Rusia dengan menerima pasokan hampir 40% untuk gas dan lebih dari seperempat minyaknya dari mereka. Secara global, Rusia menyumbang 12% konsumsi minyak dunia, dan sebagai produsen gas terbesar kedua setelah Amerika Serikat, Rusia menyumbang 17% konsumsi dunia. Di lingkup Eropa, lebih dari sepertiga pasokan gas benua tersebut diekspor dari Rusia. Ekspor gas lainnya yaitu 8% ke Belarusia, 5% ke Tiongkok dan Kazakhstan, dan 4% ke Jepang. Sementara dari industri minyak, Rusia mengekspor sebanyak 31% ke Tiongkok, 6% ke Korea Selatan dan Belarusia, 2% ke Jepang dan 1% ke Amerika Serikat. Menurut data statistik, Dalam seharinya, Amerika Serikat, Inggris dan Uni Eropa secara keseluruhan menghabiskan dana sebesar 700 juta dolar untuk membeli minyak dan gas dari Rusia.[7]

Rusia dan Tiongkok saat ini tengah membahas empat proyek pipa gas, termasuk diantaranya adalah proyek Power of Siberia 2 yang akan menghubungkan Rusia dengan Tiongkok melalui Mongolia, rute timur jauh dari Vladivostok Rusia ke Tiongkok, rute barat yang akan menghubungkan Siberia Rusia dengan Xinjiang Tiongkok, dan yang terakhir adalah peningkatan pasokan ke Siberia yang awalnya 38 miliar menjadi 44 miliar meter kubik.[7]

Dampak invasi rusia ke ukraina

Beberapa publikasi mengutarakan pendapat bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina yang saat ini sedang terjadi dapat mengganggu pasokan gas ke Eropa dan mengkhawatirkan risiko pengalihan jalur pipa gas, sehingga Uni Eropa perlu berkoordinasi untuk mengelola pasokan energi mereka. Selama bulan-bulan ke belakang, Rusia telah membatasi ekspor gas pada tingkatan volume yang semestinya ke Eropa. Mereka berencana beralih ke Tiongkok untuk menyatukan kerja sama energi dan ekonomi secara umum,[8] dengan meningkatkan ekspor batu bara menjadi 100 juta ton, di samping sebagai salah satu jalan yang diambil Rusia untuk mengatasi sanksi internasional akibat invasi.[7]

Alternatif gas Eropa

Menanggapi dampak yang akan terjadi di sektor energi akibat invasi Rusia, Komisi Eropa berencana untuk membuat proyek induk jangka panjang agar Eropa dapat terbebas dari ekspor gas Rusia sebelum akhir dekade dari tahun 2022.[9]

Pada Februari 2022 Komisi Eropa menerbitkan serangkaian diskusi untuk menetapkan tujuan Uni Energi Eropa yang salah satunya adalah untuk mengamankan pasokan energi Eropa dan mendiversifikasikan pasokan gas dari Rusia. Diskusi pada Februari tersebut menyimpulkan akan adanya penguatan jalur alternatif dan sumber pasokan gas serta menjalin hub regional untuk menghadapi potensi gangguan mendatang, termasuk di antaranya adalah; mengimpor gas dari Afrika Utara dan Timur Tengah, mengimpor Liquefield Natural Gas (LNG) dari Amerika Serikat dan Afrika Timur serta mengoptimalkan proyek Koridor Gas Selatan lewat Azerbaijan, Kazakhstan, dan Turkmenistan. Beberapa wilayah yang menjadi alternatif sumber minyak dan gas untuk Uni Eropa adalah Irak, Iran, Kurdistan, Aljazair, Libya, Mesir, Israel, Azerbaijan, Turkmenistan dan Turki.[10]


Referensi

  1. ^ "EU imports of energy products - recent developments". ec.europa.eu (dalam bahasa Inggris). Desember 2022. Diakses tanggal 2023-01-05. 
  2. ^ a b "In focus: Reducing the EU's dependence on imported fossil fuels". commission.europa.eu (dalam bahasa Inggris). 20-04-2022. Diakses tanggal 2023-01-05. 
  3. ^ "How Europe can cut natural gas imports from Russia significantly within a year - News". IEA (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-05. 
  4. ^ Wettegel, Julian (2015-06-22). "Germany, EU remain heavily dependent on imported fossil fuels". Clean Energy Wire (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-05. 
  5. ^ a b "History of the gas branch". Gazprom. 2007-06-13. Diakses tanggal 2023-01-05. 
  6. ^ Kupchinsky, Roman (11-05-2006). "Analysis: The Recurring Fear Of Russian Gas Dependency". RadioFreeEurope/RadioLiberty (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-05. 
  7. ^ a b c Chandrasekhar, Aruna; Dunne, Daisy; Evans, Simon; Gabbatiss, Josh; Tandon, Ayesha; Viglione, Giuliana; You, Xiaoying (2022-02-25). "Q&A: What does Russia's invasion of Ukraine mean for energy and climate change?". Carbon Brief (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-06. 
  8. ^ Bernbaum, Michael; Mufson, Steven. "E.U. will unveil a strategy to break free from Russian gas, after decades of dependence". Washington Post (dalam bahasa Inggris). ISSN 0190-8286. Diakses tanggal 2023-01-06. 
  9. ^ Weise, Zia; Wanat, Zosia (2022-03-08). "Commission plans to get EU off Russian gas before 2030". POLITICO (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-06. 
  10. ^ Tcherneva, Chi Kong Chyong, Louisa Slavkova, Vessela (2015-04-09). "Europe's alternatives to Russian gas – European Council on Foreign Relations". ECFR (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-06.